Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK 9

BIMBINGAN ANAK BERBAKAT


“PENGUNGKAPAN KREATIVITAS”

Dosen Pengampu:
Drs. Asmidir Ilyas , M.Pd., Kons.

Disusun Oleh:

1. Agusti Evendi 19006059


2. Pinta Rejani Telaumbanua 19006108
3. Putri Salsabil Khairiyah 19006109
4. Ridho Ramadhan 19006116

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami mengucapkan rasa syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mengenai “Pengungkapan Kreativitas”.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Bimbingan Anak
Berbakat, selain itu juga dibuatnya makalah ini agar dapat menambah pengetahuan
dan wawasan. Serta tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Asmidir Ilyas, M.Pd., Kons. selaku dosen Bimbingan Anak Berbakat yang selalu
memotivasi kami supaya terlaksananya tugas makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami terbuka untuk menerima segala masukkan dan kritik dari pembaca agar kami
bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan
benar. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah ilmiah tentang
Identifikasi Anak Berbakat ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada
pembaca.

Padang, 16 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3

A. Pengungkapan Kreativitas Teknik Tes........................................3


B. Pengungkapan Kreativitas Teknik Non-Tes................................5

BAB III PENUTUP .......................................................................................7

A. Kesimpulan ...................................................................................7
B. Saran ..............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

` Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat


penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan
perkembangan baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif
akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi
kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam
kompetisi global yang dinamis dan ketat. Potensi kreatif yang sangat penting tersebut
pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak, bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para
ahli sering digolongkan sebagai ciri individu kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang
besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani menghadapi resiko, senang akan
hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun demikian faktor orang tua, guru di
sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi
perkembangan kreativitas. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang
berlangsung secara terus menerus dan bersifat alami. Dari generasi ke generasi
masyarakat suatu bangsa akan mengalami pertumbuhan yang berbeda dimana kualitas
masyarakatnya akan ditentukan oleh pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh
dan dimilikinya baik secara formal non formal maupun informal. Masyarakat yang
memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang berkualitas tentu saja akan
menjadikan generasi yang berkualitas pula, begitu juga sebaliknya. Salah satu
indikator yang menentukan kualitas suatu generasi masyarakat ditentukan oleh
pendidikan yang diperoleh semasa hidupnya. Untuk mengetahui kualitas kreativitas
anak, perlu dilakukan pengungkapan kreativitas melalui instrumen tes secara tes
maupun kontes tersebut.

1
B. Rumusan masalah

1. Bangaimana cara pengungkapan kreativitas melalui teknik tes?

2. Bagaimana cara pengungkapan kreativitas melalui teknik non-tes?

C. Tujuan

1. Agar dapat mengetahui kreativitas anak melalui teknik tes

2. Agar dapat mengetahui kreativitas anak melalui teknik non tes

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengungkapan Kreativitas Teknik Tes


Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang
ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya
dikonversikan ke dalam skala tertentu sehingga menghasilkan CQ (Creative
Quotient) yang analog/sama dengan IQ (Intellegence Quotient) untuk inteligensi.
Mengenai hubungan kreativitas dengan inteligensi dapat diamati melalui
hasil studi para ilmuwan psikologi. Torrance (1965) dalam temuan hasil
penelitiannya menjelaskan bahwa anak-anak yang tinggi kreativitasnya memiliki
taraf inteligensi (IQ) di bawah rata-rata IQ kelompok sebayanya. Dalam kaitannya
dengan keberbakatan (Giftedness), Torrance mengemukakan bahwa IQ tidak
dapat dijadikan ukuran satu-satunya sebagai kriteria untuk mengidentifikasi anak-
anak berbakat.
Perbedaan tes inteligensi dengan tes creativitas, yaitu pada kriteria
jawaban. Tes inteligensi menguji kemampuan berpikir memusat (konvergen),
karena itu ada jawaban benar dan salah, sedangkan tes creativitas menguji
berpikir menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban benar atau salah. Kreativitas
dan inteligensi merupakan dua ranah kemampuan manusia yang berbeda dalam
sifat dan orientasinya.
Mengembangkan potensi kreatif anak supaya dapat diwujudkan dalam
karya kreatif memerlukan bimbingan yang intensif dan dorongan dari orang tua
karena pola asuh dalam keluarga dapat menunjang pengembangan potensi kreatif
anak. Menurut Utami Munandar (1999) mengemukakan beberapa sikap orang tua
yang menunjang pengembangan kreativitas anak, yaitu:
1. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
2. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung dan berkhayal,
3. Membiarkan anak mengambil keputusannya sendiri.

3
4. Mendorong ketelitian anak, dan mempertanyakan banyak hal.
5. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba
dilakukan dan apa hasilnya.
6. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
7. Menikmati keberadaannya bersama anak.
8. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
9. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
10. Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
Sejumlah tes kreativitas telah disusun, diantaranya tes dari Torrance untuk
mengukur pemikiran kreatif, yaitu Torrance Test of Creative Thinking (TTCT).
Tes ini pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar (1977) dalam
penelitian untuk disertasinya Creativity and Education, guna membandingkan
ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figural.
1. Tes Kreativitas Verbal (TKV)
Secara operasional tes kreativitas verbal dirumuskan sebagai suatu proses
yang tercermin dari kelancaran, keluwesan, dan orisinal dalam berfikir. Tes
kreativitas verbal disusun berdasarkan model Struktur Intelek dari Guilford,
dengan dimensi operasi berpikir divergen. Tes kreativitas verbal terdiri dari
enam sub-tes, yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga
kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya.
2. Tes Kreativitas Figural (TKF)
Tes kreativitas figural merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance.
Adapun perbedaan penilaian tes kreativitas figural dengan verbal yaitu selain
mengukur aspek kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas, tes kreativitas figural
juga mengukur aspek elaborasi yaitu menambahkan, melengkapi, atau
mengembangkan suatu bentuk agar menjadi lebih variatif dan menarik.
3. Tes yang Mengukur Unsur-unsur Kreativitas

4
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensional, terdiri dari
berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif
(sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif).
4. Tes yang Mengukur Ciri Kepribadian Kreatif
Ada beberapa tes yang digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian
khusus, diantaranya:
a. Tes mengajukan pertanyaan yang merupakan bagian dari tes Torrance
untuk berfikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan
berfikir.
b. Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukkan dampak dari
pengambilan risiko terhadap kreativitas.
c. Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan prefensi
untuk ketidakteraturan sebagai salah satu ciri kepribadian kreatif.
d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang
mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.
B. Pengungkapan Kreativitas Teknik Nontes
Penggunaan teknik non tes memerlukan pengetahuan, praktik dan sintesis
berkaitan dengan asesmen non tes yang diperoleh melalui pendidikan bimbingan
dan konseling saja dan tidak memerlukan pelatihan khusus seperti sertifikasi tes.
1. Pendekatan Obyektif.
Dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa
benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi wujud fisiknya.
Metode ini tidak cukup memadai untuk digunakan sebagai metode yang
obyektif untuk mengukur kreativitas (Amabile dalam Dedi Supriadi, 1994:
24), karena sangat sulit mendeskripsikan kualitas produk-produk yang
beragam secara matematis, untuk menilai kualitas intrinsiknya.
2. Pertimbangan Subyektif.
Dalam pendekatan pertimbangan subyektif dengan menggunakan kesepakatan
umum. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang praktis penggunaannya,

5
dan dapat diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif, juga dapat
menjaring orang-orang, produk-produk yang sesuai dengan kriteria kreativitas
yang ditentukan oleh pengukur.
3. Inventory Kepribadian.
Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui
kecenderungan-kecenderungan kepribadian kreatif seseorang yang
berhubungan dengan kreativitas. Kepribadian kreatif meliputi sikap, motivasi,
minat, gaya berpikir, dan kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku.
4. Inventory Biografis.
Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan
orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadinya, lingkungannya, serta
pengalaman-pengalaman kehidupannya.
Dalam upaya mengatasi keterbatasan tes tertulis untuk mengukur
kreativitas dirancang beberapa pendekatan alternatif, yaitu:
1. Daftar periksa (Checklist) dan Kuesioner, alat ini disusun berdasarkan
penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.
2. Daftar pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang
dimasa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara
“laporan diri” dan prestasi kreatif dimasa depan. Format yang paling
sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singkat, yang
kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas perilaku kreatif.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Telah terbukti bahwa kreativitas bukanlah merupakan kemampuan yang identik


dengan inteligensi. Meskipun dalam beberapa kasus ditemukan adanya hubungan
antara kreativitas dan kemampuan intelektual seseorang. Namun korelasi tersebut
sangat kecil. Hal tersebut terjadi karena masing-masing memiliki karakteristik
sendiri-sendiri yang berbeda. Oleh karena itu untuk mengetahui kemampuan
kreativitas seseorang haruslah dilakukan pungukuran tersendiri untuk
pengungkapan kreativitas dengan muatan ikon-ikon yang menggambarkan
indikator kreativitas dan dengan cara penskoran yang tersendiri pula

B. Saran

Untuk meningkatkan kreativitas, diperlukan pengungkapan kreativitas dengan


instrumentasi teknik dan teknik non tes. Maka diperlukan peran orangtua, guru, dan
masyarakat dalam melaksanakan tes pengungkapan kreativitas.

7
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai