Anda di halaman 1dari 13

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 24%

Date: Saturday, July 10, 2021


Statistics: 1070 words Plagiarized / 4380 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

FEMINISME QUR'ANI: TAFSIR AYAT WANITA KARIR Azkia Asiani Abstact This article
discusses the Qur'an concept of the women, especially the phenomenon of career
woman. Women's career closely associated with the movement of western feminisn, In
response to this penomenon, there are pro-contra among Islamic intellec ruals. On that
basis, this article will embody the concept of feminism and the Qur'anic story of two
women career in the QS.

Al-Qasash:23, Wih an approach based maqashid thematic interpretation, the authors


conclude that the concept of feminism offerred Qur'an step forward than the concept of
western feminism. Moreover, Islanic respects women and gives space for the broadest
possible, both in the world of politics, economics, and education. However, a careen
woman keeps her honor so free from social and religious defamatio. Finally, a free
woman is with Islam and not independent (iree) of Elam Keywords: feminism,
interpretation, career woman PENDAHULUAN Realitas yang tidak terbantahkan dewasa
ini bahwa perempuan tidak lagi hanya diidentik menggunakan rumah dan dapur, tapi
telah terlibut secara aktif dalam global luar rumah. Mereka kemudian menjadi
perempuan karir. Fenomena ini tak terlebas berdasarkan gerakan feminisme yang
disuarakan sang beberapa aktifis perempuan, baik pemikir dari Barat maupun
berdasarkan Arab.

Gerakan ini sangat dahsyat dan mendapat respon positif berdasarkan para perempuan
sehingga kesadaran itu muncul dan menyata dalam bentuk aksi. Respon terhadap
realitas tersebut pun beragam. Ada sejumlah ulama yang pro dengan alasan bahwa
pada dasarnya Islam tidah melarang wanita bekerja di luar rumah selama mampu
menjaga kehormatannya. Bahkan sejumlah aktifis perempuan menuduh Islam sebagai
pemasung kemerdekaan wanita dengan fakta bahwa Islam, menurutnnya, tidak
memberi kebebasan pada perempuan. Perempuan tidak bernilai dalam Islam dan Islam
adalah agama laki-laki.

Di sisi lain, sebagian ulama yang masih memposisikan wanita sebagai kelas dua di
masyarakat, dan berpandangan bahwa tugas pokok wanita adalah hanya mengurus
rumah tangga dan anak. Bekerja di luar numah adalah petaka bagi wanita dan
menyalahi fitrahnya. Apalagi pandangan ini Didukung menggunakan sejumlah liputan
bahwa perceraian banyak ditimbulkan oleh dampak perempuan yang bekerja pada luar
rumah (wanita karir). Dengan dasar itu, artikel ini akan menjawab dua pertanyaan
mendasar. Bagaimana konsep Al-Qur'an mengenai feminisme? Serta bagaimana
seharunya sebagai perempuan karir yg qur'ani. Untuk menjawab problem tersebut.

Penulis mengelaborasi konsep feminisme Al-Qur'an & menafsirkan kisah dua


perempuan pada sejarah Nabi Musa, khususnya QS. Al-Qashash: 23. Dengan
pendekatan tematik yang bercorak magashid, penulis berupaya mekonstruk konsep
qur'an mengenai feminisme dan wanita karir yang Islami, dan menghadirkan sejumlah
liputan sejarah Nabi dan sahabat tentang keterlibatan aktif perempuan dalam politik.
Jihad, dan bisnis DILEMA FEMENISME Wanita karir erat kaitannya dengan isu feminisme
yang berkembang di Barat. Isu itu merupakan salah satu anak yang lahir dari rahim post
modernime.

Secara etimologis kata 'feminiseme" berasal dari kata latin, yaitu femina' dalam bahasa
inggris diterjemahkan "femine' yang artinya adalah memiliki sifat-sifat perempuan. Kata
tersebut mendapat kata 'isme', sehingga menjadi sebuah paham, yaitu sebuah paham
yang mengusung isu-isu gender berkaitan dengan nasib perempuan yang belum
mendapatkan perlakuan secara adil diberbagai sector kehidupan, baik sektor domestik,
politik, sosial, ekonomi maupaun pendidikan. Gerakan paham feminisme di kenal
pertama kali pada tahun 1895. Sementara secara terminologi begitu banyak pendapat
tentang feminisme.

