Anda di halaman 1dari 2

1.

Pesut Mahakam

Cerita rakyat selanjutnya berasal dari Kalimantan Timur yaitu Pesut Mahakam. Pada zaman dahulu
lsebuah keluarga yang terdiri atas sepasang suami istri dan seorang anak laki-laki dan perempuan.
Pak Pung sebagai kepala keluarga mencari nafkah dengan bertani dan menangkap ikan. Namun suatu
hari, keluarga yang bahagia ini mengalami musibah yaitu istri Pak Pung jatuh sakit lalu meninggal
dunia.

Kini hanya tinggal Pak Pung dan kedua anaknya. Pak Pung kini merasa keberatan karena harus
bekerja sekaligus mengurus kedua anaknya. Hingga suatu saat Pak Pung jatuh cinta dan menikah
dengan seorang perempuan yang ia jumpai saat pesta panen.

Pak Pung tak lagi kesepian dan hidup bahagia sebagai sepasang suami istri. Namun kebahagiaan itu
tak lama karena sifat asli istrinya terlihat bagaimana ia memperlakukan anak-anak dengan kasar. Ia
kerap menghukum anak-anak, bahkan tidak memberinya makan.

Suatu hari anak-anak ini diminta untuk mencari kayu bakar. Namun, mereka tidak mendapatkan
banyak kayu bakar sehingga mereka harus bermalam di hutan karena tidak boleh pulang. Mereka
pun kelaparan di dalam hutan yang gelap.

Tiba-tiba mereka bertemu seorang kakek-kakek yang memberi tahu keberadaan pohon yang berbuah
banyak. Mereka diperbolehkan mengambil sebanyak mungkin dalam sekali saja. Namun anak-anak
ini lupa dan mengambil buah terus menerus.

Keesokan harinya, mereka pulang ke rumah. Namun, rumah kosong dan ternyata orang tuanya telah
pundang. Mereka pun mencari alamat baru orang tuanya hingga di mana mereka menemukan
sebuah pondok di tengah ladang. Tanpa mereka ketahui, rumah itu adalah rumah Pak Pung.

Di dalam rumah itu, mereka menemukan nasi ketan yang masih panas. Karena kelaparan, mereka
pun memakannya hingga kenyang. Setelah kenyang, mereka merasa gerah dan memutuskan ke
sungai.

Saat Pak Pung dan istrinya pulang, mereka terkejut karena nasi ketannya yang habis. Mereka Pung
mencari tahu siapa yang memakannya. Mereka mengikuti bekas-bekas makanan yang terjatuh
sampai di tepi sungai dan melihat dua ekor ikan pesut. Melihat tingkah ikan pesut tersebut Pak Pung
sadar itu adakan kedua anaknya. Ia pun sedih dan istrinya pun menyesali perbuatannya.

2. Joko Bodo
Joko bodo merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. Dilansir dari buku
Cerita Rakyat dari Jawa Tengah Volume 1 oleh James Danandjaja, pada zaman dahulu tinggallah
seorang janda dengan anak laki-laki semata wayangnya. Anak itu dikenal dengan nama Joko Bodo
karena teramat bodoh. Namun sang ibu sangat menyayangi anaknya.

Suatu hari, Joko Bodo hendak mencari kayu ke hutan. Di dalam hutan Joko Bodo menemukan
seorang wanita cantik yang sedang tertidur nyenyak. Karena kagum dengan kecantikannya, Joko
Bodo menggendong wanita ini dan membawanya pulang.

Setelah sampai rumah, ia membaringkan wanita cantik itu di atas tempat tidur ibunya dan ia segera
memberitahu ibunya. Saat malam tiba, sang wanita belum juga bangun. Sang ibu meminta Joko
melihat keadaan wanita itu namun menurut Joko ia akan membangunkan wanita itu besok paginya
karena masih tertidur lelap.

Keesokan paginya saat sarapan telah siap, si gadis tak keluar dari kamarnya. Sang ibu yang curiga
karena wanita ini tertidur satu setengah hari pun mengecek kamar si gadis. Betapa terkejutnya si ibu
bahwa ternyata gadis itu sebenarnya meninggal, bukan tertidur.

Sang ibu memberi tahu si Joko Bodo bahwa wanita ini telah meninggal karena tubuh wanita ini mulai
membusuk yang artinya wanita ini sudah mati. Joko Bodo pun mengerti bahwa setiap mayat akan
berbau busuk. Lalu wanita itu pun diangkat dan dibuang ke sungai.

Suatu hari, saat sang ibu memasak, ia tidak sengaja kentut. Kentut yang bau itu tercium ke hidung
Joko Bodo. Tiba-tiba, Joko Bodo menggendong sang ibu sembari menangis karena mengira ibunya
telah meninggal karena mengeluarkan bau. Sang ibu terus meronta-ronta namun Joko menganggap
ibunya sudah mati dan melemparnya ke sungai.

Sang ibu yang terbawa arus pun meninggal. Lalu, sore harinya Joko Bodo merenung karena sedih.
Tiba-tiba dia sendiri kentut dan muncul bau busuk karena kentutnya. Karena mencium bau busuk
dari dirinya, Joko Bodo menceburkan dirinya ke sungai karena menganggap dirinya sudah mati dan ia
pun meninggal karena kebodohannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai