Anda di halaman 1dari 5

Asal usul gasing

Permainan tradisional gasing mungkin tidak banyak diketahui oleh kebanyakan masyarakat zaman sekarang.
Permainan tradisional gasing diyakini merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang sangat tua usianya.
Walaupun sampai dengan saat ini tidak diketahui secara pasti mengenai awal mula sejarah adanya permainan tradisional
gasing.

Permainan Tradisional Gasing


Walaupun tidak diketahui secara pasti mengenai asal usulnya, namun para ahli percaya bahwa gasing merupakan
permainan tradisional dari Asia, terutama daerah Melayu seperti Indonesia, Malaysia, dan sekitarnya. Bangsa Melayu
diyakini merupakan suku bangsa yang menciptakan permainan tradisional gasing yang kita kenal saat ini.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa munculnya permainan tradisional gasing berawal dari masyarakat
pesisir pantai di Melayu. Permainan ini awalnya adalah sebuah permainan yang menggunakan buah Berembang, yaitu
sejenis buah-buahan yang banyak tumbuh di tepian pantai. Buah ini berbentuk bulat, dan bisa diputar dengan
menggunakan tangan.

Dari sini lalu muncullah sebuah ide untuk mengembangkan permainan ini dengan membuat replika buah tersebut dengan
menggunakan bahan yang lebih kuat yaitu kayu. Sedangkan sebagai alat pemutarnya menggunakan bantuan tali yang
dililit pada tangkai di bagian atasnya.

Ada pula yang berpendapat bahwa permainan tradisional gasing berawal dari sebuah permainan anak yang
menggunakan telur yang diputar. Lalu muncullah gagasan untuk mengganti telur dengan kayu yang dibentuk bulat dan
bisa diputar dengan tali.

Sebenarnya masih banyak lagi latar belakang yang dipercaya menjadi asal muasal munculnya permainan tradisional
gasing. Namun memang dari sekian banyak cerita memang tidak ada yang bisa menjadi patokan secara pasti. Jadi
sampai dengan saat ini asal usul sejarah permainan tradisional gasing masih menjadi pertanyaan besar.

Fungsi Permainan Tradisional Gasing Dalam Masyarakat Zaman Dahulu

Permainan tradisional gasing memang hanyalah merupakan sebuah permainan sederhana di kalangan anak-anak.
Namun menilik latar belakang sejarahnya, permainan tradisional gasing banyak dimainkan pada saat-saat tertentu oleh
beberapa kelompok suku.

Terutama di kalangan orang Melayu, permainan tradisional gasing mendapat tempat yang cukup penting. Keberadaan
permainan tradisional gasing tidak lepas dari sejarah dan keyakinan masyarakat Melayu kuno yang meyakini adanya
hubungan tertentu antara permainan tradisional gasing dengan pertanian.

Pada zaman dahulu beberapa kalangan masyarakat Melayu menggunakan permainan tradisional gasing sebagai media
untuk meramal dan menghitung dalam hal bercocok tanam. Pada upacara adat tertentu gasing digunakan untuk meramal
berbagai hal. Tidak jarang perputaran gasing menjadi patokan hasil ramalan.

Namun selain sebagai media dalam beberapa upacara adat, namun fungsi utama dari permainan tradisional gasing
adalah sebagai wahana bersosialisasi. Dengan bersama-sama bermain gasing di waktu senggang, masyarakat secara
tidak langsung bersosialisasi dan saling mempererat hubungan persaudaraan.

Hal ini terjadi antara lain karena permainan tradisional gasing tidak hanya dimainkan oleh anak-anak semata, namun
kalangan orang dewasa pun banyak yang memainkan permainan tradisional ini, terutama para laki-laki dewasa.

Berbagai Nama Lain Permainan Tradisional Gasing

Seiring berjalannya waktu dengan semakin dikenalnya permainan tradisional gasing oleh masyarakat secara lebih luas,
maka permainan tradisional gasing pun semakin menyebar ke berbagai daerah terutama di Indonesia.

Di Indonesia permainan tradisional gasing telah lama dikenal oleh masyarakat. permainan tradisional gasing juga telah
memiliki nama yang berbeda di setiap daerah. Seperti misalnya di daerah Jawa permainan tradisional gasing lebih
dikenal dengan Gangsing, Gangsingan, Pathon, Kekehan, Panggal. Di Kalimantan Timur disebut Begasing, di Sulawesi
disebut Maggasing, Aggasing, Paki. Dan masih ada banyak lagi sebutan untuk permainan tradisional gasing ini.

Berbagai Bentuk Gasing Dalam Permainan Tradisional Gasing

Tentunya dengan meluasnya permainan tradisional gasing di kalangan masyarakat, membuat gasing pun memiliki
berbagai bentuk yang berbeda di setiap daerah. Ada yang berbentuk bulat, kerucut, lonjong, oval, pipih, dan lain
sebagainya.

