PEMBELAJARAN
KREATIF
PRODI S1 PGSD – FIP
SKOR NILAI:
PENGUKURAN KREATIVITAS
Oleh Kelompok 4
KELAS E REGULER 2021
1. Frans Lolo Osvaldo Tumanggor (1213111027)
2. Grace Mutiara Rambe (1213111094)
3. Irma Nurmalita Nababan (1212411009)
4. Tri Wulan Dari (1213111138)
5. Vidy Vici Gultom (1212411022)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Pengukuran
Kreativitas” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu
penyelesaian tugas pada mata kuliah Pembelajaran Kreatif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Septian Prawijaya S.Pd. M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Kreatif di Universitas Negeri Medan
yang telah memberikan banyak bimbingan kepada kami selama proses pembelajaran mata
kuliah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung
proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan kita semua.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ........................................................................................................................2
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat
penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan
baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan
oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang
terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.
Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak,
bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri individu
kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani
menghadapi resiko, senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun
demikian faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang
sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut. Dunia anak-anak merupakan
pewarnaan emosional yang paling nyata. Kompetensi-kompetensi dini yang dihasilkan
anak-anak akan mendorong kreativitas mereka selanjutnya. Anak-anak merupakan objek
paling murni untuk digali kemampuannya melalui kreativitas yang tercipta. Mereka
bukanlah miniatur orang dewasa. Perlakuan khusus sebagai anak-anak sangat mereka
butuhkan. Kreativitas merupakan suatu aktivitas dan kemampuan untuk menciptakan
sesuatu atau kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi
sesuatu yang berarti dan bermanfaat.
1
kreativitas yang dimana hal ini berguna nanti pada penerapan pembelajaran di instansi atau
sekolah ia mengajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan pula masalah yang terkait,
yaitu sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari Kreativitas?
2. Apa ciri-ciri Kreativitas?
3. Apa pengertian pengukuran Kreativitas?
4. Apa tujuan pengukuran Kreativitas.
5. Apa pendekatan untuk mengukur Kreativitas?
6. Apa alat mengukur Kreativitas?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kreativitas.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Kreativitas.
3. Untuk mengetahui pengertian pengukuran Kreativitas.
4. Untuk mengetahui tujuan pengukuran Kreativitas.
5. Untuk mengetahui pendekatan untuk mengukur Kreativitas.
6. Untuk mengetahui alat mengukur Kreativitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas yang dimiliki manusia lahir bersamaan dengan lahirnya manusia itu.
Sejak lahir, manusia memperlihatkan kecenderungan mengaktualkan dirinya yang
mencakup kemampuan kreatif (memiliki kemampuan untuk mencipta). Kreativitas
merupakan aspek penting dari perkembangan manusia tidak terkecuali di dalam lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan tempat yang tepat dalam memelihara bakat
kreatif serta kemampuan peserta didik dalam berpikir secara kreatif. Tantangan yang
sebenarnya ada dalam lembaga pendidikan yang berhubungan dengan kreativitas yaitu
tingkat pengetahuan guru mengenai cara membelajarkan yang kreatif, strategi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas peserta didik, serta
konsep kreativitas itu sendiri. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern saat ini,
kreativitas sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan.
3
penciptaan sesuatu yang baru atau asli (Feldhusen, 2002). Dapat dikatakan kreativitas
adalah proses mental yang melibatkan kemunculan ide atau konsep baru, atau asosiasi baru
antara ide atau konsep yang ada. Adapun pengertian kreativitas menurut para ahli:
a. Edy dan Astuti yang dikutip oleh Haryati merumuskan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menghubungkan masalah yang satu dengan yang lainnya dan
membuat analisa yang tepat.
b. Guilford seperti dikutip oleh Nashori dan Mucharam (2002) mengungkapkan
bahwa kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen untuk menjajaki
bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama
benarnya.
c. Haryati (2003) merumuskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
menghubungkan masalah yang satu dengan yang lainnya dan membuat analisa
yang tepat
d. Secara operasional, Munandar (1992) merumuskan bahwa kreativitas adalah
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) gagasan.
B. Ciri-Ciri Kreativitas
Ciri-ciri kreativitas merupakan ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan
kemampuan berpikir kreatif atau berpikir kognitif pada kreativitas. Ciri-ciri lain yang
berkaitan dengan perkembangan afektif seseorang sama pentingnya agar bakat kreatif
4
seseorang dapat terwujud. Munandar (dalam Ika dan Zakiah 2019) menjelaskan mengenai
ciri-ciri kemampuan bersikap kreatif yang terdiri dari:
Pada rasa ingin tahu, individu kreatif akan selalu terdorong untuk mengetahui lebih
banyak pengetahuan; dan mendorong siswa untuk mencoba sesuatu yang belum dikenal.
