Anda di halaman 1dari 21

TUNTUTAN PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL Di Zaman serba global saat ini, dapat

dikatakan hampir tidak ada batas yang jelas antara bangsa satu dengan bangsa lain,
peradaban satu dengan peradaban lainnya. Budaya suatu bangsa dengan budaya bangsa
lainnya. Manusia bisa dengan mudah berbaur dengan manusia lain di berbagai belahan
bumi ini. Aktivitas manusia yang dilakukan di benua Amerika pada detik ini, bisa diketahui
bahkan diikuti oleh manusia lain yang ada di benua Asia, Eropa, Afrika maupun Australlia
Kenyataan ini tentu menuntut sumber daya manusia yang mampu dengan mudah
beradaptasi terhadap perubahan zaman.Sumber daya manusia-sumber daya manusia ini
merupakan produk dari pendidikan di suatu bangsa. Apa yang dituntut dari out put
pendidikan di era global ini adalah lulusan-lulusan yang mampu berpikir kritis, memiliki
kompetensi dalam pemecahan masalah, kreatif inovatif, kompeten dalam ICT, komunikatif
dan menguasai berbagai bahasa / multi lingual. Untuk menghasilkan sumber daya manusia
dengan kompetensi tersebut, lembaga pendidikan terutama guru sebagai "sutradara
lapangan" dituntut untuk mengubah cara menyelenggarakan pendidikan dengan cara yang
berbeda dengan cara-cara yang selama ini telah dijalankan ( bukan berarti cara yg dipakai
saat ini tidak baik lho ) . Pembelajaran di era global menuntut peserta didik mampu
berkompetisi dengan menunjukkan kompetensinya agar mereka hidup sejahtera di era
global ini. Peserta didik harus lebih banyak belajar dengan cara yang berbeda baik teknik,
metoda, sarana prasarana, IT bahkan semangat dan daya juang. Pembelajaran di era global
yang diharapkan adalah pembelajaran yang lebih berfokus pada peserta didik ( student
center ), peserta didik dikondisikan untuk mampu secara aktif mencari informasi. Menurut
Darma ( 2009 ), pendidikan lebih memberikan rangsangan agar peserta didik menjadi
pembelajar yang aktif. bukan pembelajar yang pasif. Jadi pembelajaran di era global saat ini
sebaiknya dikelola sedemikian rupa sehingga merangsang, mendorong dan membiasakan
peserta didik bisa secara aktif menggali informasi dari berbagai sumber yang tersedia dan
disediakan oleh guru. Tuntutan pendidikan di era global ini tak pelak tentu menjadi tuntutan
sekaligus tantangan besar bagi para guru dalam menyelenggarakan pembelajaran. Guru
mau tidak mau, suka tidak suka, setuju tidak setuju harus mengimbangi tuntutan ini. Guru
dituntut untuk benar-benar profesional dalam dalam mengemban tugas dan fungsinya
sebagai sosok pengajar dan pendidik dengan berbekal kompetensi paedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional secara utuh. Pertanyaannya adalah ? Sudah siapkah
Guru-guru Indonesia ini menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan abad 21 ? Mengingat, perhatian pemerintah terhadap profesionalisme guru
belum lama berjalan tentu hal ini membutuhkan perjuangan yang sangat luar biasa agar
guru-guru yang aktif saat ini bersegera menjadi sosok pendidik dan pengajar yang
profesional mengikuti tuntutan abad 21. Dan tuntutan terbesar terhadap pemerintah
Indonesia adalah bagaimana pemerintah bisa merekrut guru-guru baru ( baik untuk :
menggantikan guru-guru lama yang sudah mencapai usia pensiun atau menambah
kekurangan guru ) dengan strategi baru yang tentunya mengikuti perkembangan dan
tuntutan abad 21. Pemerintah dituntut tidak asal-asalan dalam rekrutmen guru-guru baru
ini. Pilihan tentu harus jatuh kepada calon-calon guru yang mampu berpikir kritis , kompeten
dalam memecahkan masalah, kreatif-inovatif, komunikatif, menguasai ilmu pengetahuan,
menguasai multi bahasa dan menguasai ICT. Didukung dengan kompetensi kepribadian,
emosional dan spiritual yang stabil. Atau dengan kata lain "pilihlah guru yang pintar-bener-
berani".

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu


TUNTUTAN PEMBELAJARAN ABAD 21

Tuntutan pembelajaran abad ke-21 sebagaimana gambaran Jennifer Nichols selaras dengan 14
prinsip pembelajaran dalam kurikulum nasional.

Dari 14 prinsip tersebut kemudian disederhanakan lagi menjadi 4 prinsip pokok pembelajaran.
Adapun 4 prinsip pokok pembelajaran abad ke 21, seperti berikut ini:

(1) instruction should be student-centered;

(2) education should be collaborative;

(3) learning should have context; dan

(4)schools should be integrated with society.

Empat Prinsip Pokok Pembelajaran Abad ke 21

1. Instruction should be student-centered

Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat


pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan
minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal
materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak
berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.

Pembelajaran berpusat pada siswa bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa
sepenuhnya. Intervensi guru masih tetap diperlukan.

Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior
knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Memberi
kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing dan
mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya.

Selain itu, guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika
menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.

2. Education should be collaborative

Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-
orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi
dan membangun makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di
kelasnya.

Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan
talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan
mereka.

Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga
pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan penglaman
tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya. Kemudian, mereka
bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context

Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di
luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia
nyata (real word).

Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang
dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan
penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.

4. Schools should be integrated with society

Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah
seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.

Misalnya, mengadakan kegiatan fieldtrip, out bond, pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat
belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial.

Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti:
program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula
mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya

INILAH EMPAT PRINSIP PEMBELAJARAN ABAD KE 21

SUKSES DUNIA PENDIDIKAN BERARTI SUKSES MENGANTAR GENERASI PENERUS BANGSA UNTUK
REGENERASI KEPEMIMPINAN INDONESIA

Filsafat Ilmu

Berbagi Ilmu Untuk Dunia

1.
DEC

26

Pendidik pada Abad ke-21

A. Guru Abad ke-21


Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang.pada abad ini, terutama bidang Information
and Communication Technology (ICT) yang serba sophisticated membuat dunia ini semakin
sempit.Karena kecanggihan teknologi ICT ini beragam informasi dari berbagai sudut
dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan dari manapun. Komunikasi
antar personal dapat dilakukan dengan mudah, murah kapan saja dan di mana saja.
Namun demikian, pada abad ke-21 ini permasalahan yang dihadapi manusia semakin
complicated dan ruwet, misalnya krisis ekonomi global, pemanasan global, terorisme,rasisme,
drug abuse, trafficking, masih rendahnya kesadaran multikultural, kesenjangan mutu
pendidikan antar kawasan dan lain sebagainya. Setiap masalah tersebut membutuhkan
pemecahan yang harus dilakukan masyarakat secara bersama sama (collaboration).
Kompleksitas permasalahan pada abad ini juga terletak pada tidak berdayanya manusia
mencari sumber dan penyebab permasalahannya secara tepat dan cepat. Di samping itu juga
kapan timbulnya permasalahan sering tidak mampu diprediksi (unpredictable) dan tidak
terduga sebelumnya. Pada akhirnya banyak permasalahan masyarakat tidak mampu
diselesaikan secara efektif dan efisien.
Era ini juga ditandai semakin ketatnya persaingan diberbagai bidang antar negara, dan antar
bangsa. Terutama yang bisa diamati setiap saat adalah persaingan pemasaran produk
produk industri .Pasar didesain sedemikian rupa menjadi sebuah sistem perdagangan yang
terbuka (free trade). Perilaku persaingan modern ini benar-benar merupakan praktek
perilaku survival for the fittest yang kejam. Siapa kuat dialah yang akan menjadi pemenang,
sebaliknya siapa yang tidak berdaya dialah yang akan kalah dan termarginalkan.
Negara-negara maju (advanced countries) yang telah memiliki sumberdaya manusia yang
unggul akan semakin jauh meninggalkan negara negara berkembang (developing countries)
dan negara-negara terbelakang (under developing countries). Sebuah artikel yang ditulis oleh
Parag Kahnna di New York Times Magazine (21/1/2008) dengan jelas mengatakan bahwa
dunia pada abad ke-21 akan dikuasai oleh BIG THREE, yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa, dan
China. Sedangkan negara-negara lain yang sering disebut emerging market disebutnya sebagai
second world yang bernasib sebagai tempat persaingan dan pertarungan BIG THREE tersebut.
Mulai dari kemajuan Information and Communication Technology dan beragam dampak
positif negatifnya, semakin kompleksnya permasalahan manusia, dan kita berada pada era
kompetitif yang semakin ketat pada abad ke-21 ini, dibutuhkanlah persiapan yang matang dan
mantap baik konsep maupun aplikasinya untuk membentuk sumber daya manusia (human
resources) yang unggul. Dan yang paling bertanggung jawab dalam menyiapkan sumber daya
manusia yang unggul adalah lembaga-lembaga pendidikan di mana guru sebagai unsur yang
berperan paling dominan dan menentukan .Hal inilah yang membuat guru memikul tanggung
jawab yang tidak ringan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.
Guru merupakan profesi tertua di dunia seumur dengan keberadaan manusia. Apabila melihat
kehidupan masyarakat yang semakin terdiferensial dan ketika semua orang mempunyai banyak
pilihan sebagai ladang kehidupannya, maka citra profesi guru kian merosot didalam kehidupan
sosial. Apalagi masyarakat makin lama makin terarah kepada kehidupan materialistis, sehingga
suatu profesi dinilai sesuai nilai materinya. Oleh sebab itu tidak heran bila profesi guru
termarjinalkan dan menjadi pilihan terakhir.
Fenomena tersingkirnya profesi guru dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu gejala
global. Bukan saja di negara-negara maju citra profesi guru semakin menurun namun juga
terjadi di negara miskin dan berkembang. Namun demikian, tak ada golongan masyarakat yang
tidak membutuhkan profesi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat tanpa profesi guru
tidak mungkin tercipta suatu generasi unggul, kreatif dan cerdas. Ironi yang terjadi, begitu
besarnya jasa guru dalam membangun masyarakat bangsa namun penghargaan yang diberikan
rendah. Sehingga tidak mengherankan bila para pakar berpendapat bahwa profesi guru
merupakan Most thankless profession in the world .
Secara konseptual guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan
kompetensi untuk menjalankan tugas dan kewenangannya secara profesional, sementara
kondisi riil di lapangan masih sangat memprihatinkan, baik secara kuantitas, kualitas maupun
profesionalitas guru. Persoalan ini masih ditambah adanya berbagai tantangan ke depan yang
masih kompleks di era global ini.
Secara umum, sebagaimana diungkapkan oleh Tilaar (1995), pada masa Pembangunan Jangka
Panjang (PJP) II, masyarakat tidak dapat lagi menerima guru yang tidak profesional. Hal ini
sesuai dengan rekomendasi UNESCO, yang ditekankan pada tiga tuntutan yaitu:
1. Guru harus dianggap sebagai pekerja profesional yang memberi layanan kepada masyarakat.
2. Guru dipersyaratkan menguasai ilmu dan keterampilan spesialis
3. Ilmu dan keterampilan tersebut diperoleh dari pendidikan yang mendalam dan berkelanjutan.
Bertitik tolak dari rekomendasi tersebut serta profil guru pada saat ini, seharusnya guru pada
abad 21 benar-benar merupakan guru yang profesional, agar mampu menghadapi tantangan
abad 21. Untuk itu, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial,
serta kompetensi pedagogik seorang guru perlu dikembangkan sehingga mampu mendidik
siswa yang mempunyai kemampuan memprediksi dan menanggulangi.
Di sisi lain, tugas-tugas guru yang bersifat profesional harus ditunjang oleh sistem penghargaan
yang sesuai, sehingga guru mampu memfokuskan diri pada peningkatan kualitas layanan yang
diberikan. Hal ini sejalan dengan kriteria pekerjaan profesional yang menyebutkan bahwa guru
berhak mendapat imbalan yang layak, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam
bentuk penghargaan, hormat, dan rasa segan masyarakat terhadap guru

B. TANTANGAN GURU ABAD 21


Guru pada abad 21 dan abad selanjutnya ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap
perkembangan informasi dan komunikasi. Pembelajaran di kelas dan pengelolaan kelas, pada
abad ini harus disesuaikan dengan standar kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu :
1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya
dengan kompetensi multi bahasa.
2. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep).
3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.
4. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
5. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai
kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
Lebih lanjut, Yahya (2010) menambahkan tantangan guru di Abad 21 yaitu:
1. Pendidikan yang berfokus pada character building
2. Pendidikan yang peduli perubahan iklim
3. Enterprenual mindset
4. Membangun learning community
5. Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard
skills- soft skills).
Guru yang mampu menghadapi tantangan tersebut adalah guru yang profesional yang memiliki
kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi-kompetensi antara lain kompetensi profesional,
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang kualifaid.
a. Kompetensi profesional
Kompetensi profesioanal sekurang-kurangnya meliputi :
1. Menguasai subtansi bidang studi dan metodologi keilmuannya
2. Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi
3. Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
4. Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi
5. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
b. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya meliputi:
1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual
2. Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam
konteks kebhinekaan budaya
3. Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik
4. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
5. Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaranYang mendidik
6. Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
7. Merancang pembelajaran yang mendidik
8. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
9. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
c. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya meliputi:
1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik
dan masyarakat
3. Memiliki sikap, perilaku, etika, tata cara berpakaian, dan bertutur bahasa yang baik
4. Mengevaluasi kinerja sendiri
5. Mengembangkan diri secara berkelanjutan
d. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial sekurang-kurangnya meliputi:
1. Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat
2. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat
3. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional dan
global
4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri
5. Memiliki sikap, perilaku, etika, tata cara berpakaian dan bertutur bahasa yang baik
Guru yang profesional selain memiliki empat kompetensi tersebut di atas, menurut
Prof.Dr.Haris Supratno memiliki ciri-ciri profesional sebagai berikut.
1. Memiliki wawasan global holistik
2. Memiliki daya ramal ke depan
3. Memiliki kecerdasan, kreatifitas dan Inovasi
4. Memiliki kemampuan bermasyarakat
5. Menguasai IPTEK
6. Memiliki jiwa dan wawasan kewirausahaan
7. Memiliki akhlakul karimah
8. Memiliki keteladanan
9. Bekerja secara efisien dan efektif
10. Menguasai bahasa asing

C. KARAKTERISTIK GURU ABAD 21


Perubahan paradigma pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena berbagai
informasi terkini senantiasa mengalir kepada siswa atas kerja keras yang dilakukannya. Bahwa
di luar itu ada media lain yang membantu siswa bukan berarti peran guru harus ditiadakan.
Harus diakui dalam maraknya arus informasi pada masa kini, guru bukan lagi satu-satunya
sumber informasi tetapi merupakan salah satu sumber informasi. Meskipun demikian,
perannya di dalam proses pendidikan masih tetap diperlukan, khususnya yang berkenaan
dengan sentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif terhadap anak didik. Oleh karena itu, pada
hakekatnya guru itu dibutuhkan oleh setiap orang dan semua orang sangat mengharapkan
kehadiran citra guru yang ideal di dalam dirinya. Untuk itu, guru akan lebih tetap berperan
sebagai pendidik sekaligus berperan sebagai manager atau fasilitator pendidikan, sehingga
guru harus sanggup merencanakan, melaksanakan dan mengawasi sumber daya pendidikan
agar supaya peserta didik dapat belajar secara produktif.
Abad 21 menuntut peran guru yang semakin tinggi dan optimal. Sebagai konsekuensinya, guru
yang tidak bisa mengikuti perkembangan alam dan zaman akan semakin tertinggal sehingga
tidak bisa lagi memainkan perannya secara optimal dalam mengemban tugas dan menjalankan
profesinya.
Guru di abad 21 memiliki karakteristik yang spesifik dibanding dengan guru pada abad-abad
sebelumnya. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan
yang mantap.
2. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya.
3. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi.
4. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam memandang berbagai
permasalahan.
5. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi.
6. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.
Masih terkait dengan harapan-harapan yang digayutkan di pundak setiap guru, H. Muhammad
Surya, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, mengemukakan ada sembilan karakteristik citra
guru yang diidealkan. Masing- masing adalah guru yang :
Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap.
Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan lingkungan dan
perkembangan iptek.
Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain
Memiliki etos kerja yang kuat
Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir
Berjiwa profesionalitas tinggi
Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan nonmaterial
Memiliki wawasan masa depan
Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu
Untuk dapat berperilaku profesional dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi maka
terdapat lima faktor yang harus senantiasa diperhatikan, yaitu :
1. Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal
2. Sikap memelihara citra profesi
3. Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar kesempatan-kesempatan profesionalisme.
4. Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas cita-cita profesi
5. Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profesi
Kelima faktor sikap mental ini memungkinkan profesionalisme guru menjadi
berkembang.Karakter ideal serta perilaku profesional tersebut tidak mungkin dapat dicapai
apabila di dalam menjalankan profesinya sang guru tidak didasarkan pada panggilan jiwa.
D. CIRI-CIRI GURU ABAD 21
Menghadapi tantangan abad 21, diperlukan guru yang benar-benar profesional. Tilaar (1998)
memberikan ciri-ciri agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-
masing adalah :
Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik
Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan
Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi (pengajaran & pembelajaran)
Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka
Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology)
Memiliki kemahiran konseling

E. KECAKAPAN UTAMA GURU ABAD 21


Sesuai dengan Undang-udang, guru dan dosen harus mempunyai berbagai kompetensi,
diantaranya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan
kompetensi kepribadian. Disamping empat kompetensi tersebut, dalam membantu para siswa
beradaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi di abad ke 21 ini guru juga harus
mempunyai kecakapan utama yang yang meliputi:
a. Akuntabilitas dan Kemampuan Beradaptasi
Sebagai seseorang yang dapat ditiru, apapun yang dikerjakan dan diucapkan harus dapat
dipercaya oleh orang lain. Dalam menjalankan tanggung jawab pribadi mempunyai
fleksibilitas secara pribadi, pada tempat kerja, maupun dalam hubungan dengan masyarakat
sekitarnya. Disamping itu guru harus mampu menetapkan dalam mencapai standar dan tujuan
yang tinggi baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, dan yang tidak kalah
pentingnya guru juga harus mampu memaklumi kerancuan yang dilakukan oleh anak didiknya.
b. Kecakapan Berkomunikasi
Kecakapan yang kedua ini sangat penting bagi guru. Betapapun pintarnya seorang guru jika
tidak mempunyai kecakapan ini maka tidak akan mampu mentransfer ilmu kepada anak
didiknya. Kecakapan ini meliputi : memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang
efektif dalam berbagai bentuk dan isi baik secara lisan, tulisan, maupun menggunakan
multimedia.
c. Kreatifitas dan Keingintahuan Intelektual
Selama ini pembelajaran yang dilakukan guru berlangsung monoton. Salah satu penyebabnya
adalah tidak adanya kreatifitas dan keingintahuan intelektual guru. Dia mengajar hanya
bermodalkan teori keguruan yang ia peroleh sekian puluh tahun yang lalu. Kecakapan
kreatifitas dan keingintahuan intelektual tersebut mencakup : mengembangkan, melaksanakan,
dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif
terhadap perspektif baru dan berbeda.
d. Berpikir Kritis dan Berpikir dalam Sistem
Kecakapan berpikir kritis merupakan proses berpikir dan bertindak berdasarkan fakta yang
telah ada, apapun yang akan dilakukan dimulai dari identifikasi terhadap kemungkinan-
kemungkinan yang akan timbul dari suatu perbuatan tersebut, berusaha untuk memberikan
penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit serta selalu
memahami dan menjalin interkoneksi antara sistem.
e. Kecakapan Melek Informasi dan Media
Agar proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas menarik dan menantang, maka di era
globalisasi dan tanpa batas seperti sekarang ini guru harus mampu menganalisa, mengakses,
mengelola, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam berbagai bentuk
dan media.
f. Kecakapan Hubungan AntarPribadi dan Kerjasama
Sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru juga dituntut harus
mampu menunjukkan kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, mampu beradaptasi dalam
berbagai peran dan tanggungjawab, mampu bekerja secara produktif dengan yang lain, mampu
menempatkan empati pada tempatnya, serta mampu menghormati perspektif yang berbeda
dengan pendiriannya.
g. Identifikasi Masalah, Penjabaran, dan Solusi
Dalam menghadapi masalah sekecil apapun guru tidak boleh ceroboh dalam menanggapinya.
Oleh sebab itu guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam menyusun,
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah dengan baik.
h. Pengarahan Pribadi
Sebagai guru tentu setiap harinya menghadapi siswa yang perilakunya bermacam-macam. Oleh
karena itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam memonitor pemahaman diri dan
mempelajari kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran, menemukan sumber-sumber
belajar yang tepat, serta mentransfer pembelajaran dari satu bidang ke bidang lainnya.
i. Tanggung Jawab Sosial
Orang tua/masyarakat menyekolahkan anaknya di suatu sekolah mempunyai harapan agar
anaknya berubah, baik dari segi prilaku maupun kecakapan kompetensinya. Oleh sebab itu
sebagai seorang yang dituntut mempunyai kompetensi sosial, maka tanggung jawab dalam
bertindak guru harus mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih besar, menunjukkan
perilaku etis secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan antarmasyarakat.

F. KETRAMPILAN GURU ABAD 21


Menurut International Society for Technology in Education karakteristik keterampilan guru
abad 21 dimana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi keterampilan guru abad 21
kedalam lima kategori, yaitu :
1. Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa, dengan indikator
diantaranya adalah sebagai berikut :
Mendorong, mendukung dan memodelkan penemuan dan pemikiran kreatif dan inovatif.
Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia nyata (real world) dan memecahkan permasalahan
otentik menggunakan tool dan sumber-sumber digital.
Mendorong refleksi siswa menggunakan tool kolaboratif untuk menunjukan dan
mengklarifikasi pemahaman, pemikiran, perencanaan konseptual dan proses kreatif siswa.
Memodelkan konstruksi pengetahuan kolaboratif dengan cara melibatkan diri belajar dengan
siswa, kolega, dan orang-orang lain baik melalui aktifitas tatap muka maupun melalui
lingkungan virtual.
2. Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era digital, dengan
indikator sebagai berikut :
Merancang atau mengadaptasi pengalaman belajar yang tepat yang mengintegrasikan tools dan
sumebr digital untuk mendorong belajar dan kreatifitas siswa.
Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya akan teknologi yang memungkinkan semua
siswa merasa ingin tahu dan menjadi partisipan aktif dalam menyusun tujuan belajarnya,
mengelola belajarnya sendiri dan mengukur perkembangan belajarnya sendiri.
Melakukan kostumisasi dan personalisasi aktifitas belajar yang dapat memenuhi strategi kerja
gaya belajar dan kemampuan menggunakan tools dan sumber-sumber digital yang beragam.
Menyediakan alat evaluasi formatif dan sumatif yang bervariasi sesuai dengan standar
teknologi dan konten yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi proses belajar siswa
maupun pembelajaran secara umum.
3. Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator sebagai berikut :
Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke teknologi
dan situasi yang baru.
Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan komunitas menggunakan tool-tool dan
sumber digital untuk mendorong keberhasilan dan inovasi siswa.
Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif kepada siswa, orang tua, dan sejawat
menggunakan aneka ragam format media digital.
Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif daripada tool-tool digital terkini
untuk menganalisis, mengevaluasi dan memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk
mendukung penelitian dan belajar.
4. Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, dengan indikator
diantaranya sebagai berikut :
Mendorong, mencontohkan, dan mengajar secara sehat, legal dan etis dalam menggunakan
teknologi informasi digital, termasuk menghagrai hak cipta, hak kekayaan intelektual dan
dokumentasi sumber belajar.
Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang berpusat pada siswa dengan memberikan akses yang memadai terhadap tool-tool digital
dan sumber belajar digital lainnya.
Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung jawab interkasi sosial terkait dengan
penggunaan teknologi informasi.
Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman budaya dan kesadaran global melalui
keterlibatan/partisipasi dengan kolega dan siswa dari budaya lain menggunakan tool
komunikasi dan kolaborasi digital.
5. Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional, dengan indikator
sebagai berikut :
Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan global untuk menggali penerapan teknologi kreatif
untuk meningkatkan pembelajaran.
Menunjukkan kepemimpinan dengan mendemonstrasikan visi infusi teknologi, berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan bersama dan penggabungan komunitas, dan mengembangkan
keterampilan kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain.
Mengevaluasi dan merefleksikan penelitian-penelitian dan praktek profesional terkini terkait
dengan penggunaan efektif daripada tool-tool dan sumber digital untuk mendorong
keberhasilan pembelajaran.
Berkontribusi terhadap efektifitas, vitalitas, dan pembaharuan diri terkait dengan profesi guru
baik di sekolah maupun dalam komunitas.

G. PERANAN GURU ABAD 21


Tuntutan dunia internasional terhadap tugas guru memasuki abad ke-21 tidaklah ringan. Guru
diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang bertumpu dan
melaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk
Pendidikan, yaitu :
learning to know
learning to do
learning to be
learning to live together
Jika dicermati keempat pilar tersebut menuntut seorang guru untuk kreatif, bekerja secara tekun
dan harus mampu dan mau meningkatkan kemampuannya. Berdasarkan tuntutan tersebut
seorang guru akhirnya dituntut untuk berperan lebih aktif dan lebih kreatif.
1. Guru tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai produk, tetapi terutama sebagai proses.
Dia harus memahami disiplin ilmu pengetahuan yang ia tekuni sebagai ways of knowing.
Karena itu lebih dari sarjana pemakai ilmu pengetahuan tetapi harus menguasai epistimologi
dari disiplin ilmu tersebut.
2. Guru harus mengenal peserta didik dalam karakteristiknya sebagai pribadi yang sedang dalam
proses perkembangan, baik cara pemikirannya, perkembangan sosial dan emosional, maupun
perkembangan moralnya.
3. Guru harus memahami pendidikan sebagai proses pembudayaan sehingga mampu memilih
model belajar dan sistem evaluasi yang memungkinkan terjadinya proses sosialisasi berbagai
kemampuan, nilai, sikap, dalam proses memperlajari berbagai disiplin ilmu.
Lebih jauh, dikemukakan pula tentang peranan guru yang berhubungan dengan aktivitas
pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi (self oriented), dan dari sudut pandang
psikologis.
Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan, guru
berperan sebagai :
1. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan
2. Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan kepentingan
masyarakat dalam pendidikan.
3. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus diajarkannya.
4. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para peserta didik melaksanakan disiplin.
5. Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat
berlangsung dengan baik.
6. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan
peserta didik sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan.
7. Penterjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan berbagai kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.
Di pandang dari segi diri pribadinya (self oriented), seorang guru berperan sebagai :
1. Pekerja sosial (social worker), yaitu seorang yang harus memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus menerus untuk
mengembangkan penguasaan keilmuannya.
3. Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta didik di
sekolah.
4. Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh oleh mpara peserta
didik.
5. Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa aman
berada dalam didikan gurunya.
Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai :
1. Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi
pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
2. Seniman dalam hubungan antarmanusia (artist in human relations), artinya guru adalah orang
yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antarmanusia, khususnya dengan
para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
3. Pembentuk kelompok (group builder), yaitu mampu membentuk atau menciptakan kelompok
dan aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan.
4. Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu menciptakan suatu
pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik.
5. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung jawab bagi
terciptanya kesehatan mental para peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Lahamuddin, Basri. 2011. Guru Abad 21.(http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/04/guru-
abad-21/). diakses 15 Desember 2012.
Sarjanaku. 2010. Tantangan Guru Sebagai Tenaga Profesional. (Online).
(http://www.sarjanaku.com/2010/11/tantangan-guru-sebagai-tenaga.html). diakses 14
Desember 2012.
Sutamto. 2010. Tantangan Guru pada Abad Ke-21. (Online).
(http://sutamto.wordpress.com/2010/04/10/tantangan-guru-pada-abad-ke-21/). diakses 15
Desember 2012.
Febryani, Yoeyhan. 2012. Guru Abad 21. (Online).
(http://yoeyhanfebryani.blogspot.com/2012/11/guru-abad-21.html). diakses 15 Desember
2012.

