Anda di halaman 1dari 8

Tugas makalah sejarah Indonesia

Mencari cerita tentang Roro Jongrang dan Bandung Bondowoso mengenal dengan candi Prambanan dan
candi Borobudur

Disusun oleh

SARAh AMELIA PUTRI

Kelas x ips ²

SMAN 8 GOWA
Cerita Rakyat: Kisah Pilu Roro Jonggrang & Bandung Bondowoso,

Bagi kamu yang bepergian ke Klaten, pasti tak asing dengan Candi Prambanan. Ya, candi yang menjadi
salah satu ikon wisata Jawa Tengah ini selalu banyak dikunjungi wisatawan setiap tahunnya.

Tak hanya karena bangunannya yang indah dan megah, Candi Prambanan juga menyimpan cerita rakyat
menarik di baliknya. Hal ini jugalah yang membuat orang banyak tertarik ke destinasi wisata ini.

Lalu, kisah apa di balik berdirinya Candi Prambanan?

Jadi begini, zaman dahulu, terdapat sebuah kerajaan bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteram
dan damai.

Namun, Kerajaan Prambanan kemudian menjadi terusik, karena para tentaranya tidak mampu
menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, Kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging yang
dipimpin oleh Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso dikenal sebagai pemimpin yang suka memerintah dengan kejam dan memiliki
pasukan in. Ia berkata bahwa siapa pun yang tidak menuruti perintahnya akan dihukum berat.

Tak lama setelah berkuasa di Kerajaan Prambanan, Bandung Bondowoso tertarik dengan Roro
Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita.

Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku," ujar Bandung Bondowoso.
Keesokan harinya, Bandung Bondowoso mendekati Roro Jonggrang dan bertanya apakan ia mau
menjadi permaisuri. Mendengar pertanyaan tersebut, Roro Jonggrang tersentak dan merasa Bandung
Bondowoso lancang.

"Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku tapi langsung menginginkanku menjadi
permaisurinya. Apa yang harus aku lakukan?," batin Roro Jonggrang.

Hal ini bukan tanpa sebab, karena jika Roro Jonggrang menolak, Bandung Bondowoso akan marah dan
membahayakan keluarganya, serta rakyat Prambanan. Namun, ia juga tidak bisa mengiyakan, karena
Roro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.

Akhirnya Roro Jonggrang mendapatkan ide agar tidak menjadi permaisuri Bandung Bondowoso. Ia
meminta syarat kepada Bandung Bondowoso sebelum mempersuntingnya.

"Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah atau istana yang megah? tanya Bandung Bondowoso.

"Bukan itu tuanku. Saya ingin minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah," kata Roro
Jonggrang.

"Seribu buah?," teriak Bandung Bondowoso.

"Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam," ujar Roro Jonggrang.

Mendengar syarat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso hanya bisa menatapnya dengan bibit bergetar
menahan amarah. Ia lalu berpikir bagaimana caranya membuat seribu candi.

Kemudian, ia bertanya kepada penasihatnya cara membuat seribu candi dalam semalam. Sang
penasihat mengusulkan untuk meminta bantuan jin.
Bandung Bondowoso akhirnya menyetujui usulan tersebut dan menyuruh anak buahnya untuk
menyiapkan peralatan. Setelah perlengkapan siap, Bandung Bondowoso berdiri di depan altar baru dan
kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar.

"Pasukan jin, bantulah aku," teriak Bandung Bondowoso.

Tak lama kemudian langit menjadi gelap dan angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah
mengerubungi Bandung Bondowoso.

"Apa yang harus kami lakukan tuan?," tanya pemimpin jin.

"Bantu aku membangun seribu candi," jawab Bandung Bondowoso.

Setelah mendengar permintaan Bandung Bondowoso, para jin bergerak ke sana kemari, melaksanakan
tugas masing-masing. Dalam waktu singkat, bangunan candi sudah tersusun rapi hampir mencapai
seribu buah.

Roro Jonggrang yang diam-diam mengamati pembangunan candi itu dari kejauhan merasa cemas. Ia
mencari akal agar usaha Bandung Bondowoso yang dibantu para jin tidak berhasil.

Lalu, Roro Jonggrang menyuruh para dayang kerajaan mengumpulkan jeram dan membakarnya.
Sedangkan sebagian dayang lainnya disuruh menumbuk lesung.

Bandung Bondowoso dikenal sebagai pemimpin yang suka memerintah dengan kejam dan memiliki
pasukan in. Ia berkata bahwa siapa pun yang tidak menuruti perintahnya akan dihukum berat.

Tak lama setelah berkuasa di Kerajaan Prambanan, Bandung Bondowoso tertarik dengan Roro
Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita

"Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku," ujar Bandung Bondowoso.

Keesokan harinya, Bandung Bondowoso mendekati Roro Jonggrang dan bertanta apakan ia mau menjadi
permaisuri. Mendengar pertanyaan tersebut, Roro Jonggrang tersentak dan merasa Bandung
Bondowoso lancang.

"Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku tapi langsung menginginkanku menjadi
permaisurinya. Apa yang harus aku lakukan?," batin Roro Jonggrang.

Hal ini bukan tanpa sebab, karena jika Roro Jonggrang menolak, Bandung Bondowoso akan marah dan
membahayakan keluarganya, serta rakyat Prambanan. Namun, ia juga tidak bisa mengiyakan, karena
Roro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.

Akhirnya Roro Jonggrang mendapatkan ide agar tidak menjadi permaisuri Bandung Bondowoso. Ia
meminta syarat kepada Bandung Bondowoso sebelum mempersuntingnya.
"Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah atau istana yang megah? tanya Bandung Bondowoso.

"Bukan itu tuanku. Saya ingin minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah," kata Roro
Jonggrang.

"Seribu buah?," teriak Bandung Bondowoso.

"Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam," ujar Roro Jonggrang.

Mendengar syarat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso hanya bisa menatapnya dengan bibit bergetar
menahan amarah. Ia lalu berpikir bagaimana caranya membuat seribu candi.

Kemudian, ia bertanya kepada penasihatnya cara membuat seribu candi dalam semalam. Sang
penasihat mengusulkan untuk meminta bantuan jin.

Bandung Bondowoso akhirnya menyetujui usulan tersebut dan menyuruh anak buahnya untuk
menyiapkan peralatan. Setelah perlengkapan siap, Bandung Bondowoso berdiri di depan altar baru dan
kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar

"Pasukan jin, bantulah aku," teriak Bandung Bondowoso.

Tak lama kemudian langit menjadi gelap dan angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah
mengerubungi Bandung Bondowoso.

"Apa yang harus kami lakukan tuan?," tanya pemimpin jin.

"Bantu aku membangun seribu candi," jawab Bandung Bondowoso.

Setelah mendengar permintaan Bandung Bondowoso, para jin bergerak ke sana kemari, melaksanakan
tugas masing-masing. Dalam waktu singkat, bangunan candi sudah tersusun rapi hampir mencapai
seribu buah.

Roro Jonggrang yang diam-diam mengamati pembangunan candi itu dari kejauhan merasa cemas. Ia
mencari akal agar usaha Bandung Bondowoso yang dibantu para jin tidak berhasil.
Lalu, Roro Jonggrang menyuruh para dayang kerajaan mengumpulkan jeram dan membakarnya.
Sedangkan sebagian dayang lainnya disuruh menumbuk lesung.

"Dung...dung...dung". Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk,
sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.

Pasukan jin kemudian mengira bahwa fajar sudah menyingsing. Mereka lalu segera pergi sebelum
tubuhnya dihanguskan oleh matahari dan berhamburan meninggalkan tempat itu.

Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Roro Jonggrang ke tempat candi. "Ini candi yang kau minta
sudah berdiri," kata Bandung Bondowoso.

Roro Jonggrang lalu menghitung jumlah candi itu dan ternyata jumlahnya hanya 999 buah. "Jumlahnya
kurang satu. Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan," seru Roro Jonggrang.

Melihat hal itu, Bandung Bondowoso terkejut. Ia kemudian merasa murka.

"Tidak mungkin!," kata Bandung Bondowoso sambil menatap tajam pada Roro Jonggrang.

"Kalau begitu kau saja yang melengkapinya," lanjutnya.

Ajaibnya, Roro Jonggrang kemudian langsung berubah menjadi patung batu. Hingga saat ini, candi-candi
tersebut masih ada dan terletak di wilayah Candi Prambanan, Jawa Tengah, dan disebut sebagai Candi
Roro Jonggrang.

Asal mula berdirinya candi Borobudur dan candi Prambanan

# candi Borobudur

Candi Borobudur awal mulanya merupakan rancangan bangunan berupa stupa tunggal yang sangat
besar yang memahkotai puncaknya. Namun karena pertimbangan yang mengatakan bahwa stupa akan
terlalu besar dan berat yang beresiko membahayakan jika diletakkan di puncak, maka stupa tersebut
dibongkar dan digantikan dengan tiga barisan stupa dengan ukuran kecil dan satu stupa induk seperti
sekarang ini.
Megahnya bangunan Candi Borobudur sendiri terbagi ke dalam 10 tingkat yang berbentuk punden
berundak. Yang memiliki filosofi yang terkandung pada 10 tingkat bangunan Candi Borobudur tersebut
adalah untuk melambangkan tahap dan proses hidup manusia.

Nama Candi Borobudur berasal dari dua kata yaitu bara dan budur. Dalam istilahnya, bara memiliki arti
kompleks biara dan kata budur yang mempunyai arti atas. Jika digabungkan menjadi kata barabudur
yang dibaca borobudur yang berarti kompleks biara di atas.

Candi Borobudur terletak tepat di atas sebuah bukit sebagai komplek biara yang sungguh megahnya,
sesuai namanya yang berarti kompleks biara di atas.Tidak ada yang tahu pasti mengenai siapa yang
membangun Candi Borobudur. Tidak ada bukti tertulis maupun bukti-bukti lainnya yang mendukung dan
menjelaskan sejarah pasti tentang Candi Buddha terbesar ini. Setelah penemuannya, para peneliti hanya
memperkirakan bahwa Candi Borobudur itu dibangun sekitar tahun 750-800 an Masehi.

Perkiraan waktu pembangunan ini pun didasarkan pada perbandingan antara jenis aksara yang telah
ditemukan tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga Candi Borobudur dengan jenis aksara umumnya
yang digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9 Masehi. Atas dasar ini kemudian
memperkirakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa
Tengah yang bertepatan antara kurun waktu 760 sampai dengan 830 Masehi.

Memilih lokasi di atas perbukitan tinggi dan arsitektur yang rumit, Candi Borobudur melalui proses
pembangunan dengan memakan waktu dari 75 sampai dengan 100 tahun lebih lamanya. Candi
Borobudur pun diperkirakan baru benar-benar rampung 100 persen pada masa

pemerintahan Raja Samaratungga pada tahun 825an.

Bangunan Candi Borobudur memiliki enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya mempunyai
atau terdapat pelataran melingkar. Pada dinding Candi juga dihiasi dengan kira-kira 2.672 panel relief
serta terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama Borobudur yang paling besar terletak di tengah sekaligus
menjadi mahkota di puncak bangunan ini.

#candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan salah satu candi yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia terutama
di pulau Jawa. Candi yang terletak di Jl. Raya Solo – Yogyakarta Nomor 16, Kranggan, Bokoharjo,
Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta itu merupakan candi yang terkenal dengan
legendanya.
Candi Prambanan sendiri dibangun pada abad ke-9 masehi. Pembuatan Candi Prambanan diketahui
sebagai persembahan pada tiga dewa utama Hindu atau Trimurti yang terdiri dari Brahma, Wishnu dan
Siwa.

Menurut prasasti Siwagrha, Candi Prambanan mulai dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai
Pikatan. Pembangunan candi itu lantas dikembangkan serta diperluas oleh Balitung Maha Sambu pada
masa kerajaan Medang Mataram.

Pada saat pembangunan Candi Prambanan, petugas pekerjaan umum juga melakukan perubahan tata
air. Ada proyek pemindahan aliran sungai di dekat candi agar tidak membahayakan konstruksi candi dan
menyebabkan erosi.

Pembangunan awal itu terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram berikutnya seperti raja
Daksa dan Tulodong. Pembangunan itu terus diperluas hingga ada ratusan candi-candi tambahan di
sekitar candi utama.

Pada masa kejayaannya, Candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung dimana berbagai upacara
penting digelar. Selain itu, ratusan pendeta dan muridnya berkumpul di Candi Prambanan dalam rangka
mempelajari kitab Weda dan melaksanakan ritual.

Anda mungkin juga menyukai