Anda di halaman 1dari 5

Setelah beberapa saat, ternyata yang menemukan gulungan benang tersebut adalah seekor anjing

yang bernama Tumang. Meskipun seekor anjing, Dayang Sumbi merasa harus tetap memenuhi
janjinya.

Sang raja yang kesal dengan apa yang akan dilakukan oleh Dayang Sumbi, kemudian mengusir dan
membuang Dayang Sumbi ke sebuah pondok sederhana di dalam hutan.

Setelah menikah, Dayang Sumbi dibuat bingung karena setiap bulan purnama, anjing tersebut
berubah menjadi pria tampan, dari pernikahan mereka ini, lahirlah seorang anak laki-laki yang
kemudian diberi nama Sangkuriang.

Beberapa tahun berlalu, suatu ketika saat Sangkuriang pergi berburu dia mencoba membunuh
seekor babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayungyang, nenek dari Sangkuriang.

Tuman mencoba menghentikan perbuatan Sangkuriang tersebut. Merasa kesal dan tidak
mendapatkan apapun, Sangkurian kemudian membunuh Tumang dan mengambil hatinya untuk
dibawa pulang.

Ketika waktu makan malam tiba, Dayang Sumbi sudah menjadi hati yang dibawa Sangkuriang
sebagai bahan makanan. Ketika Dayang Sumbi mencoba memanggil Tumang untuk dibagikan
makanan, Tumang tak kunjung datang.

Merasa bersalah dan sedih, Sangkuriang lalu menjelaskan bahwa hati yang dibawa olehnya adalah
hati Tumang. Merasa sedih dan marah, Dayang Sumbi lalu memukul Sangkuriang hingga
meninggalkan bekas luka di kepalanya.

Karena berpikir bahwa ibunya membencinya, Sangkurian kabur dari rumah. Setelah beberapa saat,
Dayang Sumbi menyesal telah melakukan hal tersebut dan berdoa kepada dewa agar menyatukan
kembali dirinya dengan Sangkuriang, anaknya.

Ketika Sangkuriang keluar rumah, Sangkuriang ternyata telah lupa ingatan dan bahkan tidak
mengetahui bahwa dia memiliki seorang ibu bernama Dayang Sumbi.
Sangkuriang kini telah tumbuh dewasa, suatu ketika, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita
cantik di hutan dan ternyata itu adalah Dayang Sumbi, namun karena hilang ingatan, Sangkuriang
tidak mengetahui bahwa wanita tersebut adalah ibunya.

Karena tertarik dan jatuh cinta, Sangkuriang kemudian melamar wanita tersebut. Karena sudah
bertahun-tahun tidak bertemu, Dayang Sumbi pada awalnya tidak mengetahui bahwa yang
melamarnya adalah anaknya, Sangkuriang.

Namun sehari sebelum pernikahan, Dayang Sumbi mendapati bekas luka yang sama pada kepala pria
yang akan dinikahinya dengan bekas luka Sangkurian.

Mengetahui hal tersebut, Dayang Sumbi mencoba menggagalkan pernikahan tersebut dengan
menjelaskan kepada Sangkuriang, namun Sangkuriang tidak mau mendengar penjelasan dari Dayang
Sumbi.

Dayang Sumbi kemudian memberikan syarat yang tidak mungkin bisa dilakukan Sangkuriang untuk
pernikahan tersebut. Syarat tersebut adalah Sangkuriang harus membuatkan sebuah danau dengan
perahu yang akan digunakan nantinya dalam waktu satu malam.

Sangkuriang kemudian menyanggupi hal tersebut. Dengan dibantu oleh makhluk gaib, Sangkuriang
hampir berhasil menyelesaikan permintaan Dayang Sumbi.

Sadar Sangkuriang akan berhasil, Dayang Sumbi menggunakan syal ajaibnya untuk membuat cahaya
dari timur sehingga seolah-olah fajar telah tiba. Sangkuriang merasa gagal untuk memenuhi syarat
pernikahan dari Dayang Sumbi.

Sangkuriang yang merasa kesal dan gagal memenuhi persyaratan pernikahan dari Dayang Sumbi
kemudian menendang perahu tersebut hingga terbalik dan perahu tersebut berubah menjadi
gunung yang kini dikenal Gunung Tangkuban Perahu.

Sangkuriang tetap memaksa Dayang Sumbi untuk menikah, hal ini membuat Dayang Sumbi berusaha
kabur dari Sangkuriang. Agar selamat dari kejaran Sangkuriang, Dayang Sumbi meminta bantuan
kepada tuhan untuk membantunya.
Permintaan tersebut kemudian terkabul dan Dayang Sumbi berubah menjadi bunga Jaksi dan
Sangkurian gagal menemukannya.

4. Dongeng Cerita Rakyat Roro Jonggrang

roro jonggrang

Dongeng cerita rakyat yang berikutnya dari Yumin kali ini adalah kisah Roro Jonggrang. Kisah Roro
Jonggrang dimulai ketika ayahnya, yakni raja Prambanan kalah dalam perang dengan Bandung
Bondowoso. Selain itu juga, Bandung Bondowoso juga ingin menjadikan Roro Jonggrang anak dari
raja Prambanan sebagai istrinya.

Roro Jonggrang menolak hal tersebut. Tidak terima akan hal tersebut, Roro Jonggrang dimasukan ke
dalam sel tahanan bersama Bi Sumi dan dayang-dayang lainnya.

Hampir setiap hari Bandung Bondowoso menemui dan meminta Roro Jonggrang menjadi istrinya.
Lelah karena terus diminta, Roro Jonggrang kemudian memberikan satu syarat kepada Bandung
Bondowoso.

Jika Bandung Bondowoso berhasil memenuhi syarat tersebut, maka Roro Jonggrang mau menjadi
istri Bandung Bondowoso. Syarat dari Roro Jonggrang adalah dia meminta Bandung Bondowoso
membangun 1000 candi dalam waktu satu malam.

Bandung Bondowoso menerima syarat tersebut. Dia kemudian meminta bantuan jin untuk
melakukannya.

Roro Jonggrang yang melihat bahwa Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan persyaratan
tersebut, kemudian bersama Bi Sumi melakukan ide untuk agar Bandung Bondowoso gagal
memenuhi persyaratan dari Roro Jonggrang tersebut.

Mereka membakar banyak jerami sehingga langit menjadi cerah, sementara dayang-dayang lainnya
membantu dengan menumbuk lesung dan membuat ayam berkokok yang merupakan tanda pagi
hari telah tiba.
Mendapati hal tersebut, Bandung Bondowoso gagal memenuhi persyaratan dari Roro Jonggrang
karena setelah dihitung ulang, jumlah candi yang dibuat kurang satu buah, atau hanya selesai 999
buah candi.

Marah akan hal tersebut, Bandung Bondowoso kemudian mengubah Roro Jonggrang menjadi candi
ke 1000 sehingga jumlah candi tersebut menjadi 1000 candi.

5. Joko Kendil

joko kendil

Dongeng cerita rakyat berikutnya adalah cerita tentang Joko Kendil. Dikisahkan pada zaman dahulu
kala, di sebuah desa terpencil di Jawa Tengah, hiduplah seorang anak yang bernama Joko Kendil.

Joko Kendil memiliki penampilan yang tidak menarik karena memiliki bentuk seperti kendil atau guci
kayu yang pendek dan lebar.

Seiring berjalannya waktu, Joko Kendil memiliki keinginan untuk menikah dengan putri raja.
Mendapati hal tersebut, ibu Joko Kendil sempat terheran-heran dan mengatakan itu hal yang
mustahil. Namun karena kasih sayangnya kepada Joko Kendil, ibu tersebut mencoba memenuhi
permintaan tersebut.

Sesampainya di istana raja, ibu Joko Kendil menyampaikan maksudnya kepada raja. Raja memiliki 3
orang putri, yaitu Dewi Kantil, Dewi Mawar dan Dewi Melati. Dari ketiga putri raja tersebut, ternyata
Dewi Melati mau menerima lamaran tersebut.

Joko Kendil dan Dewi Melati kemudian menikah, namun setiap harinya, Dewi Kantil dan Dewi Mawar
terus menghina Dewi Melati yang menikahi Joko Kendil.

Hingga pada suatu ketika, diadakanlah perlombaan ketangkasan di kerjaan. Joko Kendil tidak hadir
dalam acara tersebut karena sedang sakit.

Dalam acara tersebut, hadirlah seorang pangeran tampan dan gagah. Dewi Kantil dan Dewi Mawar
sangat menyukai pangeran yang tampan dan gagah tersebut sambil terus menghina Dewi Melati dan
Joko Kendil.
Tidak tahan dengan hinaan Dewi Kantil dan Dewi Mawar, Dewi Melati yang merasa kesal kemudian
membanting kendil atau guci tanah ketika berada di rumah.

Betapa terkejutnya Dewi Melati mendapati pria yang tampan dan gagah tersebut keluar dari kendil
tersebut. Pria tampan dan gagah tersebut kemudian menjelaskan bahwa dirinya adalah Joko Kendil.

Penampilannya yang seperti kendil selama ini adalah karena kehendak Dewata. Penampilannya akan
kembali seperti semula jika ada seorang wanita yang mencintainya dengan tulus.

Anda mungkin juga menyukai