Diposkan 26th December 2014 oleh dini rahmaseptiana

0
Tambahkan komentar

Memuat
Template Dynamic Views. Gambar template oleh loops7. Diberdayakan oleh Blogger.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA

SAPS

E-GAJI

APDM

SPS

E-SPLG

E-PROFIL

I-NILAM

E-PANGKAT

E-GTUKAR

CiKGUHAiLMi

Blog cikgu Sains dan Kimia yang fanatik dengan Sofbol dan Drama
UTAMA

PBS SAINS

SAINS

KIMIA

IDEA PDP SAINS

SOFBOL

VIDEO PENDEK

INOVASI

HAL PENDIDIKAN

MISC

CIKGU HAILMI

21 Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik

Rabu, April 02, 2014 Hal Guru, Inovasi, Kreatif 21 comments

Bulan April dah mula menjengah. Maka bermulalah juga Bulan Sains dan Matematik di sekolah saya.
Banyak juga aktiviti yang dah dirancangkan. Jom saya kongsikan sket cadangan 21 Aktiviti menarik
bagi Bulan Sains dan Matematik. Mudah-mudahan dapat membantu rakan guru di luar sana dalam
mencari idea untuk diadakan di sekolah masing-masing.

1. Pertandingan Fotografi Sains

Pertandingan fotografi ini adalah seperti pertandingan fotografi yang lain. Janji gambar nampak
cantik di mata cikgu, maka cikgu dah boleh isytiharkan siapa pemenangnya. Bagi pertandingan ini,
subjek dan temanya mesti lah ada kena mengena dengan Sains. Sebagai contohnya, tumbuhan
berbunga atau tumbuhan tidak berbunga.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan Fotografi Sains

Penggunaan kamera bergantung kepada cikgu sendiri, sama ada nak sediakan banyak-banyak
kamera, atau pun benarkan pelajar menggunakan kamera sendiri. Pertandingan ini sebenarnya saya
dah kongsikan secara detail dalam entri yang terdahulu.
2. Pameran Sains

Ini adalah aktiviti yang agak biasa dijalankan di mana-mana sekolah. Bezanya mungkin bergantung
kepada apa benda yang nak dipamerkan. Jika ada bahan pameran yang menarik dan boleh
membuatkan pelajar rasa teruja nak melihat dan membelek bahan pameran anda, maka
dipersilakan. Jika bahan pameran adalah biasa-biasa sahaja, maka saya rasa aktiviti ini agak
membosankan.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pameran Sains

3. Pertandingan Telur Kebal

Pertandingan Telur Kebal ini adalah pertandingan mencipta bahan sokongan bagi telur, supaya tak
pecah jika dijatuhkan daripada tempat yang tinggi. Kalau tak pecah, maka kebal lah telur itu. Pelajar
boleh menggunakan kaedah masing-masing sekreatif mungkin, tetapi masih berpandukan kepada
syarat-syarat yang telah ditetapkan.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan telur kebal

Semakin ketat peraturan yang cikgu tetapkan, maka semakin kreatif lah hasil daripada pelajar nanti.
Aktiviti ini agak menarik dan cukup menghiburkan. Jangan terkejut dengan kreativiti anak murid
cikgu dalam menghasilkan produk mereka!

4. Kuiz Sains (bertulis)

Ini juga adalah aktiviti turun temurun dan menjadi kebiasaan kepada hampir semua sekolah. Namun,
rakan guru boleh mengkreatifkan kuiz ini dalam bentuk yang lebih terkini. Sebagai contoh, dengan
menggunakan Makmal Komputer bagi menjawab soalan yang sudah diselaraskan. Minta bantuan
daripada rakan guru yang mahir dalam menetapkan penggunaan ICT, inshaAllah aktiviti kuiz ini juga
boleh jadi aktiviti yang menarik.

5. POPKUIZ Sains
Aktiviti kuiz yang berbentuk seperti POPKUIZ ini juga dapat menarik minat pelajar untuk mengikuti
aktiviti Bulan Sains dan Matematik dengan jayanya. Adakan kumpulan daripada setiap kelas yang
terdiri daripada 2 / 3 orang dalam satu kumpulan.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Kuiz Sains

Beberapa pusingan boleh diadakan bergantung kepada kreativiti cikgu. Mungkin pusingan pertama
memberi peluang kepada setiap kumpulan untuk memilih soalan, diikuti pusingan kedua yang
memberi peluang kepada kumpulan yang paling pantas menjawab soalan.

6. Pertandingan Amali

Pertandingan amali adalah pertandingan yang mengkhususkan kepada kemahiran menjalankan


eksperimen dengan baik. Pemilihan eksperimen adalah bergantung kepada guru. Lebih susah
eksperimen yang dijalankan, lebih mencabar pertandingan tersebut kepada pelajar.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan Amali Sains

Pemarkahan boleh dinilai pada hasil akhir eksperimen, kemahiran menjalankan eksperimen dan
perkara-perkara yang berkaitan dengan nilai semasa menjalankan eksperimen.

7. Drama Sains

Aktiviti ini juga merupakan aktiviti yang menarik. Ada kelainannya. Setiap kumpulan diberikan masa
10 minit bagi mempersembahkan drama yang berunsurkan Sains. Kreativiti adalah bergantung
kepada pelajar sama ada mahu menggunakan konsep sketsa, puisi dan lagu, atau apa-apa seni
persembahan lain.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan Drama Sains

Pemarkahan diberi pada kandungan Sains yang dinyatakan dalam drama, kreativiti dan penggunaan
bahan yang sesuai. Jika ada faktor lain yang boleh dinilai, seperti mutu lakonan dan persembahan,
maka mungkin rakan guru boleh berikan markah bonus.
8. Pertandingan Video

Jika sekolah anda mempunyai budaya 'video' yang bagus, maka saya sarankan diadakan
pertandingan mencipta video berunsurkan Sains. Jika tak ada pun, masih rakan guru boleh teruskan
aktiviti ini dengan seringkas mungkin.

Pelajar menghasilkan video pendek, dalam jangka masa 2 - 5 minit yang menerangkan mengenai
apa-apa yang berkaitan dengan Sains. Video boleh dirakam terus dengan menggunakan apa jua jenis
kamera (termasuk kamera telefon), dan boleh juga dalam bentuk yang sudah di-edit.

9. Membina model

Pertandingan ini juga dapat membina kreativiti pelajar anda. Guru-guru boleh tetapkan syarat dan
juga peraturan yang perlu dipatuhi pelajar. Sebagai contohnya, wajib menggunakan bahan terpakai.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan Membina Model

Tujuan model dibina juga boleh dipelbagaikan dengan menetapkan tema perhiasan rumah, tema
projek alam sekitar, tema barang pelbagai-guna dan macam-macam lagi.

10. Pertandingan Memasang Model

Pertandingan ini saya dapat idea semasa menjalankan pdp dalam kelas. Pelajar sangat teruja mahu
siapkan memasang model dengan masa yang paling pendek. Maka saya anjurkan pertandingan
memasang model paling cepat.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan Memasang Model


Model yang cikgu boleh gunakan adalah model manusia dan juga model litar elektrik (selari dan
bersiri). Hati-hati juga. Takut ada yang terlebih excited nak pasang model, sampai habis rosak model
yang ada.

11. Explorace Sains / Saintis Muda

Pertandingan ini dicedok daripada pertandingan Explorace yang popular suatu ketika dahulu.
Konsepnya lebih kurang sama, iaitu ditetapkan beberapa stesyen, dengan setiap stesyen mempunyai
tugasan tertentu yang perlu diselesaikan. Kumpulan yang paling awal menamatkan cabaran, akan
dikira sebagai pemenang.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Explorace Sains / Saintis Muda

Bagi setiap stesyen, banyak aktiviti atau tugasan yang boleh ditetapkan. Kalau cikgu mahu lebih
menarik, jalankan aktiviti ini di luar daripada kelas dan juga makmal. Tentu meriah melihat kumpulan
pelajar terkejar-kejar ke sana ke sini bagi mendapatkan jawapan!

12. G-Math

Ini adalah pertandingan yang mirip kepada permainan sahibba. Bezanya permainan ini memerlukan
kemahiran asas mengira + - / x dalam menghasilkan sesuatu persamaan matematik itu.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik G-Math

Bagi yang belum pernah mencuba, mungkin agak sukar. Namun jika sudah mula bermain, G-Math ini
pasti menyeronokkan.

13. Pertandingan Sudoku

Tak sahlah kalau permainan ini tak dimasukkan dalam senarai aktiviti bulan Sains dan Matematik.
Permainan Sudoku ini agak menarik dan mencabar kemampuan pelajar untuk berfikir dengan pantas
dan tepat.
Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan Sudoku

Mungkin rakan guru boleh kreatif kan lagi permainan ini dengan mengadakan perlumbaan siapa
yang dapat selesaikan masalah Sudoku ini dengan lebih pantas! Adakan dalam beberapa pusingan,
dengan setiap pusingan menyaksikan sebilangan pelajar akan tersingkir. Tentu lebih menarik!

