Anda di halaman 1dari 17

TUGAS RUTIN MK.

PEMBELAJARAN
KREATIF
PRODI S1 PGSD – FIP

SKOR NILAI:

PENGUKURAN KREATIVITAS

Oleh Kelompok 4
KELAS E REGULER 2021
1. Frans Lolo Osvaldo Tumanggor (1213111027)
2. Grace Mutiara Rambe (1213111094)
3. Irma Nurmalita Nababan (1212411009)
4. Tri Wulan Dari (1213111138)
5. Vidy Vici Gultom (1212411022)

DOSEN PENGAMPUH : SEPTIAN PRAWIJAYA S.Pd., M.Pd.

MATA KULIAH : PEMBELAJARAN KREATIF

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Pengukuran
Kreativitas” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu
penyelesaian tugas pada mata kuliah Pembelajaran Kreatif.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Septian Prawijaya S.Pd. M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Kreatif di Universitas Negeri Medan
yang telah memberikan banyak bimbingan kepada kami selama proses pembelajaran mata
kuliah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung
proses penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan kita semua.

Medan, 10 September 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... I

DAFTAR ISI .................................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................2

C. Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3

A. Pengertian Kreativitas ................................................................................................3

B. Ciri-Ciri Kreativitas ....................................................................................................4

C. Pengertian Pengukuran Kreativitas .............................................................................5

D. Tujuan Mengukur Kreativitas .....................................................................................6

E. Pendekatan Untuk Mengukur Kreativitas ....................................................................7

F. Alat Alat Pengukur Kreativitas ...................................................................................9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 12

B. Saran ........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat
penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan
baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan
oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang
terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.
Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak,
bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri individu
kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani
menghadapi resiko, senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun
demikian faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang
sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut. Dunia anak-anak merupakan
pewarnaan emosional yang paling nyata. Kompetensi-kompetensi dini yang dihasilkan
anak-anak akan mendorong kreativitas mereka selanjutnya. Anak-anak merupakan objek
paling murni untuk digali kemampuannya melalui kreativitas yang tercipta. Mereka
bukanlah miniatur orang dewasa. Perlakuan khusus sebagai anak-anak sangat mereka
butuhkan. Kreativitas merupakan suatu aktivitas dan kemampuan untuk menciptakan
sesuatu atau kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi
sesuatu yang berarti dan bermanfaat.

Pemahaman seorang guru terlebih seorang calon guru dalam menganalisa


kreativitas siswanya sangat diperlukan terlebih dalam pengajaran zaman sekarang ini,
sehingga dari itu seorang calon guru harus dapat memahami apa itu kreativitas, bagaimana
ciri-cirinya hingga bagaimana mengukur kreativitas seseorang. Dimana hal ini akan
memberi manfaat positif disekolah ia mengajar nanti, salah satunya ia dapat menggali diri
peserta didiknya bagaimana kreativitas yang peserta didik tersebut miliki. Oleh karena itu
kami tertarik membuat makalah pengukuran kreativitas ini karena pengukuran kreativitas
merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat kreativitas seseorang. Selain itu,
untuk memberi wawasan bagi pembaca terlebih calon guru dalam memahami pengukuran

1
kreativitas yang dimana hal ini berguna nanti pada penerapan pembelajaran di instansi atau
sekolah ia mengajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan pula masalah yang terkait,
yaitu sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari Kreativitas?
2. Apa ciri-ciri Kreativitas?
3. Apa pengertian pengukuran Kreativitas?
4. Apa tujuan pengukuran Kreativitas.
5. Apa pendekatan untuk mengukur Kreativitas?
6. Apa alat mengukur Kreativitas?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kreativitas.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Kreativitas.
3. Untuk mengetahui pengertian pengukuran Kreativitas.
4. Untuk mengetahui tujuan pengukuran Kreativitas.
5. Untuk mengetahui pendekatan untuk mengukur Kreativitas.
6. Untuk mengetahui alat mengukur Kreativitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas yang dimiliki manusia lahir bersamaan dengan lahirnya manusia itu.
Sejak lahir, manusia memperlihatkan kecenderungan mengaktualkan dirinya yang
mencakup kemampuan kreatif (memiliki kemampuan untuk mencipta). Kreativitas
merupakan aspek penting dari perkembangan manusia tidak terkecuali di dalam lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan tempat yang tepat dalam memelihara bakat
kreatif serta kemampuan peserta didik dalam berpikir secara kreatif. Tantangan yang
sebenarnya ada dalam lembaga pendidikan yang berhubungan dengan kreativitas yaitu
tingkat pengetahuan guru mengenai cara membelajarkan yang kreatif, strategi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas peserta didik, serta
konsep kreativitas itu sendiri. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern saat ini,
kreativitas sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan.

Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup. Dari segi kognitifnya, kreativitas


merupakan kemampuan berpikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
perincian sedangkan dari segi afektifnya, kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat,
rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah
putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman
baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dan sebagainya. Karya-karya kreatif ditandai
dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan.
Kreativitas banyak didefinisikan oleh para ahli dengan cara yang berbeda dan dalam
disiplin ilmu yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, kreativitas, dikenal dengan sebutan
“inovasi”; dalam bisnis dikenal dengan istilah “kewirausahaan”; dalam matematika dikenal
dengan sebutan “pemecahan masalah”; serta dalam dunia musik dikenal dengan “kinerja
atau komposisi” (Gomez, 2007 dalam). Tetapi, banyak juga yang mengartikan kreativitas
sebagai penemuan. Kreativitas saat ini tidak hanya mengenai penemuan saja, tetapi telah
mencakup tindakan dan pikiran. Kreativitas (atau pemikiran kreatif; atau kreativitas)
berkaitan dengan campuran yang kompleks antara kondisi motivasi, faktor kepribadian,
kondisi lingkungan, faktor kebetulan, dan bahkan produk; semua berkontribusi terhadap
ide-ide baru dan orisinal. Ini adalah aktivitas kognitif kompleks yang melibatkan

3
penciptaan sesuatu yang baru atau asli (Feldhusen, 2002). Dapat dikatakan kreativitas
adalah proses mental yang melibatkan kemunculan ide atau konsep baru, atau asosiasi baru
antara ide atau konsep yang ada. Adapun pengertian kreativitas menurut para ahli:

a. Edy dan Astuti yang dikutip oleh Haryati merumuskan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menghubungkan masalah yang satu dengan yang lainnya dan
membuat analisa yang tepat.
b. Guilford seperti dikutip oleh Nashori dan Mucharam (2002) mengungkapkan
bahwa kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen untuk menjajaki
bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama
benarnya.
c. Haryati (2003) merumuskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
menghubungkan masalah yang satu dengan yang lainnya dan membuat analisa
yang tepat
d. Secara operasional, Munandar (1992) merumuskan bahwa kreativitas adalah
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) gagasan.

Pada dasarnya, setiap individu memiliki kreativitas sehingga perlu ditingkatkan


dengan cara memberikan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan yang dapat
meningkatkan kreativitas. Berpikir kreatif merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam Taksonomi Bloom yang merujuk pada Anderson dan Krathwohl sehingga
kreativitas dapat diajarkan dimulai dari peserta didik sekolah dasar (Dettmer, 2005).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat didefinisikan bahwa kreativitas
adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang tidak hanya memiliki
daya cipta untuk membuat suatu kreasi baru, tetapi juga mampu memberikan berbagai
gagasan (ide pemecahan masalah) dalam menghadapi suatu persoalan atau masalah.
Kreativitas yang ada merupakan gabungan dari kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan bersikap kreatif.

B. Ciri-Ciri Kreativitas
Ciri-ciri kreativitas merupakan ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan
kemampuan berpikir kreatif atau berpikir kognitif pada kreativitas. Ciri-ciri lain yang
berkaitan dengan perkembangan afektif seseorang sama pentingnya agar bakat kreatif
4
seseorang dapat terwujud. Munandar (dalam Ika dan Zakiah 2019) menjelaskan mengenai
ciri-ciri kemampuan bersikap kreatif yang terdiri dari:

1. rasa ingin tahu, imajinatif,


2. merasa tertantang oleh kemajemukan,
3. sifat berani mengambil resiko,
4. dan sifat menghargai.

Pada rasa ingin tahu, individu kreatif akan selalu terdorong untuk mengetahui lebih
banyak pengetahuan; dan mendorong siswa untuk mencoba sesuatu yang belum dikenal.
Imajinatif dapat terlihat dari membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi
dan membuat cerita tentang tempat; atau kejadian yang belum pernah dikenal. Merasa
tertantang oleh kemajemukan. Pada ciri ini, individu kreatif harus merasa terdorong untuk
mengatasi masalah yang sulit, dan melibatkan diri dalam tugas yang sulit. Sikap berani
mengambil resiko. Pada ciri ini individu kreatif harus berani mencoba hal-hal baru. Sifat
menghargai. Pada sikap ini, individu kreatif harus dapat menghargai orang lain serta
menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang,

Hal-hal di atas merupakan perwujudan dai ciri-ciri kreativitas. Agar bakat kreatif
siswa dapat terwujud tidak hanys dibutuhkan keterampilan berpikir kreatif, tetapi juga ciri-
ciri afektif. Oleh karena itu, pendidikan (baik di sekolah maupun di rumah) hendaknya
tidak hanya memperhatikan pengembangan keterampilan berpikir semata-mata, tetapi
pembentukan sikap, perasaan dan ciri-ciri kepribadian yang mencerminkan kreativitas
yang perlu juga dipupuk sehingga seseorang dapat dikatakan sebagai individu 12
Kreativitas dalam Konteks Pembelajaran kreatif apabila memenuhí kemampuan berpikir
kreatif dan bersikap kreatif.

C. Pengertian Pengukuran Kreativitas


Dalam segi pengertian, kreatifitas merupakan sebuah daya cipta yang dilakukan
manusia untuk menjadikan sebuah yang biasa menjadi luar biasa. Dalam KBBI bahwa
kretivitas adalah 1.kemampuan untuk mencipta; daya cipta; 2.perihal berkreasi;
kekreatifan, maka tidak jauh beda kalau kreativitas disandingkan dengan inovasi.
Pengukuran dalam kreativitas merupakan cara bagaimana melihat atau meninjau seberapa
kretivitas manusia terhadapa sesuatu. Kreativitas dapat diukur secara langsung dan tidak
langsung, selain itu kreativitas juga dapat diukur dengan menggunakan metode tes dan non

5
tes, kalau langsung ataupun tidak itu dilakukan dengan kita melakukan suatu wawancara
ataupun dilihat dari kelakuan-kelakuan yang sering dilakukan olehnya, dan kalau tes atau
non tes dilakukan dengan beberapa metode pengetesan yang sudah disusun secara
sistematis sesuai indokator-indikator yang terkait.

D. Tujuan Mengukur Kreativitas


Dari berbagai alasan yang dikemukakan untuk mengukur bakat kreatif, ada 5 alasan
penting untuk menemukenali bakat kreatif:

1. Pengayaan

Tujuan utama tes kreatif adalah untuk mengidentifikasi bakat kreatif anak.

2. Remediasi

Alasan lain untuk melakukan pengukuran adalah untuk menemukenali mereka yang
kemampuan kreatifnya sangat rendah. Meskipun demikian, program remedial dalam
kreativitas masih sangat langka.

3. Bimbingan Kejuruan

Penggunaan tes kreativitas untuk membantu siswa memilih jurusan pendidikan dan
karier pada tahap awal. Selain itu, informasi mengenai kemampuan ini berguna dalam
menyarankan siswa mengikuti pendidikan dan kejuruan yang menuntut kemampuan
kreatif

4. Evaluasi Pendidikan

Pendidik sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah sekolah akan


menggunakan program pengembangan kreativitas. Sayangnya kurangnya evaluasi hasil
pendidikan menyulitkan untuk menentukan efektivitas programnya .

5. Pola Perkembangan Kreatif

Pakar psikologi tertarik untuk mengetahui pola perkembangan kreativitas karena 2


alasan, pertama mereka ingin mengetahui perkembangan atau penurunan kreativitas
pada berbagai tipe orang, dan kedua, mereka ingin mengetahui apakah ada masa puncak
dimana kreativitas sebaiknya dilatih.

Berikut ini ada tujuan mengukur kreativitas:

6
a. Identifikasi Anak Berbakat Kreatif

Dalam seleksi siswa kreatif untuk mendapat tingkat kepercayaan yang tinggi,
sebaiknya menggunakan dua sumber untuk mengukur kreativitas. Misalnya dengan
tes kreativitas, selain penilaian guru mengenai tingkat kreativitas anak.

b. Penelitian

Penelitian membantu kita memahami perkembangan kreativitas. Tes kreativitas


dalam penelitian dapat digunakan dengan dua cara; pertama untuk mengidentifikasi
orang-orang kreatif dan membandingkan mereka dengan orang-orang pada
umumnya. Kedua tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan untuk menilai
dampak pelatihan kreativitas terhadap kreativitas peserta.

c. Konseling

Tes kreativitas dapat juga digunakan untuk bimbingan dan konseling siswa.
Konselor atau psikolog sekolah di SD atau sekolah menengah memerlukan
informasi mengenai seorang siswa yang dikirim karena problem sikap atau masalah
lain.

E. Pendekatan Untuk Mengukur Kreativitas


Pengukuran-pengukuran kreativitas dapat dibedakan atas pendekatan-pendekatan
Yang digunakan untuk mengukurnya. Ada lima pendekatan yang lazim digunakan untuk
Mengukur kreativitas, yaitu: 1) analisis obyektif terhadap perilaku kreatif, 2) Pertimbangan
subyektif, 3) inventori kepribadian, 4) inventori biografis, dan 5) tes Kreativitas.

1. Analisis Obyektif

Pendekatan obyektif dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas Suatu


produk berupa benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi wujud Fisiknya.
Metode ini tidak cukup memadai untuk digunakan sebagai metode yang Obyektif untuk
mengukur kreativitas (Amabile dalam Dedi Supriadi, 1994: 24), karena Sangat sulit
mendeskripsikan kualitas produk-produk yang beragam secara matematis, Untuk menilai
kualitas instrinsiknya. Kelebihan metode ini adalah secara langsung menilai kreativitas
yang melekat Pada obyeknya, yaitu karya kreatif. Kelemahan metode ini yaitu hanya dapat
digunakan Terbatas pada produk-produk yang dapat diukur kualitas instrinsiknya secara

7
statistik, Dan tidak mudah melukiskan kriteria suatu produk berdasarkan rincian yang
benar-benar Bebas dari subyektivitas.

2. Pertimbangan Subyektif

Pendekatan ini dalam melakukan pengukurannya diarahkan kepada orang atau


Produk kreatif. Cara pengukurannya menggunakan pertimbangan-pertimbangan peneliti,
Seperti yang dikemukakan Francis Galton, Castle, Cox, MacKinnon (Dedi Supriadi, 1994:
25). Prosedur pengukurannya ada yang menggunakan catatan sejarah, biografi, Antologi
atau cara meminta pertimbangan sekelompok pakar. Dasar epistemologis dari pendekatan
ini, yaitu bahwa obyektivitas sesungguhnya Adalah intersubyektivitas; artinya meskipun
prosedurnya subyektif hasilnya Menggambarkan obyektivitas, karena sesungguhnya
subyektivitas adalah dasar dari Obyektivitas.

Prosedur lain yang digunakan dalam pendekatan pertimbangan subyektif yaitu


Dengan menggunakan kesepakatan umum, hal tersebut apabila jumlah subyeknya
Terbatas. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang praktis penggunaannya, dan dapat
Diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif, juga dapat menjaring orang-orang,
Produk-produk yang sesuai dengan kriteria kreativitas yang ditentukan oleh pengukur, Dan
sesuai dengan prinsip-prinsip pada akhirnya kreativitas sesuatu atau seseorang Ditentukan
oleh apresiasi pengamat yang ahli. Adapun kelemahannya yaitu setiap Penimbang
mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap yang disebut kreatif, dan Dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

3. Inventori Kepribadian

Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungan-


Kecenderungan kepribadian kreatif seseorang atau korelat-korelat kepribadian yang
Berhubungan dengan kreativitas. Kepribadian kreatif meliputi sikap, motivasi, minat, Gaya
berpikir, dan kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku. Alat ukurnya: Skala sikap Kreatif
(Munandar, 1997), Skala kepribadian kreatif (Dedi Supriadi, 1985).

4. Inventori Biografis

Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan Orang-


orang kreatif, meliputi identitas pribadinya, lingkungannya, serta pengalaman-Pengalaman
kehidupannya.

8
5. Tes Kreativitas

Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan


Oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya dikonversikan ke dalam skala
Tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang analog dengan IQ
(intellegence quotient) untuk inteligensi. Terdapat beberapa tes kreativitas, yaitu: alternate
uses, test of divergent thinking, Creativity test for children (Guilford, 1978), Torrance test
of creative thinking (Torrance, 1974), tes kreativitas verbal (Munandar, 1977). Bentuk soal
tes ini umumnya berupa gambar dan verbal. Perbedaan tes inteligensi dengan tes
creativitas, yaitu pada kriteria jawaban. Tes Inteligensi menguji kemampuan berpikir
memusat (konvergen), karena itu ada jawaban Benar dan salah, sedangkan tes creativitas
menguji berpikir menyebar (divergen) dan Tidak ada jawaban benar atau salah.

F. Alat Alat Pengukur Kreativitas


1. TCTDP (Torrance Test Of Creativity Thinking Drawing Production)

TCT-DP merupakan alat ukur kreativitas dalam bentuk gambar. Tes ini
dikonstruksi oleh Jellen dan Urban (1985). TCT-DP disusun berdasarkan teori tentang sifat
berpikir dan prosedur penyekoran berdasarkan teori dan tidak semata-mata berdasarkan
perhitungan statis. Pada alat tes ini, diminta untuk menyelesaikan gambar yang tidak
lengkap, rangsangan-rangsangan figural. Penilaiannya berdasarkan Sembilan dimensi
yaitu: melengkapi, melanjutkan, unsur baru, hubungan yang dibuat dengan garis, hubungan
yang berkaitan dengan tema, melintasi batas, perspektif dan humor.

2. Torrance Test of Creative Thinking (TTCT)

TTCT merupakan tes yang mengukur kemampuan seseorang dalam memecahkan


masalah secara kreatif. TTCT terdiri dari dua bagian yaitu:

a. Verbal

Bagian verbal meliputi berpikir kreatif dengan menggunakan kata-kata. Tes


kreativitas verbal berlandaskan model struktur intelek dari Guilford. Tes ini terdiri dari
enam sub-tes yang semuanya mengukur dimensi operasi berpikir divergen. Setiap sub-tes
mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif. Tes kreativitas verbal terdiri dari
enam subtes.

1) Permulaan kata

9
Subtes ini mengukur kelancaran kata. Pada subtes ini, subyek diharapkan mampu
memikirkan sebanyak mungkin kata yang mulai dengan susunan tertentu sebagai
rangsangan. Contoh, subyek akan diberi rangsangan dua huruf yaitu huruf s dan a
dari huruf-huruf ini subyek diminta untuk membuat kata. Waktu yang pengerjaan
yang diberikan pada subtes ini adalah 2 menit setiap rangsangan.

2) Menyusun kata.

Subtes ini mengukur ”kelancaran kata” Kelancaran kata maksudnya adalah


kemampuan subyek dalam menyusun atau memikirkan kata dengan menggunakan
rangsangan yang diberikan. Subyek diharapkan mampu menyusun sebanyak
mungkin kata dengan menggunakan huruf-huruf dari satu kata yang diberikan
sebagai rangsangan.

3) Membentuk kalimat tiga kata

Subtes ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan gagasan. Pada subtes ini
subyek diharapkan mampu menyusun kalimat dengan menggunakan tiga huruf
yang diberikan sebagai rangsangan. Urutan dalam pengunaan ketiga huruf tersebut
boleh berbeda-beda.

4) Sifat-sifat yang sama.

Subtes ini mengukur kelancaran dalam memberikan gagasan. Pada subtes ini
subyek diharapkan mampu menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya
memiliki dua sifat yang ditentukan. Misalnya, subyek diberi kata ”merah dan cair”
sebagai rangsangan. Dari kata-kata tersebut, subyek diminta untuk menyebutkan
benda apa yang bersifat merah dan cair. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan
subtes ini adal 2 menit setiap rangsangan.

5) Macam-macam pengunaan.

Subtes ini mengukur kelenturan dalam berpikir. Pada subes ini subyek memikirkan
sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim dari benda-benda sehari-hari.
Misalnya, subyek diberi kata koran, dari kata ini subyek diminta untuk
menyebutkan kegunaan koran. Waktu yang diberikan dalam pengerjaan subtes ini
adalah 2 menit setiap rangsangan.

10
6) Apa akibatnya.

Subtes ini mengukur kemampuan mengembangkan suatu gagasan, merincinya dan


mempertimbangkan macam-macam aplikasinya. Misalnya subyek diberi
pertanyaan ”apa akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung”? Dari
pertanyaan tersebut subyek bisa memberikan jawaban sebanyak mungkin. Waktu
yang diberikan dalam mengerjakan subtes ini adalah 4 menit setiap pertanyaan.

2. Figural (non verbal)

Bagian figural (non verbal) meliputi berpikir kreatif dengan menggunakan gambar
(Croopley, 2000).

3. Tes Kreativitas Figural (TKF)

TKF merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance. Tes Kreativitas Figural
(TKF), responden diminta membuat gambar dari lingkaran-lingkaran yang telah
disediakan dalam waktu yang singkat (hanya memerlukan 10 menit untuk menyelesaikan
tes). Tes dapat diberikan secara kelompok. Tes Kreativitas Figural mengukur aspek
fluency, flexibility, elaborasi, originality. Misalnya subyek diberi pertanyaan ”apa
akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung”? Dari pertanyaan tersebut subyek
bisa memberikan jawaban sebanyak mungkin. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan
subtes ini adalah 4 menit setiap pertanyaan.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreativitas merupakan aspek penting dari perkembangan manusia tidak terkecuali
di dalam lembaga pendidikan. Pengertian dari Kreativitas itu sendiri adalah kesanggupan
seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang tidak hanya memiliki daya cipta untuk
membuat suatu kreasi baru, tetapi juga mampu memberikan berbagai gagasan (ide
pemecahan masalah) dalam menghadapi suatu persoalan atau masalah. Kreativitas yang
ada merupakan gabungan dari kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan bersikap
kreatif. Adapun ciri-ciri kemampuan bersikap kreatif yang terdiri dari rasa ingin tahu;
imajinatif; merasa tertantang oleh kemajemukan; sifat berani mengambil resiko; dan sifat
menghargai. Pengukuran dalam kreativitas merupakan cara bagaimana melihat atau
meninjau seberapa kretivitas manusia terhadapa sesuatu. Kreativitas dapat diukur secara
langsung dan tidak langsung, selain itu kreativitas juga dapat diukur dengan menggunakan
metode tes dan non tes, kalau langsung ataupun tidak itu dilakukan dengan kita melakukan
suatu wawancara ataupun dilihat dari kelakuan-kelakuan yang sering dilakukan olehnya,
dan kalau tes atau non tes dilakukan dengan beberapa metode pengetesan yang sudah
disusun secara sistematis sesuai indokator-indikator yang terkait. Tujuan utama tes
kreatif adalah untuk mengidentifikasi bakat kreatif anak.

Adapun alat alat pengukur kreativitas

1. TCTDP (Torrance Test Of Creativity Thinking Drawing Production)

Pada alat tes ini, diminta untuk menyelesaikan gambar yang tidak lengkap,
rangsangan-rangsangan figural. Penilaiannya berdasarkan Sembilan dimensi yaitu:
melengkapi, melanjutkan, unsur baru, hubungan yang dibuat dengan garis, hubungan yang
berkaitan dengan tema, melintasi batas, perspektif dan humor.

2. Torrance Test of Creative Thinking (TTCT)

TTCT merupakan tes yang mengukur kemampuan seseorang dalam memecahkan


masalah secara kreatif. TTCT terdiri dari dua bagian yaitu Verbal meliputi berpikir kreatif
dengan menggunakan kata-kata. Figural (non verbal) meliputi berpikir kreatif dengan
menggunakan gambar.

12
3. Tes Kreativitas Figural (TKF)

Responden diminta membuat gambar dari lingkaran-lingkaran yang telah


disediakan dalam waktu yang singkat (hanya memerlukan 10 menit untuk menyelesaikan
tes). Tes dapat diberikan secara kelompok. Tes Kreativitas Figural mengukur aspek
fluency, flexibility, elaborasi, originality.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dalam memahami apa itu
kreativitas, ciri-ciri hingga alat pengukurannya, terlebih bagi calon guru untuk menambah
pemahaman maupun wawasan dalam menerapkan pengukuran kreativitas peserta didik
nantinya disaat ia mengajar di instansi pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Appulembang, Yeni Anna dan P. Tommy Y.S. Suyasa (2014). Pengembangan Alat Ukur
Kreativitas Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur. Provitae Jurnal Psikologi
Pendidikan, Vol. 6, No. 1, 1-18. Jakarta: Universitas Tarumanagara.

Dedi Supriadi, (1994), Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek, Alfabeta,


Bandung.

Lestari, Ika dan Linda Zakiah. 2019. Kreativitas dalam Konteks Pembelajaran . Bogor:
ERZATAMA KARYA ABADI.

Nur’aeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto Press.

Yuswatiningsih, Endang, dan Hindyah Ike Suhariati. 2017. Peningkatan Kreativitas Verbal
Pada Anak Usia Sekolah. Mojokerto: STIKes Majapahit Mojokerto

14

Anda mungkin juga menyukai