Anda di halaman 1dari 4

LKPD 1

Bacalah teks cerita rakyat berikut ini !

Cerita Sangkuriang mengisahkan Sangkuriang dan Ibunya Dayang Sumbi


Pada zaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang
Sumbi. Setelah bertahun-tahun tinggal di istana, Dayang Sumbi memutuskan untuk
hidup di desa. Ia ditemani seorang anjing bernama si Tumang.

Tumang sebenarnya adalah seorang pangeran dari kayangan yang dikutuk Dewa
menjadi anjing. Saat Dayang Sumbi sedang menenun kain, tiba-tiba alat pintalnya
terjauh. Karena malas mengambil, Dayang Sumbi berkata “Siapa yang mau
mengambilkan alat pintalku, jika perempuan akan kujadikan adikku. Jika laki-laki
akan kujadikan suamiku!”

Si Tumang yang mendengar hal tersebut langsung mengambil alat pintal tersebut.
Betapa terkejutnya Dayang Sumbi saat anjing tersebut menyerahkan alat pintalnya.
Namun ia tidak mengelak dari janjinya.

Akhirnya Dayang Sumbi menikah dengan si Tumang yang dapat berubah wujud
menjadi manusia. Beberapa tahun kemudian mereka dikaruniai seorang anak laki-
laki bernama Sangkuriang.

Sangkuriang gemar berburu dan selalu ditemani Tumang, anjing kesayangan


istana
Sangkuriang sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, ia selalu ditemani
oleh anjing kesayangannya, si Tumang. Suatu hari Dayang Sumbi ingin sekali
makan hati rusa. Ia lantas menyuruh Sangkuriang mencarikannya untuk berburu rusa
dan mengambil hatinya. Akhirnya dengan ditemani si Tumang, Sangkuriang pergi
berburu ke hutan.

Namun setelah seharian berjalan di hutan, ia tak juga menemukan rusa. Karena putus
asa dan hari mulai gelap, terbesit di pikiran Sangkuriang untuk mengganti hati rusa
tersebut dengan hati si Tumang. Lalu dipanahnya si Tumang dan diambil hatinya.
Sangkuriang pun pulang ke rumah. Sejatinya Sangkuriang tidak tahu kalau anjing
itu adalah ayah kandungnya.

Dayang Sumbi marah dan Sangkuriang pergi dari rumah


Sesampainya di rumah ia langsung menyerahkan hati itu pada ibunya. Dayang
Sumbi langsung memasak dan memakannya. Setelah itu ia bertanya, di mana si
Tumang? Sangkuriang menjelaskan, bahwa yang dimakan ibunya itu adalah hati si
Tumang.

Betapa marahnya Dayang Sumbi mendengar hal tersebut. Ia kemudian memukul


kepala Sangkuriang hingga terluka. Dengan perasaan sedih, Sangkuriang pergi
meninggalkan ibunya. Bertahun-tahun ia mengembara berusaha melupakan
kemarahan ibunya dengan menimba berbagai ilmu kesaktian.
Sangkuriang tumbuh menjadi dewasa dan kembali ke desa
Sangkurang kemudian tumbuh menjadi pemuda dewasa, setelah menimba ilmu
kesaktian ia memutuskan untuk kembali. Sesampainya di sana, ia sangat terkejut
karena desanya sudah berubah total. Saat sedang berjalan-jalan tak sengaja
Sangkuriang bertemu dengan wanita cantik di tepi telaga. Karena terpesona dengan
kecantikan wanita tersebut, Sangkuriang langsung melamarnya.

Lamaran Sangkuriang langsung diterima oleh wanita cantik itu. Ternyata wanita itu
tidak lain ternyata adalah ibunya sendiri yang oleh Dewa dikaruniai wajah awet
muda. Mereka sama-sama jatuh cinta dan berniat akan menikah dalam waktu dekat.

Dayang Sumbi berencana menikah dan ternyata calon suaminya adalah


anaknya sendiri, Sangkuriang
Suatu hari Sangkuriang meminta izin kepada calon istrinya itu untuk berburu di
hutan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan
merapikan ikan kepalanya.

Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat ia merapikan ikat kepala
Sangkuriang, ia melihat ada bekas luka. Ia mengenali bekas luka itu, “Kakanda,
mengapa ada bekas luka di kepalamu?” tanya Dayang Sumbi.

“Oh, bekas luka ini aku dapatkan dari ibuku. Ia memukul kepalaku dengan sendok
nasi.”

“Mengapa beliau memukul Kakanda? Apa yang telah Kakanda lakukan hingga
membuatnya marah?”

“Aku telah membunuh anjing kesayanganku dan menyerahkan hatinya untuk


dimana ibuku. Ia memintaku untuk dicarikan hati rusa, namun aku tidak
mendapatkan satupun rusa saat berburu di hutan.”

Mendengar jawaban tersebut, Dayang Sumbi semakin yakin kalau pemuda gagah
tersebut adalah anaknya Sangkuriang yang dulu telah pergi meninggalkan rumah.

“Kau adalah anakku, dan aku ibumu. Tak mungkin kita menikah.”

Sangkuriang tidak percaya mendengar hal tersebut. Ia bersikukuh tetap ingin


mengawini Dayang Sumbi karena sudah terlanjur jatuh cinta.

Dayang Sumbi mengajukan syarat pernikahan yang berat


Untuk membatalkan niat Sangkuriang, Dayang Sumbi lantas meminta syarat. Ia mau
dinikahi asal Sangkuriang mampu membuatkan telaga besar dan perahu di atas bukti
dalam waktu semalam. Jika Sangkuriang gagal memenuhi syarat tersebut maka
pernikahan itu akan dibatalkan. Melalui kesaktiannya dan dibantu ribuan jin,
Sangkuriang memenuhi permintaan itu.
Sementara di sisi lain, Dayang Sumbi diam-diam mengintip hasil kerja dari
Sangkuriang. Betapa terkejutnya ia, karena Sangkuriang hampir menyelesaikan
semua syarat yang ia berikan sebelum fajar.

Sangkuriang marah hingga membalik perahu buatannya


Dayang Sumbi lantas meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain
sutra bewarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur
kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Ia langsung
menghentikan pekerjaan dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang diajukan
oleh Dayang Sumbi.

Sangkuriang merasa jengkel dan marah. Ia lalu menjebol bendungan yang sudah ia
buat dan terjadilah banjir yang merendam seluruh kota. Sangkuriang juga
menendang perahu yang telah dibuatnya.

Akhir cerita Sangkuriang


Perahu yang ditendang oleh Sangkuriang lantas melayang dan jatuh tertelungkup.
Perahu tersebut menutup telaga yang belum selesai dibuat oleh Sangkuriang. Konon
ceritanya perahu yang ditendang oleh Sangkuriang berubah menjadi sebuah gunung
besar yang kini dikenal dengan nama Tangkuban Perahu.

Tantangan:

Kalian telah mengamati contoh peta pikiran isi buku Itam dan U. Sekarang kalian dapat

membuat peta pikiran sebuah bacaan fiksi “Cerita Rakyat Sangkuriang”. Ingatlah untuk

mencatat bagian-bagian cerita terlebih dahulu.

 Buatlah peta pikiran dari cerita rakyat seperti contoh pada Gambar 5.3
“Peta Pikiran Itam dan U”.

Anda mungkin juga menyukai