0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang nasib perempuan pra-Islam yang dipandang rendah dan tidak memiliki hak, konsep Islam tentang perempuan yang memberikan kedudukan setara namun peran yang berbeda, serta pandangan Islam terhadap feminisme yang menolak persamaan hak namun menegaskan keadilan."
Dokumen tersebut membahas tentang nasib perempuan pra-Islam yang dipandang rendah dan tidak memiliki hak, konsep Islam tentang perempuan yang memberikan kedudukan setara namun peran yang berbeda, serta pandangan Islam terhadap feminisme yang menolak persamaan hak namun menegaskan keadilan."
Dokumen tersebut membahas tentang nasib perempuan pra-Islam yang dipandang rendah dan tidak memiliki hak, konsep Islam tentang perempuan yang memberikan kedudukan setara namun peran yang berbeda, serta pandangan Islam terhadap feminisme yang menolak persamaan hak namun menegaskan keadilan."
NASIB PEREMPUAN PRA ISLAM Masyarakat Yunani Di kalangan elite, para perempuan ditempatkan (disekap) dalam istana-istana. Di kalangan bawah, Mereka diperjualbelikan, sedangkan yang berumah tangga sepenuhnya berada di bawah kekuasaan suaminya. Mereka tidak memiliki hak-hak sipil bahkan hak waris pun tidak ada. Adapun dalam peradaban Romawi, wanita sepenuhnya berada di bawah kekuasaan ayahnya. Setelah kawin, kekuasaan tersebut pindah ke tangan sang suami. Kekuasaan ini mencakup kewenangan menjual, mengusir, menganiaya, dan membunuh. Keadaan tersebut berlangsung terus sampai abad ke-6 Masehi. Segala hasil usaha wanita, menjadi hak milik keluarganya yang laki-laki. Peradaban Hindu dan China, Hak hidup seorang perempuan yang bersuami harus berakhir pada saat kematian suaminya; isteri harus dibakar hidup- hidup pada saat mayat suaminya dibakar. Ini baru berakhir pada abad ke-17 Masehi. Dalam ajaran Yahudi, martabat perempuan sama dengan pembantu. Ayah berhak menjual anak perempuan, kalau ia tidak mempunyai saudara laki-laki. Ajaran mereka menganggap perempuan sebagai sumber laknat, karena dia- lah yang menyebabkan Adam terusir dari surga. Sementara itu, di semenanjung Arabia sebelum datangnya Islam, terdapat kebudayaan yang disebut Jahiliyah. Di zaman ini, perempuan dipandang amat rendah. Seorang bapak merasa malu bila isterinya melahirkan bayi perempuan sehingga di kalangan mereka terdapat kebiasaan mengubur bayi perempuan. KONSEP ISLAM TENTANG PEREMPUAN Pemuliaan Islam Terhadap Perempuan
Kesamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan
sebagai Abdullah dan Khalifatullah. Perbedaan (lk) dan (pr) secara kodrati yang keduanya mempunyai fungsi yang berbeda. Peranan besar perempuan dalam rumah tangga adalah sebagai ibu rumah tangga. Hak-hak perempuan 1. hak politik 4. hak sipil 2. hak profesi 5. hak berpendapat 3. hak belajar Menyikapi Ayat dan Hadis Misoginis
Berkenaan dengan tafsir terhadap surat al-Nisa’ ayat 34 misalnya,
Shihab berpendapat bahwa kepemimpinan laki-laki atas perempuan dalam ayat tersebut lebih tepat dimaknai sebagai kepemimpinan dalam urusan keluarga. Sementara itu, surat al- Ahzab ayat 33 oleh Shihab ditafsirkan sebagai bentuk penekanan kepada perempuan yang sudah berkeluarga agar menitikberatkan perhatian mereka pada pembinaan rumah tangganya. Sementara itu hadis “Barangsiapa menuruti isterinya, maka ia masuk neraka”, tidak dipaparkan sesuai konteks, atau malah hanya disampaikan sebagian. Sebab hadis tersebut masih ada lanjutannya: Seseorang lalu bertanya kepada Rasulullah, “Apa yang dimaksud dengan menuruti?” Rasulullah menjawab, “Yaitu, bila suami memperbolehkan isterinya pergi ke kolam renang, pesta perkawinan, perayaan, dan ke tempat orang meninggal, dengan menggunakan pakaian tipis dan sangat halus.” Dengan demikian, jelaslah bahwa “menuruti” di sini adalah mengizinkan perempuan untuk berbuat sesuatu yang melanggar syariat. Sedangkan hadis “Tidak beruntung satu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan,” kadang disampaikan tanpa menyebutkan konteks (sebab) munculnya, yakni ketika itu Rasul Allah SAW mengetahui bahwa masyarakat Persia mengangkat Puteri Kisra sebagai penguasa mereka. Beliau bersabda, “Tidak akan beruntung satu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan.” Jadi, hadis tersebut di atas ditujukan kepada masyarakat Persia ketika itu, bukan terhadap semua masyarakat dan dalam semua urusan “Perempuan menghadap dalam bentuk setan, dan membelakangi dalam bentuk setan. Jika salah seorang dari kamu melihat perempuan, maka hendaklah ia kemudian berkumpul dengan keluarganya. Sesungguhnya yang demikian itu dapat menolak gejolak jiwanya” (HR. Muslim). Mengenai hadis tentang perempuan adalah setan, ternyata penyebab turunnya adalah pada saat itu Nabi Muhammad SAW melihat seorang perempuan yang sangat menarik hatinya. Nabi kemudian kembali ke rumah, lalu “berkumpul” dengan salah seorang isterinya, Zainab. Ketika Nabi SAW kemudian bertemu dengan para sahabatnya, Nabi bersabda sebagaimana hadis di atas FEMINISME Feminisme – orang Indonesia lebih familiar dengan istilah emansipasi (kemerdekaan, pembebasan) - diilhami oleh perjuangan R.A. Kartini feminisme berasal dari bahasa Latin, femina yang berarti perempuan. Dalam kamus Webster’s Dictionary, kata feminism diartikan sebagai sebuah doktrin atau gerakan yang menganjurkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan di bidang sosial, politik, dan ekonomi CIRI FEMINISME sebuah gerakan atau doktrin yang menyadari adanya ketidakadilan jender di masyarakat maupun di keluarga, antara lain dalam bentuk penindasan dan pemerasan terhadap perempuan; ( memaknai jender bukan sebagai sifat kodrati melainkan sebagai hasil proses sosialisasi memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. SEJARAH FEMINISME Gerakan feminise muncul di Barat, Penyebab utamanya adalah pandangan meremehkan bahkan membenci perempuan (misogyny) Kata feminisme diperkenalkan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837. Namun gerakannya kurang berhasil. Gerakan ini pindah ke Amerika dan berkembang pesat di sana sejak publikasi John Stuart Mill, the Subjection of Women (1869). Hal lain yang mendorong timbulnya feminisme, menurut Murtadha Muthahari adalah kepentingan kapitalisme RAGAM FEMINISME Aliran feminisme yang menuntut agar perempuan diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki karena perempuan Feminisme mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki, dan Liberal bahwa perempuan harus diberikan kebebasan untuk menentukan nasibnya
Aliran yang berpendapat bahwa sumber ketertindasan
perempuan adalah sistem produksi dalam keluarga, dimana Feminisme laki-laki bekerja dan menghasilkan uang, sedang Marxis perempuan hanya bekerja di sektor rumah tangga yang tidak menghasilkan uang. Hal inilah yang menyebabkan laki-laki bisa mendominasi perempuan RAGAM FEMINISME Aliran feminisme yang berpandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat fisik perempuan yang Feminisme lemah di hadapan laki-laki, dimana perempuan harus Radikal mengalami haid, menopause, hamil, sakit saat haid dan melahirkan, menyusui, mengasuh anak, dan sebagainya. Semua itu membuat perempuan tergantung pada laki-laki. Feminisme Teologis merupakan aliran feminisme yang memandang bahwa penyebab tertindasnya perempuan oleh Feminisme laki-laki adalah teologi atau ideologi masyarakat yang Teologis menempatkan perempuan di bawah laki-laki. Oleh karena itu, solusinya adalah dengan merubah teologi atau ideologi tersebut agar menempatkan perempuan setara dengan laki- laki
Ekofeminisme adalah aliran feminisme yang berusaha mengaitkan ekologi
dengan feminisme. Mereka berpendapat bahwa eksistensi alam bekerja dengan prinsip feminitas sehingga bila maskulinitas menguasai alam, maka akan terjadi kehancuran alam di samping juga penindasan terhadap perempuan PANDANGAN TERHADAP FEMINISME
kelompok konservatif, adalah mereka yang menolak isu-isu jender dan
feminisme, baik yang dikemukakan oleh feminis Muslim apalagi feminis Barat. Argumen mereka intinya adalah bahwa Islam telah mengatur secara adil kedudukan laki-laki dan perempuan kelompok moderat, adalah mereka yang menerima ide-ide feminisme dan jender selama masih sesuai dengan ajaran Islam. Menurut mereka, Islam justru diturunkan untuk mengatasi ketidakadilan jender. Kelompok ini menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis menurut pemahaman yang lebih bisa diterima zaman kelompok liberal, adalah mereka yang menerima secara umum ide-ide feminism. Menurut mereka, ide kesetaraan jender tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bila terdapat ayat-ayat al-Qur’an dan hadis yang bertentangan dengan ide kesetaraan jender, mereka akan tafsirkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ide ini PANDANGAN ISLAM TERHADAP FEMINISME
Dalam pandangan Islam, ide dasar dan utama yang
diperjuangkan oleh feminisme berupa kesetaraan kedudukan dan hak antara perempuan dengan laki-laki adalah sesuatu yang tidak benar dan menyalahi kodrat kemanusiaan. Memang benar Islam memandang perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang setara dalam sejumlah aspek, terutama aspek kemanusiaan. Namun hal ini tidak membuat Islam memberikan hak-hak yang identik kepada perempuan dan laki-laki dalam semua hal, sebagaimana Islam juga tidak menentukan kewajiban yang identik kepada mereka dalam semua hal. Keadilan tidak harus bermakna persamaan, bahkan harus berbeda jika kondisi dan fungsi obyeknya berbeda Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kondisi fisik, biologis, dan psikologis yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini kemudian menimbulkan fungsi yang berbeda pada diri mereka masing-masing. Oleh karena itu sangat tidak adil jika hak dan kewajiban mereka dibuat sama KRITIK FAKTUAL TERHADAP FEMINISME
tahun 1997 pemerintah Inggris memberlakukan “gender free approach”
(pendekatan bebas gender) dalam merekrut tentaranya dan memberlakukan ujian fisik yang sama kepada kadet pria dan perempuan, maka yang terjadi adalah tingkat cedera yang tinggi di kalangan kadet perempuan
Pada tahun 2001, angka perceraian di Swedia meningkat menjadi
58,8%, dan anak yang lahir di luar nikah meningkat menjadi 56%. Homo seksual kini pun dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Sedangkan di Denmark, masalah alkohol, obat bius, dan aktivitas kekerasan yang melibatkan anak-anak meningkat 400% dalam kurun waktu 1970-1980. Di Norwegia, Denmark, dan Swedia, kriminalitas yang melibatkan anak-anak juga meningkat 400% dalam rentang waktu antara 1950-an sampai 1970-an KESIMPULAN Feminisme tujuannya baik untuk menghapuskan penindasan dari kalangan perempuan, tapi faktanya tidak bisa diterapkan, sebab kodrat laki-laki dan perempuan berbeda dan peran diantara mereka juga berbeda. Keduanya harus saling bahu membahu dalam segala lini kehidupan agar tercipta lingkungan yang harmonis, nyaman dan tenteram