Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nadiyah Farhah Salsabila

Nim : 20031086

Mata Kuliah : Mikrobiologi

TUGAS 5

1. Jelaskan proses fotosintesis pada bakteri, kaitkan dengan proses fotoposporilasi. Pada
mikroorganisme terdapat fotoposporilasi siklik dan nonsiklik, jelaskan perbedaannya.

2. Jelaskan asal O2 pada proses fotosintesis. bisakah fotosintesis tidak menghasilkan oksigen?
jelaskan!

3. Ada tiga posporilasi, yaitu posporilasi tingkat substrat, posporilasi oksidatif, dan
fotoposporilasi jelaskan ketiganya!

Jawab

1. Fotosintesis merupakan proses konversi cahaya ke energi kimia untuk pertumbuhan


(fotofosforilasi). Proses ini dapat terjadi secara aerob dan anaerob. Dalam keadaan
aerob, H20 digunakan sebagai donor elektron dan dihasilkan oksigen, sedangkan pada
keadaan anaerob tidak diproduksi oksigen. Ada beberapa mikroorganisme yang mampu
melakukan fotofosforilasi dalam keadaan anaerob, meraka ini dikenal dengan nama
kelompok bakteri fotosintetik anoksigenik. Berdasarkan bakteriaklorofil yang dimiliki oleh
anoksegenik, maka kelompok ini bibagi menjadi ; bakteri fotosintetik purple (sulfur dan
non sulfur), bakteri fotosintetik hijau (sulfur dan non sulfur), dan Heliobacteria (White
1995).

Pada bakteri fotosintetik ungu non sulfur anoksigenik, konsentrasi sulfid harus benar-
benar ditekan serendah mungkin, karena pada konsentrasi yang tinggi akan menjadi
racun . bakteri ini telah diketahui sejak awal abad ke-20 ketika pertama kalinya diisolasi
oleh Hans Molisch.

Bakteri-bakteri ini dapat melakukan berbagai macam metabolisme, antara lain ;


fotoautrotop atau fotoheterotrop pada kondisi anaerobik; respirasi anerobik; dan
fermentasi. Selain itu, organisme-organisme ini pada umumnya merupakan penambat
nitrogen yang hidup bebas. Kemampuan bakteri ini untuk melakukan fotofosforilasi
karena adanya piranti fotosintesis dalam selnya yang berupa pigmen fotosintesis,
pigmen karatenoid, dan bakterioklorofil. Bakterioklorofil yang dimiliki bakteri ini dapat
digunakan sebagai salah satu ciri morfologi dengan melihat spektra maksimumnya.
Sebagian besar bakteri fotosintetik ungu non sulfur anoksegenik, seperti bakteri dari
genus Rhodobacter, pada umumnya menujukkan resistensi yang tinggi terhadap
oksianion logam tanah jarang, seperti TeO3-2 dan SeO3-2. oleh karena itu penambahan
larutan oksianion (biasanya K2TeO3) memungkinkan isolasi kelompok bakteri tersebut
secara selektif.

Penjelasan Mengenai Perbedaan Fosfolarisasi Siklik dengan


Fosfolariisasi Non-Siklik

fosfolarisasi siklik adalah proses sintesis ATP secara siklik dalam transport elektron
yang bergerak dengan pola melingkar yang tertutup. Sedangkan fosfolarisasi non-siklik
adalah proses sintesis ATP yang menghasilkan oksigen secara sampingan dan
elektronnya bergerak dalam pola linear yang terbuka. Pada fotofosforilasi siklik tidak
terjadi fotolisis, namun fotolisis terjadi pada fosforilasi non-siklik.

Fotofosforilasi siklik terjadi pada membran tilakoid pada kloroplas yang terisolasi dan
juga bakteri fotosintetik (bakteri yang membuat makanannya sendiri). Sedangkan
fosfolirasi non-siklik terjadi pada cyanobacteria, alga, dan tumbuhan hijau.

Fotofosforilasi siklik hanya melibatkan Fotosistem I (P700) dan tidak digunakaan saat
Fotosistem II (P680). Pada fotofosforilasi siklik Fotosistem I adalah donor sekaligus
akseptor elektron. Sedangkan fotofosforilasi non-siklik digunakan dalam Fotosistem I
(P700) dan Fotosistem II (P680). Pada fotofosforilasi non-siklik P680 adalah donor
elektron dengan NADP+ sebagai akseptor akhir.

