Anda di halaman 1dari 7

Anak Kambing yang Cerdik

Dikisahkan ada sebuah keluarga kambing yang hidup di hutan. Pada suatu ketika, ibu kambing akan pergi ke
suatu tempat dan berpesan kepada anaknya untuk tidak membuka pintu untuk orang lain.

Ibu kambing mengajari anaknya sebuah lagu agar si anak tidak salah mengenali. Jika ibu yang datang
maka didepan pintu akan ada yang menyanyikan lagu tersebut. Tanpa mereka sangka, ada seekor serigala yang
ikut mendengarkannya.

Sesaat setelah ibu kambing pergi, datanglah seekor serigala yang lapar itu. Ia berdiri di depan pintu
kemudian menyanyikan lagu yang ibu kambing tadi ajarkan. Anak kambing merasa aneh dengan kejadian ini. Ia
pun membatin bahwa tidak mungkin ibunya yang baru saja pergi tapi tiba-tiba kembali. Suara yang ia dengarkan
pun berbeda dari suara ibunya.

Ia merasa bimbang mau membukakan pintu atau tidak. Di tengah kebimbangannya, anak kambing
memutuskan untuk mengintip lewat celah kecil di bawah pintu. Betapa terkejutnya ia ketika tahu bahwa yang ia
lihat bukan sepasang kaki ibunya, melainkan kaki serigala.

Karena ketakutan, kambing kecil itu pun berteriak. Teriakannya itu membuat hewan-hewan lain
berdatangan. Hal ini tentu saja membuat serigala gentar dan memutuskan untuk pergi dan tidak jadi memangsa
anak kambing.

Nah, dari cerita pendek untuk anak di atas, apakah Bunda bisa menyimpulkan pesan yang dikandung
dalam cerita tersebut? Ya, Anda benar sekali. Cerita pendek anak ini akan mengajarkan anak untuk selalu
waspada.

Terlalu berlebihan dalam mencurigai orang juga tidak baik, cukup waspada saja. Anak harus diajarkan
untuk waspada dan tidak begitu saja percaya pada orang lain karena di luar sana tidak semua orang itu baik dan
bisa dipercaya. Bisa saja ada orang yang berniat buruk seperti apa yang serigala lakukan dalam cerita pendek
anak tersebut.

Balas Budi Seekor Semut


Suatu hari ada seekor semut merah sedang berjalan menyusuri sungai. Karena si semut kurang berhati-hati, ia
pun tergelincir masuk ke dalam sungai yang arusnya sedang deras. Ia berteriak minta tolong dan berharap ada
hewan lain yang mau menolongnya.

Tidak disangka, teriakan semut didengar oleh seekor burung merpati. Merpati itu datang menolongnya
dengan membawa sehelai daun. Lalu merpati menghampiri si semut yang hampir mati tenggelam itu. Semut
merah itu pun kemudian berpegangan pada daun itu dan ia selamat.
Hingga suatu ketika ada seorang pemburu yang sedang mengincar merpati. Semut merah kebetulan ada
disekitar tempat itu dan menyadari bahwa yang sedang diincar si pemburu adalah merpati yang pernah
menolongnya.

Tepat saat si pemburu ingin menarik pelatuk senjatanya, dengan sekuat tenaga semut menggigit kaki
pemburu itu. Pemburu kaget dan tembakannya pun meleset. Merpati yang mendengar suara tembakan pun
kemudian terbang menjauh.

Dari atas sana, merpati bisa melihat semut yang dulu pernah ditolongnya berada di kaki pemburu.
Setelah memastikan bahwa si pemburu peri dan situasi sudah aman, merpati lalu menghampiri semut dan
mengucapkan terima kasih. Si semut menanggapinya dengan mengatakan bahwa hal itu sudah sepatunya ia
lakukan karena merpati juga pernah menolongnya dulu saat ia jatuh ke sungai.

