Anda di halaman 1dari 6

Makalah

IDEOLOGI KOMUNISME

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH:

NADIYAH FARHAH SALSABILA


NIM 20031086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
BAB I
PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang

Kalau orang Indonesia sekarang ditanya mengapa kita menentang komunisme,


kemungkinan tidak dapat menjawab, kecuali mengatakan hal-hal klise, seperti
komunisme itu ateistis, anti-ketuhanan. Atau, mungkin takut berbeda pendapat, padahal
ia harus menyanyikan lagu yang sama, nyanyian "Anti-komunisme". Jadilah orang
Indonesia naif karena menentang komunisme tanpa memahami perihal komunisme.
Supaya kita tidak naif, komunisme perlu dipelajari. Ia bukan momok (makhluk
menakutkan, tetapi tidak berwujud). Sekolah-sekolah, setidaknya mulai
SMU/SMK,apalagi saat kuliah di Universitas, perlu mengenalinya, bukan untuk
menganutnya, tetapi untuk menolaknya secara sadar. Dengan mengenalinya kita justru
memperkuat kedudukan Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Dengan
mengenalinya, kita tidak lagi dapat ditipu oleh orang-orang atau gerakan-gerakan
komunis.

1.2 Rumusan Masalah

 Mengapa Ideologi Komunis (PKI) dilarang di Indonesia


 Tanggapan mengenai Ideologi Komunis (PKI) mulai muncul Kembali ke
Indonesia
 Langkah-langkah yang perlu di ambil dalam mengantisipasi munculnya Ideologi
Komunis (PKI) di Indonesia

1.3 Tujuan

Untuk memahami apa alasan Ideologi Komunisme dilarang diberlakukan di Indonesia ,


dan tanggapan kita terhadap disinyalirkannya bahwa Ideologi Komunisme mulai muncul
Kembali ke Indonesia ,serta memahami Langkah-langkah yang harus diambil dalam
mengantisipasi munculnya Ideologi Komunisme di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Komunis
Komunis adalah sebutan untuk orang yang menganut dan menjalankan paham
komunisme.Sedangkan pengertian komunisme adalah paham yang berhubungan dengan filosofi,
politik, sosial, dan ekonomi, dimana tujuan utamanya adalah untuk menciptakan masyarakat dan
sistem ekonomi yang maju dalam hal teknologi dan tenaga-tenaga produktif. Di sisi lain,
komunisme adalah suatu ideologi yang lebih mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Paham komunisme menekankan kepemilikan bersama atas
alat-alat produksi (modal, tanah, tenaga kerja) dimana tujuannya untuk mewujudkan masyarakat
yang makmur, dan setara atau tanpa kelas.

Lebih jauh, komunisme merupakan suatu paham anti-kapitalisme, dimana dalam penerapannya
tidak mengakui kepemilikan akumulasi modal pada individu dan seluruh alat-alat produksi
dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Pada dasarnya, ideologi
komunisme bertentangan dengan Pancasila karena dalam komunisme sangat membatasi
demokrasi dan tidak mengakui adanya hak perorangan.

Sejarah Komunisme di Indonesia


Komunisme masuk ke Indonesia dipelopori oleh Hendricus Josephus Fransiscus Marie
Sneevliet.Hendricus ini merupakan warga Belanda yang datang ke Indonesia pada tahun 1913.
Bersama Adolf Baars, Hendricus mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging
(ISDV).

Awalnya organisasi ini tidak mempropagandakan komunis, namun lambat laun mengubah diri
menjadi berpandangan komunis. Setelah keberhasilan revolusi di Rusia, mereka memasuki
organisasi-organisasi massa untuk menyebarkan paham ini, salah satunya Sarekat Islam (SI)
pimpinan Semaun. Kemudian SI terbelah menjadi SI Merah dan SI Putih. Akhirnya SI Merahlah
yang menjadi Partai Komunis serta melakukan pemberontakan pada tahun 1926, 1948 hingga
1965 yang mengakibatkan kejatuhan Soekarno.

Kemudian pada tahun 1917, lahir Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, nama PKI belum
besar karena dibuat secara diam-diam dan menjadi fraksi kiri dalam SI.Sebelum mendirikan PKI,
Semaun dan Darsono pernah mengenyam pendidikan tentang komunis dari Sneevlit di Indische
Social Demoratische Partij (ISDP). Sneevlit sendiri diketahui merupakan sayap kiri di dalam
ISDP. Dari sana, keduanya sering berdiskusi dengan Sneevlit.Keduanya melihat celah di SI,
sehingga secara perlahan memasukkan ideologi-ideologinya.“Syarikat Islam yang kurang
memperhatikan nasib buruh, telah merupakan lowongan baik bagi ide-ide radikal yang
dimasukan oleh Semaun dan Darsono yang tadinya diinspirasikan oleh Sneevlit,” kata
Mohammad Hatta dikutip buku ‘Bung Hatta Menjawab’.

Salah seorang tokoh Syarikat Islam (SI), Haji Agus Salim, akhirnya menegakkan disiplin partai.
SI berganti nama menjadi Partai Syarikat Islam di tahun 1921. Sesudah itu, barulah resmi nama
PKI mencuat.Namun, partai komunis itu tidak kompak lantaran salah seorang pendirinya, Tan
Malaka, membentuk Partai Rakyat Indonesia (PARI).

Dalam sejarahnya di Indonesia, PKI melakukan tiga pemberontakan. Pemberontakan pertama


adalah tahun 1926. Pemberontakan itu gagal dan PKI dilibas pemerintah kolonial Belanda.
Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-
kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua. Gerakan bawah tanah
membangkitkan PKI hingga kembali solid. Pada 1948, PKI melancarkan pemberontakan kedua.
Pemberontakan berniat meruntuhkan RI dan menggantinya dengan negara komunis. Upaya
kedua ini kembali gagal. Literatur mencatat pemberontakan ketiga dilakukan pada 1965, lagi-lagi
gagal.

Alasan Komunisme Tidak Diterima di Indonesia


Jika komunisme memperjuangkan keadilan bagi rakyatnya, mengapa Indonesia tidak bisa
menerimanya? Alasan utama adalah karena komunis tidak mengakui Tuhan. Berikut alasan
mengapa komunis tidak bisa diterima di Indonesia.

1. Indonesia adalah negara yang terdiri dari bermacam penganut agama. Bahkan sila pertama
dalam Pancasila menyebutkan “Ketuhanan yang Maha Esa”. Artinya Indonesia adalah negara
yang beragama dan mengakui Tuhan. Sementara konsep ketuhanan tidak ada dalam paham
komunisme.

2. Indonesia menganut sistem demokrasi. Sementara komunisme tidak mengakui itu. kekuasaan
mutlak ada di tangan pemerintah.

3. Karena tidak mengakui tuhan berarti komunis tidak mengenal agama. Dimana agama
mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Komunisme cenderung tidak menghargai
Hak Asasi manusia. Sehingga pembantaian, pengurungan, penyiksaan itu gampang sekali
mereka lakukan.

4. Tidak ada kebebasan individu untuk berkembang sehingga masyarakatnya cenderung pasif
dan tidak memiliki motivasi untuk berkembang.

Tanggapan mengenai munculnya Kembali Ideologi Komunisme (PKI) akan merusak tatanan
Ideologi Pancasila yang telah ditanamkan kepada masyarakat. Bagi negara-negara maju mungkin
ideologi politik bukan lagi menjadi masalah yang perlu dipertimbangkan. Namun berbeda
dengan negara-negara berkembang seperti Indonesia, ideologi seringkali masih menjadi
persoalan bangsa. Dengan memahami berbagai sepak terjang tingkah laku politik PKI pada
masa lalu, dibutuhkan tingkat kepekaan masyarakat terhadap bahaya komunis di Indonesia
(Saleh As’ad Djamhari (ed.), 2009; iii-iv).

Situasi itu cukup memprihatinkan bagi bangsa Indonesia, karena kurangnya wawasan
kebangsaan dan rasa cinta Tanah Air memudar. Hal ini harus diperhatikan oleh pemerintah.
Dengan pesatnya informasi teknologi, arus informasi dari berbagai sumber dengan mudah
diterima generasi muda Indonesia. Apabila bekal wawasan nusantara dan wawasan kebangsaan
kurang, maka generasi muda Indonesia akan cenderung menyerap segala informasi yang ada
tanpa disaring.

Pemerintah perlu melakukan gerakan peningkatan wawasan kebangsaan dan sosialisasi


pemahaman ideologi Pancasila dengan metode pendekatan sosialisasi yang baru dan
kontekstual dan perlu terus menerus dilakukan. Hal tersebut perlu dilakukan agar Pancasila dan
UUD 1945 dapat terjaga dan menjadi sarana pemersatu bangsa. Kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara perlu berorientasi kepada kewaspadaan nasional dan ketahanan
nasional sehingga masyarakat dan pemerintah dapat mencegah kemungkinan terulangnya
peristiwa kelam yang pernah terjadi pada bangsa kita. Pendidikan karakter dan kewaspadaan
untuk mencegah bangkitnya komunisme harus diberikan sejak dini dan dilakukan secara
konsisten. Hal ini penting karena keberhasilan pendidikan karakter bangsa merupakan
tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Sebagaimana yang dilaksanakan oleh Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini, dengan menggelar Sekolah Kebangsaan sebagai salah satu upaya
membangkitkan wawasan kebangsaan pada anak-anak muda Surabaya. Sekolah tersebut
dilaksanakan di luar sekolah umum biasa dengan mengajak anak-anak ke taman makam
pahlawan dan situs-situs bersejarah.

Dalam menghadapi berbagai kemungkinan munculnya Ideologi Komunisme, maka perlu


diberikan penjelasan dan pemahaman kepada semua elemen masyarakat tentang berbagai hal
terkait komunisme. Ini dapat dijadikan sebagai bekal dalam melaksanakan tugas binter di
lapangan

Untuk mengatasi permasalahan paham komunisme dan fobia terhadap PKI di Indonesia saat
ini dan kemudian hari, hal yang harus senantiasa diingat dan diterapkan ialah kesadaran untuk
tidak mengatasnamakan diskriminasi, hak asasi manusia (HAM), dan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai alasan untuk mengembalikan ajaran komunis ke Indonesia, karena Indonesia sudah
memiliki Pancasila sebagai dasar negara. Dalam hal ini pemerintah dituntut konsisten untuk
mengawasi dan membatasi munculnya kembali komunisme. Caranya adalah dengan
penanaman nilai-nilai Pancasila secara terus menerus kepada masyarakat terutama di lembaga
pendidikan dan kepada kaum muda Indonesia. Pemerintah juga harus melibatkan tokoh
masyarakat dan tokoh agama untuk membina dan memberi pendidikan ahlak yang baik bagi
setiap warga negara. Dengan penanaman nilai-nilai ini, maka akan memberi pemahaman yang
baik akan pentingnya meningkatkan kewaspadaan nasional terhadap bahaya komunisme.
Walaupun ada opini bahwa bangsa kita tidak lagi perlu mencemaskan bahaya laten komunis,
namun sikap waspada tetap perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat demi terwujudnya
ketahanan nasional berdasarkan Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara.

Sumber Referensi :

https://pelayananpublik.id/2020/06/25/arti-komunis-dan-alasan-dilarang-di-indonesia/

http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-10-II-P3DI-Mei-2016-
43.pdf

http://repository.upi.edu/667/4/S_SEJ_0901100_CHAPTER1.pdf

http://digilib.uinsgd.ac.id/16438/6/4_BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai