Moody si Beruang
Madu Kecil
1
Tetapi.. Jerry tidak sengaja menumpahkan madu ke mulut
anak serigala. Anak serigala bangun dan kaget. Ia marah, dan
anak serigala pun hampir menggigit Bloody dan Jerry. Mereka
bingung mengapa anak serigala menjadi marah. ‘’Hei serigala,
mengapa kau mau menyakiti temanku dan adikku’’, ucap
Moody yang sedang marah.’’Kau tidak boleh mengambil madu
ini!!!’’.Ujar anak serigala yang sedang kesal.
TAMAT
2
Bab 2
Perjalanan ke Pulau Rahasia
TAMAT
Bab 3
4
Petualangan di Pulau Rahasia
6
TAMAT
Bab 4
Moody dan Olimpiade Matematika
Math all
Musim panas tak kunjung usai. Moody dan Bloody juga tak
henti- hentinya bermain, walaupun panas mereka selalu
memiliki energi. Moody Sering bergandengan tangan dan
berjalan ke hutan bersama Bloody, dan Jerry. Sedangkan
Orang tua mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-
masing, seperti orang tua Jerry yang selalu sibuk mencari
makan.
Pada suatu hari, angin kencang sedang bertiup di rumah
Jerry. Sesampai dia harus berhenti bermain layangan dengan
kawannya yaitu Moody dan Bloody.”Wah.. angin di sini sangat
kencang!!” Bloody berbicara dengan keras sambil menahan
layangan yang di pegangnya. “Ya, angin di sini sangat keras.
Dinginnya.” kata Jerry. Tiba- tiba, muncul poster yang tertiup
angin dengan banyak dedaunan yang menempel. Moody pun
mengambil poster itu dari dahsyatnya angin yang hampir
membawanya ke langit,”Lihat, ada poster!!”. “Sepertinya ini
poster tentang olimpiade matematika. Sungguh menarik”
teriak Moody dari sebelah pohon dekat rumah Jerry. Mereka
bertiga seperti saudara kembar. Ekspresi yang di tunjukkan
7
mereka bertiga sama. “Moody kau kan sangat pintar dalam
matematika. Di sekolah saja kau selalu jauh dari rekor ku.”
cakap Jerry dengan ekspresi mendukung. Moody memang
murid yang hebat di pelajaran paling membosankan bagi
anak-anak, yaitu matematika. Sampai-sampai guru Moody
hampir memasukkan Moody ke Club matematika SMA karena
ia bisa menyelesaikan tantangan yang di berikan langsung
oleh seorang anak SMA di kota. “Aku yakin kau akan
memenangkan olimpiade ini, ayolah jangan buang waktu
lama-lama. Ambil saja olimpiade itu!” kata Bloody dengan
ekspresi yang tidak sabar. Moody sebenarnya mau ikut, tetapi
karena letak kotanya yang sangat jauh, dan sekolah moody
pun hanya bisa memberikan sebagian materi. Moody di kenal
dengan orang yang tidak pernah putus asa, ia selalu mencoba
di setiap kesempatan. “Aku akan ikut. Besok Papa akan ke
kota Jurungtown dan aku akan ikut pergi ke sana” ide Moody.
Tak terasa, mencari ide terkadang sangat menguras waktu.
Angin sudah tidak mengamuk seperti tadi lagi, lega rasanya.
Moody dan Bloody harus segera pulang, agar tidak terlalu
malam untuk sampai di rumah. Mereka tidak berlari dan terus
berbicara sambil mencari ide. Rumah sudah di depan mata
dan mereka masih saja enak mengobrol. “Mama aku akan ikut
olimpiade matematika!” teriak Moody terbawa suasana.
“Hahhh…… kamu mengagetkan Mama lagi Moody. Tapi apa
tadi?…. Olimpiade Matematika??!!” tanya ibu dengan muka
aneh. “Iya bu, aku sudah menyusun rencana, jadi tenang saja.”
kata Moody sambil menenangkan ibunya yang kaget. Hari
sudah sore, Moody belum memberitahukan rencananya ke
Bloody dan mama, ia masih harus berpikir dengan sabar dan
matang. Berpikir tidaklah mudah saat seseorang kelaparan,
hal itu juga terjadi pada beruang, Moody segera turun ke
bawah dan mengambil roti lapis untuk perjalanan mereka
besok. “Apakah kalau aku ambil akan ada yang
mengetahuinya?” tanya Moody kebingungan. Hari sudah
berlalu, dan rencana Moody sudah dipikirkan dengan matang
matang. Ayah sudah memanggil Moody, dan 5 menit
kemudian mereka berangkat. “Papa, apakah menurut papa ini
akan berhasil?” tanya Moody untuk memastikan. Dengan
8
mengerutkan wajah papa Moody pun menjawab “Sudah
tenang saja nanti papa akan menunjukkan sesuatu” papa
menenangkan Moody. Jurungtown adalah kota kelahiran
papa, mereka pindah ke Tribbetsville karena mama sangat
menyukai kota yang sunyi, jadi papa pasti mengerti tentang
Jurungtown. Perjalanan yang sangat panjang, tetapi tiga
perempat perjalanan sudah di tempuh, tinggal melewati kota
yang sangat sepi dan sedikit fasilitas. Tetapi hari sudah sore,
dan ayah harus berusaha melewati kota itu sebelum malam.
Tapi sepertinya tidak akan berhasil, karena Papa tiba-tiba
turun dari mobil. “Papa apakah ban kita bocor?” tanya Moody.
“Oh tidak, papa hanya mengambil buah mangga yang jatuh.
Cobalah, sudah ayah bersihkan” papa memberikan mangga
kepada Moody. Rasa mangga di kota sepi itu, alias Sleepville
memang sangat menggoda selera. Mereka malanjutkan
perjalanan mereka ke Jurungtown. Malam sudah tiba, dan
Moody juga sudah tiba, Papa tidak sabar menunjukkan kado
spesial untuk Moody. Papa mengambil kado itu di rumahnya
yang sudah tua, papa ingin sekali Moody memiliki barang ini.
“Taraaaa… Ini buku matematika milik papa, nenek kalian
memberikannya karena papa mengikuti olimpiade
matematika internasional!!” kata papa yang sangat
bersemangat. “Terima kasih papa, tetapi apakah ayah menang
pada olimpiade itu?” Moody bertanya dengan mata yang
bersinar. “Ya.. Papa juara satu” papa memberi tahu sambil
menunjukkan fotonya di buka matematika saat menang
olimpiade matematika. Tersisa 2 hari lagi, Moody membaca
buku itu lebih rajin dari pada buku yang di berikan sekolah. 1
hari sudah berlalu, besok Moody akan mengikuti Olimpiade
Matematika ini. Hari ini Moody dan Papa mengunjungi
makam Nenek dan Kakek di bagian barat dari Jurungtown.
“Nenek sangat cantik dan kakek sangat tampan seprti papa”
ucap Moody dengan nada memuji. Bloody memang tidak ikut,
tetapi Bloody pernah mengunjungi makam nenek lebih dulu
dari Moody. Hari berlalu begitu cepat, keesokkan harinya
Moody sudah sagat siap. Ia sudah belajar. “Papa aku pasti
bisa!!”. Olimpiade sudah di mulai, Moody dengan sangat
percaya diri sudah menyelasaikannya. Kabar pengumuman
9
pun datang. “Dan Pemenangnya adalah…… Cloui” kata
beruang bernada aneh yang mengumumkan. Moody tidak
bersedih, ia sangat senang bisa ikut serta dalam olimpiade
matematika internasional. “Mohon maaf, pemenang di ralat.
Dan pemenangnya adalah…. Moody!!!!!” kata beruang itu lagi
di mikrofon. Moody tambah bergembira karena bisa
memenangkan Olimpiadenya. Mereka pulang dan
mengumumkan kabar itu ke semua orang.
Tamat
10