Selain bentuknya yang bervariasi, begitu pula bahan dasar yang digunakan untuk membuat gasing juga tentu sangat
beraneka ragam. Sebagian besar menggunakan kayu sebagai bahan utamanya. Hal ini dikarenakan kayu merupakan
bahan yang cukup kuat. Sedangkan dalam permainan tradisional adu gasing, para peserta akan saling mengadu gasing
mereka dengan cara menabrakkannya. Maka dalam hal ini bahan yang kuat merupakan syarat yang mutlak.

Permainan Tradisional Gasing Dan Cara Bermainnya

Cara kerja gasing sebenarnya sangat sederhana, yaitu hanya dengan melilitkan tali secara teratur pada tangkai atau
leher gasing, kemudian melempar gasing itu dengan keras sembari menarik talinya. Maka kemudian gasing akan jatuh ke
tanah dan berputar dengan kencang.

Secara ilmiah sebenarnya gasing dapat berputar dengan tegak karena adanya efek giroskopik. Memang pada awal
gasing diputar (dilempar) dia akan berputar secara kasar, namun setelah mendapatkan sudut putar yang pas dia akan
mampu berputar dengan konstan. Lalu setelah efek giroskopik mulai menghilang, gasing akan kembali berputar secara
kasar tidak beraturan sebelum akhirnya jatuh dan berhenti.

Lomba Adu Gasing Dalam Permainan Tradisional Gasing

Beberapa kelompok masyarakat di Indonesia memainkan permainan tradisional gasing pada masa-masa tertentu.
Misalnya masyarakat Demak yang memainkan permainan tradisional gasing pada saat Tahun Baru Muharram.

Namun ada pula mereka yang sengaja melombakan permainan tradisional gasing ini. Lomba gasing merupakan adu
ketangkasan bermain gasing. Pada kompetisi gasing ini, para peserta bisa perorangan atau berkelompok.
Biasanyagasing akan diadu dalam sebuah arena, dengan ketentuan gasing yang keluar dari arena akan dianggap kalah.
Di sini gasing biasanya akan saling ditabrakkan dengan sekeras mungkin. Gasing yang menang adalah yang masih tetap
berputar dan yang masih berada di dalam arena.

Sejarah gasing yang panjang sebagai salah satu warisan budaya nenek moyang tentunya wajib kita pertahankan. Apalagi
sekarang ini kita sudah semakin jarang melihat permainan tradisional gasing. Untuk itu kita juga berharap agar
masyarakat Indonesia tetap setia mempertahankan dan ikut melestarikan permainan tradisional gasing di Indonesia.

Permainan Gasing Tradisional - Permainan tradisional gasing mungkin tidak banyak diketahui oleh kebanyakan
masyarakat zaman sekarang. Permainan tradisional gasing diyakini merupakan salah satu jenis permainan
tradisional yang sangat tua usianya.Walaupun sampai dengan saat ini tidak diketahui secara pasti mengenai awal
mula sejarah adanya permainan tradisional gasing.

Tapi berbeda halnya di daerah bugis tepatnya di daerah Sidenreng Rappang (Sidrap) Permainan gasing saat ini
sangat diminati oleh masyrakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa. karena mereka menganggap
permainan gasing sangat asyik daan seru . selain itu masyarakat di daerah SIDRAP juga sering mengadakan
lomba-lomba gasing (*promosi kampung sedikit lah, hehe. tapi bukan daerah sidrap yg akan saya bahas disini, kali
ini saya akan membahas tentang permainan gasing tradisional , fungsi gasing, bentuk-bentuk gasing dan bagaiman
cara memainkan gasing tradisional tersebut. langsung aja kita simak :

Permainan Tradisional Gasing

Walaupun tidak diketahui secara pasti mengenai asal usulnya, namun para ahli percaya bahwa
gasing merupakan permainan tradisional dari Asia, terutama daerah Melayu seperti Indonesia,
Malaysia, dan sekitarnya. Bangsa Melayu diyakini merupakan suku bangsa yang menciptakan
permainan tradisional gasing yang kita kenal saat ini.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa munculnya permainan tradisional gasing berawal
dari masyarakat pesisir pantai di Melayu. Permainan ini awalnya adalah sebuah permainan yang
menggunakan buah Berembang, yaitu sejenis buah-buahan yang banyak tumbuh di tepian pantai.
Buah ini berbentuk bulat, dan bisa diputar dengan menggunakan tangan.

Dari sini lalu muncullah sebuah ide untuk mengembangkan permainan ini dengan membuat replika
buah tersebut dengan menggunakan bahan yang lebih kuat yaitu kayu. Sedangkan sebagai alat
pemutarnya menggunakan bantuan tali yang dililit pada tangkai di bagian atasnya.

Ada pula yang berpendapat bahwa permainan tradisional gasing berawal dari sebuah permainan
anak yang menggunakan telur yang diputar. Lalu muncullah gagasan untuk mengganti telur dengan
kayu yang dibentuk bulat dan bisa diputar dengan tali.

Sebenarnya masih banyak lagi latar belakang yang dipercaya menjadi asal muasal munculnya
permainan tradisional gasing. Namun memang dari sekian banyak cerita memang tidak ada yang
bisa menjadi patokan secara pasti. Jadi sampai dengan saat ini asal usul sejarah permainan
tradisional gasing masih menjadi pertanyaan besar.
Fungsi Permainan Tradisional Gasing Dalam Masyarakat Zaman
Dahulu
Pada zaman dahulu beberapa kalangan masyarakat Melayu menggunakan permainan tradisional gasing sebagai
media untuk meramal dan menghitung dalam hal bercocok tanam. Pada upacara adat tertentu gasing digunakan
untuk meramal berbagai hal. Tidak jarang perputaran gasing menjadi patokan hasil ramalan.

Namun selain sebagai media dalam beberapa upacara adat, namun fungsi utama dari permainan tradisional gasing
adalah sebagai wahana bersosialisasi. Dengan bersama-sama bermain gasing di waktu senggang, masyarakat
secara tidak langsung bersosialisasi dan saling mempererat hubungan persaudaraan.

Hal ini terjadi antara lain karena permainan tradisional gasing tidak hanya dimainkan oleh anak-anak semata,
namun kalangan orang dewasa pun banyak yang memainkan permainan tradisional ini, terutama para laki-laki
dewasa.

Berbagai Nama Lain Permainan Tradisional Gasing


Di Indonesia permainan tradisional gasing telah lama dikenal oleh masyarakat. permainan tradisional gasing juga
telah memiliki nama yang berbeda di setiap daerah. Seperti misalnya di daerah Jawa permainan tradisional gasing
lebih dikenal dengan Gangsing, Gangsingan, Pathon, Kekehan, Panggal. Di Kalimantan Timur disebut Begasing, di
Sulawesi disebut Maggasing, Aggasing, Paki. Dan masih ada banyak lagi sebutan untuk permainan tradisional
gasing ini.

Berbagai Bentuk Gasing Dalam Permainan Tradisional Gasing

Tentunya dengan meluasnya permainan tradisional gasing di kalangan masyarakat, membuat gasing pun memiliki
berbagai bentuk yang berbeda di setiap daerah. Ada yang berbentuk bulat, kerucut, lonjong, oval, pipih, dan lain
sebagainya.

Selain bentuknya yang bervariasi, begitu pula bahan dasar yang digunakan untuk membuat gasing juga tentu
sangat beraneka ragam. Sebagian besar menggunakan kayu sebagai bahan utamanya. Hal ini dikarenakan kayu
merupakan bahan yang cukup kuat. Sedangkan dalam permainan tradisional adu gasing, para peserta akan saling
mengadu gasing mereka dengan cara menabrakkannya. Maka dalam hal ini bahan yang kuat merupakan syarat
yang mutlak.
Permainan Tradisional Gasing Dan Cara Bermainnya
Cara kerja gasing sebenarnya sangat sederhana, yaitu hanya dengan melilitkan tali secara teratur pada tangkai
atau leher gasing, kemudian melempar gasing itu dengan keras sembari menarik talinya. Maka kemudian gasing
akan jatuh ke tanah dan berputar dengan kencang.

Secara ilmiah sebenarnya gasing dapat berputar dengan tegak karena adanya efek giroskopik. Memang pada awal
gasing diputar (dilempar) dia akan berputar secara kasar, namun setelah mendapatkan sudut putar yang pas dia
akan mampu berputar dengan konstan. Lalu setelah efek giroskopik mulai menghilang, gasing akan kembali
berputar secara kasar tidak beraturan sebelum akhirnya jatuh dan berhenti.

Lomba Adu Gasing Dalam Permainan Tradisional Gasing

Beberapa kelompok masyarakat di Indonesia memainkan permainan tradisional gasing pada masa-masa tertentu.
Misalnya masyarakat Demak yang memainkan permainan tradisional gasing pada saat Tahun Baru Muharram.

Namun ada pula mereka yang sengaja melombakan permainan tradisional gasing ini. Lomba gasing merupakan
adu ketangkasan bermain gasing. Pada kompetisi gasing ini, para peserta bisa perorangan atau berkelompok.
Biasanya gasing akan diadu dalam sebuah arena, dengan ketentuan gasing yang keluar dari arena akan dianggap
kalah. Di sini gasing biasanya akan saling ditabrakkan dengan sekeras mungkin. Gasing yang menang adalah yang
masih tetap berputar dan yang masih berada di dalam arena.

Sejarah gasing yang panjang sebagai salah satu warisan budaya nenek moyang tentunya wajib kita pertahankan.
Apalagi sekarang ini kita sudah semakin jarang melihat permainan tradisional gasing. Untuk itu kita juga berharap
agar masyarakat Indonesia tetap setia mempertahankan dan ikut melestarikan permainan tradisional gasing di
Indonesia.

Demikianlah sekilas indo tentang Permainan Gasing Tradisional semoga bermanfaat, dan tetap mencintai produk-
produk atau hasil karya bangsa sendiri Indonesia. Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai