Anda di halaman 1dari 4

Kisah legenda Jawa Tengah, Joko Kendil

Dikutip dari detikcom, alkisah di suatu desa di daerah Jawa Tengah, ada seorang
wanita tua yang dikenal dengan nama Mbok Rondho. Ia tinggal bersama anak laki-
lakinya yang berbadan kecil dan jelek. Oleh karena itu, ia sering dipanggil dengan nama
Joko Kendil. Kendil merupakan semacam periuk yang digunakan untuk memasak nasi.

Sebenarnya, Joko Kendil bukanlah anak kandung dari Mbok Rondho. Dia adalah putra
dari Raja Asmawikana.

Raja Asmawikana memiliki satu permaisuri dan seorang selir. Namun selirnya memiliki
sifat dengki. Ia tidak rela jika kerajaan itu nantinya diwariskan kepada anak permaisuri.
Maka dari itu, setiap kali permaisuri hamil, ia akan mencampurkan racun ke
makanannya hingga permaisuri keguguran.

Hal itu akhirnya menimbulkan kecurigaan dari sang raja. Saat permaisuri kembali hamil,
Raja Asmawikana menjaganya dengan sangat ketat. Kondisi tersebut membuat si selir
semakin gelap mata. Ia lantas menemui seorang penyihir dan meminta agar bayi di
dalam kandungan permaisuri dikutuk.

Walhasil, ketika sang permaisuri melahirkan, bayi yang ia lahirkan berwajah jelek dan
kepalanya mirip kendil. Meski begitu, permaisuri tetap merawat bayinya dengan
sepenuh hati.

Menurut seorang peramal, untuk melepaskan sihir tersebut, sang bayi harus dirawat
oleh seorang janda yang tinggal di pinggir sungai di perbatasan kerajaan. Akhirnya,
Joko kencil dirawat oleh Mbok Rondho.

Ketika Joko Kendil menginjak dewasa, desanya dikunjungi oleh raja dari negeri
seberang yang membawa serta ketiga putrinya. Joko Kendil lantas jatuh cinta kepada
salah satu dari ketiga putri tersebut dan meminta Mbok Rondho untuk meminangnya.

Mbok Rondho lantas menemui Raja Asmawikana dan meminta izin untuk pergi ke
negeri seberang untuk meminang salah satu putri tersebut. Raja pun setuju dan dan
memerintahkan pengawal untuk menemani Mbok Rondho.
Bersamaan dengan itu, raja di negeri seberang bermimpi bahwa ia mendapatkan kendi
yang kemudian berubah menjadi seorang ksatria tampan setelah diserahkan ke putri
bungsunya.

Singkat cerita, kedatangan Mbok Rondho dan Joko Kendil disambut dengan baik oleh
raja di negeri seberang. Pinangan tersebut akhirnya diterima, Joko Kendil resmi
menjadi suami dari putri bungsu sang raja. Di tengah perhelatan pesta pernikahan,
Joko Kendil tiba-tiba berubah menjadi sesosok pria yang sangat tampan. Akhirnya Joko
Kendil terbebas dari sihir.

10. Dongeng Joko Bodo, cerita rakyat Jawa


Tengah
Cerita rakyat panjang berikut bercerita tentang Joko Bodo yang dikutip dari buku Cerita
Rakyat dari Jawa Tengah, penerbit Rasindo (1992).

Di sebuah desa tinggallah seorang janda bersama dengan anak laki-laki tunggalnya.
Anak itu amat bodoh. Oleh sebab itu, ia terkenal dengan nama Joko Bodo. Walaupun
begitu, si ibu amat sayang padanya.

Pada suatu hari, Joko Bodo pergi ke hutan mencari kayu. Di dalam hutan di bawah
sebatang kayu yang besar, ia menemukan seorang wanita cantik yang sedang tertidur
nyenyak.

Joko Bodo kagum melihat kecantikan wanita tersebut. Tanpa berpikir panjang, Joko
Bodo menggendong wanita itu dan membawanya pulang ke rumah. Setibanya di
rumah, wanita itu dibaringkan di atas tempat tidur di kamar ibunya. Kemudian Joko
Bodo menemui ibunya dan berkata “Ibu, saya menemukan seorang gadis yang amat
manis rupanya. Saya ingin mengawininya, Ibu.”

“Di mana gadis yang engkau katakan cantik itu sekarang, anakku?” tanya ibunya
girang.

“Sekarang ia sedang tidur nyenyak di kamar Ibu. mungkin karena ia terlalu lelah
menempuh perjalanan yang jauh dari hutan.”
Siang telah berganti malam. Di luar, alam telah menjadi gelap. Namun si gadis belum
juga bangun dari tidurnya.

Karena cemas akan kesehatan gadis tersebut, si ibu berkata kepada Joko Bodo. “Joko
Bodo, bangunkan gadis itu agar ia makan dulu. Kasihan nanti dial apar.”

“Bu, malam ini biarkan saja dia tidak usah makan. Tidak apa-apa, besok pagi saja kita
bangunkan dia.”

Esok paginya ketika orang-orang sudah bersiap untuk makan pagi, si gadis tak muncul
juga dari kamarnya.

Melihat peristiwa ini, ibu Joko Bodo menjadi curiga. Mana ada orang yang mampu tidur
hingga satu setengah hari? Tanpa diketahui Joko Bodo, si ibu menengok ke dalam
kamar. Kemudian ia memeriksa keadaan gadis yang tidak bangun dari tidurnya dengan
teliti.

“Astaga…” teriak si ibu sambil mengelus dadanya setelah yakin bahwa gadis yang
dianggapnya sedang tidur itu sebenarnya sudah meninggal.

Si ibu cepat-cepat menemui anaknya dan berkata, “Anakku, gadis yang engkau
maksudkan itu sudah meninggal.”

“Saya tidak percaya, Ibu. Ia tidak meninggal. Gadis itu sedang tidur nyenyak dan
sebentar lagi akan bangun.”

Beberapa hari kemudian tercium bau busuk. Ketika Joko Bodo mencium bau busuk itu,
ia menanyakan sebabnya pada ibunya.

Ibunya menjawab, “Anakku, bau itu berasal dari tubuh si gadis yang sudah mulai
membusuk. Itulah tandanya bahwa gadis itu sesungguhnya sudah mati. Orang yang
mati akan mengeluarkan bau busuk.”

Sekarang mengertilah Joko Bodo bahwa setiap mayat akan berbau busuk. segera
diangkatnya tubuh gadis itu dan dibuangkan ke dalam sungai.
Pada suatu hari, ketika ibunya sedang memasak, tiba-tiba ibunya kentut yang bau
sekali.

Waktu Joko Bodo mencium bau yang sangat menusuk hidup itu, ia tanpa pikir panjang
langsung menggendong ibunya sambil menangis dengan sedih sekali. Sebab
disangkanya bahwa ibunya telah meninggal.

Si ibu terus meronta-ronta ingin melepaskan diri. “Joko Bodo, aku belum mati. Aku
masih hidup. Lepaskan aku, ayoo… aku belum mati, anakku.”

“Ya, tapi tubuh ibu sudah bau. Itu artinya ibu sudah mati.” Jawab Joko Bodo.

“Bau itu karena aku kentut.” Jawab si ibu sambil terus meronta.

“Tidak, ibu sudah mati.” Kata Joko Bodo sambil terus membawa ibunya ke tepi sungai.

Ibu yang malang itu terus dilemparkannya ke dalam sungai. Ia terbawa arus dan
meninggal dunia.

Sore harinya, tatkala Joko Bodo sedang duduk sendiri sambil merenungkan nasibnya
yang buruk, tiba-tiba ia pun kentut. Mencium bau kentutnya sendiri yang busuk, Joko
Bodo menjadi sangat terkejut.

“Kalau begitu aku juga sudah mati. Tubuhku berbau busuk.” pikir Joko Bodo.

Tanpa pikir panjang lagi ia segera berlari dan menceburkan dirinya ke dalam sungai. Ia
terbawa arus dan meninggal oleh kebodohannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai