Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“PERKEMBANGAN KREATIVITAS DAN BAKAT KHUSUS AUD, ANAK SD


DAN REMAJA”
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Alfisyah (2310125320029)
Ibrena Nalsal Angelika Sembiring (2310125220058)
Muhammad Hafiz Fadillah (2310125110056)
Siti Mutmainah (2310125220066)
Nur Inayah (2310125120033)
Sri Kurnia Damayanti (2310125220057)

Dosen Pengampu :
Dr. Nina Permatasari S. Pd., M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Perkembangan Kreativitas Dan Bakat Khusus AUD,
Anak SD Dan Remaja ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnnya. Dan
juga kami berterimakasih kepada Ibu Dr. Nina Permatasari, S.Psi.,M. Pd selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Pengembangan Peserta Didik yang memberi tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perkembangan Kreativitas Dan Bakat
Khusus AUD, Anak SD Dan Remaja. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Keberhasilan penyusunan makalah ini juga tidak terlepas dari peran dan
kontribusi dari berbagai pihak. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kata-kata yang kurang berkesan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Banjarmasin, September 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Pembahasan .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4
2.1 Pengertian Kreativitas dan Bakat Khusus ............................................................ 4
2.2 Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus AUD............................................. 8
2.3 Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus Anak SD .....................................11
2.4 Perkembangan dan Bakat Khusus Remaja ..........................................................14
2.5 Upaya dalam Meningkatkan Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus Pada Era
Globalisasi ...............................................................................................................19
BAB III PENUTUP ................................................................................................23
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................23
3.2 Saran..................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................25
RINCIAN TUGAS .................................................................................................26

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat
penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan
perkembangan baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan
selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi
kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi
global yang dinamis dan ketat.

Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap
anak, bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri
individu kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang
tinggi, berani menghadapi resiko, senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebaginya.
Meskipun demikian faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan
faktor penting yang sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut.

Dunia anak-anak merupakan pewarnaan emosional yang paling nyata. Kompetensi-


kompetensi dini yang dihasilkan anak-anak akan mendorong kreativitas mereka
selanjutnya. Anak-anak merupakan objek paling murni untuk digali kemampuannya
melalui kreativitas yang tercipta. Mereka bukanlah miniatur orang dewasa. Perlakuan
khusus sebagai anak-anak sangat mereka butuhkan. Kreativitas merupakan suatu
aktivitas dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau 2 kombinasi baru
berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang berarti dan
bermanfaat. Kreativitas dapat terwujud di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja
tanpa memandang usia maupun tingkat pendidikan tertentu.

Menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang kreatif sangat bermanfaat dan
memberikan kepuasan tersendiri. Tidak dipungkiri lagi bahwa kreativitas dapat
meningkatkan kualitas hidup. Ide-ide kreatif yang tercipta dapat berguna bagi diri
sendiri, orang lain bahkan Negara terbukti dengan pesatnya kemajuan teknologi dan

1
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Semua itu merupakan salah satu
sumbangan kreativitas. Jadi, kreativitas harus dipupuk sejak dini sehingga anak-anak
kelak tidak hanya menjadi konsumen saja namun bisa melahirkan dan menciptakan
sesuatu yang bermakna dan berguna.

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang berlangsung secara terus menerus
dan bersifat alami. Dari generasi ke generasi masyarakat suatu bangsa akan mengalami
pertumbuhan yang berbeda dimana kualitas masyarakatnya akan ditentukan oleh
pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dan dimilikinya baik secara formal non
formal maupun informal. Masyarakat yang memperoleh pengalaman dan pembelajaran
yang berkualitas tentu saja akan menjadikan generasi yang berkualitas pula, begitu juga
sebaliknya. Salah satu indikator yang menentukan kualitas suatu generasi masyarakat
ditentukan oleh pendidikan yang diperoleh semasa hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kreativitas dan Bakat Khusus ?
2. Bagaimana cara mengembangkan Kreativitas dan Bakat Khusus pada Anak
Usia Dini?
3. Bagaimana cara mengembangkan Kreativitas dan Bakat Khusus pada Anak
SD?
4. Bagaimana cara mengembangkan Kreativitas dan Bakat Khusus pada Remaja?
5. Apa peran guru dalam meningkatkan Kreativitas ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa dapat memahami apa yang di maksud dengan Kreatvitas dan Bakat
Khusus
2. Mahasiswa dapat memahami cara mengembangkan Kreativitas dan Bakat
Khusus pada Anak Usia Dini
3. Mahasiswa dapat memahami cara mengembangkan Kreativitas dan Bakat
Khusus pada Anak SD
4. Mahasiswa dapat memahami cara mengembangkan Kreativitas dan Bakat
Khusus Remaja

2
5. Mahasiswa dapat mengetahui peran guru dalam meningkatkan Kreativitas.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai pengajaran,
pengetahuan, dan penambah wawasan dalam bidang Pendidikan terutama
Pendidikan AUD, SD dan Remaja.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kreativitas dan Bakat Khusus


A. Pengertian Kreativitas
“Kreativitas” merupakan salah satu istilah yang sering digunakan meskipun
merupakan istilah yang taksa (ambiguos) dan penelitian psikologi masa kini. Ia
bahkan lebih taksa lagi dan sering digunakan dengan bebas dikalangan orang
awam.
Untuk memahami arti istilah “Kreativitas” seperti yang digunakan para
psikolog, pengkajian pengertian istilah ini yang populer dan umum ini akan
membantu memperlihatkan apa yang tidak benar atau hanya benar sebagian dalam
berbagai bentuk yang berbeda ini dan mengapa para psikolog telah memilih
definisi istilah seperti yang sekarang lazim dikalangan mereka.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi,
produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak
dikenal pembuatannya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesisi pemikiran
yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin mencakup pembentukan
pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya
dan pencakokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup
pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan yang
ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan
lengkap. Ia mungkin dapat membentuk produk seni, kesusastraan, produk ilmiah,
atau mungkin bersifat prosedural atau metodelogis.
Berikut pengertian kreativitas menurut pendapat para ahli yaitu :
1. Barron, Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Sesuatu yang baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga
sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.

