Anda di halaman 1dari 5

DRAMA

“LEGENDA SERIBU CANDI SATU


MALAM”
Mata pelajaran : Matematika ( P5 )

Kelompok 2
1. Sandrina Mayarisa J.R 6. Rahmat Rizky Pajri
2. Keyta Jiornmia 7. Revan Wahyu Arifqi
3. Cantika Gadis Anggraini 8. Ahmad Ali Ritonga
4. Meisyhafira Noptha 9. Raditian Dani Triputra
5. Rafa Khaizan Reza

Guru Pembimbing
Erca Priandini S.PD & Yenni Eryati S.PD

SMP NEGERI 04 PRABUMULIH


TAHUN AJARAN : 2023/2024
PERAN-PERAN KELOMPOK 2
DRAMA
“LEGENDA SERIBU CANDI SATU
MALAM”
Mata Pelajaran : Matematika ( P5 )

Sandrina Mayarisa J.R Sbg Narator

Raditian Dani Triputra Sbg Pasukan Prambanan

Revan Wahyu Arifqi Sbg Raja Pengging

Ahmad Ali Ritonga Sbg Raja Boko

Rahmat Rizky Pajri Sbg Joko Bandung

Meisyhafira Noptha Sbg Roro Jonggrang

Cantika Gadis Anggraini Sbg Bibi Emban

Keyta Jiornmia Sbg Dayang-dayang

Rafa Khaizan Reza Sbg Jin

Guru Pembimbing
Erca Priandini S.PD & Yenni Eryati S.PD

SMP NEGERI 04 PRABUMULIH


Tahun Ajaran 2023/2024

DRAMA LEGENDA SERIBU CANDI SATU


MALAM
Di Jawa Tengah dahulu, Ada sebuah kerajaan bernama “Pengging”. Sang Raja
Pengging mempunyai seorang Putra bernama Joko Bandung. Joko Bandung Adalah seorang
pemuda perkasa, seperti halnya sang Ayah, Ia juga mempunyai berbagai ilmu kesaktian yang
tinggi. Tapi sayang Joko Bandung yang sudah dewasa, belum mau berumah tangga. Suatu
saat Raja memanggilnya.

Raja Pengging : “Wahai anak ku, mengapa engkau belum mau menikah?”
Joko Bandung : “Ayah, Hamba akan menikah jika Hamba berhasil menguasai
Kerajaan Prambanan, dan dapat mengalahkan Raja Boko”

Raja Boko adalah Penguasa di Kerajaan Prambanan. Ia memiliki tubuh yang tinggi
dan besar. Sehingga banyak orang menganggap bahwa Raja Boko adalah keturunan Raksasa.

DIALOG LEGENDA SERIBU CANDI SATU


MALAM
Suatu hari, Joko Bandung memimpin pasukan Pengging untuk melawan dan
menjatuhkan Pasukan Prambanan dan Raja Boko. Raja Boko langsung menyerang pasukan
Pengging dan menbunuh semua pasukan Pengging. Pasukan Prambanan pun mulai
membantai satu persatu pasukan Pengging. Saat Raja Boko akan menyerang pasukan
Pengging lagi, Joko Bandung datang dan langsung menghadang Raja Boko. Raja Boko
langsung mengangkat tangan nya untuk melempar Joko Bandung. Namun, Joko Bandung
langsung menangkap tangan Raja Boko dan ia langsung melempar Raja Boko kearah
Pasukan Prambanan.
Dengan Sekali lemparan Raja Boko pun terjatuh dan menimpa Pasukannya sendiri.
Seluruh pasukan Prambanan pun langsung tumbang seketika. Raja Boko Berniat untuk
melawan Joko Bandung kembali. Namun, dengan cepat, Joko Bandung langsung melompat
dan menendang perut Raja Boko. Seketika Raja Boko muntah darah dan langsung mati saat
itu juga. Mengetahui Raja nya mati di tangan Joko Bandung, Pasukan Prambanan pun
mengaku kalah dan menyerahkan diri. Joko Bandung pun pergi ke Kerajaan Prambanan. Saat
sampai di kerajaan, Joko Bandung bertemu dengan Roro Jonggrang yang cantik jelita. Pada
pandangan pertama, Joko Bandung langsung cinta pada Roro Jonggrang. Joko Bandung pun
berniat untuk menikahi Roro Jonggrang. Roro Jonggrang pun Berkata

Roro Jonggrang : “Hamba bersedia diperistri, asalkan Paduka mampu membuatkan


Seribu candi dalam waktu satu malam, jika tidak hamba tidak akan
mau diperistri oleh Paduka.”
Joko Bandung : “Baiklah Hamba bersedia membuat seribu candi untuk Adinda,
setelah hamba membuat seribu candi, adinda harus menikah dengan
hamba.”
Roro Jonggrang : “Baiklah, Hamba tunggu candi nya selesai.”

Joko Bandung pun pergi kembali ke kerajaan Pengging bersama pasukannya. Saat
sampai, Joko Bandung langsung memanggil bangsa Jin untuk membantunya membuat seribu
candi, agar bisa menikahi Roro Jonggrang secepatnya. Ketua dan pasukan Jin pun datang
kepada Joko Bandung.

Joko Bandung : “Wahai Para Jin yang perkasa, mau kah kamu membantu ku untuk
membuat seribu candi dalam waktu satu malam?”
Jin : “Hamba mau membantu Paduka. Tetapi, apa yang hamba dapatkan
jika hamba membantu Paduka?”
Joko Bandung : “Hamba akan memberikan para bangsa Jin, makanan yang sangat
banyak. Jadi, apakah kamu mau membantuku?”
Jin : “Baiklah, Hamba akan membantu Paduka dengan senang hati, tetapi,
saat Matahari muncul, Hamba dan para pasukan Hamba akan
langsung menghilang”
Joko Bandung : “Baiklah, hamba setuju. Buat lah candinya sekarang!”
Jin : “Siap Paduka!”

Para bangsa Jin pun dengan cepat membuat candi-candi Tersebut, saat candi sudah
mencapai 999, Roro Jonggrang pun panik, karena candi sebentar lagi akan mencapai seribu.
Roro Jonggrang segera memanggil Dayang Istana dan Bibi Emban. Lalu, Bibi Emban pun
mendapatkan sebuah ide.

Bibi Emban : “Putri, bagaimana jika kita membuat matahari tipuan agar para
bangsa Jin yang di suruh Joko Bandung mengira bahwa sekarang
sudah Pagi?’
Roro Jonggrang : “Baiklah, ayo sekarang kita bangunkan para Gadis-gadis desa untuk
menumbuk Alu pada Lesung agar kedengaran suara yang sangat
riuh. Dan juga menyuruh para Pemuda Desa untuk membakar
tumpukan Kayu di sebelah timur agar terlihat seperti matahari yang
terbit.”

Para Dayang dan Bibi Emban pun setuju, Mereka bersama Roro Jonggrang pun
membangunkan Pemuda Desa dan Gadis-Gadis Desa. Dengan cepat, mereka melakukan
semua tugas yang sudah di jelaskan oleh Roro Jonggrang. Akibat bunyi Lesung yang berisik,
para ayam jantan pun terbangun dan langsung berkokok dengan keras. Para Jin yang
mendengar ayam berkokok pun langsung menghentikan pekerjaan mereka dan melihat ke
arah Timur, karena adanya cahaya yang terang akibat tumpukan kayu yang di bakar oleh para
Pemuda Desa, Para Jin mengira bahwa Matahari sudah terbit. Mereka pun segera pergi dan
hanya menyelesaikan 999 candi. Joko Bandung yang mengetahui nya pun langsung datang
ketempat candi, dan tiba-tiba, Roro Jonggrang datang ke hadapan Joko Bandung.

Roro Jonggrang : “Sudah lah Paduka! Paduka jelas-jelas tidak mampu memenuhkan
permintaan hamba! Maka...”
Joko Bandung : “Cukup Roro Jonggrang! Hamba tahu bahwa adinda telah berbuat
kecurangan!”
Roro Jonggrang : “Sudahlah Paduka! Paduka adalah seorang Satria! Seorang Satria
harus memegang teguh janjinya! Sekarang hari sudah pagi, Matahari
telah terbit! Dan Paduka tidak mampu memenuhi Syarat
membangun seribu candi dalam satu malam!

Joko Bandung yang sudah sangat emosi kepada Roro Jonggrang, ia pun mendekati
Roro Jonggrang dengan perasaan yang sangat marah. Roro Jonggrang yang melihat itu pun
mulai ketakutan dan mundur perlahan-lahan dengan dayang-dayang dan bibi Emban.
Joko Bandung yang sudah berdiri di depan gadis yang di cintai nya pun berkata

Joko Bandung : “Roro Jonggrang! Kau ini hanya mencari-cari alasan saja! Kalau
tidak mau menjadi Istriku kenapa tidak kau katakan dengan jujur!
Kenapa kau malah menggunakan tipu muslihat untuk
mengelabuhiku! Kau ini sangat keras kepala seperti Batu! Karena
kau telah menipuku, akan ku kutuk kau menjadi Candi Keseribu!”

Ucapan Pemuda Sakti itu tidak bisa di tarik lagi. Seketika, Roro Jonggrang pun
berubah menjadi Candi. Dan dengan penuh amarah, Joko Bandung mendatangi Para Gadis-
gadis Desa yang di suruh oleh Roro Jonggrang untuk membunyikan lesung. Dengan penuh
amarah, Joko Bandung pun mengutuk semua Gadis-gadis tersebut.

Joko Bandung : “Kalian telah membantu Roro Jonggrang berbuat curang! Maka dari
sekarang, akan ku kutuk kalian menjadi Perawan tua! Kalian tidak
akan bisa menikah sebelum mencapai umur tua!”

Demikian lah cerita Legenda Seribu Candi Satu Malam. Sejak saat itu, Gadis-gadis
yang dikutuk Joko Bandung banyak yang belum menikah sampai umur tua. Dan Joko
Bandung menjadi penguasa di Kerajaan Prambanan dan juga Kerajaan Pengging.

-Selesai-

Anda mungkin juga menyukai