Anda di halaman 1dari 4

Cerita rakyat Roro Jonggrang

Mengutip buku 100 Cerita Rakyat Nusantara oleh Dian K, kisah Roro Jonggrang


bermula saat ayahnya, Raja Prambanan, gugur dari perang melawan Bandung
Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Bandung Bondowoso secara otomatis langsung
menguasai Kerajaan Prambanan.

Di saat bersamaan, Bandung Bondowoso juga ingin menjadikan Roro Jonggrang


sebagai permaisurinya. Namun, Roro Jonggrang menolak mentah-mentah lamaran
Bandung Bondowoso.

Penolakan Roro Jonggrang tersebut membuat Bandung Bondowoso marah. Ia pun


mengurung perempuan cantik itu di dalam istana, bersama Bi Sumi dan dayang-dayang
lain.

Setiap hari, Bandung Bondowoso terus mendesak Roro Jonggrang untuk menikah
dengannya. Hingga pada suatu hari, Roro Jonggrang pun lelah mendengar permintaan
itu dan dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

"Aku bersedia menjadi permaisurimu, tapi ada syaratnya. Jika kau berhasil
memenuhinya, maka aku akan menikah denganmu. Tapi jika kamu gagal, maka
izinkanlah aku pergi dari sini," kata Roro Jonggrang pada Bandung Bondowoso.

Mendengar permintaan Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso tampak senang.


Dengan angkuh dia menjawab yakin bisa memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

"Apa pun yang kau minta, pasti akan kuberikan. Jika sampai aku gagal, maka kau tak
usah pergi dari sini. Aku yang akan mengembalikan kerajaan ini padamu," jawab
Bandung Bondowoso.
Pertunjukan seni teater drama musikal kembali digelar di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail
Marzuki, Jakarta, tema 'Roro Jonggrang'. File/detikFoto./ Foto: Rachman Haryanto

Roro Jonggrang tersenyum, "Kalau begitu, buatkan aku seribu candi dalam semalam.
Semuanya harus selesai sebelum matahari terbit," ujarnya.

Bandung Bondowoso sempat heran dengan permintaan Roro Jonggrang. Tak lama, dia
tertawa bahagia.

"Aku pasti berhasil memenuhi permintaanmu," kata Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso pun langsung beranjak untuk memenuhi permintaan Roro


Jonggrang. Ia meminta bantuan pada pasukan jin karena membangun seribu candi
dalam waktu semalam adalah pekerjaan mudah bagi bangsa jin.

Benar saja, dalam waktu singkat, bangunan candi mulai tampak. Melihat itu
semua, Roro Jonggrang mulai gelisah dan panik.

"Bi Sumi, kita harus melakukan sesuatu! Lihatlah, candinya hampir siap," kata Roro
Jonggrang pada Bi Sumi di dalam istana.
Bi Sumi juga tampak panik. Namun, tiba-tiba saja, Bi Sumi memiliki ide untuk
membantu Roro Jonggrang.

"Hamba punya ide. Ayo, ikuti hamba," ujar Bi Sumi.

Roro Jonggrang dan Bi Sumi lalu menyelinap ke luar kamar dan menuju ke kamar
dayang-dayang yang letaknya tak jauh dari kamar mereka. Bi Sumi lalu memerintahkan
para dayang dan pengawal istana yang setia untuk mengumpulkan jerami.

"Untuk apa, Bi?" tanya Roro Jonggrang.

Bi Sumi lalu menempelkan telunjuknya di bibir dan berbisik pada Roro Jonggrang, "Kita
akan membakar jerami ini, sehingga langit terkesan menjadi merah, pertanda matahari
sudah terbit," katanya.

Setelah jeraminya terkumpul, Bi Sumi lalu membakarnya. Dia juga memerintahkan para
dayang untuk menumbuk lesung.

Suara lesung yang bertalu-talu, ditambah semburat api yang memecah langit, membuat
suasananya mirip pagi hari. Ayam jantan pun tertipu dan berkokok keras memecah
suasana hening.

"Kukuruyukk...kukuruyukkk..."

Mendengar suara ayam jantan, Bandung Bondowoso dan para jin terkejut. Mereka
melihat ke langit yang sudah cukup terang.

"Wah, ternyata haru sudah pagi. Kami harus pergi!" teriak para jin sambil bergegas
pergi.

Bandung Bodowoso tak berkutik dan membiarkan para jin pergi. Ia lalu memandangi
candi buatan para jin dan yakin jumlahnya sudah seribu, sesuai permintaan Roro
Jonggrang.

"Roro Jonggrang tak akan bisa mengelak," kata Bandung Bondowoso.


Ia lalu segera mencari Roro Jonggrang untuk melaporkan candi-candi yang sudah
dibangunnya. Roro Jonggrag lalu menghitung candi-candi yang sudah selesai.

"997, 998, 999, dan.... jumlahnya kurang satu!" kata Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso tak percaya apa yang didengarnya. Ia lalu menghitung sendiri
jumlah candi dan ternyata memang benar, candi yang dibangun pasukan jin hanya
berjumlah 999.

Bandung Bondowoso sangat kecewa dan marah. Ia tak menyangka bisa gagal
memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

Anda mungkin juga menyukai