4
2. Utami Munandar, Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk
mengelaborasi suatu gagasan.
3. Sternberg, Kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi.
4. Rogers, Mendefinisikan kreativitas sebagai hasil-hasil baru ke dalam suatu
tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat individu yang unik hasil dari
interaksi, pengalaman, maupun keadaan hidupnya.
5. Guilford, Kreativitas mengacu pada kemampuan seseorang yang kreatif.
Perkembangan Kreativitas Bedasarkan Usia :
1. Tahap sensori – motorik (0 – 2 tahun)
Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan
kreativitasnya. Sebab pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa
tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadap objek
masih belum permanen, belum memiliki konsep tentang ruang dan waktu dan
belum memiliki kemampuan berbahasa.
2. Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)
Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh
karena anak sudah mulai tumbuh dan mulai mengembangkan memori dan telah
memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang,
meskipun dalam jangka waktu yang pendek.
3. Tahap Operasional Konkrit ( 7-11 tahun)
Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas adalah:
a. Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b. Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c. Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas
e. Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu dan masa depan.
f. Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih
memerlukan bantuan objek-objek konkrit.

5
4. Tahap Operasional Formal ( 11 tahun ke atas)
Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas :
a. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional
berdasarkan pemikiran logis dansudah memiliki diri yang ideal.
b. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif dan mampu
menyesuaikan diri dengan realitas.
c. Konsep tentang ruang semakin meluas.
d. Anak sudah mampu mengimajinasikan sesuatu meskipun biasanya masih
memerlukan bantuan objek-objek konkret.
B. Pengertian Bakat Khusus
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut.
Karena sifatnya yang masih bersifat potensial atau masih laten, bakat merupakan
potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius
dan sistematis agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability)
yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil
pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas (capacity) dengan
sinomimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan
datang apabila latihan dilakukan secara optimal. Dengan demikian, dapat disarikan
bahwa bakat masih merupakan suatu potensi yang akan muncul setelah
memperoleh pengembangan dan latihan.
Adapun kemampuan dan kapasitas sudah merupakan suatu tindakan yang dapat
dilaksanakan atau akan dapat dilaksanakan. Jadi, yang disebut bakat adalah
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Menurut Conny Semiawan dan Utami
Munandar, bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus
dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai
kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Ini memberikan
pemahaman bahwa bakat khusus sebagai potensi potential ability) untuk dapat
terwujud sebagai kinerja (performance) atau perilaku nyata dalam bentuk prestasi

6
yang menonjol, masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
Winkel, W.S dan Sri Hastuti, bakat khusus adalah kemampuan yang menonjol di
suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. Sekali
terbentuk, suatu bakat khusus menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki
berbagai bidang pekerjaan tertentu dan mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam
suatu jabatan.
Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam
bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan
latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Seorang yang memiliki potensi
bakat musik tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, bakat
musiknya tidak dapat berkembang dan terwujud dengan baik. Sebaliknya,
seseorang yang memperoleh fasilitas dan pendidikan musik secara baik, tetapi tidak
memiliki bakat musik, tidak akan dapat mengembangkan keterampilan musik
secara maksimal. Lain halnya seorang anak yang pada dasarnya memiliki bakat
musik dan orang tuanya mendukung. Ia akan mengusahakan agar anaknya
memperoleh pengalaman untuk mengembangkan bakatnya dan dengan motivasi
yang tinggi dapat berlatih sehingga bakatnya berkembang maksimal dan
memperoleh prestasi.
Conny Semiawan dan Utami Munandar mengklasifikasikan jenis-jenis bakat
khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima
bidang, yaitu :
1. Bakat Akademik Khusus
2. Bakat Kreatif-Produktif
3. Bakat Seni
4. Bakat Kinestetik/Psikomotorik
5. Bakat Sosial

7
2.2 Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus Anak Usia Dini
A. Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini
Pengembangan kreativitas adalah untuk mewujudkan bakat kreatif anak,
diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan (motivasi eksternal) yang
berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif, dan dorongan
dari dalam diri anak sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat
kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula
dihambat dalam lingkungan yang tidak mendukung. Banyak orang tua yang kurang
menghargai kegiatan kreatif anak mereka dan orang tua lebih memprioritaskan
pencapaian prestasi akademik yang tinggi dan memperoleh peringkat tinggi di
kelasnya. Demikian pula guru meskipun menyadari pentingya perkembangan
kreativitas, tetapi dengan kurikulum yang ketat dan kelas dengan jumlah anak yang
banyak maka tidak ada waktu bagi pengembangan kreativitas.
Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu
dikembangkan sejak usia dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif yang dapat
dikembangkan sejak usia dini. Bakat kreatif anak yang tidak dikembangkan sejak
dini maka bakat tersebut tidak berkembang secara optimal. Oleh sebab itu,
diperlukan upaya pendidikan yang dapat mengembangkan kreativitas anak usia
dini.
Kreativitas anak di TK dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk baik dalam
membuat gambar yang disukainya maupun dalam bercerita atau dalam bermain
peran. Salah satu kendala dalam mengembangkan kreativitas adalah sikap orang
tua dan guru yang kurang memberi kesempatan perkem- bangan kreativitas anak
secara optimal. Hal ini disebabkan oleh pandangan yang sempit, dimana anak harus
menuruti apa yang dikatakan orang tua dan guru. Dengan kata lain, anak tidak boleh
berpikir secara divergent atau ber- pikir berbeda dari orang lain. Perbedaan berpikir
divergent, yang disebut juga berpikir kreatif. Berpikir divergent bentuk pemiki- ran
terbuka, yang menjajaki macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu
persoalan/masalah. Sebaliknya, berpikir konvergen adalah berfokus pada
tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah.

8
Dalam pendidikan formal, pada umumnya menekankan berpikir konvergen dan
kurang memerhatikan berpikir divergent.
Pembatasan mengekspresikan pikiran-pikiran yang berbeda pada hakikatnya
adalah pelanggaran terhadap kebebasan dan hak azasi anak khususnya anak Taman
Kanak-Kanak (TK) yang berada pada fase praoperasional karena pada fase ini anak
belum mampu mengikuti cara pandang orang lain. Dengan demikian, anak
membutuhkan kesempatan untuk mengungkapkan cara pandangnya secara bebas
sehingga fantasi yang dipikirkan dapat diekspresikan secara bebas.

B. Perkembangan Bakat Khusus Anak Usia Dini


Terkadang kita tidak mengetahui kalau anak memiliki bakat tertentu, sehingga
kurang bisa mengembangkan kemampuan si kecil. Mengutip dari Novak Djokovic
Foundation, anak yang memiliki bakat biasanya memiliki daya ingat yang kuat dan
fokus tinggi terhadap sesuatu yang ia sukai. Ambil contoh, anak dengan
keterampilan seni akan menyukai kegiatan yang bersifat kreatif. Sebut saja,
menggambar, bernyanyi, atau bermain alat musik. Ada beberapa perilaku yang
menunjukkan anak memiliki bakat atau minat khusus terhadap sesuatu, yaitu:
1. sangat penasaran terhadap sesuatu,
2. daya ingat kuat,
3. senang memperhatikan sesuatu,
4. memiliki pola pikir runut tetapi sederhana,
5. mampu memecahkan masalah,
6. imajinasi tidak terbatas,
7. belajar hal baru dengan cepat,
8. menyukai sesuatu hal baru,
9. memiliki kosakata yang luas, serta
10. banyak bertanya dan kritis.
Bila kita mengetahui lebih cepat, akan mudah untuk mengembangkan bakat
anak. Dalam mengasah bakat anak, perlu menemukan cara sendiri agar tidak
mengeksploitasi atau memaksakan kehendak. Walau anak mempunyai bakat, cara

9
mengasahnya pasti berbeda. Berikut cara mengembangkan bakat anak yang bisa
dilakukan :
1. Perhatikan hal yang menarik perhatian anak
Anak usia dini biasanya lebih tulus terhadap sesuatu, jadi ketika tidak suka, ia
akan benar-benar tidak tertarik. Sebaliknya, kalau sangat menyukai sesuatu,
tentu akan terlihat. Jika anak suka menonton televisi, coba lihat acara apa yang
ia sering tonton. Perhatikan juga apa saja hal-hal yang membuat anak
penasaran, dan hal-hal yang sering anak tanya pada ayah dan ibu. Jika anak
sudah sekolah, ayah dan ibu juga bisa meminta saran guru dalam menentukan
bakat agar lebih mudah dalam mengembangkan.
2. Membiarkan anak usia dini melakukan yang ia sukai
Kita perlu memberi ruang pada anak untuk berkreasi dan eksplorasi
kemampuan dalam diri. Maka dari itu, kita perlu membiarkan anak melakukan
sesuatu yang ia suka, asalkan dalam bentuk yang positif. Mungkin perlu
berdiskusi dengan anak mengenai kegiatan yang ia sukai dan tidak. Ini akan
membuat kita lebih mudah mengerti hal yang anak butuhkan.
3. Menambah pengalaman anak
Setelah mengetahui hal yang ia sukai, cara mengembangkan bakat anak usia
dini adalah dengan menambah pengalamannya terhadap sesuatu. Pengalaman
juga dapat membantu anak dalam mengenali hal-hal yang ia suka dan tidak. kita
dapat melakukan kegiatan yang anak sukai bersama-sama. Bisa juga dengan
mengajak anak ke tempat-tempat yang ia suka di mana ia bisa belajar. Ambil
contoh, anak menyukai dunia prasejarah, kita bisa mengajaknya ke museum
tempat kerangka dinosaurus.
4. Beri jeda istirahat
Mengembangkan bakat anak usia dini tentu sangat baik agar ia bisa terus
melatih kemampuannya. Namun, terlalu sering berlatih juga bisa membuat anak
cepat bosan, lelah, bahkan tidak tertarik lagi. Beri jeda untuk anak istirahat dari
berbagai aktivitas yang mengasah bakat. Biarkan anak bermain tanpa harus
terbebani dengan embel-embel mengembangkan bakat.

10
2.3 Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus Anak Sekolah Dasar
A. Perkembangan Kreativitas Anak Sekolah Dasar
Menurut Suhaya (2016) mengatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan
yang dimiliki seseorang agar bisa membuat sebuah komposisi dan menciptakan
suatu produk dengan didasarkan ide baru atau ide sebelumnya yang tidak pernah
ada atau terlihat. Meskipun demikian hal itu tidak terlepas dari kegiatan yang
bersifat imajinatif ataupun sintesis serta mencangkup pembentukan pola baru yang
bisa dijadikan sebagai sebuah informasi yang berasal dari pengalaman individu
tersebut.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kreativitas ialah suatu ide
yang dijadikan sebagai hal untuk menciptakan suatu yang baru dan juga bisa
mengimplementasikannya. Oleh karena itu, kreativitas ini masih berkaitan dengan
kemampuan untuk membuat suatu kombinasi dengan memperhatikan keterikatan
antara unsur yang satu dengan yang lain.
Hurlock mengemukakan bahwa unsur karakteristik kreativits dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Kreativitas biasanya menuju kepada penemuan sesuatu hal baru atau berbeda,
dan memiliki keunikan, baik itu yang berbeupa lisan maupun tulisan.
2. Kreativitas muncul dari pemikiran spontan dan tidak mengacu pada pola yang
sudah ada (divergen), sedangkan konformitas dan pemecahan masalah sehari-
hari timbul dari pemikiran yang hanya berfokus pada persoalan yang dihadapi,
dan tidak terbiasa dengan hal-hal baru (konvergen).
3. Kreativitas ialah suatu cara berpikir dan juga suatu cara memunculkan sebuah
ide atau gagasan baru.
4. Kreativitas juga muncul apabila Kemampuan seseorang untuk membuat
sesuatu bergantung dari perolehan pengetahuan yang diterima.
5. Kreativitas ialah bentuk ide atau khayalan yang dikendalikan dan menjurus
kearah beberapa bentuk prestasi, misalnya mengukir atau menggambar,
menyusun balok ataupun lego dan lain sebagainya.

11
Dalam jurnal “Penggunaan Pendekatan Bermain Sebagai Cara Pengembangan
Kreativitas Anak Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar”
yang ditulis oleh Rana Gustian Nugraha (Edukasi & April, 2017) dijelaskan bahwa
dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan dan anak
mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya
sendiri. Dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus,
meningkatkan penalaran, dan memahami keberadaan lingkungannya, membentuk
daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas. Sedangkan dalam jurnal “Pengaruh
Permainan Konstruktif Untuk Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Sekolah”
menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian
permaianan konstruktif dengan peningkatan kreativitas anak, artinya pemberian
permainan konstruktif tidak efektif untuk mengembangkan kreativitas anak usia
sekolah dasar. Penelitian tersebut dilakukan pada siswa kelas IV SDN Bendan I
Banyudono boyolali.
Menurut Fidatul Mustika, dkk dalam jurnal “Identifikasi Bakat Tari Siswa
Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Bimbingan Tari Kreasi” juga menjelaskan bahwa
terjadi peningkatan animo siswa yang berminat untuk mengikuti ekstra tari untuk
bersama-sama belajar tari kreasi sehingga dapat menambah wawasan mereka di
bidang tari. Siswa yang mengikuti ekstra tari mengharapkan adanya pembinaan tari
setiap minggu. (Bimbingan & Kreasi, 2017).Kreativitas anak usia sekolah dasar
dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler di sekolah seperti
kegiatan ektra menari dan lain-lainnya. Namun melalui permainan konstruktif
perkembangan kreativitas anak tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Perkembangan kreativitas anak usia sekolah dasar juga dipengaruhi oleh peran
guru, karena sebagian waktu anak SD dihabiskan disekolah dengan guru sebagai
pengganti orang tua. Oleh sebab itu seorang guru diharapkan melakukan upaya-
upaya yang dapat membantu mengembangkan kreativitas anak.(Dasar, 2017).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan kreativitasa
anak yaitu dengan membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler. Beberapa
penelitian yang membahas tentang peran guru dalam mengembangkan kreativitas

12
siswa SD. Penelitian yang dilakukan oleh Ina Magdalena, 2020 yang berjudul
“Upaya Pengembangan Bakat Atau Kemampuan Siswa Sekolah Dasar Melalui
Ekstrakurikuler” menunjukkan Dengan adanya ekstrakurikuler menjadikan siswa
menjadi lebih kreatif dan juga dapat menjadi suatu keberhasilan dalam menggali
bakat yang dimiliki siswa, serta dapat membangun mental siswa menjadi lebih baik,
bertanggung jawab, serta mandiri. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
Haulia Din,dkk, 2020 yang berjudul “Membangun Kreativitas Siswa Sekolah Dasar
Dalam Pembelajaran Menulis Dengan Memanfaatkan Media Kartu Huruf”
menunjukkan dengan menerapkan media kartu huruf siswa akan terangsang dalam
mengembangkan kreativitasnya.

B. Perkembangan Bakat Khusus Anak Sekolah Dasar


Menurut Chico Aciakatura, dkk agar dapat mengembangkan bakat anak usia
SD yaitu dengan membuat strategi sebagai guru kelas dalam proses belajar
mengajar agar bisa memberikan materi pembelajaran ke dalam minat bakat siswa,
memberikan arahan untuk minat dan bakat, memberikan apresiasi kepada siswa
dalam pengarahan minat dan bakat, membangun komunikasi yang baik supaya
siswa bisa lebih mengekspor diri lagi, memberikan metode pembelajaran dalam
program bantuan seperti media yang tepat, bahkan bila perlu guru lebih
meningkatkan potensi diri agar dalam proses belajar bisa lebih baik. (Cerdika:
Jurnal Ilmiah Indonesia, Februari 2020, 2021). Disini guru memberikan ruang yang
luas untuk siswa agar siswa dapat mengekpor diri lagi dalam mengembangkan
setiap bakat dan minat yang dimilikinya agar siswa bisa bersemangat terus dalam
mengembangkan bakat dan minatnya.
Bakat adalah sebuah talenta yang bersifat membangun kekuatan pribadi setiap
anak untuk bisa terus berkembang pada masa yang akan. Seseorang anak dapat
dikatakan sudah memiliki bakat terhadap kegiatan tertentu ialah ketika ia sudah
biasa merasakan kenikmatan dan kegembiraan. Apabila seorang anak sudah bisa
mencapai hal tersebut maka anak sudah memiliki potensi dalam perkembangannya.
Dengan demikian, anak tersebut akan berusaha untuk bisa menggapai keinginannya

13
maka dia akan mengeluarkan atau menampakkan seluruh tenaga untuk supaya bisa
mencapai hal yang diinginkan. Pengalaman yang didapat dalam belajar, baik yang
berkaitan dengan mata pelajaran,permainan, pikiran dalam menjawab quiz atau
teka-teki yang bisa dijadikan sumber pembelajaran sehingga dapat menambah
pengetahuan dan keterampilan seorang anak.

2.4 Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus Remaja


A. Perkembangan Kreativitas Remaja
Anak atau remaja yang tinggal disuatu daerah tertentu akan mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan remaja didaerah lain. Untuk mengetahui
karakteristik anak atau remaja di suatu daerah tertentu, terlebih dahulu harus
mengetahui karakteristik budaya setempat. Kita sebagai remaja memiliki
kemampuan kreatif yang menakjubkan. Anak atau remaja mempunyai kreativitas
yang berbeda-beda. Siswa kreatif kadang-kadang menunjukkan ciri-ciri mandiri
dalam berpikir, menimbang, berani berbeda pendapat.
Kreativitas merupakan kemampuan membentuk konsep baru dari dua konsep
atau lebih dalam pikiran. Banyak orang dewasa yang mengekang individualisme
dan kreativitas siswa. Semestinya ada ikhtiar khusus untuk menemukan manfaat
dan upaya mendorong berkembangnya potensi kreativitas siswa. Kreativitas
muncul pada setiap tahap perkembangan manusia. Kreativitas siswa ditingkatkan,
rasa ingin tahu tetap dipertahankan dan disalurkan melalui kesempatan
mendapatkan pengalaman berharga. Untuk mendukung kreativitas siswa, siswa
perlu mengembangkan keterampilan baru. Berikut ini adalah beberapa manfaat
kreativitas dalam kehidupan sehari-hari:
1. meningkatkan keunggulan kompetitif,
2. meningkatkan produktivitas,
3. mengatasi masalah,
4. mengatasi kegagalan
Pentingnya kreativitas bagi remaja :

14
1. Dengan Kreativitas akan membuat hidup menjadi lebih indah karena akan
dikelilingi oleh hal-hal yang bervariasi dan tidak monoton.
2. Meningkatkan motivasi dan semangat hidup
3. Semakin hari kreativitas dalam dunia usaha akan semakin diperlukan.
4. Kreativitas menjadi langkah awal terjadinya inovasi (penemuan) perubahan-
perubahan. Inovasi adalah hasil pendayagunaan kreativitas tertentu sehingga
menjadi sebuah cara, proses, produk, atau sumber nilai baru, yang berbeda dari
sebelumnya.
5. Kreativitas berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
hidup manusia.
Menginggat pentingnya kreatifitas, penulis telah ,melakukan penelitian dan
mencari sumber-sumber informasitentang cara-cara mengembangkan kreativitas
remaja terutama pelajar, contohnya melalui Lomba Cipta Seni dan Budaya.
Hambatan dalam mengembangkan setiap kreativitas remaja :
1. Kenakalan Remaja
Setiap remaja mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada yang mempunyai dampak
negatif, ada juga yang positif. Akan tetapi cenderung pada kenakalan remaja yang
negatif, seperti mabuk-mabukan, merokok, berbohong.
2. Takut terhadap kegagalan.
Kegagalan merupakan suatu momok yang menakutkan bagi remaja, karena setiap
remaja yang sudah mengalami kegagalan pasti akan takut untuk kembali kembali
sesuatu yang telah terjadi.
3. Lingkungan yang tidak mendukung.
Lingkungan yang baik pasti akan membawa dampak baik bagi remaja, begitupun
sebaliknya.
4. Keadaan keluarga yang tidak harmonis.
Keluarga sangatlah mendukung suatu kreativitas anak remaja. Karena keluarga
menjadi dasar pembentukan suatu kreativitas anak. Jika keadaan keluarga kurang
harmonis maka akan berdampak buruk bagi mental, kehidupan maupun kreativitas
di masa mendatang.

15
Upaya untuk meningkatkan kreativitas sangatlah perlu dilakukan agar menghindari
hambatan-hambatan dalam proses berkreativitas. Sebagai berikut :
1. Memelihara rasa ingin tahu
Keingintahuan disini adalah keingintahuan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Misalnya, keingintahuan tentang cara kerja otak manusia. Rasa ingin tahu ini
selanjutnya membawa Anda menemukan berbagai petunjuk untuk memanfaatkan
potensi otak Anda. Kreativitas Anda pun meningkat karena telah memiliki
kemampuan meningkatkan penggunaan otak secara maksimal.
2. Mencoba hal-hal baru
Kreativitas berkembang pesat ketika Anda gemar mencoba hal-hal baru yang masih
terasa asing. Orang sering enggan mencoba hal-hal baru karena sudah merasa
nyaman dengan hal yang biasa dilakukanya.
3. Bersikap positif
Sikap negatif adalah sikap yang membunuh kreativitas. Bersikap positif berarti
Anda menerima gagasan-gagasan terbuka yang dilontarkan orang lain. Banyak
orang menolak sebuah ide baru karena orang tersebut tidak memiliki cukup
pengetahuan, tetapi menganggap dirinya sudah cukup tahu. Dengan
pengetahuannya yang terbatas, ia berpikiran negatif terhadap ide-ide orang lain.
Sebelum Anda menolak gagasan orang lain, pastikan dulu Anda mengetahui
kualitas gagasan tersebut. Anda harus mencobanya lebih dari satu kali hingga tahu
hasilnya.
4. Berani menghadapi risiko
Risiko adalah kejadian yang tidak kita duga terjadi karena ada konsekuensi yang
harus kita tanggung. Kehidupan kita tidak pernah luput dari risiko. Benarlah
pepatah yang mengatakan ''Tidak mengambil risiko pun merupakan suatu risiko''.
Jika Anda tidak siap menghadapi risiko yang berkaitan dengan kreativitas Anda,
Anda pasti menghadapi risiko lain, yakni kehilangan kreativitas Anda! Jadi, dalam
upaya meningkatkan kreativitas ada risiko yang kita hadapi.

16
B. Perkembangan Bakat Khusus Remaja
Perkembangan bakat khusus adalah merupakan kemampuan individu yang ada
dalam diri individu untuk memperoleh pelatihan atau respon beberapa seperti,
pengetahuan, keterampilan atau serangkaian tanggapan yaitu kemampuan untuk
berbahasa, musik, menghitung, olahraga dan ahli sebagainya. Adanya bakat khusus
yang dimiliki individu memang sangat membantu dalam meningkatkan hasil
belajanya di sekolah, begitu juga individu yang memiliki bakat khusus tidak
dikembangkan dan dilatih secara maksimal maka pada akhirnya tidak memberikan
hasil yang memuaskan pada diri individu masing-masing.
Menurut Aliense (2018) bakat khusus atau aptitude merupakan kecakapan
potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam bidang atau kemampuan yang
dimiliki masing-masing. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan
yang merupakan potensial (potential ability) yang masih diperlukan dan
dikembangkan untuk dilatih agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan
kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan
sesuatu, sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan
kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat
dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal.
Aspek perkembangan bakat khusus anak usia remaja yaitu diantaranya sebgai
berikut:
1. Bakat untuk bekerja dalam angka-angka (Numerikal).
Perkembangan bakat khusus pada anak usia remaja dilihat dari indikator Bakat
untuk bekerja dalam angka-angka (Numerikal) tergolong dalam kriteria
banyak. Anak memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi dan menunjukan
prestasi sekolah yang menonjol.
2. Bakat dalam menggunakan Bahasa
Perkembangan bakat khusus pada anak usia remaja dilihat dari indikator bakat
dalam menggunakan bahasa tergolong kedalam kriteria banyak. Jadi dapat
disimpulkan profil perkembangan bakat khusus pada anak usia remaja dilihat

17
dari indikator bakat dalam menggunakan bahasa tergolong dalam kriteria
banyak.
3. Menciptakan lagu
Perkembangan bakat khusus pada anak usia remaja dalam menciptakan lagu
dalam 30 menit tergolong dalam kriteria cukup banyak. Salah satu bakat khusus
yang dimiliki oleh seseorang yaitu bakat bidang seni, misalnya melukis,
olahraga, musik dan lain-lainnya. Hal ini juga dilihat dari hasil penelitian yang
dilakukan bahwa anak usia remaja mampu menunjukan bakat khusus yang ada
dalam dirinya. Bakat berpikir secara kreatif-produktif, kemampuan berkreasi
dalam menggabungkan beberapa hal/unsur/gagasan yang lama/sudah ada
menjadi baru.
4. Melukis sangat indah dalam waktu singkat
Perkembangan bakat khusus pada anak usia remaja dalam Melukis sangat indah
dengan waktu singkat tergolong dalam kriteria banyak. Ada beberapa yang
perlu dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu, yaitu
mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-
anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan
mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
5. Bakat dalam menggunakan keterampilan Teknik
Perkembangan bakat khusus pada anak usia remaja indikator bakat dalam
menggunakan keterampilan teknik tergolong dalam kriteria banyak. Yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan bakat khusus yaitu perhatian. Setiap
individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian
khusus. Sistem pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik
untuk digunakan, serta Motivasi. Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada
kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Dan tanamkanlah rasa optimis
kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
6. Mahir dalam komunikasi
Perkembangan bakat khusus pada indikator bakat dalam menggunakan
keterampilan teknik mahir dalam melakukan negosiasi tergolong dalam kriteria

18
banyak. Mahir dalam komunikasi adalah bagian dari perkembangan bakat
khusus aspek afektif.
7. Mahir dalam kepemimpinan
Perkembangan bakat khusus pada anak udia remaja indicator memberi mahir
dalam kepemimpinan tergolong kedalam kriteria cukup banyak. Memberi
mahir dalam kepemimpinan adalah bagian dari perkembangan bakat khusus
aspek kognitif.

2.5 Upaya dalam Meningkatkan Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus


Pada Era Globalisasi
A. Tuntutan Guru untuk Meningkatkan Kreativitas
Menjadi guru adalah profesi yang menantang. Banyak guru berhasil dalam
memfasilitasi siswanya secara akademis serta perkembangan kepribadiannya. Guru
mengajar secara totalitas dan tanpa pamrih dengan mengedepankan pengabdiannya
untuk mencerdaskan anak didiknya. Guru yang baik adalah guru yang menikmati
pekerjaannya, percaya akan materi yang diajarkan, pekerja keras, menghabiskan
banyak waktu untuk menyiapkan perencanaan pembelajaran, menggunakan pola
pengasuhan, peduli akan kebutuhan anak didiknya, serta berusaha mengaktifkan
semua anak didik dalam pembelajaran.
Menjadi guru kreatif dan inovatif bukan sesuatu yang datang begitu saja,
membutuhkan proses panjang. Oleh sebab itu, untuk menjadi guru inspiratif dengan
menjaga komitmen untuk terus memberi spirit kreatif, inspiratif, dan inovatif
kepada para siswa. Dengan spirit yang diberikan,guru dapat menciptakan manusia
unggul yang penuh kreativitas dan kemampuan kompetitif. Guru adalah teladan,
panutan bagi siswanya, sehingga guru sebelum melimpahkan keinginannya kepada
siswa, maka guru harus kreatif, inspiratif, inovatif, serta produktif
1. Guru Inpiratif sebagai Tuntutan Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa
Lusita (2011:9) menjelaskan bahwa guru adalah sosok yang paling utama,
karena guru mengemban tugas untuk mencerdaskan kehidupan manusia.
Namun demikian, tidak semua guru dapat menjadi inspiratif bagi siswanya.

19
Guru yang mampu menjadi inspirasi siswa adalah guru yang sebenarnya. Jika
diajar oleh guru inspiratif, maka siswa akan mampu menerjemah apa yang
dialami meski tidak berkaitan sama sekali dengan kurikulum disekolahnya.
Guru inspiratif bukanlah seorang guru yang hanya sekedar mengejar
kurikulum. Akan tetapi, guru mampu engajak siswa-siswanya berpikir kreatif
2. Guru Inovatif sebagai Tuntutan Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa
Makna istilah inovasi adalah pembaharuan atau perbaikan dengan disertai
perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara-cara tertentu. Inovasi
pembelajaran merupakan pembaharuan atau perbaikan suatu sistem
pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih baik. Dalam inovasi
pembelajaran, guru memiliki peranan yang amat vital dalam pembelajaran di
kelas. Gurulah yang memiliki tugas dan tanggungjawab untuk menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi,
menganalisis hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut
3. Guru Kreatif dan Produktif sebagai Tuntutan Dalam Meningkatkan Kreativitas
Siswa
Dalam perkembangan dunia pendidikan di jaman globalisasi, menuntut para
guru untuk lebih kreatif dan produktif. Saat ini masih banyak guru yang belum
sampai ke tahap itu, hanya menjadi guru sebatas mengajar saja dan
kemungkinan untuk mengembangkan atau mengkreasikan mata pelajaran yang
diampunya masih belum ada. Oleh karena itu, guru perlu mendapatkan
pembinaan dan pelatihan secara terus menerus agar menjadi guru yang
profesional sesuai dengan tuntutan.

B. Peranan Guru dalam Rangka Meningkatkan Kreativitas Siswa


Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, peran guru sangatlah penting dan
merupakan pemeran primer (pokok) karena secara langsung berinteraksi dengan
peserta didik dan melaksanakan transfer ilmu (transfer of knowledge) kepada
peserta didik.

20
Menurut Wahyudi (2012) peranan guru dalam Pendidikan menjadikan guru
sebagai pahlawan yang berjasa terhadap pelaksanaan pendidikan, karena hanya
dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, maka kemajuan dan nasib
bangsa dapat ditentukan. Peranan guru sangat dominan, oleh karena itu sebagai
bukti pengakuan negara terhadap jasa para guru dan untuk meningkatkan mutu dan
kualitas para guru dan dosen, maka lahirlah Peraturan Pemerintah No.14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Lahirnya kedua peraturan tersebut merupakan salah
satu kebijakan pemerintah yang memuat tentang usaha pemerintah dalam menata
dan memperbaiki mutu guru di Indonesia.
Menurut Wahyudi (2012) bahwa peranan guru sebagai agen pembelajaran,
sebagai berikut :
1. Guru sebagai Pendidik, yakni mendidik anak didik, mejadi tokoh, panutan
dan identifikasi bagi para peserta didk dan lingkungannya. Oleh karena itu,
guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup
tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin, karen guru adalah tokoh
yang mempengaruhi diri dan pribadi peserta didiknya, baik disekolah
maupun di luar sekolah.
2. Guru sebagai Pengajar, yakni melaksanakan pembelajaran dan membantu
peserta didiknya yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang
belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi
standar yang dipelajarinya.
3. Guru sebagai Pembimbing, yakni membimbing peserta didiknya,
mengarahkan dan menatap masa depan, membekali, dan bertanggungjawab
terhadap bimbingannya.
4. Guru sebagai Pelatih, yakni melatih peserta didiknya dalam
mengembangkan kemampuan dan keterampilan secara afektif,
psikomotorik dan intelektual.
5. Guru sebagai Penasehat, yakni guru berperan aktif dalam hal memberikan
arahan bimbingan dan konseling terhadap peserta didiknya yang mengalami

21
masalah dan membantu menyelesaikannya. Karena guru adalah orang tua
kedua di sekolah. Dalam melaksanakan perannya sebagai enasehat, maka
guru harus mendekati peserta didik dengan pendekatan psikologis.
6. Guru sebagai Pembaharu (inovator), yakni memberikan ideide dan
pandangan masa depan peserta didik, sehingga kelak bisa memberi
pembaharuan melalui karyanya. Dalam hal ini guru hanya sebagai jembatan
bagi peserta didiknya.
7. Guru sebagai Model dan Teladan, yakni menjadi cermin bagi peserta didik
dalam memperbaiki diri dan dalam hal kebaikan.
8. Guru sebagai Pendorong aktivitas,yakni kegiatan menciptakan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada menjadi ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau
adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Guru berperan besar
dalam mendorong dan meningkatkan kreativitas peserta didiknya agar
mampu mengoptimalkan bakat dan kreativitasnya, sehingga bermanfaat
bagi perkembangan peserta didiknya.
Guru merupakan unsur manusiawi yang sangat menentukan keberhasilan
pendidikan, karena keberadaan guru yang secara kontinu berupaya mewujudkan
gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap yang terunggul dalam
tugasnya sebagai pendidik. Di samping itu guru sangat dekat hubungannya dengan
peserta didik dalam upaya Pendidikan sehari-hari di sekolah.