Imajinatif dapat terlihat dari membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi
dan membuat cerita tentang tempat; atau kejadian yang belum pernah dikenal. Merasa
tertantang oleh kemajemukan. Pada ciri ini, individu kreatif harus merasa terdorong untuk
mengatasi masalah yang sulit, dan melibatkan diri dalam tugas yang sulit. Sikap berani
mengambil resiko. Pada ciri ini individu kreatif harus berani mencoba hal-hal baru. Sifat
menghargai. Pada sikap ini, individu kreatif harus dapat menghargai orang lain serta
menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang,
Hal-hal di atas merupakan perwujudan dai ciri-ciri kreativitas. Agar bakat kreatif
siswa dapat terwujud tidak hanys dibutuhkan keterampilan berpikir kreatif, tetapi juga ciri-
ciri afektif. Oleh karena itu, pendidikan (baik di sekolah maupun di rumah) hendaknya
tidak hanya memperhatikan pengembangan keterampilan berpikir semata-mata, tetapi
pembentukan sikap, perasaan dan ciri-ciri kepribadian yang mencerminkan kreativitas
yang perlu juga dipupuk sehingga seseorang dapat dikatakan sebagai individu 12
Kreativitas dalam Konteks Pembelajaran kreatif apabila memenuhí kemampuan berpikir
kreatif dan bersikap kreatif.
5
tes, kalau langsung ataupun tidak itu dilakukan dengan kita melakukan suatu wawancara
ataupun dilihat dari kelakuan-kelakuan yang sering dilakukan olehnya, dan kalau tes atau
non tes dilakukan dengan beberapa metode pengetesan yang sudah disusun secara
sistematis sesuai indokator-indikator yang terkait.
1. Pengayaan
Tujuan utama tes kreatif adalah untuk mengidentifikasi bakat kreatif anak.
2. Remediasi
Alasan lain untuk melakukan pengukuran adalah untuk menemukenali mereka yang
kemampuan kreatifnya sangat rendah. Meskipun demikian, program remedial dalam
kreativitas masih sangat langka.
3. Bimbingan Kejuruan
Penggunaan tes kreativitas untuk membantu siswa memilih jurusan pendidikan dan
karier pada tahap awal. Selain itu, informasi mengenai kemampuan ini berguna dalam
menyarankan siswa mengikuti pendidikan dan kejuruan yang menuntut kemampuan
kreatif
4. Evaluasi Pendidikan
6
a. Identifikasi Anak Berbakat Kreatif
Dalam seleksi siswa kreatif untuk mendapat tingkat kepercayaan yang tinggi,
sebaiknya menggunakan dua sumber untuk mengukur kreativitas. Misalnya dengan
tes kreativitas, selain penilaian guru mengenai tingkat kreativitas anak.
b. Penelitian
c. Konseling
Tes kreativitas dapat juga digunakan untuk bimbingan dan konseling siswa.
Konselor atau psikolog sekolah di SD atau sekolah menengah memerlukan
informasi mengenai seorang siswa yang dikirim karena problem sikap atau masalah
lain.
1. Analisis Obyektif
7
statistik, Dan tidak mudah melukiskan kriteria suatu produk berdasarkan rincian yang
benar-benar Bebas dari subyektivitas.
2. Pertimbangan Subyektif
3. Inventori Kepribadian
4. Inventori Biografis
8
5. Tes Kreativitas
TCT-DP merupakan alat ukur kreativitas dalam bentuk gambar. Tes ini
dikonstruksi oleh Jellen dan Urban (1985). TCT-DP disusun berdasarkan teori tentang sifat
berpikir dan prosedur penyekoran berdasarkan teori dan tidak semata-mata berdasarkan
perhitungan statis. Pada alat tes ini, diminta untuk menyelesaikan gambar yang tidak
lengkap, rangsangan-rangsangan figural. Penilaiannya berdasarkan Sembilan dimensi
yaitu: melengkapi, melanjutkan, unsur baru, hubungan yang dibuat dengan garis, hubungan
yang berkaitan dengan tema, melintasi batas, perspektif dan humor.
a. Verbal
1) Permulaan kata
9
Subtes ini mengukur kelancaran kata. Pada subtes ini, subyek diharapkan mampu
memikirkan sebanyak mungkin kata yang mulai dengan susunan tertentu sebagai
rangsangan. Contoh, subyek akan diberi rangsangan dua huruf yaitu huruf s dan a
dari huruf-huruf ini subyek diminta untuk membuat kata. Waktu yang pengerjaan
yang diberikan pada subtes ini adalah 2 menit setiap rangsangan.
2) Menyusun kata.
Subtes ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan gagasan. Pada subtes ini
subyek diharapkan mampu menyusun kalimat dengan menggunakan tiga huruf
yang diberikan sebagai rangsangan. Urutan dalam pengunaan ketiga huruf tersebut
boleh berbeda-beda.
Subtes ini mengukur kelancaran dalam memberikan gagasan. Pada subtes ini
subyek diharapkan mampu menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya
memiliki dua sifat yang ditentukan. Misalnya, subyek diberi kata ”merah dan cair”
sebagai rangsangan. Dari kata-kata tersebut, subyek diminta untuk menyebutkan
benda apa yang bersifat merah dan cair. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan
subtes ini adal 2 menit setiap rangsangan.
5) Macam-macam pengunaan.
Subtes ini mengukur kelenturan dalam berpikir. Pada subes ini subyek memikirkan
sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim dari benda-benda sehari-hari.
Misalnya, subyek diberi kata koran, dari kata ini subyek diminta untuk
menyebutkan kegunaan koran. Waktu yang diberikan dalam pengerjaan subtes ini
adalah 2 menit setiap rangsangan.
10
6) Apa akibatnya.
Bagian figural (non verbal) meliputi berpikir kreatif dengan menggunakan gambar
(Croopley, 2000).
TKF merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance. Tes Kreativitas Figural
(TKF), responden diminta membuat gambar dari lingkaran-lingkaran yang telah
disediakan dalam waktu yang singkat (hanya memerlukan 10 menit untuk menyelesaikan
tes). Tes dapat diberikan secara kelompok. Tes Kreativitas Figural mengukur aspek
fluency, flexibility, elaborasi, originality. Misalnya subyek diberi pertanyaan ”apa
akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung”? Dari pertanyaan tersebut subyek
bisa memberikan jawaban sebanyak mungkin. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan
subtes ini adalah 4 menit setiap pertanyaan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreativitas merupakan aspek penting dari perkembangan manusia tidak terkecuali
di dalam lembaga pendidikan. Pengertian dari Kreativitas itu sendiri adalah kesanggupan
seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang tidak hanya memiliki daya cipta untuk
membuat suatu kreasi baru, tetapi juga mampu memberikan berbagai gagasan (ide
pemecahan masalah) dalam menghadapi suatu persoalan atau masalah. Kreativitas yang
ada merupakan gabungan dari kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan bersikap
kreatif. Adapun ciri-ciri kemampuan bersikap kreatif yang terdiri dari rasa ingin tahu;
imajinatif; merasa tertantang oleh kemajemukan; sifat berani mengambil resiko; dan sifat
menghargai. Pengukuran dalam kreativitas merupakan cara bagaimana melihat atau
meninjau seberapa kretivitas manusia terhadapa sesuatu. Kreativitas dapat diukur secara
langsung dan tidak langsung, selain itu kreativitas juga dapat diukur dengan menggunakan
metode tes dan non tes, kalau langsung ataupun tidak itu dilakukan dengan kita melakukan
suatu wawancara ataupun dilihat dari kelakuan-kelakuan yang sering dilakukan olehnya,
dan kalau tes atau non tes dilakukan dengan beberapa metode pengetesan yang sudah
disusun secara sistematis sesuai indokator-indikator yang terkait. Tujuan utama tes
kreatif adalah untuk mengidentifikasi bakat kreatif anak.
Pada alat tes ini, diminta untuk menyelesaikan gambar yang tidak lengkap,
rangsangan-rangsangan figural. Penilaiannya berdasarkan Sembilan dimensi yaitu:
melengkapi, melanjutkan, unsur baru, hubungan yang dibuat dengan garis, hubungan yang
berkaitan dengan tema, melintasi batas, perspektif dan humor.
12
3. Tes Kreativitas Figural (TKF)
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dalam memahami apa itu
kreativitas, ciri-ciri hingga alat pengukurannya, terlebih bagi calon guru untuk menambah
pemahaman maupun wawasan dalam menerapkan pengukuran kreativitas peserta didik
nantinya disaat ia mengajar di instansi pendidikan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Appulembang, Yeni Anna dan P. Tommy Y.S. Suyasa (2014). Pengembangan Alat Ukur
Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur. Provitae Jurnal Psikologi
Pendidikan, Vol. 6, No. 1, 1-18. Jakarta: Universitas Tarumanagara.
Lestari, Ika dan Linda Zakiah. 2019. Kreativitas dalam Konteks Pembelajaran . Bogor:
ERZATAMA KARYA ABADI.
Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto Press.
Yuswatiningsih, Endang, dan Hindyah Ike Suhariati. 2017. Peningkatan Kreativitas Verbal
Pada Anak Usia Sekolah. Mojokerto: STIKes Majapahit Mojokerto
14