Anda di halaman 1dari 19

ISLAM,

PEREMPUAN DAN
FEMINISME

Moh. Fauzan, S.Pd., M.Pd.I


NASIB PEREMPUAN PRA
ISLAM
Masyarakat Yunani Di kalangan elite, para perempuan ditempatkan (disekap)
dalam istana-istana. Di kalangan bawah, Mereka diperjualbelikan, sedangkan
yang berumah tangga sepenuhnya berada di bawah kekuasaan suaminya.
Mereka tidak memiliki hak-hak sipil bahkan hak waris pun tidak ada.
Adapun dalam peradaban Romawi, wanita sepenuhnya berada di bawah
kekuasaan ayahnya. Setelah kawin, kekuasaan tersebut pindah ke tangan sang
suami. Kekuasaan ini mencakup kewenangan menjual, mengusir,
menganiaya, dan membunuh. Keadaan tersebut berlangsung terus sampai
abad ke-6 Masehi. Segala hasil usaha wanita, menjadi hak milik keluarganya
yang laki-laki.
Peradaban Hindu dan China, Hak hidup seorang perempuan yang bersuami
harus berakhir pada saat kematian suaminya; isteri harus dibakar hidup-
hidup pada saat mayat suaminya dibakar. Ini baru berakhir pada abad ke-17
Masehi.
 Dalam ajaran Yahudi, martabat perempuan sama dengan
pembantu. Ayah berhak menjual anak perempuan, kalau ia
tidak mempunyai saudara laki-laki. Ajaran mereka
menganggap perempuan sebagai sumber laknat, karena dia-
lah yang menyebabkan Adam terusir dari surga.
 Sementara itu, di semenanjung Arabia sebelum datangnya
Islam, terdapat kebudayaan yang disebut Jahiliyah. Di
zaman ini, perempuan dipandang amat rendah. Seorang
bapak merasa malu bila isterinya melahirkan bayi
perempuan sehingga di kalangan mereka terdapat kebiasaan
mengubur bayi perempuan.
KONSEP ISLAM
TENTANG
PEREMPUAN
Pemuliaan Islam Terhadap Perempuan

 Kesamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan


sebagai Abdullah dan Khalifatullah.
 Perbedaan (lk) dan (pr) secara kodrati yang keduanya
mempunyai fungsi yang berbeda.
 Peranan besar perempuan dalam rumah tangga adalah
sebagai ibu rumah tangga.
 Hak-hak perempuan
1. hak politik 4. hak sipil
2. hak profesi 5. hak berpendapat
3. hak belajar
Menyikapi Ayat dan Hadis Misoginis

Berkenaan dengan tafsir terhadap surat al-Nisa’ ayat 34 misalnya,


Shihab berpendapat bahwa kepemimpinan laki-laki atas
perempuan dalam ayat tersebut lebih tepat dimaknai sebagai
kepemimpinan dalam urusan keluarga. Sementara itu, surat al-
Ahzab ayat 33 oleh Shihab ditafsirkan sebagai bentuk penekanan
kepada perempuan yang sudah berkeluarga agar menitikberatkan
perhatian mereka pada pembinaan rumah tangganya.
Sementara itu hadis “Barangsiapa menuruti isterinya, maka
ia masuk neraka”, tidak dipaparkan sesuai konteks, atau
malah hanya disampaikan sebagian. Sebab hadis tersebut
masih ada lanjutannya: Seseorang lalu bertanya kepada
Rasulullah, “Apa yang dimaksud dengan menuruti?”
Rasulullah menjawab, “Yaitu, bila suami memperbolehkan
isterinya pergi ke kolam renang, pesta perkawinan, perayaan,
dan ke tempat orang meninggal, dengan menggunakan
pakaian tipis dan sangat halus.” Dengan demikian, jelaslah
bahwa “menuruti” di sini adalah mengizinkan perempuan
untuk berbuat sesuatu yang melanggar syariat.
Sedangkan hadis “Tidak beruntung satu kaum yang
menyerahkan urusan mereka kepada perempuan,”
kadang disampaikan tanpa menyebutkan konteks (sebab)
munculnya, yakni ketika itu Rasul Allah SAW
mengetahui bahwa masyarakat Persia mengangkat Puteri
Kisra sebagai penguasa mereka. Beliau bersabda, “Tidak
akan beruntung satu kaum yang menyerahkan urusan
mereka kepada perempuan.” Jadi, hadis tersebut di atas
ditujukan kepada masyarakat Persia ketika itu, bukan
terhadap semua masyarakat dan dalam semua urusan
 “Perempuan menghadap dalam bentuk setan, dan
membelakangi dalam bentuk setan. Jika salah seorang dari
kamu melihat perempuan, maka hendaklah ia kemudian
berkumpul dengan keluarganya. Sesungguhnya yang demikian
itu dapat menolak gejolak jiwanya” (HR. Muslim).
 Mengenai hadis tentang perempuan adalah setan, ternyata
penyebab turunnya adalah pada saat itu Nabi Muhammad SAW
melihat seorang perempuan yang sangat menarik hatinya. Nabi
kemudian kembali ke rumah, lalu “berkumpul” dengan salah
seorang isterinya, Zainab. Ketika Nabi SAW kemudian bertemu
dengan para sahabatnya, Nabi bersabda sebagaimana hadis di
atas
FEMINISME
 Feminisme – orang Indonesia lebih familiar dengan
istilah emansipasi (kemerdekaan, pembebasan) -
diilhami oleh perjuangan R.A. Kartini
 feminisme berasal dari bahasa Latin, femina yang
berarti perempuan.
 Dalam kamus Webster’s Dictionary, kata feminism
diartikan sebagai sebuah doktrin atau gerakan yang
menganjurkan persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan di bidang sosial, politik, dan ekonomi
CIRI FEMINISME
 sebuah gerakan atau doktrin yang menyadari
adanya ketidakadilan jender di masyarakat maupun
di keluarga, antara lain dalam bentuk penindasan
dan pemerasan terhadap perempuan; (
 memaknai jender bukan sebagai sifat kodrati
melainkan sebagai hasil proses sosialisasi
 memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki
dan perempuan.
SEJARAH FEMINISME
 Gerakan feminise muncul di Barat, Penyebab utamanya
adalah pandangan meremehkan bahkan membenci
perempuan (misogyny)
 Kata feminisme diperkenalkan pertama kali oleh aktivis
sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837. Namun
gerakannya kurang berhasil.
 Gerakan ini pindah ke Amerika dan berkembang pesat di
sana sejak publikasi John Stuart Mill, the Subjection of
Women (1869).
 Hal lain yang mendorong timbulnya feminisme, menurut
Murtadha Muthahari adalah kepentingan kapitalisme
RAGAM FEMINISME
Aliran feminisme yang menuntut agar perempuan diberikan
kesempatan yang sama dengan laki-laki karena perempuan
Feminisme mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki, dan
Liberal bahwa perempuan harus diberikan kebebasan untuk
menentukan nasibnya

Aliran yang berpendapat bahwa sumber ketertindasan


perempuan adalah sistem produksi dalam keluarga, dimana
Feminisme laki-laki bekerja dan menghasilkan uang, sedang
Marxis perempuan hanya bekerja di sektor rumah tangga yang
tidak menghasilkan uang. Hal inilah yang menyebabkan
laki-laki bisa mendominasi perempuan
RAGAM FEMINISME
Aliran feminisme yang berpandangan bahwa penindasan
terhadap perempuan terjadi akibat fisik perempuan yang
Feminisme lemah di hadapan laki-laki, dimana perempuan harus
Radikal mengalami haid, menopause, hamil, sakit saat haid dan
melahirkan, menyusui, mengasuh anak, dan sebagainya.
Semua itu membuat perempuan tergantung pada laki-laki.
Feminisme Teologis merupakan aliran feminisme yang
memandang bahwa penyebab tertindasnya perempuan oleh
Feminisme laki-laki adalah teologi atau ideologi masyarakat yang
Teologis menempatkan perempuan di bawah laki-laki. Oleh karena itu,
solusinya adalah dengan merubah teologi atau ideologi
tersebut agar menempatkan perempuan setara dengan laki-
laki

