Dosen Pengampu:
Drs. Asmidir Ilyas , M.Pd., Kons.
Disusun Oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami mengucapkan rasa syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mengenai “Pengungkapan Kreativitas”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Bimbingan Anak
Berbakat, selain itu juga dibuatnya makalah ini agar dapat menambah pengetahuan
dan wawasan. Serta tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Asmidir Ilyas, M.Pd., Kons. selaku dosen Bimbingan Anak Berbakat yang selalu
memotivasi kami supaya terlaksananya tugas makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami terbuka untuk menerima segala masukkan dan kritik dari pembaca agar kami
bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan
benar. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah ilmiah tentang
Identifikasi Anak Berbakat ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
A. Kesimpulan ...................................................................................7
B. Saran ..............................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Mendorong ketelitian anak, dan mempertanyakan banyak hal.
5. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba
dilakukan dan apa hasilnya.
6. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
7. Menikmati keberadaannya bersama anak.
8. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
9. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
10. Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
Sejumlah tes kreativitas telah disusun, diantaranya tes dari Torrance untuk
mengukur pemikiran kreatif, yaitu Torrance Test of Creative Thinking (TTCT).
Tes ini pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar (1977) dalam
penelitian untuk disertasinya Creativity and Education, guna membandingkan
ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figural.
1. Tes Kreativitas Verbal (TKV)
Secara operasional tes kreativitas verbal dirumuskan sebagai suatu proses
yang tercermin dari kelancaran, keluwesan, dan orisinal dalam berfikir. Tes
kreativitas verbal disusun berdasarkan model Struktur Intelek dari Guilford,
dengan dimensi operasi berpikir divergen. Tes kreativitas verbal terdiri dari
enam sub-tes, yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga
kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya.
2. Tes Kreativitas Figural (TKF)
Tes kreativitas figural merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance.
Adapun perbedaan penilaian tes kreativitas figural dengan verbal yaitu selain
mengukur aspek kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas, tes kreativitas figural
juga mengukur aspek elaborasi yaitu menambahkan, melengkapi, atau
mengembangkan suatu bentuk agar menjadi lebih variatif dan menarik.
3. Tes yang Mengukur Unsur-unsur Kreativitas
4
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensional, terdiri dari
berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif
(sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif).
4. Tes yang Mengukur Ciri Kepribadian Kreatif
Ada beberapa tes yang digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian
khusus, diantaranya:
a. Tes mengajukan pertanyaan yang merupakan bagian dari tes Torrance
untuk berfikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan
berfikir.
b. Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukkan dampak dari
pengambilan risiko terhadap kreativitas.
c. Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan prefensi
untuk ketidakteraturan sebagai salah satu ciri kepribadian kreatif.
d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang
mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.
B. Pengungkapan Kreativitas Teknik Nontes
Penggunaan teknik non tes memerlukan pengetahuan, praktik dan sintesis
berkaitan dengan asesmen non tes yang diperoleh melalui pendidikan bimbingan
dan konseling saja dan tidak memerlukan pelatihan khusus seperti sertifikasi tes.
1. Pendekatan Obyektif.
Dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa
benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi wujud fisiknya.
Metode ini tidak cukup memadai untuk digunakan sebagai metode yang
obyektif untuk mengukur kreativitas (Amabile dalam Dedi Supriadi, 1994:
24), karena sangat sulit mendeskripsikan kualitas produk-produk yang
beragam secara matematis, untuk menilai kualitas intrinsiknya.
2. Pertimbangan Subyektif.
Dalam pendekatan pertimbangan subyektif dengan menggunakan kesepakatan
umum. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang praktis penggunaannya,
5
dan dapat diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif, juga dapat
menjaring orang-orang, produk-produk yang sesuai dengan kriteria kreativitas
yang ditentukan oleh pengukur.
3. Inventory Kepribadian.
Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui
kecenderungan-kecenderungan kepribadian kreatif seseorang yang
berhubungan dengan kreativitas. Kepribadian kreatif meliputi sikap, motivasi,
minat, gaya berpikir, dan kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku.
4. Inventory Biografis.
Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan
orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadinya, lingkungannya, serta
pengalaman-pengalaman kehidupannya.
Dalam upaya mengatasi keterbatasan tes tertulis untuk mengukur
kreativitas dirancang beberapa pendekatan alternatif, yaitu:
1. Daftar periksa (Checklist) dan Kuesioner, alat ini disusun berdasarkan
penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.
2. Daftar pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang
dimasa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara
“laporan diri” dan prestasi kreatif dimasa depan. Format yang paling
sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singkat, yang
kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas perilaku kreatif.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK.
Bandung: Alfabeta.