Bunda, cerita pendek anak yang satu ini juga mempunyai pesan moral yang tak kalah bagus untuk
diajarkan kepada si kecil. Sebagai umat manusia kita harus saling tolong menolong saat melihat ada orang yang
kesusahan. Sekecil apapun perbuatan kita akan sangat berarti bagi orang lain.

Tak hanya itu, dari cerita pendek untuk anak ini anak Anda bisa belajar untuk mengucapkan “terima
kasih” setelah dibantu orang lain. Juga, bisa ajarkan anak untuk membiaskan menggunakan kata “tolong” jika
ingin minta bantuan orang lain, tapi tidak perlu dengan berteriak ya.

Kupu-Kupu Berhati Mulia


Di suatu pagi yang cerah, ada seekor semut sedang berjalan-jalan di taman. Dengan perasaan yang gembira,
semut tersebut berkeliling taman yang indah itu dan menyapa hewan-hewan lain yang juga berada disana.
Hingga matanya tertuju pada sebuah kepompong yang sedang menggantung di ranting.

Semut mendekati kepompong itu dan berkata, “Kepompong, buruk sekali nasibmu. Sudah jelek dan
hanya bisa menggantung di sana, tak bisa melakukan apa-apa. Ayo turun sini dan nikmati taman yang indah ini.”
Mendengar ejekan semut tersebut, kepompong memilih diam dan tak menanggapinya.

Pada suatu hari terjadilah kejadian yang tidak disangka-sangka. Saat si semut sedang berjalan
mengelilingi taman, ia jatuh dalam kubangan lumpur yang terbentuk akibat hujan semalam. Dengan
mngerahkan seluruh tenaganya, ia berteriak sekencang mungkin berharap ada yang menolongnya.

Tak lama kemudian, seekor kupu-kupu terbang melintas dan mendengar teriakannya. Kupu-kupu
tersebut mengambil ranting dan menjulurkannya ke arah semut. “Semut, cepat pegang ranting ini erat-erat, aku
akan mengangkatnya dan menyelamatkanmu,” kata kupu-kupu. Dengan sekuat tenaga akhirnya kupu-kupu
berhasil mengangkat ranting itu dan berhasil menyelamatkan semut.
Kemudian semut mengucapkan terima kasih karena sudah ditolong. Tapi, alangkah terkejutnya si semut setelah
mendengar pengakuan bahwa kupu-kupu yang menolongnya adalah kepompong yang pernah ejek. Semut malu
dan berjanji tak akan menghina sesama makhluk Tuhan lagi.

Bagaimana, Bun? Menarik sekali bukan cerita pendek anak yang satu ini? Tak hanya bagus, Bunda pun
bisa mengajarkan tentang nilai hidup pada buah hati dengan cara yang menyenangkan.

Nilai hidup yang dapat diambil dari cerita pendek tersebut adalah untuk tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan dan tidak boleh menaruh dendam kepada orang lain. Tetapi alangakah baiknya mencontoh
seekor kupu-kupu yang meski telah disakiti tapi tetap mau menolong semut. Karena jika kejahatan dibalas
dengan kejahatan maka tak akan ada habisnya.

Cerita Pendek untuk Anak yang Mendidik dan Mengandung Pesan Moral

Cerita Pendek Untuk Anak - Anak Membaca

Nah, apabila tadi ada lima cerita pendek untuk anak yang menggunakan hewan sebagai tokohnya, ini
ada lagi lima referensi cerita pendek anak. Walaupun tidak memakai hewan sebagai tokohnya, namun cerita
pendek untuk anak berikut tak kalah menarik, lho Bun. Akan sangat sayang jika dilewatkan, yuk baca!

Anak Gembala dan Serigala


Di sebuah desa, hiduplah seorang anak gembala yang bekerja pada seorang yang kaya. Tugasnya adalah untuk
merawat dan menjaga domba-domba milik majikannya itu. Sang majikan berpesan apabila ada serigala datang,
ia bisa berteriak sehingga orang-orang desa akan datang membantu.