Ekofeminisme adalah aliran feminisme yang berusaha mengaitkan ekologi


dengan feminisme. Mereka berpendapat bahwa eksistensi alam bekerja dengan
prinsip feminitas sehingga bila maskulinitas menguasai alam, maka akan terjadi
kehancuran alam di samping juga penindasan terhadap perempuan
PANDANGAN TERHADAP FEMINISME

 kelompok konservatif, adalah mereka yang menolak isu-isu jender dan


feminisme, baik yang dikemukakan oleh feminis Muslim apalagi feminis
Barat. Argumen mereka intinya adalah bahwa Islam telah mengatur secara
adil kedudukan laki-laki dan perempuan
 kelompok moderat, adalah mereka yang menerima ide-ide feminisme dan
jender selama masih sesuai dengan ajaran Islam. Menurut mereka, Islam
justru diturunkan untuk mengatasi ketidakadilan jender. Kelompok ini
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis menurut pemahaman yang lebih
bisa diterima zaman
 kelompok liberal, adalah mereka yang menerima secara umum ide-ide
feminism. Menurut mereka, ide kesetaraan jender tidak bertentangan
dengan ajaran Islam. Bila terdapat ayat-ayat al-Qur’an dan hadis yang
bertentangan dengan ide kesetaraan jender, mereka akan tafsirkan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ide ini
PANDANGAN ISLAM TERHADAP FEMINISME

Dalam pandangan Islam, ide dasar dan utama yang


diperjuangkan oleh feminisme berupa kesetaraan kedudukan
dan hak antara perempuan dengan laki-laki adalah sesuatu
yang tidak benar dan menyalahi kodrat kemanusiaan. Memang
benar Islam memandang perempuan dan laki-laki memiliki
kedudukan yang setara dalam sejumlah aspek, terutama aspek
kemanusiaan. Namun hal ini tidak membuat Islam
memberikan hak-hak yang identik kepada perempuan dan
laki-laki dalam semua hal, sebagaimana Islam juga tidak
menentukan kewajiban yang identik kepada mereka dalam
semua hal. Keadilan tidak harus bermakna persamaan, bahkan
harus berbeda jika kondisi dan fungsi obyeknya berbeda
Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kondisi fisik,
biologis, dan psikologis yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini kemudian
menimbulkan fungsi yang berbeda pada diri mereka masing-masing. Oleh
karena itu sangat tidak adil jika hak dan kewajiban mereka dibuat sama
KRITIK FAKTUAL TERHADAP FEMINISME

tahun 1997 pemerintah Inggris memberlakukan “gender free approach”


(pendekatan bebas gender) dalam merekrut tentaranya dan
memberlakukan ujian fisik yang sama kepada kadet pria dan
perempuan, maka yang terjadi adalah tingkat cedera yang tinggi di
kalangan kadet perempuan

Pada tahun 2001, angka perceraian di Swedia meningkat menjadi


58,8%, dan anak yang lahir di luar nikah meningkat menjadi 56%.
Homo seksual kini pun dianggap sebagai sesuatu yang lumrah.
Sedangkan di Denmark, masalah alkohol, obat bius, dan aktivitas
kekerasan yang melibatkan anak-anak meningkat 400% dalam kurun
waktu 1970-1980. Di Norwegia, Denmark, dan Swedia, kriminalitas
yang melibatkan anak-anak juga meningkat 400% dalam rentang
waktu antara 1950-an sampai 1970-an
KESIMPULAN
Feminisme tujuannya baik untuk menghapuskan
penindasan dari kalangan perempuan, tapi faktanya
tidak bisa diterapkan, sebab kodrat laki-laki dan
perempuan berbeda dan peran diantara mereka juga
berbeda. Keduanya harus saling bahu membahu
dalam segala lini kehidupan agar tercipta
lingkungan yang harmonis, nyaman dan tenteram

Anda mungkin juga menyukai