Anda di halaman 1dari 2

Kisah Beruang dan Ibunya

Seekor beruang kecil hidup di hutan dalam kondisi berbeda dengan


beruang kebanyakan, ia terlahir dengan tubuh yang tidak sempurna.

Beruang kebanyakan memiliki dua tangan untuk mencakar dan dua


kaki. Sementara anak beruang yang satu ini tidak memiliki telapak
tangan, sehingga ia tidak bisa mencakar apa pun.

Sejak lahir hingga usianya menginjak remaja, beruang kecil selalu


bersama ibunya. Ia selalu menerima ejekan dari beruang lain ataupun
hewan hutan yang lain.

“Hai beruang tanpa tangan, bisakah sekali saja kulihat kau berjalan
tanpa ibumu?” tanya anak harimau, ibu beruang memperingatkan
anaknya untuk tidak menggubris ejekan hewan lain.

Ibu beruang khawatir jika anaknya sendiri, ia tidak akan bisa


melindungi dirinya jika ada hewan yang ingin memangsa. Namun,
beruang yang dikucilkan merasa sedih karena setiap hari ia harus
mendengar ejekan teman-temannya.

Saat asik berjalan-jalan di hutan, beruang kecil menemukan sebilah


pisau yang ditinggalkan seorang pemburu. Ia pun mengambil pisau itu
dan meminta ibunya mengikatkan pisau itu pada tangannya. Dengan
menggunakan akar pohon, pisau itu melekat kuat di tangan beruang.

Saat teman-temannya mengejek beruang, ia lalu menunjukkan pisau


tajam yang berada di tangannya. Beruang juga menunjukkan dengan
pisau itu ia dapat mencakar pohon di hadapannya, kulit pohon yang ia
cakar tercabik-cabik. Hewan-hewan yang semula mengejeknya kini
membisu, walaupun beruang tidak memiliki telapak tangan, ia
merupakan beruang yang hebat.

“Maafkan kami, Beruang, tak seharusnya kami berlaku buruk padamu“


ujar anak harimau.

“Kau beruang yang hebat, maukah kau menjadi teman kami?” tanya
anak singa.

“Kami semua memiliki kekurangan,” ujar anak serigala.

“Aku tidak membenci kalian semua, aku juga sudah menganggap


kalian adalah teman-temanku. Namun. aku ingin selalu bersama Ibu
agar kami dapat saling menjaga. Kita semua sama, memiliki kelebihan
dan kekurangan. Aku mohon pada kalian, teman-temanku.
Berhentilah menghina hewan lain.”

Semua terdiam mendengar perkataan beruang, ia pun berlalu


bersama ibunya.

Anda mungkin juga menyukai