Anda di halaman 1dari 10

Bab 1

Moody si Beruang
Madu Kecil

Pagi hari telah tiba. Semua hewan mulai bekerja seperti


biasa. Tetapi para hewan-hewan kecil masih tidur di tempat
hangat mereka.
Moody beruang madu mungil ternyata tidak, ia mencari madu
untuk dijadikan sebuah sarapan pagi. Teman-teman Moody
masih tetap tidur.
’’Teman-teman, ayo bangun hari sudah siang’’, teriak Moody.

Bloody adik Moody bangun dengan sangat bersemangat,


tetapi Jerry teman Moody bangun dengan marah. ‘’Moody kau
mengganggu saja, Aku kan masih ngantuk..’’. keluh Jerry. ‘’Ayo
teman-teman kita harus cepat mencari sarapan sebelum anak-
anak serigala mengambil sarapan kita’’. Ajak Moody.

Ketiga anak beruang pun menuju ke tengah hutan. ‘’Teman-


teman lihat!!!, anak serigala sedang tidur!!’’. Bisik Bloody. Jerry
yang tadinya setengah tidur pun menjadi kaget. Tetapi benar
serigala sedang tidur, ia tidur tepat di bawah sarang lebah.
Dengan sangat hati-hati Bloody, Moody, dan Jerry mengambil
madu.

1
Tetapi.. Jerry tidak sengaja menumpahkan madu ke mulut
anak serigala. Anak serigala bangun dan kaget. Ia marah, dan
anak serigala pun hampir menggigit Bloody dan Jerry. Mereka
bingung mengapa anak serigala menjadi marah. ‘’Hei serigala,
mengapa kau mau menyakiti temanku dan adikku’’, ucap
Moody yang sedang marah.’’Kau tidak boleh mengambil madu
ini!!!’’.Ujar anak serigala yang sedang kesal.

’’Mengapa? Ini kan makanan kami. Kami belum sarapan, kami


juga kesusahan mencari makan di musim panas seperti ini’’,
kata Jerry. Namun, anak serigala tetap saja tidak merasa
kasihan. ‘’Hei aku mendapat ide, bagaimana jika kita berbagi
saja?”, ujar Moody. ‘’Menurutku itu ide yang bagus, bagaimana
denganmu Jerry’’, tanya Bloody.’’Tidak, aku tidak mau’’,
potong anak serigala. ‘’ Mengapa?’’, tanya Jerry dengan kasar.
‘’Kita voting aja’’, sahut Bloody.

Mereka voting dengan cepat. Sebelum matahari muncul, hasil


sudah keluar. ’’Nah, sekarang kau kalah’, ejek Jerry. ’’Kali ini
aku dan saudaraku kalah, tetapi besok akan ku kalahkan
kalian’’. Balas anak serigala.

Ketiga beruang madu membawa pulang separuh dari madu


tersebut. Mereka makan dengan senang. Setelah makan
mereka mulai membantu orang tua mereka, tetapi Jerry malah
tidur. Moody dan Bloody pun mengerjai Jerry. Mereka
menakut-nakuti Jerry dengan serangga yang ditakutinya, yaitu
laba-laba.