Kegiatannya sehari-hari yang hanya menggembalakan domba di dekat hutan membuat si anak merasa
bosan. Selagi menunggu, hal yang dilakukannya hanyalah memainkan seruling atau bermain dengan anjingnya.
Hingga terbesit di pikirannya untuk melakukan suatu tindakan yang tidak terduga.

Tiba-tiba ia berteriak “Serigala, serigala! Tolong ada serigala.” Mendengar teriakan anak tersebut warga
desa berdatangan dan berniat untuk membantu anak gembala. Namun, saat mendapati ternyata si anak
gembala hanya bercanda dan melakukannya karena bosan, mereka pun kesal lalu kembali pulang.

Ternyata perbuatan itu tak hanya dilakukan sekali, selang beberapa hari kemudian ia melakukannya lagi.
Saat mendapati si anak gembala malah tertawa terbahak-bahak, tentu saja itu membuat warga desa marah.

Pada suatu sore, segerombolan serigala benar-benar datang dan memangsa domba yang
digembalakannya. Dengan ketakutan, ia berteriak minta tolong lagi. Namun kali ini tak ada warga desa yang
membantu karena mereka tidak percaya pada lagi.

Akhirnya, sekumpulan serigala tersebut berhasil memangsa banyak domba dan membawanya masuk ke
hutan. Kejadian tersebut membuatnya menyesal dan tak akan mengulangi perbuatannya yang sembrono lagi.
Dari kisah pendek tersebut dapat diambil hikmahnya yaitu tidak boleh berbohong, apalagi hanya karena merasa
bosan. Karena sekali berbohong, pasti nanti tidak akan dipercaya lagi. Cerita pendek anak tentang kejujuran ini
bisa Bunda jadikan referensi jika ingin menanamkan nilai kejujuran pada putra maupun putri Anda.

Tak hanya itu, pelajaran lain yang bisa Bunda tanamkan kepada buah hati melalui cerita pendek anak ini
adalah untuk menghargai perbuatan baik orang lain. Tidak seperti anak gembala lakukan terhadap warga desa,
bukannya menghargai tapi malah menjadikannya bahan lelucon.

Baca juga: Kumpulan Lagu Anak Anak Indonesia Terpopuler Untuk Buah Hati Tercinta

Pasir dan Batu


Ada dua orang sahabat sedang berjalan di padang pasir. Ketika di tengah perjalanan mereka terlibat dalam suatu
perdebatan. Pertengkaran itu terjadi sampai salah satu dari mereka menampar yang lainnya.

Sahabat yang ditamapar itu tak berkata apapun tapi menuliskan suatu kata di atas pasir. Tulisan
tersebut berbunyi, “hari ini teman baikku menamparku.”

Walaupun mereka bertengkar, tapi tetap melanjutkan perjalanan bersama. Saat di perjalanan mereka
menemukan sebuah sumber air dan memutuskan untuk mandi. Namun malang nasib teman yang ditampar tadi,
ia tergelincir dan hampir tenggelam di dalam sumber air tersebut.

Melihat itu, tentu saja teman yang menampar tadi menolongnya dan ia pun selamat. “Hari ini teman
baikku menyelamatkan nyawaku,” ukirnya pada sebuah batu.

Teman yang telah menampar dan menyelamatkan nyawanya tadi bertanya, “Mengapa saat aku
menyakitimu, kamu menulis di atas pasir. Sedangkan saat aku membantu, kamu mengukirnya pada batu?”

Kemudian ia menjawab, “Ketika seseorang menyakiti kita menulisnya di atas pasir agar angin dapat
menerbangkannya dan hilang sehingga dapat termaafkan. Tetapi ketika seseorang melakukan hal yang baik, kita
harus mengukirnya pada batu. Dimana angin tidak dapat menghapus tulisannya sehingga kita akan selalu
mengingatnya.”

Melalui cerpen tentang persahabatan yang bisa diceritakan pada murid SD ini, buah hati Anda dapat
mengambil pelajaran hidup yang berharga. Salah satunya adalah untuk memaafkan dan tidak menaruh dendam
kepada orang lain apalagi teman baik selagi masih bisa ditolerir.

Cerita pendek untuk anak yang satu ini juga mengajarkan untuk tidak boleh untuk menggunakan
kekerasan, apalagi jika hal tersebut dipicu oleh perbedaan pendapat. Karena menemukan sahabat itu susah,
sehingga jika ada perbedaan maka harus disikapi dengan lebih baik.
Kisah Badu Si Anak Rajin
Di suatu desa, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Badu yang hanya tinggal bersama ibunya. Pagi itu Badu
sedang menggembalakan kambing-kambingnya di padang rumput yang luas. Sembari menunggu kambingnya
makan, Badu memnfaatkan waktunya untuk membaca buku di bawah pohon rindang.

Kemudian datanglah seorang kakek tua menghampirinya. Kakek tersebut bertanya padanya “Nak,
bolehkan kakek menumpang sebentar duduk di pohon ini?” Tentu Badu mempersilahkan kakek tersebut untuk
duduk, juga menawarkan minum yang ia bawa.

Badu terlihat asyik membaca buku tersebut hingga tidak menyadari jika kakek tadi memperhatikannya.
“Kamu tidak sekolah, nak?” tanya si kakek lagi. Dengan raut sedikit sedih ia menjawab kalau dia tidak
mempunyai uang untuk sekolah. Buku yang ia baca pun hanya pinjaman temannya.

Badu juga bercerita kepada kakek kalau ia ingin sukses suatu hari nanti sehingga bisa membahagiakan
ibunya. Melihatnya yang tetap semangat belajar dan tidak menyerah pada keadaan membuat kakek tersebut
terharu. Lalu kakek itu pun berkata,”Tetaplah giat belajar ya, nak. Ketekunanmu akan membuahkan hasil dan
kamu pasti akan menjadi orang yang sukses.”

Keesokan harinya ketika Badu ingin pergi merumput, ibunya berteriak kepadanya dan mengatakan
bahwa ia diterima di sebuah sekolah untuk belajar. Lalu mereka bergegas pergi ke sekolah yang dimaksud.
Alangkah terkejutnya Badu ketika mengetahui bahwa kepala sekolah tersebut adalah kakek yang ditemuinya
kemarin.

Bunda pasti sudah bisa menyimpulkan nilai moral yang dapat diambil dari cerita pendek untuk anak
yang satu ini, kan? Ya, tepat sekali. Bunda bisa mengajarkan buah hati untuk tekun dan tetap semangat untuk
menggapai apapun cita-citanya.

Meskipun mungkin nanti menemui hambatan dan terlihat tidak mungkin, tapi jangan menyerah. Tuhan
pasti sudah menyiapakan semuanya, sekalipun melalui perantara orang asing. Menarik kan Bun, cerita pendek
anak yang satu ini?

Baca juga: Film Anak Anak Terbaik Yang Wajib Ditonton


Dheda dan Lima Butir Kentang
Dahulu di tanah Jawa, hiduplah seorang pencari kayu bakar bernama Dheda. Dia bersama istri dan ketiga
anaknya hidup sangat sederhana. Gubuknya juga sangat sederhana dan terletak di pinggir hutan.

Saat itu sedang musim hujan. Sudah seminggu hujun turun tak kunjung berhenti dan hal ini membuat
Dheda bersusah hati. Pasalnya, ia tidak bisa mencari kayu bakar dan ia tidak bisa mendapatkan uang untuk
makan keluarganya.

Dengan resah kemudian istrinya berkata, “Suamiku, persediaan makanan sudah sangat menipis. Kita
hanya punya lima butir kentang dan itu pun tak cukup untuk makan kita sekeluarga.”

“Aku tahu, tolong bersabarlah sedikit lagi. Semoga besok tidak hujan dan aku bisa pergi ke hutan
mencari kayu. Sisa kentang itu biarlah untuk anak-anak saja,” jawab Dheda.

Sore itu, ada seorang pengemis yang kedinginan dan kelaparan mengetuk rumah Dheda. Pengemis itu
terlihat kelaparan dan ia pun tidak tega. Akhirnya ia memberikan lima butir kentang supaya bisa dimakan si
pengemis.

Pengemis itu memakan empat butir kentang lalu berkata pada Dheda untuk membagi satu kentang yang
tersisa menjadi lima. Saat ia membagi kentang tersebut, kelima irisan tersebut berubah menjadi lima buah
kentang. Jika satu butir diiris lagi, maka akan bertambah terus.

Karena keajaiban tersebut kini keluarganya tidak kekurangan lagi. Bahkan, ia juga bisa membagikan
kentang tersebut kepada tetangganya.

Lewat tokoh Dheda pada cerita pendek anak di atas, Bunda bisa mengajak buah hati untuk senantiasa
berbagi. Memberikan sesuatu walaupun kita sedang dalam kekurangan pun tidak akan membuat kita semakin
kekurangan, justru berkat kita akan makin bertambah.

Cerita pendek untuk anak ini juga mengajarkan untuk tetap berusaha dan tidak mudah menyerah.
Pertolongan Tuhan bisa saja terjadi lewat kejadian yang tidak disangka-sangka. Sungguh, merupakan salah satu
contoh cerita anak yang mendidik, bukan?

Abu Nawas Mau Terbang


Penduduk di suatu kota di salah satu negara di timur tengah sedang gempar. Pasalnya Abu Nawas mengatakan
bahwa dirinya mau terbang. Hal itu tentu membuat sebagian orang percaya, tapi sebagian lagi tidak.

Berita tersebut cepat sekali menyebar hingga sampai ke telinga Raja. Untuk memastikan kebenaran
berita tersebut, Raja kemudian memanggil Abu Nawas.
Setelah sampai di istana, Raja pun berkata pad Abu Nawas, “Apakah benar kau mau terbang, Abu?
Berita kau mau terbang sangat heboh, bahkan hingga ke luar negeri.” Dengan lugas ia menajwab dan
mengatakan memang dia mau terbang.

Lalu Raja menyuruh para prajurit untuk mengumumkannya kepada rakyat. Apabila Abu Nawas terbukti
berbohong, maka ia akan dihukum mati.

Keesokan harinya, semua warga berkumpul ingin menyaksikan Abu Nawas terbang. Ia kemudian naik ke
atas bangunan paling tinggi. Sesampainya di atap, ia mengepak-ngepakkan tangannya seperti mau terbang.

Penduduk pun mulai jengkel karena Abu tidak terbang seperti apa yang mereka pikirkan tetapi hanya
seperti mau terbang. Raja pun juga ikut marah karena hal tersebut. Kemudian Abu Nawas meluruskan bahwa ia
benar-benar tidak berbohong.

Abu Nawas memang mengatakan bahwa ia mau terbang, bukannya ia bisa terbang. Mendengar hal itu
Raja tidak jadi menghukum Abu karena apa yang dikatakan memang benar adanya dan tidak berbohong.

Lucu kan dongeng pendek yang satu ini, Bun? Tak hanya mengajarkan anak tentang nilai moral, salah
satu cerita pendek untuk anak ini juga sangat menghibur. Apalagi Abu Nawas memang dikenal sebagai tokoh
cerita pendek anak yang kocak.

Nilai moral yang bisa diambil dari cerita pendek untuk anak ini adalah supaya buah hati Anda nanti
percaya begitu saja pada omongan orang. Juga, jangan asal menyimpulkan perkataan orang lain sebelum benar-
benar mengerti maksudnya seperti apa yang penduduk lakukan terhadap omongan Abu.

Anda mungkin juga menyukai