Abstrak
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan. Setiap orang
membutuhkan pendidikan kapan saja, dimana saja.Tanpa pendidikan, sulit berkembang, bahkan
membosankan. Melalui pendidikan harus benar-benar dibimbing untuk menghasilkan manusia
yang berkualitas dan berdaya
UNESCO adalah organisasi PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan
kebudayaan telah mencanangkan empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan, yang perlu
dikembangkan oleh seluruh lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan formal. Empat
pilar tersebut ialah: (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar
untuk terampil melakukan sesuatu), (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4)
learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Perubahan model pendidikan yang dirasakan saat ini merupakan salah satu ciri era
globalisasi atau era keterbukaan, terbukti dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Era ini sering disebut sebagai abad 21, dan abad 21 lebih menekankan atau menuntut
lebih untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, tujuan dari
makalah ini adalah untuk mengkaji bidang pendidikan UNESCO dan relevansinya dengan
pengembangan kualitas sumber daya manusia di era globalisasi yang penuh tantangan persaingan
dan kebutuhan akan keahlian. 1) kreativitas dan inovasi, 2) berpikir kritis, 3) integrasi
pengetahuan, 4) kemudahan akses informasi, 5) komunikasi dan kolaborasi, 6) apresiasi terhadap
perbedaan pendapat, dan 7) pendidikan sepanjang hayat. Dari segi elemen abad 21: 1)
Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, dan 2) Belajar sepanjang hayat. Sedangkan
dari segi relevansi kepemimpinan dalam mengembangkan sumber daya manusia SD/MI: 1)
Memanfaatkan teknologi untuk mencari sumber informasi, 2) Berkomunikasi dan berkerjasama,
3) Kreatif dalam proses pembelajaran, 4) Menanamkan literasi, 5) Menghargai pendapat dan
berfikir kritis, 6) Mengembangkan berbagai pembelajaran secara inovatif serta 7) Menjadi
manusia pembelajar sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat.
Keyword: pendidikan UNESCO, era globalisasi, sumber daya manusia.
2 | Syahid,Alwi,Rajendra,Gumilang
Pendahuluan
Dalam meningkatkan kualitas suatu bangsa, kita perlu meningkatkan kualitas
pendidikan. Namun, peningkatan kualitas pendidikan di suatu negara harus diprioritaskan.
Karena kualitas pendidikan itu penting karena hanya orang-orang yang berkualitas yang bisa
bertahan di masa depan. Manusia di era dimana dunia semakin intens, tingkat kemampuannya
adalah manusia yang berkualitas. Orang inilah yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam
panggung dunia yang selalu berubah dan misterius bersama manusia lainnya. Memasuki era
globalisasi di abad 21, sistem pendidikan dunia membutuhkan paradigma baru untuk
mencerdaskan manusia dan menjaga persaudaraan. Ide ini telah direalisasikan oleh UNESCO
dan menyarankan bahwa "Empat Pilar Pembelajaran" akan memasuki era globalisasi.
Dalam upaya memajukan pendidikan, khususnya di Indonesia UNESCO
mengeluarkan empat pilar yang dapat menopang pendidikan tersebut. Keempat pilar tersebut
adalah learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Dimana
Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui),
Guru/Pendidik/tenaga pendidik harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di
samping itu Guru/Pendidik dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog
bagi siswa/peserta didik/peserta didiknya dalam rangka mengembangkan penguasaan
pengetahuan dan sumber daya manusia.
Dalam pendidikan yang digagas UNESCO, keempat pilar tersebut terintegrasi dengan
tiga pilar pendidikan Islam yaitu tauhid, akhlak dan ibadah. Perpaduan kedua pilar tersebut
terletak pada substansinya, namun juga pada peran masing-masing pilar. Dengan semakin
kokohnya pilar pendidikan Islam, semoga menghasilkan generasi yang siap dan mampu
menghadapi tantangan zaman.1
1
Sigit Dwi Laksana, ‘INTEGRASI EMPAT PILAR PENDIDIKAN (UNESCO) DAN TIGA PILAR
PENDIDIKAN ISLAM’, Al-Idarah : Jurnal Kependidikan Islam, 6.1 (2016), p. 59
<https://doi.org/10.24042/alidarah.v6i1.789>.
2
Ika Ruhana, ‘PENGEMBANGAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA VS DAYA SAING
GLOBAL’, 4 (p. 55).
3 | Syahid,Alwi,Rajendra,Gumilang
Metode
`Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan metode atau pendekatan
kepustakaan (Library Research). Menurut Zed 2004, penelitian kepustakaan memiliki cir-ciri
khusus antara lain; pertama, penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka
bukan dengan lapangan atau saksi mata (eyewitness), berpa kejadian, orang atau benda-benda
lain. Kedua, data bersifat siap pakain (readymade) artinya penelitia berhadapan langsung
dengan data yang sudah ada di perpustakaan. Ketga, data di perpustakaan adalah umumnya
sumber data sekunder dalam arti bahwa peneliti memperoleh data dari tangan kedua bukan
asli dari tangan pertama di lapangan. Keempat, kondisi data di perpustakaan tidak di bagi
oleh ruang dan waktu.Pengumpulan data dalam tulisan ini diperoleh dengan cara
mengeksplor yang meliputi membaca, megkaji, mempelajari, dan mencatat literatur dari
beberapa jurnal atau artikel, buku, maupun sumber yang berasal dari media massa baik cetak
maupun elektronik yang dianggap relevan terkait materi yang dikaji dalam tulisan ini.
3
‘Pendidikan Abad 21’, Pendidikan Guru Sekolah Dasar
<https://pgsd.binus.ac.id/2017/08/08/pendidikan-abad-21/> [accessed 20 July 2022].
4
Wikanti iffah Juliani and Hendro Widodo, ‘INTEGRASI EMPAT PILAR PENDIDIKAN (UNESCO)
MELALUI PENDIDIKAN HOLISTIK BERBASIS KARAKTER DI SMP MUHAMMADIYAH 1
PRAMBANAN’, Jurnal Pendidikan Islam, 10.2 (2019), 65–74 (pp. 68–69)
<https://doi.org/10.22236/jpi.v10i2.3678>.
5 | Syahid,Alwi,Rajendra,Gumilang
Indonesia selalu menawarkan kesempatan untuk bekerjasama dengan negara lain dan
organisasi internasional, seperti UNESCO yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan, budaya
dan komunikasi. Kerjasama ini juga didukung oleh kemajuan teknologi informasi,
komunikasi dan transportasi di era globalisasi. Kerjasama tersebut menunjukkan gejala
globalisasi di bidang politik atau pendidikan. Salah satu dampak negatif dari perubahan sosial
budaya adalah perbedaan tingkat kemajuan antara berbagai bagian budaya, ada yang
berkembang pesat dan ada yang lambat. Kondisi ini disebut antisosial.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan
memajukan pendidikan melalui upaya tersebut. Sumber daya manusia dapat bersaing di era
globalisasi, yang sejalan dengan upaya masyarakat menghadapi globalisasi, yaitu membekali
diri dengan pengetahuan dan beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
ataupun Pendidikan.6
menyedihkan. Pendidikan agama sebagai satu sub sistem pendidikan nasional tidak lebih
hanya sebagai pelengkap yang bersifat marginal dan tetrkesan terpisah dari keilmuan yang
lain. Sepanjang sejarahnya, pendidikan agama tidak pernah mengalami sentuhan yang serius
untuk dikembangkan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan yang selalu berkembang
dan berjalan maju. Ia hanya diajarkan untuk memenuhi tuntutan kondisi sehingga nyaris tidak
mengalami perubahan yang begitu signifikan. Sehingga wajar dalam pelaksanaan pendidikan
agama syarat dengan kelemahan-kelemahan.7
7
Abdul Khobir, ‘PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA GLOBALISASI’, 11 (pp. 5–7).
8
Ramdani & Siti Qomariyah, Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran.
Juli, 2022. Vol. 9, No.2. hal. 113-114.
7 | Syahid,Alwi,Rajendra,Gumilang
2. Ability, kemampuan terdiri dari dua unsur yaitu yang bisa dipelajari dan bakat.
Besarnya keinginan sebanding dengan prestasi yang dihasilkan.
3. Skill, keahlian yang berguna. Keahlian merupakan pengetahuan dan kemampuan
yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahn. Untuk tenaga pendidik harus
memilikinya dalam mengajar dan juga menjalankan perannya di kelas sebaga
motivator, pengajar, evaluator dan ain-lain.
4. Attitude, kepribadian individu merupaan hasil interaksi sejak lahir dengan situasi
lingkungan yang terlihat dari tidakan dan perbuatan serta rekasi psikolagis dari
setiap rangsangan dari lingkungan.
5. Habit, suatu kebiasaan yang dilakukan terus menerus sehingga tertanam di dalam
akal pikiran.
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa dapat dilakukan melalui peningkatan
mutu pendidikan. Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui lembaga UNESCO (United Nations,
Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bergerak dibidang pendidikan,
pengetahuan dan budaya mencanangkan empat pilar pendidikan yakni: a) learning to Know,
b) learning to do c) learning to be, dan d) learning to live together.
Kesimpulan
Empat Pilar Pendidikan yang dicanangkan UNESCO dapat kita artikan sebagai
konsep pendidikan yang mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menjalankan perannya di
lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan holistik yang
bertujuan memunculkan individu yang memiliki pribadi utuh dan menyeluruh (intelektual,
emosional, fisik, sosial, estetik, dan spiritual).
1. Learning to how (belajar untuk mengetahui)
2. Learning to do (belajar untuk melakukan)
3. Learning to be (belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu mandiri
yang berkepribadian)
4. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan
memajukan pendidikan melalui upaya tersebut. Sumber daya manusia dapat bersaing di era
globalisasi, yang sejalan dengan upaya masyarakat menghadapi globalisasi, yaitu membekali
diri dengan pengetahuan dan beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
ataupun Pendidikan. Pendidikan agama Islam di era globalisasi menghadapi banyak
permasalahan tantangan. Pertama, krisis moral. Krisis moral ini disebabkan oleh adanya
Peristiwa di media elektronik dan media massa lainnya yang menampilkan pergaulan bebas,
seks bebas, miras dan narkotika, perselingkuhan, Seks bebas, minuman keras. Sementara itu,
pendidikan agama yang diharapakan mampu memberikan solusi dan diajadikan sebagai basis
penanaman nilai-nilai moral malah mengalami kondisi yang menyedihkan.
Daftar Pustaka
8 | Syahid,Alwi,Rajendra,Gumilang
Juliani, Wikanti iffah, and Hendro Widodo, ‘INTEGRASI EMPAT PILAR PENDIDIKAN
(UNESCO) MELALUI PENDIDIKAN HOLISTIK BERBASIS KARAKTER DI
SMP MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN’, Jurnal Pendidikan Islam, 10.2 (2019),
65–74 <https://doi.org/10.22236/jpi.v10i2.3678>
Khobir, Abdul, ‘PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA GLOBALISASI’, 11
Laksana, Sigit Dwi, ‘INTEGRASI EMPAT PILAR PENDIDIKAN (UNESCO) DAN TIGA
PILAR PENDIDIKAN ISLAM’, Al-Idarah : Jurnal Kependidikan Islam, 6.1 (2016)
<https://doi.org/10.24042/alidarah.v6i1.789>
Oviyanti, Fitri, ‘Tantangan Pengembangan Pendidikan Keguruan di Era Global’, Nadwa:
Jurnal Pendidikan Islam, 7.2 (2016), 267–82
<https://doi.org/10.21580/nw.2013.7.2.562>
‘Pendidikan Abad 21’, Pendidikan Guru Sekolah Dasar
<https://pgsd.binus.ac.id/2017/08/08/pendidikan-abad-21/> [accessed 20 July 2022]
Putra, Agustinus Hermino S, ‘PENDIDIKAN TINGGI DI ERA GLOBALISASI’, 18
Ruhana, Ika, ‘PENGEMBANGAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA VS DAYA
SAING GLOBAL’, 4
Ramdani & Siti Qomariyah. 2022, Tarbiyah wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan
Pembelajaran. Juli, 2022.