TAMAT
2
Bab 2
Perjalanan ke Pulau Rahasia

Pada sore hari yang terik Moody, dan Bloody menerima


kabar yang luar biasa. Seketika itu juga mereka berlari
kegirangan, mereka tidak lupa untuk memberi tahu kabar
gembira mereka ke Jerry teman mereka. ‘’Jerry… Jerry… kabar
gembira datang’’. Teriak Bloody membangunkan Jerry.’’Besok
saat matahari muncul kita akan berangkat ke pulau
rahasia!!’’.Kata Bloody memberi tahu.’’ Pulau rahasia?, aku
tidak pernah mendengarnya, lalu untuk apa kita ke
sana’’.Tanya Jerry dengan bingung. Jerry bingung, ia juga terus
menanyakan untuk apa tujuan mereka ke sana.’’Bagaimana
jika kita menanyakan ke ibu saja’’.Usul Moody yang dari tadi
diam. Mereka berlari menuju rumah mereka.’’Mama...mama…
mama’’.Teriak Bloody yang bersemangat.’’Ada apa sayang’’.
kata mama.’’Apa tujuan kita pergi ke pulau rahasia
itu?’’.Dengan tergesa-gesa Bloody bertanya.’’Lihat saja nanti,
kalian bermainlah dulu dengan Jerry’’. Kata mama. Moody
tidak terlalu penasaran sehingga ia hanya asyik bermain
dengan Jerry, sedangkan Bloody ia hanya duduk dan berpikir
apa tujuan mereka pergi ke pulau rahasia.’’Bloody ayo kita
pulang’’.Ucap Jerry dan Moody. Selama perjalanan Bloody
hampir salah jalan sebanyak 4 kali. Lalu Moody
3
bertanya.’’Bloody apa yang sedang kamu pikirkan?’’. Tanya
Moody kepada Bloody.’’Hmm.. aku hanya berpikir apa yang
akan kita lakukan di sana, di pulau rahasia’’.Bloody memberi
tahu. Mereka berpamitan dengan Jerry karena rumah Jerry
lebih dekat dengan tempat bermain. Sesampainya kedua
beruang itu di rumah mereka langsung minum dan mandi.
Mereka makan malam dengan tenang.’’Moody..Bloody kalian
siapkan baju kalian ya buat besok, lalu mama siapkan baju
kita ya ma, papa akan menyiapkan perahu kita.Jangan lupa
hubungi Mama Jerry ya’’.Kata papa memberi tahu.’’Oke
pa..’’.Jawab mama, Moody, dan Bloody kompak. Mereka tidur
lebih cepat dari biasanya agar tidak telat bangun. Pagi-pagi
sebelum matahari muncul mereka berkumpul dan bersiap-
siap. Mama menyiapkan makanan, Bloody duduk menonton
TV, dan Moody Tertidur di sofa, Papa mengecek perahu yang
akan di pakai. Keluarga Jerry juga sudah siap. Mereka naik
taksi ke tempat mereka akan naik perahu. Mereka pun sampai
di dermaga. Dengan banyak pertanyaan Bloody pun naik.
Papa Jerry dan Papa kedua beruang kecil itu mengendarai
perahu. Ketika sampai, Keluarga Jerry dan Keluarga Moody
langsung makan dan memulai petualangan mereka.

TAMAT

Bab 3
4
Petualangan di Pulau Rahasia

Saat perut ketiga beruang kecil kenyang, mereka memulai


petualangan kecil mereka di tengah-tengah hutan. Peralatan
yang mereka bawa sangat lengkap dan berat, sehingga mereka
hanya bisa berpetualang pada pagi sampai sore hari, dan saat
sore hari mereka kembali ke tenda untuk makan
malam.’’Kukis dan limun sudah siap’’.Kata Mama. Semua
keluarga makan sambil melihat hewan-hewan di hutan. Tidak
hanya makan dan berpetualang semua keluarga juga tidak
lupa untuk tidur saat malam hari. Mereka juga melakukan
keseruan lainnya, seperti menikmati pemandangan sambil
membakar marshmellow dan menghangatkan diri mereka
dengan membuat api unggun, petualangan mereka membuat
rasa penasaran Ketiga beruang kecil hilang. Petualangan
keluarga sangat menyenangkan bila menemukan sesuatu yang
berbeda. Betul!! tadi Moody dan Jerry melihat sesuatu, ia
melihat rangka dari fosil manusia purba. Tetapi hari sudah
sore mereka harus segera kembali ke tenda sebelum hari
gelap.

Saat mereka turun, hewan-hewan di hutan mengikuti


mereka. Saat kembali, menyegarkan tubuh mereka dahulu, air
5
sungai yang sejuk membuat mereka segar kembali. Daging
yang masih hangat, membuat selera makan mereka
bertambah. Bintang yang indah menemani mereka saat tidur.
Tetapi di tengah malam Bloody dan Jerry mendengar suara
langkah kaki seekor hewan yang sedang berjalan di
rerumputan. Bloody dan Jerry membangunkan seluruh
keluarga, dan memberi tahu apa yang dia dengar dengan
Jerry. Mama hanya berpikir itu adalah tikus. Tetapi Bloody
menjelaskan lagi bahwa itu adalah langkah seseorang. .’’Ibu
bolehkah aku keluar untuk mencari asal suara langkah
tersebut?,’’. Minta Moody dengan kedua beruang kecil
lainnya. Ternyata itu adalah suara langkah serigala yang
sedang berjalan untuk mengincar seekor hewan yang dapat
ditelannya. Mereka semua masuk ke tenda, dan kembali tidur.
Mereka hanya melihat 5 setengah meter dari tempat serigala
itu berjalan, karena mata mereka masih ngantuk, mereka
tidak bisa melihatnya terlalu dekat. Keesokan harinya mereka
tidak menjumpai serigala itu lagi. Hari cepat berlalu, waktu
mereka hanya tinggal 2 hari. Mereka bersiap siap untuk
mendaki ke puncak gunung yang tinggi. Moody membantu
Bloody memakaikan tasnya, Jerry membantu Moody
mengencangkan tasnya, Bloody membantu Jerry memasukan
peralatan pertolongan pertama pada tasnya. Mereka sudah
siap untuk mendaki ke gunung. Makanan sudah dikemas,
peralatan tidur pun juga sudah. Perjalanan mereka menjadi
perjalanan yang luar biasa.2 hari sudah berlalu, Mereka segera
kembali ke danau. berpamitan dengan alam menurut mereka
adalah hal yang paling berat. Setelah perahu mereka sampai di
dermaga kedua keluarga berpamitan dan menaiki taksi yang
tujuannya berbeda. Senang rasanya bisa menikmati liburan
seperti ini. Makan steak menjadi hal terakhir sebelum mereka
beristirahat.

6
TAMAT

Bab 4
Moody dan Olimpiade Matematika

Math all

Musim panas tak kunjung usai. Moody dan Bloody juga tak
henti- hentinya bermain, walaupun panas mereka selalu
memiliki energi. Moody Sering bergandengan tangan dan
berjalan ke hutan bersama Bloody, dan Jerry. Sedangkan
Orang tua mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-
masing, seperti orang tua Jerry yang selalu sibuk mencari
makan.
Pada suatu hari, angin kencang sedang bertiup di rumah
Jerry. Sesampai dia harus berhenti bermain layangan dengan
kawannya yaitu Moody dan Bloody.”Wah.. angin di sini sangat
kencang!!” Bloody berbicara dengan keras sambil menahan
layangan yang di pegangnya. “Ya, angin di sini sangat keras.
Dinginnya.” kata Jerry. Tiba- tiba, muncul poster yang tertiup
angin dengan banyak dedaunan yang menempel. Moody pun
mengambil poster itu dari dahsyatnya angin yang hampir
membawanya ke langit,”Lihat, ada poster!!”. “Sepertinya ini
poster tentang olimpiade matematika. Sungguh menarik”
teriak Moody dari sebelah pohon dekat rumah Jerry. Mereka
bertiga seperti saudara kembar. Ekspresi yang di tunjukkan
7
mereka bertiga sama. “Moody kau kan sangat pintar dalam
matematika. Di sekolah saja kau selalu jauh dari rekor ku.”
cakap Jerry dengan ekspresi mendukung. Moody memang
murid yang hebat di pelajaran paling membosankan bagi
anak-anak, yaitu matematika. Sampai-sampai guru Moody
hampir memasukkan Moody ke Club matematika SMA karena
ia bisa menyelesaikan tantangan yang di berikan langsung
oleh seorang anak SMA di kota. “Aku yakin kau akan
memenangkan olimpiade ini, ayolah jangan buang waktu
lama-lama. Ambil saja olimpiade itu!” kata Bloody dengan
ekspresi yang tidak sabar. Moody sebenarnya mau ikut, tetapi
karena letak kotanya yang sangat jauh, dan sekolah moody
pun hanya bisa memberikan sebagian materi. Moody di kenal
dengan orang yang tidak pernah putus asa, ia selalu mencoba
di setiap kesempatan. “Aku akan ikut. Besok Papa akan ke
kota Jurungtown dan aku akan ikut pergi ke sana” ide Moody.
Tak terasa, mencari ide terkadang sangat menguras waktu.
Angin sudah tidak mengamuk seperti tadi lagi, lega rasanya.
Moody dan Bloody harus segera pulang, agar tidak terlalu
malam untuk sampai di rumah. Mereka tidak berlari dan terus
berbicara sambil mencari ide. Rumah sudah di depan mata
dan mereka masih saja enak mengobrol. “Mama aku akan ikut
olimpiade matematika!” teriak Moody terbawa suasana.
“Hahhh…… kamu mengagetkan Mama lagi Moody. Tapi apa
tadi?…. Olimpiade Matematika??!!” tanya ibu dengan muka
aneh. “Iya bu, aku sudah menyusun rencana, jadi tenang saja.”
kata Moody sambil menenangkan ibunya yang kaget. Hari
sudah sore, Moody belum memberitahukan rencananya ke
Bloody dan mama, ia masih harus berpikir dengan sabar dan
matang. Berpikir tidaklah mudah saat seseorang kelaparan,
hal itu juga terjadi pada beruang, Moody segera turun ke
bawah dan mengambil roti lapis untuk perjalanan mereka
besok. “Apakah kalau aku ambil akan ada yang
mengetahuinya?” tanya Moody kebingungan. Hari sudah
berlalu, dan rencana Moody sudah dipikirkan dengan matang
matang. Ayah sudah memanggil Moody, dan 5 menit
kemudian mereka berangkat. “Papa, apakah menurut papa ini
akan berhasil?” tanya Moody untuk memastikan. Dengan
8
mengerutkan wajah papa Moody pun menjawab “Sudah
tenang saja nanti papa akan menunjukkan sesuatu” papa
menenangkan Moody. Jurungtown adalah kota kelahiran
papa, mereka pindah ke Tribbetsville karena mama sangat
menyukai kota yang sunyi, jadi papa pasti mengerti tentang
Jurungtown. Perjalanan yang sangat panjang, tetapi tiga
perempat perjalanan sudah di tempuh, tinggal melewati kota
yang sangat sepi dan sedikit fasilitas. Tetapi hari sudah sore,
dan ayah harus berusaha melewati kota itu sebelum malam.
Tapi sepertinya tidak akan berhasil, karena Papa tiba-tiba
turun dari mobil. “Papa apakah ban kita bocor?” tanya Moody.
“Oh tidak, papa hanya mengambil buah mangga yang jatuh.
Cobalah, sudah ayah bersihkan” papa memberikan mangga
kepada Moody. Rasa mangga di kota sepi itu, alias Sleepville
memang sangat menggoda selera. Mereka malanjutkan
perjalanan mereka ke Jurungtown. Malam sudah tiba, dan
Moody juga sudah tiba, Papa tidak sabar menunjukkan kado
spesial untuk Moody. Papa mengambil kado itu di rumahnya
yang sudah tua, papa ingin sekali Moody memiliki barang ini.
“Taraaaa… Ini buku matematika milik papa, nenek kalian
memberikannya karena papa mengikuti olimpiade
matematika internasional!!” kata papa yang sangat
bersemangat. “Terima kasih papa, tetapi apakah ayah menang
pada olimpiade itu?” Moody bertanya dengan mata yang
bersinar. “Ya.. Papa juara satu” papa memberi tahu sambil
menunjukkan fotonya di buka matematika saat menang
olimpiade matematika. Tersisa 2 hari lagi, Moody membaca
buku itu lebih rajin dari pada buku yang di berikan sekolah. 1
hari sudah berlalu, besok Moody akan mengikuti Olimpiade
Matematika ini. Hari ini Moody dan Papa mengunjungi
makam Nenek dan Kakek di bagian barat dari Jurungtown.
“Nenek sangat cantik dan kakek sangat tampan seprti papa”
ucap Moody dengan nada memuji. Bloody memang tidak ikut,
tetapi Bloody pernah mengunjungi makam nenek lebih dulu
dari Moody. Hari berlalu begitu cepat, keesokkan harinya
Moody sudah sagat siap. Ia sudah belajar. “Papa aku pasti
bisa!!”. Olimpiade sudah di mulai, Moody dengan sangat
percaya diri sudah menyelasaikannya. Kabar pengumuman
9
pun datang. “Dan Pemenangnya adalah…… Cloui” kata
beruang bernada aneh yang mengumumkan. Moody tidak
bersedih, ia sangat senang bisa ikut serta dalam olimpiade
matematika internasional. “Mohon maaf, pemenang di ralat.
Dan pemenangnya adalah…. Moody!!!!!” kata beruang itu lagi
di mikrofon. Moody tambah bergembira karena bisa
memenangkan Olimpiadenya. Mereka pulang dan
mengumumkan kabar itu ke semua orang.

Tamat

10

Anda mungkin juga menyukai