Di antaranya adalah suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap


perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja dan dalam keluarga, serta tindakan sadar
oleh perempuan maupun laki-laki untuk mengubah keadaan tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa feminisme keterangan diatas bukan mengunggulkan laki-laki.
Namun lebih merujuk kesetaraan dan keadilan sosial wanita pada laki laki. . Dengan kata
lain, gerakan feminisme adalah respon terhadap realitas masyarakat yang belum
menempatkan posisi perempuan secara adil, seperti budaya partriarkhi masih
mendominasi di segala level kehidupan, baik di bidang poltik, budaya dan sosial
ekonomi.
Sehingga dapat disimpulkan gerakan feminisme ini adalah gerakan persatuan dan
persaman kedudukan wanita yang sebanding dengan laki laki dengan prinsip keadilan
dan kesejahteraan yang humanis baik dari sosial budaya maupun sosial masyarakat.
Dengan gerakan demikian tidak hanya menjadikan kaum wanita saja yang beruntung
dan berbangga diri melainkan hal ini juga menjadi kan laki laki ilmu pengetahuan yang
sangat penting, sehingga menjadikan seorang laki laki tersebut ketika beristri tidak
terlalu mengekang sang istri tersebut. Kesadaran untuk menghilangkan negativisme
tentang wanita yang tidak jauh dari kata dapur, tidak dapat melakukan aktivitas di luar
rumah.

Hal tersebut semakin mempersempit perempuan sendiri karena pemikiran yang kurang
pandai akan hal itu. Gerakan feminisme lahir bersamaan menggunakan lahirnya
renaissance di Italia yg membawa angin perubahan kesadaran pada Eropa, yang
diantaranya para humanis menggalakkan kebebasan invidual, baik laki-laki dan
perempuan, dari pemasungan intelektual gereja. Hasil berdasarkan gerakan tadi
melahirkan revolusi ilmu pengetahuan di abad XVII dan mendorong lahirnya liberalisme
yg berujung dalam revolusi Perancis pada akhir abad XVIII.

Revolusi ini lalu melahirkan perubahan besar-besaran pada sosia politik, termasuk pola
pikir warga waktu itu. Bersamaan dengar itu, muncullah kesadaran kaum perempuan
buat memperjuangkan hak. Haknya yang selama ini merasa terpinggirkan, yg dipelopori
sang Mary Wollstroneccraft pada Inggris, melalui karyanya A Vindication of The Right of
Women tepat tahun 1792. Dalam perkembangannya, gaun feminisme sampai di
Amerika pada akhir abad 19 dan awal abad 21. Starting point dari gerakan ini adalah
memperjuangkan hak memilih bagi perempuan (the right to vote).

Namun setelah hak tercapai, gerakan ini semakin meluas dan sempat mengalami
pergeseran arah pemikiran di saat terpengaruh dengan metode berpikir meskulin.
Sebuah gerakan yang agresif dan berbalik menindas pada kaum lelaki. Mereka
cenderung chawinistic (berlebih-lebihan). Gerakan ini telah melampau batas spirit
feminisme, yaitu menegakkan keadilan. Dengan ada nya tersebut sehingga membuat
apresiasi akan hal tersebut berkurang di Indonesia. Bahkan kelompok yang kontra
feminisme mengkhawatirkan bahwa gerakan feminisme ini akan merusak tatanan sosial
dan bisa menjadi ancaman besar bagi keluarga dan masyarakat umum." Di Indonesia
sendiri, gerakan femenisme baru berkembang pada tahun 1980 an.

sejumlah aktifis perempuan mulai muncul, seperti Herawati, Wardah hafidz Marwah
Daud Ibrahim, Yulia Surya Kusuma, Ratna Megawangi. Gerakan mereka tersebut
merupakan hal yang kurang di sadari darinya sendiri sehingga wanita di dalam bidang
politik, sosial dan ekonomi tidak terlalu berpengaruh dan juga karna penafsiran akan hal
tersebut yang kurang menglobal dan belum di kaji hingga tuntas. Namun akhir-akhir ini,
gerakan feminisme kembali menuai banyak keritikan.

Semangat pembebasan dan perjuangan persamaan hak yang gembar gembor kan akan
persatuan dan persamaan dalam berkebebasan tanpa melihat gender, hal ini
menjadikan berat sebelah yang seharusnya di lakukan laki laki karena adanya kebebasan
tersebut menjadikan wanita di posisi tersebut. Paham hal ini kelewat batas pun
menjadikan kaum pria tidak di fungsikan sebagaimana mestinya kaum pria, oleh hal itu
pemahaman sepwrti ini tidak bisa di samakan dengan pemahaman barat. Jika hal itu
terjadi di Indonesia menjadikan kesenjangan sosial budaya, oleh karena itu Al-Qur'an
melindungi wanita sebagaimana mungkin menjadi wanita yang qur'ani.

Karena pada dasarnya Al-Qur'an telah memiliki ajaran universal seperti prinsip justice
(keadilan), equality (persamaan) dan freedom (pembebasan). Dalam al-Qur'an sejumlah
ayat yang bertebaran mengandung semangat feminisme jauh sebelum orang Barat
menyadari hal tersebut. FEMINISME QUR’AN Feminisme Qur'ani adalah respon
pedulinya Alqur'an akan seseorang wanita sehingga banyak pada jelaskan di dalam Al-
Qur'an perempuan yang bejiwa qur'ani namun dapat juga beriringan di era tersebut
sebagai akibatnya nama wanita tersebut terkenal pada Al qur'an hingga ketika ini, dan
juga di Al qur'an banyak ayat yang mengungkapkan tentang perempuan, yaitu surah
an-Nisa. Dalam QS. An-Nisa: 1; QS. Al-An'am: 98; QS. Al-A'raf: 189 dan QS.

Az-Zumar: 6 betapa al-Qur'an memiliki semangat keadilan dan penghormatan luar biasa
pada perempuan. Al-Qur'an nir membedakan antara laki-laki dan perempuan pada
penciptaan-Nya."Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yg Telah
membangun engkau berdasarkan seseorang diri, & dari padanya Allah membangun
isterinya; dan menurut pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah pada Allah yg dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) interaksi silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi engkau . Demikian halnya pada QS.

Al-Hujarat: 13 yang menempatkan perempuan sama dengan laki-laki pada persoalan


ibadah, Keduanya sama di hadapan Allah, yang membedakan adalah ketaqwaan, pada
hal ini adalah kualitas diri, bukan disparitas secara sex (indera kelamin: laki atau
perempuan). "Hai manusia, Sesungguhnya kami membangun kamu menurut seorang
laki-laki dan seseorang perempuan dan berakibat kamu berbangsa. Bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yg paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal" Salanjutnya dalam QS.
Ghafir: 40 Perempuan dan lelaki mendapat punishment (hukuman) dan reward (pahala)
sesuai dengan apa yang telah diperbuat, tanpa ada diskriminasi antara keduanya.
Sementara persoalan persamaan hak dan kewajiban Al-Qur'an juga tidak membedakan
antara laki-laki dan perempuan, sebagaimana dalam QS. Al-Bagarah: 288 dan QS. An-
Nisa: 7. Bahkan kepedulian Alqur'an tidak hanya membahas persamaan akan gender
melainkan menganjurkan bagi laki laki mengormati dan memuliakan wanita seperti
ibunya, begitu besar kepedulian Al qur'an akan wanita. Konsep itu terdapat dalam QS.

An-Nisa: 19: Al-Bagarah: 236; al-Thalag: 6 dan lain-lain . Dari sejumlah data yang ada
baik dari Al-Qur'an dan hadist sangat jelas betapa Islam sangat menjunjung tinggi
perempuan, berbeda dengan tuduhan sebagaian orang Barat bahwa perempuan dalam
Islam tidak menempati posisi yang adil dan ideal. Bahkan tuduhan aktifis wanita pun
mengecam wanita yang terikat dengan cobek dan mengasuh anak .

Adapun dalam realitanya kekerasan akan wanita yang meningkat setiap bulannya
menjadikan data falid bahwa hal tentang wanita di kesampingkan sehingga dampak
budaya sosial dan ekonomi yang ditimbulkan terus meningkat dari hal tersebut sedikit
pemahaman di Indonesia tentang kehormatan wanita, tidak hanya untuk encaman bagi
lawan jenis juga namun dari wanita sendiri juga harus faham akan hal itu karena dampak
yang ditimbulkan beresiko terhadap perkembangan negara juga. Mungkin tidak hanya
itu karena sadar atau tidak sadar nya mereka pun juga mengkaji yang seharusnya lebih
detail dari akarnya. Contoh kasus, penafsiran QS.

An-Nisa [4]: 34 "Al-ria Qawwa mu na ala an-Nisa 1", kata "gawwa nuna" dalam ayat di
atas ditafsirkan "pemimpin, penguasa dan penanggungiawab". yang kesemuanya
menunjuk arti posisi superior laki-laki atas perempuan. Dengan alasan bahwa petama;
Allah telah memberikan kelebihan kepada laki-laki atas perempuan, kedua; laki-laki
memberi nafkah pada perempuan. Selain itu, menurut Ibnu Abbas bahwakelebihan laki-
laki dari perempuan dilihat dari Dengan demikian, dalih yang menjadi pegangan para
mufasir klasik yang memposisikan perempuan sebagai kelas dua lebih bersifat kasbi dan
relative.

Sehingga kurang tepat menjadi justifikasi pada perbedaan tersebut. Sebagaiman


pandangan Muhammad Abduh yang diuraikan oleh Muhammad Imarah bahwa Syekh
Muhammad Abduh ketika menafsirkan ayat tersebut cenderung memahami bahwa hak
memimpin diberikan kepada laki-laki dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun
tidak berarti bahwa perempuan tidak memiliki peluang menjadi pemimpin Menurutnya,
perempuan yang memiliki kemampuan (al-muahhala>t li riya>sah) memiliki hak yang
sama dengan laki-laki.
Dalam artian bahwa keunggulan laki-laki tidak berisifat qudarti (ketentuan Allab), akan
tetapi lebih bersifat kasabi (konstruk budaya) yang mampu saja berubah. Sebagaina Rif
at Hasan, salah seorang pejuang feminisme, bahwa kata "Oawwamuna" lebih kepada
pembagian tugas fungsional antara laki-laki dan perempuan dalam menjaga
keseimbangan di masyarakat. Laki-laki nir mampu beranak maka tugasnya adalah
mencari nafkah. Perempuan nir dibebami mencasi nafkah buat memaksimalkan fungsi
yang lain yaitu reproduktif. Kedua tugas ini berbeda akan tetapi nir tepisahkan antara
satu dengan yang lain. harus saling melenbahwa dan nir ada yang lebih tinggi atau lebih
rendah.

Pada akhirnya, bahwa konsep feminismee qur'ani adalah memposisikan laki-laki dan
perempuan pada posisi yang saling melengkapi dan saling membutuhkan. Hubungan
laki-laki dan perempuan adalah hubungan keseimbangan dan kesetaraan dan keadilan.
Kesataraan dan keadilan nir berarti mengharuskan persamaan kadar, besar dan kecil
sangat ditentukan aleh tugas proporsional masing-masing. Sehingga, Ali Jum'ah, mufti
Mesir, berkata bahwa: " wanita dan pria secara taklif (sama di hadapan Allah),
perbedaaan hak & kewajiban antara keduanya yang berdasarkan perbedaan tugas &
kecakapan masing-masing bukan sama sekali sebagai bentuk kedzaliman & dikrininasi.
Dikriminasi terjadi jika seandainya anak pria dibelikan pakaian & anak wanita tidak
dibelikan.

Adapuan membedakan bentuk sandang laki-laki dan wanita sesuai dengan karaktemya
(fungsional) maka itu bukan bentuk dikriminas i" Pandangan Ali Jum'ah pada atas
sangat jelas bahwa kesataraan gender nir berarti bahwa memperjuangkan persamaan
kadar antar keduanya, seperti menyamakan sandang keduanya, dalam artian fungsi &
tugas wajib sama. Kesataraan gender yang diusung sang al-Qur'an merupakan
menghilangkan segala bentuk ketidakadilan & diskriminasi terhadap perempuan
dengan sebuah prinsip interaksi as-shakkaini al-mutaka>milain (saling melengkapi)
bukan annaddaini al-mutama>isilain (persamaan kadar) menggunakan penuh afeksi
antara keduanya.

PENAFSIRAN AYAT WANITA KARIR Wanita karir secara sederhana dapat di maknai
dengan seorang wanita yang melakukan aktifitas di luar rumah seperti pengajar,
perawat, pebisnis namun tidak juga meninggalkan kewajibannya sebagai seseorang mak
ataupun seorang istri, dengan hal tersebut Islam nir membatasi perempuan buat
mencari nafkah ataupun mencukupi kebutuhan keluarga lantaran hal itu telah pada
bebankan kepada seorang suami, bagi suami sudah sebagai tanggung jawab
sepenuhnya buat memenuhi kebutuhan anak dan istri. Konsep ini nir berarti bahwa
Islam membatasi ruang gerak wanita. Tidak pula bahwa Islam mendiskriminasi antara
laki-laki dan perempuan. Justru Islam sangat menjunjung tinngi persamaan dan
kemerdekaan wanita.

Sebagaimana sudah pada jelaskan feminisme qur'ani nir sama menggunakan feminisme
barat persamaan gender, lantaran feminisme barat laki wanita sama sehingga tidak ada
kehormatan atau pun kemuliaan berdasarkan sosok wanita karwna faham mereka yang
membarui maind ser mereka sendiri bahwa laki perempuan nir ada bedanya, sedangkan
feminisme qur'ani memberikan ruang lingkup wanita tetapi tetap dalam lingkar
pencerahan sosok perempuan itu sendiri. Dengan demikian, pembagian tugas dan
kolaborasi antara wanita (istri) dan laki (suami) lebih selaras dan penyerataan, dan
mengakibatkan tugas istri maupun suami tidak terbebani karena memiliki tanggung
jawab sendiri sendiri sehingga pekerjaan rumah atau pun pada luar tempat tinggal bisa
selesai hal ini berakibat wanita bebas beraktifitas meluap kan talenta nya lantaran
mengaplikasikan dalam kegiatannya sehari hari dan hal ini pun wajib pada seimbangi
dengan tanggung jawabnya seseorang istri yang sebagai prioritas wanita itu sendiri.
Wanita karir dalam al-Qur'an dapat ditemukan pada kisah 2 perempuan dalam QS. Al-
Oasas: 23. Keduan perempuan itu adalah putri seseorang tua yang nir kuat lagi
mengurusi kembalanya.

Ia pun memerintahkan kedua putrinya untuk mengembala dan memberi minum


kembalanya. Dalam Al-Qur'an surah al-Qashas): 23
dijelaskan:???????? ?????? ?????? ???????? ?????? ???????? ??????? ????? ???????? ?????????
? ?? ???????? ???? ?????????? ????????????? ??????????? ????? ??? ??????????? ????????? ???
???????? ?????? ???????? ??????????? ??????????? ?????? ???????? Sebagian pendapat
mufassir mengungkapkan bahwa syikhun (orang tua) yang dimaksud pada ayat tersebut
adalah Nabi Ayyub, tetapi sebagian juga menngatakan bahwa bukan nabi Ayyub
menggunakan alasan bahwa jarak antara Nabi Musa dan Nabi Ayyub sangat panjang.

Laki-laki tua pada ayat itu adalah seorang tua yang berasal dari daerah Madyan"Dan
tatkala ia hingga di asal air negeri Madyan beliau menjumpai pada sana sekumpulan
orang yg sedang meminumkan (temaknya), dan ia menjumpai di belakang orang
banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata:
"Apakah maksudmu (menggunakan berbuatat begitu)?" ke dua perempuan itu
menjawab: "Kami nir bisa meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala -
pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang
telah lanjut umurnya".

Dalam ayat di atas, dikisahkan perjuanngan 2 wanita (wanita karir) yang wajib memberi
minum temanknya. Memberi minum temak termasuk pekerjaan yg memerlukan
kekuatan ekstra yang kemudian diidentik menggunakan pekerjaan laki-laki. Kisah ini
terjadi pada masa Nabi Musa waktu memasuki kota Madyan dan mendapati 2 wanita
yang sedang menunda ternaknya dan menjauh berdasarkan keramaian para
pengembala yang ingin memberi minum kembalanya agar tidak berdesak-desakan dan
nir bercampur dengan mereka. Kisah di atas merupakan ajaran-ajaran yang pernah
terjadi pada masa nabi sebelum nabi Muhammad Saw.

Namun para ulama setuju bahwa syariat nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad mampu
sebagai sumber hukum bagi umat Islam selama tidak ada nash yang melarangnya
(manshukh). Dan menurut mufassir Muhammad Tahir ibn 'Ashur, kisah tersebut
mensinyaril bolehnya para wanita bekerja di luar rumah dan berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya selama mampu menjaga kehormatan dan
menutup auratnya. Pandangan di atas juga diperkuat oleh AzZamakhsyari dalam
tafsirnya bahwa agama nir melarang para wanita bekerja pada luar rumah, khususnya
bila ada kondisi mendesak.

Dengan dasar ini, penulis memadukan berdasarkan kisah kisah tersebut dengan
perempuan zaman sekarang yang sebagai perempuan karir. Dari kisah di atas bisa di
tafsir kan bahwa seorang perempuan mengorbankan dirinya buat mengembala karna
orang tua nya yg sudah lanjut usia karena adanya hal yang mendesak (darurat) apabila
wanita tersebut tidak menggantikan orang tuanya bagaimana ia memenuhi kebutuhan
hidupnya, berdasarkan makan minum berteduh dan juga jmasih poly lagi menurut
konteks tesebut darurat pada era ini pun pula beragam, nir hal itu wanita pun juga turut
andil dalam berpolitik, beropini sehingga mengakibatkan perkembangan pada wanuta
pada era kini semakin maju dan berkualitas sehingga mengakibatkan keilmuan pada
dalam negara itu sendiri aktif dan tidak passif.

Bahkan ada kesamaan akhir-akhir ini wanita lebih bersemangat dan mempunyai
motivasi yang tinggi buat menaikkan kualitas dirinya. Sehingga beberapa prestasi dalam
bidang akademik (dosen, guru, perawat, dokter) dan politik (anggota dewan) nir lagi
didominasi sang laki-laki tapi juga pawa wanita telah mulai menempati posisi terdepan.
Fakta di atas, membuka mata betapa peran penting perempuan sangat dibutuhkan
pada masyarakat dewasa ini. Ada sejumlah posisi penting yang terkadang kurang tepat
bagi laki-laki. Misalnya, dokter & perawat rumah sakit bersalin.

Sejatinya, yang menangani wajib wanita lantaran hal ini sangat berpengaruh pada
"muruah"nya. Namun karena keterbatasannya dokter bersalin wanita maka di
perbolehkan dokter laki laki karna hal ini beraifat darurat tetapi sangat menganjurkan
sekali buat bersalin pada dokter perempuan . Kedua, prinsip dasar wanita karir dalam
kisah tersebut merupakan menjaga kehormatan (al-muru>ah). Di kisahkan dalam ayat
tadi bahwa kedua wanita tersebut sangat menjaga kehormatan dirinya.
Hal itu tersirat waktu keduannya berkata "la nasgihlatta yusldiru al-riva u" (kami tidak
akan meminumkan (ternak kami) sebelum para pengembala (laki) tersebut pulang).
Dalam penafsiran Sayyid Tantawi dikatakan bahwa keengganan keduanya mendekat
lantaran tidak mau dan nir mampu berdesak-desakan. Contoh ril pada bidang
pendidikan, misalnya, di Makassar ada beberapa UNIV. PEBABRI MAKASSAR.dengan
para laki-laki. Selain itu, pada ayat selanjutnya dijelaskan bahwa keduanya berjalan
menggunakan sangat malu-malu, "tamsyi 'ala istihya in".

Dalam sejumlah tafsir menjelakan bahwa "tamsyi> 'ala> istih va>in" adalah berjalan
dengan penuh etika dan menjaga kehormatan, pertanda bahwa keduanya adalah wanita
yg sangat mulia. Dalam tafsir lain jua disebutkan yang dimaksud 'sangat malu"
merupakan wanita yang mempunyai fitrah yg lurus, kualitas diri, rasa malu, akhlak mulia,
dan nir berlebih-lebihan. Demikian gambaran gambaran pribadi kedua perempuan
dalam kisah tersebut. Sejumlah karakteristik yang dicontohkan untuk para wanita karir.
Pada intinya, adalah keharusan wanita karir menjaga diri dari Segala hal yang mampu
menimbulkan rekaan agama dan sosial, baik buat dirinya ataupun buat keluarganya.

Fitnah agama yang dimaksud merupakan nir melanggar aturan-anggaran ajaran Islam
terkait dengan kehormatan perempuan, misalnya wajib menjaga dan menutup aurat,
termasuk berdua-duaan dengan lelaki yang mengkhawatirkan kehormatannya.
Sementara rekaan sosial merupakan fitnah yang bertentangan dengan adat kultur dan
istiadat budaya yang berakibat wanita terkecoh akan hal itu, dalam dasarnya wanita karir
perempuan yang berkelas akan keilmuan dan penetalan akan hal rekaan yang terjadi
seperti halnya terekam cctv ketika dia memang benar benar taqwa kepada Tuhannya
dimana pun dan kapan pun ia tetap menjaga kehormtan dirinya lantaran takutnya
rekaan yg tejadi dalam nya tak jua itu seorang wanita pun perlu menjaga dirinya,
mengetahui dirinya bahwa dirinyaseorang yg di muliakan oleh karena itu jangan sekali
kali merendahkan wanita sedikitpun qur’an pun menganjurkan menghormatinya lantas
mengapa yg menjadinya sebagai pedoman malah meremehkan dan melecehkan wanita,
terkait pentingnya kualitas diri merupakan upaya bagi perempuan buat bekerja sinkron
menggunakan fitrahnya menjadi perempuan, yang tidak poly mengharuskan tenaga yg
bersifat fisik, akan tetapi lebih dalam kemampuan intelektual, seperti sebagai dosen,
guru, perawat, dan lain-lain.

Pada intinya, semua pekerjaan yang halal tetapi nir terlalu berat secara pisik. Ketiga,
prinsip yang paling fundamental selanjutnya adalah ekuilibrium antara pekerjaan di luar
rumah dan di pada rumah. Dalam hal ini, perempuan karir tidak dibenarkan sama sekali
mengorbankan keluarga (suami dan anak) demi pekerjaan pada luar rumah. Maka dari
itu, seorang istri harus mendapat biar berdasarkan suami bila hendak bekerja pada luar
rumah.Begitu pula dengan yang terjadi di Masyarakat yang faktor utamanya adalah dari
hal ekonomi menjadikan mendesak wanita untuk terjun di karir karena kebutuhan
keluarga yang belum terpenuhi dan belum lagi pendidikan anak, seharusnya seorang
suami juga menyadari hal ini bahwa wanita di hadangkan pilihan yang sangat
mengecam, namun terkadang suami tidak menyadarinya karena kurangnya peduli
terhadap anak dan suami sehingga memojokkan dari kaum wanita itu sendiri.

Seharusnya apa bila kondisi keluarga mengecam,laki laki menyadarinya sehingga hal ini
perlu terjadinya komunikasi sesering mungkin dari suami istri sehingga satu sama lain
tetap memahaminya dan tidak akan ribut tentang hal sepele. POTRET WANITA KARIR
DALAM TRADISI ISLAM Ada stigma negative yang berkembang bahwa wanita di nomor
dua kan setelah laki laki hal memojokkan kaum wanita hingga rasa minder itu muncul
dengan sendirinya, dan menjadikan wanita keterkucilan dalam karir. Selain itu, ada
sejumlah pandangan yang berlebihan terhadap perempuan (diskriminasi, ketidakadilan
dan kekerasan), baik disebabkan oleh hasil produk penafsiran terhadap teks agama
maupun melalui konstruk budaya patriarkhi.

Padahal dalam realitasnya Islam sangat memberi ruang terhadap wanita yang menekuni
karirnya seperti sahabat sahabat nabi terdahulu mengikut sertakan wanita dalam
peperangan, hal ini lah yang menjadikan sevuah rujukan bahwa Islam itu memberi
kebebasan terhadap wanita sebebas bebasnya dalam berkari Mereka adalah wanita karir
yang patut dicontoh oleh para wanita karir dewasa ini. Wanita dan Jihad: Ummu Imarah,
dia seorang jihadis yang sangat pemberani. Wanita yang ikut berperang dan membunuh
Musailamah al-Kazzab pada masa Abu Bakar.

Dalam peperangan ia harus rela kehilangan sari tangan nya namun tidak sampai disitu
perjuangan dan kegigihannya yang begitu besar dalam berperang tak meperdulikan
yang terjadi padanya yang ia fokuskan cuma satu membela agama Allah oleh karenanya
Umar bin khattab memberi penghargaan kepadanya. Musailamah al-Kazzab adalah
orang yang membunuh sahabat Habib ibn Zaid, anak laki-laki Ummu Imarah bahwa dia
termasuk ahli surga dengan pengorbanan tersebut. Selain Ummu Imarah, Shafiah ibu
sahabat Zubair ibn Awwam atau bibi Rasulullah Muhammad Saw. Dialah yang
membunuh mata-mata yahudi pada perang Khandag.

Demikian halnya Hindun Bint Atabah, pemimpin perempuan pada perang Yarbuk yang
dipimpin oleh Khalid ibn al-Walid. Di awal peperangan, pasukan Islam hampir kalah dan
mundur, namun tiba-tiba mereka mendengar teriakan dari atas "apakah kalian lari dari
surga?" Tak lain adalah suara Hindun yang memberi semangat, termasuk kepada
suaminya, Abu Sufyan, yang hendak mundur. Akhimya mereka kembali berperang dan
menang .
Wanita dan Politik: Peran wanita dalam berpolitik tidak lah di batasi dengan gender
ataupun hal yang lainnya, signal tersebut sudah jelas bahwa islam sangat terbuka sekali
akan hal politik pada seorang wanita, seperti Aisyah, ra salah satu contoh wanita yang
terjun langsung dalam politik, yakni perang jamal.Dan bukan hanya itu Umu salamah
pun memberi saran strategi kepada Rasulullah karena banyak nya sahabat yang enngan
untuk bertahalul. Lain halnya dengan Ragigah binti Abi Shaifi, para sejarawan hampir
tidak pernah memperkenalkan peranannya dalam peristiwa sebelum hiirah.

Beliaulah yang yang memberitahu Rasulullah jika di hadang oleh kafir quraisy dan
siasatnya lah, Rasul yang di gantikan oleh Ali bin abi thalib untuk tidur di ranjang
Rasulullah sedang Rasulullah keluar dari rumahnya tanpa sepengetahuan siapapun.
Begitu cerdik cerdasnya panutan wanita tersebut sehingga penglihatan kafir quraisy
terkelabui. Sebagai wanita karir cerdas iman dan intelektual itu lah yang menjadikan
negara maju aktif karena wanita nya, tidak hanya itu good attitude dan selalu
berpegang tegung pada Alqur'an dan hadist lah yang menjadikan wanita wanita hebat.

Wanita dan Karir: selain beberapa contoh di atas terkait dengan peranan wanita yang
tak kalah pentingnya dari laki-laki. masih banyak contoh dalam tradisi Nabi dan sahabat
wanita yang berkarir di luar rumah. Pada masa Rasulullah, tiap terjadi peperangan beliau
menyiapkan tempat khusus para wanita (Rafidah alAnshariyah), yang memiliki keahlian
dalam membantu dan mengobati para sahabat yang terluka. Selain itu, dalam sejarah
Umar ibn al-Khattab, sejumlah wanita yang memiliki karir yang sangat strategis di
antaranya adalah Hindun binti Atabah, beliulah wanita yang pertama mendapat
pinjaman dari APBN untuk melakukan dan mengembangkan bisnis.

Tak hanya itu sang pelopor wanita pun yang mwnjadi inspirasi wanita Indonesia RA
Kartini namanya selalu di kenang hingga akhir hayat jasa nya yang begitu mulia akan
emansipasi wanita semangat yang selalu terkobar dalam jiwanya walau badai terus
mnerpa beliau, ia tak peduli seberapa banyak jasa yang ia keluarkan untuk
mencerdaskan anak bangsa pada jaman peperangan itu, rela kesana kemari agar tidak
di ketahui penjajah karena ia mengajari anak bangsanya secara sembunyi sembunyi.
Dari Al-Qur'an sudah banyak cerita wanita yang menginspirasi dari hal itu dapat ditarik
kesimpulan wanita juga harus berperan dalam bidang apapun namun sesuai dengan
kadar dan tingkatan, namun wanita di sertai ijin terlebih dahulu kepada suaminya ketika
ia berkarir tanpa meninggalkan yang tanggung jawab prioritasnya yakni keluarganya.
EPILOG Wanita sangat terhormat dalam Islam. Sejumlah ayat AlQur'an mendukung
kesimpulan tersebut.

Bahkan penghormatan Al-Qur'an terhadap perempuan melampaui konsep feminismee


Barat. Al-Qur'an tidak hanya berhasil menyatarakan dan menghapus ketidak adilan
terhadap wanita, tapi justru lebih maju lagi dengan wasiat keharusan para laki-laki
berbuat baik kepada mereka. Konsep tersebut tidak hanya bersifat teoritis belaka, tapi
didukung dengan fakta sejarah, baik dalam tradisi Nabi maupun sahabat.

Ada sejumlah wanita yang terlibat aktif dalam percaturan politik, jihad di medan perang,
busnis women, pengajar, gadhi dan lain-lain. Dengan fakta itu, wanita karir dalam Islam
sah-sah saja. Bahkan terkadang hukumnya wajib jika memang tidak ada yang bisa
melaksanakan tugas tersebut. Meski demikian, wanita karir tetap harus mampu
menyeimbangkan antara tugas rumah tangga dan tugasdi luar rumah. Selain itu,
kemampuan untuk menjaga kehormatan diri dari sagala fitnah agama dan sosial adalah
hal yang tak kalah penting dari segalanya. Akhinya, wanita akan merdeka karena Islam,
bukan merdeka (bebas) dari Islam.

Wallahu 'A lam bis Sawab! DAFTAR PUSTAKA: Al-T abari, Ibn Jurair., Jami' al-Bayan 'an
Ta 'wil Avat alOur'an, Jilid XIV. Beirut: Da>r al-Fikr. 1988. Az-Zamaksya>ri, Al-Kasysyaf
'an Haga>ig al-Tanzi>I wa "Uy>n Aga>wil fi> Wuju>h al-Ta'wi>l. Juz 4, cet. I, Riya>d):
Maktabah al-Abi>ka>n: 1998, Engineer, Asghar Ali. Hak-Hak Perempuan dalam Islam,
Yogyakarta: LSPPA. 1994. Fakih, Mansour., Analisis Gender & Transformasi Sosial, Cet.
12. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008. Hlawa>. Sa'i>d. Al-Asa>s fi Ar-Tafsi>r, juz. 7.
Kairo:Da>r AsSala>m, tt. Ibn A<syu>r, Muh)ammad Tla>hir. Ar-Tahlri>r wa al-Tanwi>r,
juz 20, Tunisia: Da>r al-Tunisiah, 1984. Ibn Abbas. Tanwir al-Miabas min Tafsi>r ibn
Abba>s, Beirut:Da>r al-Fikr, tt.Ima>rah, Muhlammad..

At-Tahlri>ral-Isla>mi> li al-Mar 'ah. Cet. Kairo: Dar Asy-Syuru>a, 2002. Al-Isla>m wa al-
Mar'ah Fi> Ray Muhtammad Abduh, Cet. 5. Kairo: Da>r ar-Rasha>d, 1997, Tahlri>r al-
Mar'ah baina al-Garbi wa al Isla>m, Cet. 1 (Kairo: Maktabah Ima>m al-Bukha>ri,
2009.Kamla Bashin dan Nighat Said Khan, Persoalan Pokok Mengenai Feminisme dan
Relevansinya, Teri, S. Harlina, Jakarta: Gramedia. 1995.Kha>lid, Amru>., Maka >natu al-
Mar ah fi al-Isla>m, Cet. II. Doqi:Areej, 2004. Lisa Tuttle, Encyclopedia of Femenisme,
New York: Fatcs of File Publication, 1986. Mernissi, Fatima., Wanita di Dalam Islam,
Yaziar Radiant (perj.)Bandung: Pustaka, 1991. Muh ammad,Ali Jum'ah.,

Al-Mar 'ah Fi> Hada>rah alIsla>miyyah baina Nuslu>s) al-SharI wa Tura >th al-Figh wa
al-Wa >gi al-Ma ish, Kairo: Da>r as-Sala>m, 2006 Mustagim, Abdul., Paradigma Tafsir
Feminis, Membaca Al-Quran Dengan Optik Perempuan, Yogyakarta: Logung
Pustaka,2008. Tantawi, Muhammad Sayyid. >, Al-Tafsi>r al-Wasi>t li al Qur 'an al-
Kari>m, juz 18, cet. III, Kairo: Mat}ba'ah as Sa'a>dah, 1987

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
1% - https://www.neliti.com/publications/114466/feminisme-qurani-tafsir-ayat-wanita-
karir
22% - https://www.academia.edu/34459964/Feminisme_Qurani
<1% - https://api.uinjkt.ac.id/ais/AmbilFile?
id=6321&clazz=ais.database.model.file.FotoLampiranPegawai
<1% - https://relasi-gender-agamakristen.blogspot.com/
<1% - https://www.slideshare.net/Karellagaemgyu/makalah-aqidah-akhlak
<1% - https://mazthoha.wordpress.com/2008/12/09/48/
<1% - https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-tadib/article/download/321/311
<1% - https://alfalasafah.wordpress.com/2016/04/20/konsep-taqwa-dalam-al-quran/
<1% - https://adoc.pub/materi-dasar-muamalah-ekonomi-dan-bisnis-islam-emile-satia-
d.html
<1% - http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/download/5313/pdf
<1% - http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/413/5/BAB%20IV%20Tafsir%20%28RM
%29.pdf
<1% - https://pusatwawasan.blogspot.com/2009/09/awal-kaum-bani-israil-yahudi-
dibawah.html
1% - http://www.quran.al-shia.org/id/dua-quran/16.htm
<1% - http://eprints.umpo.ac.id/5233/1/Diktat%20Pengantar%20Ilmu%20Hukum.doc
<1% - https://muikotamedan.or.id/Artikel/detail/179/mui-kota-medan-dukung-aliansi-
ormas-islam-gelar-penggalangan-kemanusiaan-untuk-palestina

Anda mungkin juga menyukai