Anda di halaman 1dari 1

JAKA TARUB DAN 7 BIDADARI

Pada jaman dahulu hidup seorang pemuda bernama Jaka Tarub di sebuah desa di daerah Jawa
Tengah. Ia tinggal bersama ibunya yang biasa dipanggil Mbok Milah. Ayahnya sudah lama
meninggal. Sehari hari Jaka Tarub dan Mbok Milah bertani padi di sawah. Pada suatu malam,
ditengah tidurnya yang lelap, Jaka Tarub bermimpi mendapat istri seorang bidadari nan cantik jelita
dari kayangan.
Begitu terbangun dan menyadari bahwa itu semua hanya mimpi, Jaka Tarub tersenyum
sendiri. Walaupun demikian, mimpi indah barusan masih terbayang dalam ingatannya. Jaka Tarub
tidak dapat tidur lagi. Ia keluar dan duduk di ambengan depan rumahnya sambil menatap bintang
bintang di langit. Tak terasa ayam jantan berkokok tanda hari sudah pagi. Mbok Milah yang baru
terjaga menyadari kalau Jaka Tarub tidak ada di rumah. Begitu ia melihat keluar jendela, dilihatnya
anak semata wayangnya sedang melamun. “Apa yang dilamunkan anakku itu”, pikir Mbok Milah.Ia
menebak mungkin Jaka Tarub sedang memikirkan untuk segera berumah tangga. Usianya sudah lebih
dari cukup.
Teman teman sebayanyapun rata rata telah menikah. Pikirannya itu membuat Mbok Milah
berniat untuk membantu Jaka Tarub menemukan istri.
Nama teman-temannya adalah sebagai berikut :

 Marsidi
 Karsono
 Sukoco

Siang hari ketika Mbok Milah sedang berada di sawah, tiba tiba datang Pak Ranu pemilik sawah
sebelah menghampirinya. “Mbok Milah, mengapa anakmu sampai saat ini belum menikah juga ?”,
tanya Pak Ranu membuka percakapan. “Entahlah”, kata Mbok Milah sambil mengingat kejadian tadi
pagi. “Ada apa kau menanyakan itu Pak Ranu ?”, tanya Mbok Milah. Ia sedikit heran kenapa Pak
Ranu tertarik dengan kehidupan pribadi anaknya. “Tidak apa apa Mbok Milah. Aku bermaksud
menjodohkan anakmu dengan anakku Laraswati”, jawab Pak Ranu. Mbok Milah terkejut mendengar
niat Pak Ranu yang baru saja diutarakan. Ia sangat senang.
Laraswati adalah seorang gadis perparas cantik yang tutur katanya lemah lembut. Ia yakin
kalau Jaka Tarub mau menjadikan Laraswati sebagai istrinya. Walaupun demikian Mbok Milah tidak
ingin mendahului anaknya untuk mengambil keputusan. Biar bagaimanapun ia menyadari kalau Jaka
Tarub sudah dewasa dan mempunyai keinginan sendiri. “Aku setuju Pak Ranu. Tapi sebaiknya kita
bertanya dulu pada anak kita masing masing”, kata Mbok Milah bijak. Pak Ranu mengangguk
angguk. Ia pikir apa yang dikatakan Mbok Milah benar adanya.
Hari berganti hari. Mbok Milah belum juga menemukan waktu yang tepat untuk
membicarakan rencana perjodohan Jaka Tarub dan Laraswati. Ia takut Jaka Tarub tersinggung.
Mungkin juga Jaka Tarub telah memiliki calon istri yang belum dikenalkan padanya. Lama kelamaan
Mbok Milah lupa akan niatnya semula. Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang sangat senang
berburu. Ia juga seorang pemburu yang handal. Keahliannya itu diperolehnya dari mendiang ayahnya.
Jaka Tarub seringkali diajak berburu oleh ayahnya sedari kecil. Pagi itu Jaka Tarub telah siap
berburu ke hutan. Busur, panah, pisau dan pedang telah disiapkannya. Ia pun pamit pada ibunya.
Mbok Milah terlihat biasa biasa saja melepaskan kepergian Jaka Tarub. Ia berharap anaknya itu akan
membawa pulang seekor menjangan besar yang bisa mereka makan beberapa hari ke depan.
Tak lama kemudian Mbok Milah masuk ke kamarnya. Ia bermaksud beristrihat sejenak
sebelum berangkat ke sawah. Maklumlah, Mbok Milah sudah tua. Tak memakan waktu lama di
tengah hutan, Jaka tarub berhasil memanah seekor menjangan. Hatinya senang. Segera saja ia
memanggul menjangan itu dan bermaksud segera pulang. Nasib sial rupanya datang menghampiri.
Tengah asyik berjalan, tiba tiba muncul seekor macan tutul di hadapan Jaka Tarub.

Kisah Jaka Tarub dan 7 Bidadari

Anda mungkin juga menyukai