14. Pertandingan Teka Berat / Teka Bilangan

Ini juga pertandingan yang agak menarik. Guru boleh meletakkan apa-apa barang dalam balang
besar / akuarium dan kemudiannya menyuruh pelajar untuk meneka bilangan atau pun berat barang
tersebut. Guru-guru boleh gunakan guli, biji kacang hijau, biji getah dan apa-apa yang difikirkan
sesuai.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan Teka berat / teka bilangan

Sediakan borang kecil yang mencatatkan maklumat peneka dan terus sediakan kotak pertandingan.
Letakkan juga balang besar / akuarium tersebut di tempat laluan yang strategik. Tentu banyak
sambutan. Sekurang-kurangnya pelajar juga dapat menggunakan kemahiran menganggar dengan
logik dan bijak.

15. Pertandingan Sudut Matapelajaran

Setiap kelas di sekolah diminta untuk menghias sudut matapelajaran 'Sains'. Bahan yang dilekatkan
perlulah bahan yang berkualiti dan dengan persembahan yang menarik dan ceria.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan sudut matapelajaran

Bagi memudahkan penilaian dari kelas ke kelas, rakan guru boleh menetapkan tema bagi sudut Sains
tersebut. Contohnya, tema angkasa, tema hidupan air, keseimbangan ekosistem dan lain-lain
perkara yang berkaitan dengan Sains.

16. Pertandingan Artikel Sains


Pertandingan menyediakan artikel Sains dengan maklumat yang menarik. Pelajar dibenarkan untuk
menggunakan sebarang bahan untuk mendapatkan artikel Sains yang menarik.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan artikel sains

Jika ditetapkan penggunaan saiz A4 serta bahan yang digunakan, mungkin juga artikel Sains yang
dihasilkan oleh pelajar dalam pertandingan tersebut dapat di-laminate dan dijadikan bahan hias
sekitar sekolah. Bahan info Sains yang menarik!

17. Buku Skrap

Penghasilan buku skrap Sains juga merupakan aktiviti yang menyeronokkan. Tema yang ditentukan
kepada pelajar boleh datang dalam bentuk yang pelbagai. Sebagai contohnya senarai tumbuhan
yang terdapat dalam kawasan sekolah. Bagi menambahkan lagi cabaran, guru boleh tetapkan juga
nama saintifik bagi setiap tumbuhan yang dimasukkan dalam buku skrap.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan buku skrap sains

Selain daripada cadangan tema di atas, guru juga boleh tetapkan tema lain seperti senarai tumbuhan
berbunga dan tidak berbunga, monokotiledon dan dikotiledon serta serangga yang wujud dalam
kawasan sekolah.

18. Pelancaran Roket Air

Roket air juga merupakan aktiviti Bulan Sains yang boleh memberi kelainan kepada pelajar.
Pertandingan sebegini sudah tentu merangsang kreativiti pelajar dalam menghasilkan roket air
dengan inovasi yang tersendiri.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik Pertandingan roket air

19. Lawatan ke Agensi / Pusat Sains


Bagi sekolah yang berada berdekatan dengan mana-mana agensi atau pusat Sains, maka anda
bolehlah membuat lawatan sambil belajar ke pusat tersebut. Rancang aktiviti dengan baik,
inshaAllah ini akan jadi pengalaman yang berharga buat pelajar.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik lawatan ke pusat sains

Mana tahu dengan lawatan tersebut menyebabkan pelajar akan lebih berminat untuk mendalami
Sains. Selain daripada agensi / Pusat Sains, antara tempat lain yang anda boleh adakan lawatan
sambil belajar adalah institusi seperti universiti, Pusat Kimia, kilang industri, pusat rawatan air, pusat
pelupusan sampah, empangan hidroelektrik dan apa-apa yang berkaitan dengan Sains.

20. Ceramah / Bengkel

Ini lagi satu aktiviti yang agak membosankan untuk diadakan di Bulan Sains dan Matematik. Namun
aktiviti zaman berzaman ini kalau nak diadakan jugak, boleh disegarkan dengan ceramah atau
bengkel oleh individu yang lebih berpengaruh (artis, tokoh). Pokok pangkalnya mestilah ceramah
atau bengkel yang berkaitan dengan Sains.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik ceramah bengkel

Selain daripada individu, pihak sekolah juga boleh memohon pihak universiti atau mana-mana
institusi yang berkaitan dengan Sains untuk datang memberi ceramah di sekolah. Semoga terhibur..
;)

21. Mencerap Bintang

Bagi sekolah yang mempunyai peralatan yang mencukupi, pihak sekolah boleh juga mengadakan sesi
mencerap bintang di langit. Saya rasa aktiviti ini menarik dan sangat bersesuaian dengan bulan Sains
dan Matematik.

Aktiviti Menarik Bulan Sains dan Matematik mencerap bintang

Walaubagaimanapun beberapa perkara perlu diambil kira. Terutamanya yang berkaitan dengan
perjalanan pelajar pada malam hari serta kesediaan guru untuk meluangkan masa malam di sekolah
bersama pelajar, sambil melihat bintang yang berkerlipan.
Inilah antara beberapa cadangan aktiviti menarik yang boleh dianjurkan sepanjang Bulan Sains dan
Matematik. Hampir kebanyakan daripada aktiviti di atas ada dan pernah dianjurkan di sekolah saya.
Ada yang mendapat sambutan hangat dan ada yang mendapat sambutan suam-suam kuku.
Semuanya bergantung kepada kreativiti cikgu dalam melaksanakan pertandingan dan aktiviti
tersebut.

Jika sekiranya cikgu-cikgu mempunyai cadangan aktiviti lain, boleh lah kongsikan juga di ruangan
komen supaya boleh diambil manfaat oleh rakan guru yang lain. Selamat mencuba!

Anda mungkin juga menyukai