22
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi,
produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak
dikenal pembuatannya, yang mana perkembangan kreativitas anak berbeda-beda
sesuai dengan usianya mulai dari tahap sensori –motorik (0 –2 tahun) yang mana
pada tahap ini anak belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan
kreativitasnya. Tahap Praoperasional (2 –7 tahun), Pada tahap ini kemampuan anak
mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai tumbuh
dan mulai mengembangkan memori, tahap Operasional Konkrit ( 7-11 tahun),
misalnya anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental,
tahap Operasional Formal ( 11 tahun ke atas) misalnya remaja sudah mampu
melakukan kombinasi tindakan secara proposional. Perkembangan kreativitas itu
berdasarkan usia mulai dari anak usia dini, anak sekolah dasar hingga remaja.
Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan
jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai
kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Ini memberikan
pemahaman bahwa bakat khusus sebagai potensi potential ability) untuk dapat
terwujud sebagai kinerja (performance) atau perilaku nyata dalam bentuk prestasi
yang menonjol, masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut. Anak
usia dini yang memiliki bakat biasanya memiliki daya ingat yang kuat dan fokus
tinggi terhadap sesuatu yang ia sukai. Seseorang anak sekolah dasar dapat
dikatakan sudah memiliki bakat terhadap kegiatan tertentu ialah ketika ia sudah
biasa merasakan kenikmatan dan kegembiraan. Remaja bisa dikatakan memiliki
bakat khusus apabila mereka dapat menguasai bidang atau kemampuan yang
dimilikinya dalam diri masing-masing.
Adapun peran guru dalam meningkatkan kreativitas anak di era globalisasi
adalah guru harus inspiratif dengan menjaga komitmen untuk terus memberispirit
kreatif, inspiratif, dan inovatif kepada para siswa. Guru merupakan unsur

23
manusiawi yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan, karena keberadaan
guru yang secara kontinu berupaya mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam
bentuk perilaku dan sikap yang terunggul dalam tugasnya sebagai pendidik.

3.2 Saran
Dalam Upaya Perkembangan Kreatvitas dan Bakat Khsus AUD, SD, dan
Remaja Guru harus menjadi sosok yang invovatif, inspiratif dan kreatif. Juga
melakukan pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan
minat bakat siswa.

24
DAFTAR PUSTAKA

Antika, Bregita Rindy. 2013. Studi Pengembangan Bakat Diri (Bakat Minat) pada
Siswa Komunitas Sastra di Sekolah Alternative Qoryah Thoyyibah Salatiga.
Skripsi. Semarang.
Chan, David W. 2003. Education For The Gifted And Talent Development: What
Gifted Education Can Offer Education Reform In Hong Kong. Department Of
Education Psychology, The Chiese University Of Hong Kong: Education
Jurnal Vol, 28, No. 2 Winter
Fidatul Mustika, dkk. 2017. Jurnal “Identifikasi Bakat Tari Siswa Sekolah Dasar
Melalui Kegiatan Bimbingan Tari Kreasi”
Haulia Din,dkk. 2020. Jurnal “Membangun Kreativitas Siswa Sekolah Dasar Dalam
Pembelajaran Menulis Dengan Memanfaatkan Media Kartu Huruf”
Ibrahim Bafadal, Dr.,M.Pd. 2012. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis 22 Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara
Idris, Meity H. 2014. Peranan Guru Dalam Mengelola Keberbakatan Anak. Jakarta:
PT. Luxima Metro Media
Imam, M.Pd. 2012. Pengembangan Pendidikan. Strategi Inovatif & Kreatif Dalam
Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher
Ina Magdalena. 2020. Jurnal “Upaya Pengembangan Bakat Atau Kemampuan Siswa
Sekolah Dasar Melalui Ekstrakurikuler”
Margono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Novan Ardy Wiyanti, 2014. Pskilogoi Perkembangan Anak Usia Dini, Yogyakarta ;
Gava Gramedia

25
Rana Gustian Nugraha. 2017. Jurnal “Penggunaan Pendekatan Bermain Sebagai Cara
Pengembangan Kreativitas Anak Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Di Sekolah Dasar”

26
LAMPIRAN
Pembagian pengerjaan Tugas
1. Alfisyah (2310125320029) :
Pencari Materi dan Rangkuman Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus AUD,
SD dan Remaja, Mencari buku refrensi
2. Ibrena Nalsal Angelika Sembiring (2310125220058) :
Pengetikan Makalah Perkembangan Kreatvitas dan Bakat Khusus AUD, SD dan
Remaja, Mencari jurnal dan buku refrensi
3. Muhammad Hafiz Fadillah (2310125110056) :
Pembuatan Power Point, Mencari buku refrensi
4. Siti Mutmainah (2310125220066)
Pencari Materi dan Rangkuman Perkembangan Kreativitas dan Bakat Khusus AUD,
SD dan Remaja, Mencari buku refrensi
5. Nur Inayah (2310125120033) :
Pengetikan Makalah Perkembangan Kreatvitas dan Bakat Khusus AUD, SD dan
Remaja, Mencari jurnal dan buku refrensi
6. Sri Kurnia Damayanti (2310125220057) :
Pengetikan Makalah Perkembangan Kreatvitas dan Bakat Khusus AUD, SD dan
Remaja, Mencari jurnal dan buku refrensi

27

Anda mungkin juga menyukai