Dalam pengerjaan makalah ini, kami sadar bahwa masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar
makalah ini dapat disempurnakan dari waktu ke waktu. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreativitas adalah kemampuan anak untuk memikirkan mengenai sesuatu
dengan cara baru yang tidak biasa dan menampilkan cara pemecahan masalah yang
unik. Usia dini merupakan periode emas bagi perkembangan seorang anak. Pada
masa ini, seorang anak harus diberi stimulus tertentu sebagai persiapan untuk
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan itu, seorang anak dibantu
untuk meransang perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun aspek
sosial. Selain itu, usia dini menjadi periode kritis bagi seorang anak.
Perkembangan seorang anak selanjutnya sangat ditentukan oleh stimulasi yang
dialami anak pada usia dini. Anak akan mempunyai mental yang baik jika sejak
dini dibelakali dengan hal-hal positif dan konstruktif. Bentuk layanan yang
diberikan kepada seorang anak sangat menentukan perkembangan kehidupan
selanjutnya. Orangtua, pendidik, dan masyarakat perlu bekerjasama untuk
membentuk mental anak supaya kelak menjadi anak yang berkarakter baik. Salah
satu upaya untuk membentuk dan mengembangkan mental anak yang baik adalah
dengan mengembangkan kreativitas. Kreativitas menjadi domain yang mesti
ditumbuh-kembangkan dalam diri anak. Seorang anak mampu mengoptimalkan
nilai-nilai potensial dalam dirinya dengan mengembangkan kreativitas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapatkan ialah:
1. Apa itu pengembangan kreativitas?
2. Bagaimana mengembangkan kreativitas anak?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah:
1
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan kreativitas.
2. Untuk mengetahui pengembangan kreatuvitas pada anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ada satu definisipun yang dapat diterima secara universal. Hal ini disebabkan oleh
dua alasan. Pertama kreativitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan
multidimensional yang mengundang berbagai tafsiran yang beragam Kedua,
definisi-definisi kreativitas memberikan tekanan yang berbeda-beda, tergantung
pada dasar teori yang menjadi acuan pembuatan definisi kreativitas tersebut.
Walaupun demikian akan dipaparkan beberapa definisi kreativitas yang
dikemukakan oleh para ahli.
Banyak definisi tentang kreativitas, namun tidak ada satu definisi pun yang
dapat diterima secara universal. Untuk lebih menjelaskan pengertian kreativitas,
akan dikemukakan beberapa perumusan yang merupakan simpulan para ahli
mengenai kreativitas. Kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses
yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan
orisinal. Sebaliknya kreativitas mencakup jenis pemikiran spesifik, yang disebut
Guilford “pemikiran berbeda” (divergent thinking). Pemikiran menyimpang dari
jalan yang telah dirintis sebelumnya dan mencari variasi. Kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa
saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Banyaknya definisi tentang kreativitas merupakan salah satu masalah kritis dalam
meneliti, mengidentifikasi dan mengembangkan kreativitas. Dalam dunia
pendidikan yang terpenting kreativitas perlu dikembangkan. Sehubunga n dengan
pengembangan kreativitas, terdapat empat aspek konsep kreativitas (Rhodes, 1987)
diistilahkan sebagai “Four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product”.
Utami Munandar (1999) menguraikan definisi tentang kreativitas
berdasarkan empat P, pertama pribadi (person), bahwa setiap anak adalah pribadi
unik dan kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi individu.
Kedua proses (process), kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru atau untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur
yang sudah ada sebelumnya dalam mencari jawaban baru terhadap suatu masalah,
merupakan manifestasi dari kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas pemikiran
anak. Ketiga pendorong (press), kreativitas dapat berkembang jika ada “press” atau
4
pendorong, baik dari dalam (dorongan internal, keinginan, motivasi atau hasrat
yang kuat dari diri sendiri) untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu lingkungan
yang memupuk dan mendorong pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anak yang
kreatif dengan memberikan peluang kepada anak untuk bersibuk diri secara kreatif.
Keempat produk (product), bahwa produk -produk kreativitas yang konstruktif
pasti akan muncul, karena produk kreativitas muncul dari proses interaksi dari
keunikan individu, di satu pihak dan bahan, kejadian, orang-orang atau keadaan
hidupnya (faktor lingkungan dilainpihak).Dengan dorongan internal maupun
eksternal untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk kreatif dengan
sendirinya akan muncul. Misalnya sebagai pendidik menghargai produk kreativitas
anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain dengan memamerkan karya
anak,hal ini akan mengunggah minat anak untuk berkreasi.
C. Tujuan Pengembangan Kreativitas
Mengembangkan dan meningkatkan kreativitas pada anak usia dini sangatlah
penting. Tujuan pengembangan kreativitas pada anak usia dini sebagai basic skill,
sebagai contoh pada tahap awal perkembangan anak mampu memanipulasi gerakan
ataupun suara dan mencoba untuk meniru, berkreasi dan mengekspresikan diri
dengan gaya yang khas dan unik.
Tujuan pengembangan kreativitas adalah karena kebutuhan anak terhadap
kegiatan-kegiatan yang kreatif, hal ini didasari oleh rasa ingin tahu dan keinginan
anak dalam mempelajari sesuatu yang sangat tinggi (Rachmawati & Kurniati, 2012:
35-37). Tujuan utama dalam pengembangan kreativitas yaitu untuk menjadikan
anak pribadi yang unik, memiliki banyak gagasan, memiliki kemampuan dalam
mencipta, dapat memecahkan masalah dengan cara sendiri dan juga menjadikan
anak agar lebih tertarik lagi pada kegiatan yang kreatif sehingga dapat memenuhi
kebutuhan untuk menjadi manusia yang dapat mengaktualisasikan dirinya di
lingkungan sekitarnya.
5
D. Strategi Pengembangan Kreativitas
Anak memiliki peluang besar untuk dapat mengembangkan potensi kreativitas
yang dimilikinya sejak dini. Mengembangkan potensi kreativitas anak dapat
dilakukan dengan berbagai strategi. Berikut adalah penajabaran dari strategi yang
dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia dini
(Rachmawati & Kurniati, 2012: 52-65) yaitu:
1. Pengembangan kreativitas melalui produk (hasta karya)
Pengambangan kreativitas pada anak melalui kegiatan hasta karya memiliki
posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak hanya
kreativitas yang akan terfasilitasi untuk berkembang dengan baik, tetapi juga
kemampuan kognitif anak. Dalam kegiatan hasta karya setiap anak akan
melakukan kegiatan proyek dan menggunakan imajinasinya untuk membentuk
suatu karya atau gambar tertentu dari bahan alam seperti daun, batubatuan,
bunga, pasir dan kayu sesuai dengan imajinasinya. Dalam pembuatannya anak
dapat menggunakan berbagai bahan alam yang berbeda dan bervariasi. Setiap
anak bebas untuk mengekspresikan kreativitasnya, sehingga dari kegiatan
proyek tersebut anak akan memperoleh hasil karya yang berbeda antara satu
anak dengan anak yang lain.
2. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi
Dalam hal ini imajinasi yang dimaksud adalah kemampuan berpikir divergen
seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluasluasnya, dan multi prespektif
dalam merespon suatu stimulasi. Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan
daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari-hari.
Kegiatan proyek yang dilakukan anak akan menstimulus anak untuk
berimajinasi, juga dapat menuangkan imajinasi dan idenya kedalam bentuk
hasil karya. Sehingga imajinasi juga akan membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan berpikir fluency, flexibility, originality dan
elaboration pada anak.
3. Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi
6
Ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau dari penjelajahan individu
terhadap sesuatu. Eksplorasi dapat membarikan kesempatan bagi anak untuk
melihat, memahami, merasakan dan pada akhirnya membuat sesuatu yang
menarik perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara
mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung.
Tujuan kegiatan eksplorasi adalah belajar mengelaborasi dan menggunakan
kemampuan analisis sederhana dalam mengenal suatu objek. Anak dilatih untuk
mengamati benda dengan seksama, memperhatikan, setiap bagiannya yang
unik, serta mengenal cara hidup atau cara kerja objek tersebut.
4. Pengembangan kreativitas melalui eksperimen
Eksperimen yang dimaksud dalam hal ini bukanlah suatu proses rumit yang
harus dikuasai anak sebagai cara untuk memahami konsep tentang suatu hal
ataupun penguasaan akan tentang konsep dasar eksperimen, melainkan pada
bagaimana mereka dapat mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan
mengapa sesuatu dapat terjadi serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi
terhadap permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat
sesuatu yang bermanfaat.
5. Pengembangan kreativitas melalui proyek
Metode proyek dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengekspresikan pola berpikir, keterampilan, dan kemampuannya untuk
memaksimalkan sejumlah permasalahan yang dihadapi mereka sehingga
mereka memiliki peluang untuk terus berkreasi dan mengembangkan diri
seoptimal mungkin.
6. Pengembangan kreativitas melalui musik
Musik adalah aktivitas kreatif, seorang anak yang kreatif antara lain tampak
pada rasa ingin tahu, sikap ingin mencoba, dan daya imajinasi. Wujud sesuatu
yang kreatif disebut pula kreativitas. Pada kegiatan berkreasi, proses tindakan
kreativitas lebih penting dari pada hasilnya. Karena dalam prosesnya terdapat
imajinasi anak, rasa ingin tahu, sikap ingin tahu, sikap ingin mencoba,
7
berkembang dan dikembangkan guna melahirkan suasana khas terhadap
penyajian musik atau nyanyian.
7. Pengembangan kreativitas melalui bahasa
Anak sering berbicara tentang apa yang terjadi baik pada dirinya sendiri
maupun pada orang lain. Sikap ini dapat meningkatkan penggunaan bahasa dan
dialog dengan yang lain. Salah satu jalan bagi mereka untuk menggunakan
bahasa adalah bahasa ekspresi perasaan.
8
kreativitasnya melalui proses pembelajaran secara mandiri, sedangkan manfaat
dari pendekatan ini adalah:
a. Untuk menumbuhkan keaktifan dan sifat mandiri pada diri siswa
b. Untuk menciptakan hubungan yang interaktif antara guru dan siswa
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan anak yang dapat
mempengaruhi perkembangan kreativitasnya yaitu:
Pertama, Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama yang mempunyai peran penting dalam mendidik anak. Pola
asuh yang diterapkan orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak. Pola asuh otoriter orang tua yang mengekang kebebasan anak untuk
mengembangkan dirinya secara utuh seperti melarang anak bermain, serba
9
membatasi, dan memaksa anak untuk menuruti perintah orang tua justru akan
menjadikan anak kurang memiliki inisiatif dan tidak percaya diri sehingga dapat
menghambat kreativitasnya. Sebaliknya, jika seorang anak dibiasakan dengan pola
asuh yang demokratis dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai,
mendengarkan pendapat, dan memberikan kesempatan yang luas kepada anak
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan minatnya maka anak akan tumbuh
menjadi sosok yang kreatif, terbuka, penuh inisiatif dan percaya diri.
10
BAB lll
PENUTUP
Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12