Fosfolarisasi siklik terjadi saat cahaya jatuh pada fotosistem I (PS I) dan membuat
elektron tereksitasi sehingga masuk kedalam rantai transfer elektron dan kembali lagi
kedalam fotosistem I. Proses fosfolarisasi siklik ini menghasilkan ATP namun tidak
menghsilkan oksigen.

Fotofosforilasi non-siklik terjadi saat cahaya masuk kedalam fotosistem I (PSI pada
gambar) menyebabkan elektron tereksitasi dan masuk ke rantai transport elektron dan
masuk kedalam Fotosistem II (PSII). Baca juga: Tiru Proses Fotosintesis, Ahli AS
Berhasil Ciptakan Bahan Bakar Cair Pada Fotosistem II berangsunglak fotolisis air
untuk menggantikan elektron yang hilang. Elektron tersebut kemudianmereduksi NADP+
menjadi NADPH menghasilkan ATP, oksigen, dan koensim yang tereduksi.

2. Seorang fisiologis berkebangsaan Inggris, F. F. Blackman, mengadakan percobaan


dengan melakukan penyinaran secara terus-menerus pada tumbuhan Elodea. Ternyata,
ada saat dimana laju fotosintesis tidak meningkat sejalan dengan meningkatnya
penyinaran. Akhirnya, Blackman menarik kesimpulan bahwa paling tidak ada dua proses
berlainan yang terlibat:

 Suatu reaksi yang memerlukan cahaya


 Reaksi yang tidak memerlukan cahaya

Yang terakhir dinamai reaksi gelap, walau dapat berlangsung terus saat keadaan terang.
Blackman berteori bahwa pada intensitas cahaya sedang, reaksi terang membatasi atau
melajukan seluruh proses. Dengan kata lain, pada intensitas ini reaksi gelap mampu
menangani semua substansi intermediat yang dihasilkan reaksi cahaya. Akan tetapi,
dengan meningkatnya intensitas cahaya pada akhirnya akan tercapai suatu titik dimana
reaksi gelap berlangsung pada kapasitas maksimum.

Teori ini diperkuat dengan mengulangi percobaan pada temperatur yang agak lebih
tinggi. Seperti diketahui, kebanyakan reaksi kimia berjalan lebih cepat pada suhu lebih
tinggi (sampai suhu tertentu). Pada suhu 35°C, laju fotosintesis tidak menurun sampai
ada intensitas cahaya yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi gelap kini
berjalan lebih cepat. Faktor bahwa pada intensitas cahaya yang rendah laju fotosintesis
itu tidak lebih besar pada 35°C dibandingkan pada 20°C juga menunjang gagasan
bahwa yang menjadi pembatas pada proses ini adalah reaksi terang. Reaksi terang ini
tidak tergantung pada suhu, tetapi hanya tergantung pada intensitas penyinaran. Laju
fotosintesis yang meningkat dengan naiknya suhu tidak terjadi jika suplai CO2 terbatas.
Jadi, konsentrasi CO2 harus ditambahkan sebagai faktor ketiga yang mengatur laju
fotosintesis itu berlangsung.
Mengenai fotosintesis yang tidak menghasilkan oksigen itu selama saya mempelajari
tidak ada dikarenakan tujuan fotosintesis adalah proses memasak pada tanaman
berklorofil yg menghasilkan gas Oksigen dan Karbohidrat yg terjadi di daun dengan
bantuan sinar matahari. Sehingga mustahil bagi tumbuhan untuk fotosintesisnya tidak
menghasilkan oksigen.
3. Terdapat 3 Jenis Posporilasi:

 Fosforilasi tingkat substrat adalah reaksi metabolisme yang


menghasilkan produksi ATP atau GTP melalui transfer gugus fosfat dari
substrat langsung ke ADP atau PDB. Mentransfer dari energi yang lebih
tinggi (baik gugus fosfat terikat atau tidak) ke produk energi yang lebih
rendah. Proses ini menggunakan sebagian energi kimia
yang dilepaskan , energi bebas Gibbs , untuk mentransfer gugus
fosforil (PO 3 ) ke ADP atau PDB dari senyawa terfosforilasi lain. Terjadi
dalam glikolisis dan dalam siklus asam sitrat.

[1]

Fosforilasi tingkat substrat dicontohkan dengan konversi ADP menjadi ATP.

Tidak seperti fosforilasi oksidatif , oksidasi dan fosforilasi tidak


digabungkan dalam proses fosforilasi tingkat substrat, dan zat antara
reaktif paling sering diperoleh
selama proses oksidasi dalam katabolisme . Kebanyakan ATP dihasilkan
oleh fosforilasi oksidatif dalam respirasi aerobik atau anaerobik sementara
fosforilasi tingkat substrat menyediakan sumber ATP yang lebih cepat dan
kurang efisien, tidak bergantung pada akseptor elektron eksternal . Ini
adalah kasus pada eritrosit manusia , yang tidak memiliki mitokondria, dan
pada otot yang kekurangan oksigen.

 Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme dengan


penggunaan energi yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP,
dan mereduksi gas oksigen menjadi air.[1]

Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien,


hampir semua organisme menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP,
oleh karena efisiensi proses mendapatkan energi, dibandingkan dengan
proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobic

Menurut teori kemiosmotik yang dicetuskan oleh Peter Mitchell, energi yang
dilepaskan dari reaksi oksidasi pada substrat pendonor elektron, baik pada respirasi
aerobik maupun anaerobik, perlahan akan disimpan dalam bentuk potensial
elektrokemis sepanjang garis tepi membran tempat terjadinya reaksi tersebut, yang
kemudian dapat digunakan oleh ATP sintase untuk menginduksi
reaksi fosforilasi terhadap molekul adenosina difosfat dengan molekul Pi.[2]

Elektron yang melekat pada molekul sisi dalam kompleks IV rantai transpor elektron
akan digunakan oleh kompleks V untuk menarik ion H+ dari sitoplasma menuju
membran mitokondria sisi luar, disebut kopling kemiosmotik,[3] yang
menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui ATP sintase ke dalam
mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area dengan energi
potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi potensial lebih
tinggi. Proses kopling kemiosmotik juga berpengaruh pada kombinasi
gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran yang disebut gaya gerak
proton.

Dari teori ini, keseluruhan reaksi kemudian disebut fosforilasi oksidatif.

Awal lintasan dimulai dari elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat yang
ditransfer ke senyawa:

 NAD+ yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima elektron,


NAD+ akan bereaksi menjadi NADH dan ion H+, kemudian mendonorkan
elektronnya ke rantai transpor elektron kompleks I.[4]

 FAD yang berada di dalam rantai transpor elektron kompleks II.[5] FAD akan
menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH2 melalui reaksi redoks.

Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia


menghasilkan spesi oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida pada
kompleks I.[6] Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel
tubuh, dan kemungkinan juga menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat
dalam lintasan metabolisme ini juga merupakan target dari banyak obat
dan racun yang dapat menghambat aktivitas enzim.

 Fotofosforilasi adalah sintesis ATP (Adenosin Trifosfat) dalam kloroplas. Proses


yang terjadi adalah pembuatan ATP dari ADP (Adenosin Difosfat) dan P1 (fosforilasi)
menggunakan energi yang berasal dari cahaya (foto). Letak tilakoid berada pada
daun, tepatnya pada bagian kloroplas yaitu salah satu bagian penyusun struktur
daun. Pada kloroplas terdiri dari dua lapis membran yaitu membran dalam dan
membran luar, untuk tilakoid sendiri merupakan sistem membran dalam dari
kloroplas. Bagan membran tilakoid sebagai tempat terjadinya fotofosforilasi nonsiklik
dan siklik diberikan seperti gambar berikut.

Fotofosforilasi Non Siklik dan Siklik adalah dua reaksi yang terjadi pada reaksi terang
dalam proses fotosintesis. Reaksi terang adalah satu dari 2 tahapan reaksi yang
terjadi pada proses fotosintesis. Selain reaksi terang, tahapan reaksi yang terjadi
pada proses fotosintesis adalah reaksi gelap. Dua tahapan reaksi yang terjadi pada
fotosintesis tersebut menghasilkan energi berupa ATP yang digunakan untuk
beraktivitas. Karakteristik dari reaksi terang fotosintesis adalah dibutuhkannya energi
foton dari cahaya dalam prosesnya. Lokasi di mana terjadi reaksi terang baik itu
fotofosforilasi non siklik dan fotofosforilasi siklik adalah grana.

Anda mungkin juga menyukai