INDONESIA
Disusun Oleh :
Bayu anggara
XII TPM 1
29
Mata Pelajaran PPKN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam, yang telah
menciptakan dunia ini sebagai kampung perjalanan dan akhirat sebagai
kampung untuk menetap. Dan yang telah memberikan kemampuan
kepada kita, juga kepada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Waspada Bahaya Laten
Komunis Untuk Generasi Muda Indonesia” tepat pada waktunya.
Selanjutnya, Salawat dan salam penulis sampaikan kepada yang mulia
Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing ummatnya sehingga
mampu membedakan antara yang benar dan yang salah.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Bab II : Pembahasan
A. Pengertian komunisme
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunisme
Paham komunisme itu sendiri sudah lama berkembang di Indonesia baik itu
sebelum kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan. Gerakan komunisme ini
sangatlah mengganggu kehidupan dan perjuangan bangsa Indonesia. Dari
penjelasan itu, penulis menyimpulkan bahwa Komunisme itu merupakan sebuah
ideologi yang tidak bisa diterapkan di Indonesia, mengapa? karena komunisme
tidak sesuai dengan kepribadian dan pandangan hidup bangsa indonesia, dimana
bangsa Indonesia sangat mengakui adanya Tuhan, sangat menghormati HAM,
sangat menjunjung tinggi budaya gotong royong, serta banyak keyakinan agama
dan budaya sebagai warisan dari para leluhur yang sangat majemuk. Penulis juga
berkesimpulan bahwa komunisme itu adalah suatu paham yang menekankan
pada landasan Atheisme atau tidak mengenali tuhan akan tetapi lebih bersifat ke
materialisme (kebendaan).
Dunia saat ini memasuki era globalisasi, ciri dunia tanpa batas, cenderung
homogen (sama), akses informasi dan komunikasi kian cepat. Selain itu secara
langsung maupun tidak langsung banyak ideologi asing yang gencar menerpa
masyarakat Indonesia. Hal itu terkadang tidak disadari oleh masyarakat karena
kurangnya pengetahuan. Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia
kian hari kian jauh dari realitas Khittah. Arus globalisasi juga mampu menanamkan
benih-benih ideologi yang kurang pantas diserap berdasarkan konteks masyarakat
yang ada di berbagai wilayah tertentu. Proses ini bisa terjadi melalui difusi
kebudayaan, perebutan hegemoni perekonomian baik secara penguatan
geopolitik maupun transformasi kebudayaan yang pada akhirnya suatu bangsa
akan mengalami kehilangan identitas jati diri bangsanya. Layaknya Indonesia
dengan kondisi masyarakat yang pluralitas ternyata mampu mengakomodir
kepentingan semua golongan, hal ini berdasarkan adanya konsensus dalam
membangun ideologi Negara, ideologi itu disebut sebagai pancasila. Pancasila
terlahir karena adanya semangat nasionalisme yang merupakan cikal bakal
adanya semangat untuk membangun bangsa yang satu.
Pada dasarnya ideologi pancasila yang kita anut selama ini berdasarkan
demokrasi yang bertipologi teosentris. Tipologi itu berdasarkan azas-azas yang
termaktub dalam substansi pancasila, yakni “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Namun
pada akhirnya seiring arus globalisasi yang kian tak terbendung maka benih-benih
liberalisasi dan komunisme merambah pada tatanan masyarakat baik secara
sistematik maupun sistematis. Hukum yang dijadikan sebagai sandaran atas
kebijakan umum tidak terlepas dari kepentingan asing yang sengaja menancapkan
benih-benih ideologisasi pihak asing, sebagai contoh kebijakan privatisasi BUMN,
hal ini bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945 tentang ekonomi kerakyatan
yang konsisten dengan sila ke-5 yaitu ”Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”. Sebagai respon atas jawaban secara tersurat maupun tersirat
penolakan terhadap sistem ekonomi liberal. Tidak hanya gerakan ekonomi,
ideologisasi pun merambah pada tingkah laku masyarakat Indonesia seperti
budaya hedonisme, konsumerisme, individualistis, pragmatisme, dan
materialisme. Budaya seperti ini jelas sekali bertentangan dengan falsafah
pancasila yang dibangun berdasarkan pendekatan teoritis (sila ke-1).
1. Ideologi Pancasila
2. Ideologi Komunis
Dulu, kalangan partai komunis juga terkenal dekat dengan rakyat, yang
suka menolong dengan membagi bibit murah, membantu petani dan terkenal
sangat peduli, itulah yang membuat perolehan suara partai itu cukup signifikan
saat itu. Bayangkan kalau hanya karena bibit murah dan bantuan dari kalangan
komunis waktu itu meluluhkan akidah para petani yang umumnya adalah
masyarakat muslim, sehingga mereka meninggalkan Tuhan mereka, ini juga salah
satu dari bahaya laten komunis. Termasuk dalam bentuk yang lebih modern saat
ini, seperti pemberian bantuan saat bencana dan lain sebagainya. tidak
diperbolehkan ditumpangi kepentingan pencucian otak untuk berkeyakinan
tertentu dan kepentingan kelompok. Oleh karena itu, Islamisasi maupun
kampanye dan gerakan bantuan tidak boleh dilakukan dengan iming-iming materi
dan dengan maksud tertentu, akan tetapi harus berdasarkan dakwah dan paham
yang jelas dan tidak menjerumuskan. Bila hal seperti itu terjadi, namanya bahaya
laten komunis bangkit kembali. Komunis baik sebagai ideologi maupun sebagai
gerakan sangat bertentangan dengan pancasila dan apabila dibiarkan hidup dan
berkembang di bumi Indonesia, maka akan terjadi benturan-benturan bahkan
dapat memicu terjadi perang saudara.Ideologi komunis di Indonesia tidak pernah
mati, terlebih lagi kondisi kehidupan bangsa masih diliputi kemiskinan. Lalu
bagaimana cara mengantisipasi bangkitnya paham komunisme di Indonesia?
Kita sebagai rakyat perlu selalu waspada guna menangkal berbagai upaya
bangkitnya kembali ajaran komunis yang berusaha merusak ketatanegaraan di
Indonesia. Begitu juga dengan paham radikal yang selalu berupaya menggunakan
syari’at agama dalam sendi-sendi keagamaan dan kenegaraan yang dapat
mengganggu solidaritas kerukunan antar umat beragama, persatuan dan
kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu
aparatur Negara harus mampu memberikan wawasan kepada masyarakat agar
tidak mudah terpegaruh oleh faham radikal, serta mengajak masyarakat untuk
mengantisipasi dan mewaspasdai orang asing yang akan memasukkak
ideologinya, sehingga nantinya akan diperoleh langkah, cara dan kesamaan
dalam bertindak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Dari hasil pembahasan di atas, maka saran-saran yang ingin penulis ajukan adalah;
2. Praktek komunis harus tetap diwaspadai, dan kita jangan terbiasa mencontoh
pengaruh dari luar begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarjo, Mariam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Media, 2008.
Hasyem, Nader. Islam, Sekularisme, Dan Demokrasi Liberal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Media, 2010.
Jaelani, Abdul Qadir. Perjuangan Ideologi Islam Di Indonesia. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Jundi, Anwar. Islam Setelah Komunis. Jakarta: Gema Insani Press, 1994.
ABRI. Bahaya Laten Komunisme di Indonesia. Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, 1994.
Winarno, Budi. Globalisasi Peluang atau Ancaman Bagi Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2008.
Salman, Budi, Didik Djumadiono, Nani Mulyani. 50 Th. Indonesia Merdeka. PT Citra Media
Persada: PT Citra Media Persada, 1996.