Anda di halaman 1dari 2

Kisah Nenek Pakande

Pada suatu hari di sebuah yang sangat tentram dan masyarakatnya yang hidup
berdampingan. bahkan hampir seluruh masyarakatnya yang bekerja sebagai
petani. setiap hari mereka berbondong-bondong pergi ke sawah untuk bertani di
ladang masing-masing
Namun pada suatu saat, desa yang terkenal tentram itu menjadi desa yang terusik
dikarenakan kehadiran seorang nenek-nenek tua yang selalu menggunakan baju
tumpang camping dan bermuka keriput menyeramkan, yang konon katanya
mempunyai kekuatan ilmu hitam dan suka memakan anak-anak nenek itu
bernama nenek pakande (bahasa Bugis yang artinya makan)
Sang kakak beradik yang tengah seru bermain di halaman rumah mereka.
"Nak, ayo masuk rumah hari sudah mulai gelap! "Ucap ibu mereka.
Mereka menghiraukan panggilan itu . tak lama kemudian ibu Mereka pun keluar
dan menghampiri mereka berdua untuk segera masuk ke rumah. Akan tetapi
mereka semakin membandel dan menghiraukan perkataan ibu mereka dan
menganggapnya seperti angin berlalu. Dan ibu itu pun kembali masuk ke rumah
dan membiarkan mereka tetap bermain.
Tanpa ibu itu sadari, mereka berdua sering dipantau oleh nenek pakande. Melihat
suasana yang sangat sunyi dan semakin gelap nenek itu mempergunakan waktu
itu untuk menculik mereka berdua.
Setelah ibu itu keluar rumah kembali untuk mengecek kedua anaknya, seketika ibu
itu pun kaget pas melihat kedua anaknya telah hilang dari awal tempat bermain.
Tanpa pikir panjang si ibu pun memanggil seluruh warga setempat untuk
berkumpul di balai desa.
Magrib pun berlalu dan si ibu saat itu sedang menceritakan kepada seluruh warga
kronologi kejadian kedua anaknya yang hilang. Seluruh warga sudah yakin dan
sudah menduga bahwa yang menculik anaknya adalah nenek tua yang hidup
seorang diri yang konon katanya suka memakan anak-anak yaitu nenek pakande.
Awalnya masyarakat mengira yang menculik kedua anak tersebut adalah raksasa
yang bernama raja bangkung repak rawa Ale yang tingginya sekitar 7 hasta dan
suka memakan daging manusia. Tetapi ada satu warga yang menepuk pernyataan
itu dikarenakan raja bangkung hanya memakan orang jahat.
Suasana semakin ricuh dikarenakan warga tidak sabar ingin segera memusnahkan
nenek pakande dari kampung tersebut. Seseorang warga bertanya " lantas apa
yang harus kita perbuat sekarang untuk memusnahkan nenek pakande itu? "
Di tengah-tengah kecemasan tersebut ada seorang pemuda yang yakin bahwa
dirinya bisa mengalahkan nenek pakande. Banyak orang yang mendukung
pemuda tersebut dan banyak juga orang yang kurang yakin dengan pemuda
tersebut. Pemuda tersebut bernama la Beddu
Dengan keadaan terdesak seluruh warga pun memberikan kepercayaannya
kepada la Bedu . Saat itu pun lah Bedu langsung bergerak membuat rencana
untuk mengalahkan nenek pakande yang mempunyai ilmu hitam dan tidak bisa
dikalahkan oleh manusia biasa.
Setelah terlintas rencana di pikiran la Beddu. La Bedu pun langsung menyuruh
seluruh warga untuk mencari alat dan bahan untuk mengelabui nenek pakande.
Setelah semua bahan terkumpul la bedug dan masyarakat langsung menjalankan
rencana yang sudah la Bedu susun
Malam itu malam Jumat, di saat nenek pakande berkeliaran dia heran mengapa
semua lampu padam dan tidak ada yang menyala kecuali rumah yang di ujung
desa bernama Balaraja. Balaraja adalah rumah yang digunakan untuk memancing
nenek pakande agar dia masuk ke rumah tersebut dan disitulah tempat la Bedu
menjalankan rencana.
Singkat cerita nenek pakandepun yang begitu saktinya kalah dengan kepintaran
lah Bedu. Masyarakat pun senang karena nenek pakande sudah musnah dimakan
oleh raja bangkung yang suka memakan orang jahat.
Muhammad Aef Sapar Riski
X-B
Bahasa Indonesia
Bu cerita yang ini udah direvisi terus nggak ada salin-salinan Google ini menang
nyalin di buku saya

Anda mungkin juga menyukai