Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Nurhalisa Azzahra

Nim : F041231028

RORO JONGRANG

Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Prambanan yang dipimpin oleh Prabu
Baka. Prabu Baka adalah raja yang sangat baik dan rakyatnya hidup makmur. Sementara
itu, di tempat lain, ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Pengging. Berbeda dengan
Prabu Baka, Raja Pengging memiliki sifat yang sangat buruk. la suka berperang untuk
memperluas kekuasaan kerajaannya. Kerajaan Pengging memiliki ksatria sakti bernama
Bandung Bondowoso. Bondowoso memiliki senjata yang sangat kuat dan memiliki pasukan
jin. Suatu hari, Raja Pengging memanggil Bandung Bondowoso untuk merebut Kerajaan
Prambanan. “Aku perintahkan kau dan pasukanmu untuk merebut Kerajaan Prambanan!”
perintah Raja Pengging. Dengan sangat mudah, Bandung Bondowoso berhasil
menaklukkan Kerajaan Prambanan. Prabu Baka pun tewas. Sebagai hadiah, Raja Pengging
mengizinkan Bandung Bondowoso untuk mengurus Kerajaan Prambanan.

Ternyata Kerajaan Prambanan memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama
Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso pun memanggil Roro Jonggrang untuk menghadap.
“Apa yang kau inginkan, Bandung Bondowoso?” tanya Roro Jonggrang dengan ketus. “Aku
ingin menikahimu. Menikahlah denganku, pasti kehidupanmu akan tenteram dan damai,”
ungkap Bandung Bondowoso. Tentu saja, Roro Jonggrang kaget. Ia tak menyangka
Bandung Bondowoso akan melamarnya. Padahal, Roro Jonggrang tak suka dengan
Bandung Bondowoso karena dia orang yang kejam. Ia telah membunuh ayahnya, dan
membuat rakyat Kerajaan Prambanan sengsara. Dengan tegas, Roro Jonggrang menolak
pinangan Bandung Bondowoso. Mendengar penolakan itu, Bandung Bondowoso tidak
terima dan mengancam Roro Jonggrang. “Jika kau tidak mau menikah denganku, hidupmu
akan sengsara. Semua penduduk desa pun akan kubuat menderita,” ancam Bandung
Bondowoso. Seketika, Roro Jonggrang menjadi ragu. “Aku izinkan kau berpikir terlebih
dahulu,” ucap Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang merasa bingung dengan pinangan
Bandung Bondowoso. Jika ia tidak menerima pinangan Bandung Bondowoso, rakyatnya
akan sengsara.

Semalaman Roro Jonggrang berpikir, bagaimana cara menolak pinangan Bandung


Bondowoso, tapi rakyatnya tetap aman. Akhirnya, Roro Jonggrang memiliki sebuah ide.
Esok siangnya, Bandung Bondowoso menemui Roro Jonggrang. “Sudahkah kau
memutuskan pilihanmu, Roro Jonggrang?” tanya Bandung Bondowoso. “Baiklah, Bandung
Bondowoso. Aku mau menikah denganmu, asalkan kau bisa memenuhi syarat dariku.” ucap
Roro Jonggrang. “Apa syaratmu?” tanya Bandung Bondowoso dengan congkak. “Buatlah
1000 candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam,” ujar Roro Jonggrang. Ia yakin,
Bandung Bondowoso tak bisa memenuhi syaratnya itu. Tanpa berpikir lama, Bandung
Bondowoso langsung menyetujui syarat dari Roro Jonggrang.

Malam harinya, Bandung Bondowoso dibantu oleh pasukan jinnya, membangun


1000 candi dan 2 sumur. Roro Jonggrang yang diam-diam menyaksikan hal itu, menjadi
gelisah, perkiraannya salah. Pasukan Bandung Bondowoso sangat cepat menyelesaikan
pembangunan itu. Waktu sudah menginjak tiga per empat malam. Tinggal dua candi yang
belum dibangun. “Bagaimana caranya menggagalkan usaha mereka?” pikir Roro
Jonggrang. Roro Jonggrang kembali memiliki sebuah ide. Ia memanggil semua dayang di
istana, dan menyuruh mereka untuk membakar jerami di sebelah timur. Sebagian lain
membunyikan lesung, dan menebarkan bunga yang wangi. Tujuannya agar ayam-ayam
lekas bangun dan berkokok. Benar saja, ayam-ayam jantan terbangun dan mulai berkokok.
Mendapati langit di timur berwarna merah, bunyi lesung, aroma wangi bunga, dan kokokan
ayam membuat pasukan jin Bandung Bondowoso pergi meninggalkan pekerjaan. Mereka
berpikir bahwa hari telah beranjak pagi, dan mereka pun harus segera pergi. Melihat
pasukannya pergi membuat Bandung Bondowoso marah dan berkata "Hai pasukanku, hari
belum pagi, kembalilah dan selesaikan pembangunan candi ini!". Para pasukan jin Bandung
Bondowoso tetap pergi dan tidak menghiraukan perintah darinya. Bandung Bondowoso
sangat kesal dan menyelesaikan sendiri sisa pembangunan candi. Namun sebelum
Bandung Bondowoso selesai membangun sisa candi, hari sudah beranjak pagi dan yang
berhasil dibangun hanya 999 candi.

Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso dalam membuatkannya seribu candi


dan dua sumur, membuat Roro Jonggrang sangat bahagia dan menghampiri Bandung
Bondowoso, la berkata "Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso."
Mendengar ucapan Roro Jonggrang tersebut, membuat kemarahan Bandung Bondowoso
semakin besar. Dengan nada yang keras Bandung Bondowoso berkata "Kau yang curang
Roro Jonggrang! Kaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi yang sedang aku
bangun. Untuk itu, aku kutuk kau menjadi arca yang ada di dalam candi keseribu!!!" teriak
Bandung Bondowoso dengan nada keras. Dengan kesaktian yang dimiliki oleh Bandung
Bondowoso, Roro Jonggrang pun menjadi arca keseribu dari Candi seribu yang ia syaratkan
kepada Bandung Bondowoso. Keseribu candi ini berada di Candi Prambanan, dan arca
Roro Jonggrang dikenal dengan candi Roro Jonggrang diantara seribu candi lainnya yang
diberi nama candi sewu. Candi Roro Jonggrang yang merupakan wujud arca dari Roro
Jonggrang sampai saat ini masih bisa anda temukan di Lokasi Candi Prambanan,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai