Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BAHASA JAWA CERITA RAKYAT

JOKO TARUP

NAMA : NURUL JUNIANTI WIDYANINGSIH

NO : 27

KELAS : XI IPS 1

TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022


SMA N 3 KLATEN
A. Asal Mula Cerita

Dikisahkan pada zaman dahulu ada seorang pemuda yang sopan, baik, dan rajin bernama
Jaka Tarub. Dia adalah anak dari Mbok Randa Tarub yang sehari-hari mengerjakan sawah
dan ladangnya.
Semakin dewasa, Jaka Tarub tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan tampan.
Sebenarnya, banyak gadis-gadis desa yang ingin bisa menikah dengannya.
Namun dia lebih memilih untuk bekerja dan berbakti kepada ibunya, dia belum ingin
segera beristri. “Anakku, Jaka Tarub.
Kamu sekarang sudah dewasa dan mbok lihat kamu sudah sepantasnya meminang gadis
dan menikahinya.
Lekaslah menikah nak, simbok sudah tua dan sudah pengen bisa menimang cucu” pinta
sang ibu kepada putranya. Jaka Tarub pun menjawab permintaan ibunya,
“Mbok, Tarub belum ingin menikah sekarang”. Kembali Simbok berkata “Jika nanti
simbok telah tiada, lalu siapa yang akan mengurusmu nak?”.
“Simbok tenang saja, aku akan selalu berdoa agar Simbok terus diberi kesehatan dan
umur yang panjang,” kata Jaka Tarub.
Tenyata kata-kata itu adalah kata terakhir yang diucapkan kepada ibunya, karena pada
esok harinya Mbok Randa meninggal karena terserang demam.

B. Hidup Tanpa Ada Simbok

Setelah sang ibu meninggal membuat Jaka Tarub dilanda kesedihan mendalam dan
terpuruk. Dia lebih banyak melamun sepanjang hari.
Bahkan sawah dan ladangnya menjadi terbengkalai dan tidak pernah diurus. Suatu hari
ketika dia bangun tidur, merasa sangat ingin makan daging rusa.
Segera dia mengambil sumpitan dan pergi ke hutan untuk berburu. Naas dialaminya
karena hingga siang hari tidak ada seekor rusa pun yang terlihat. Akhirnya dia tertidur
dibawah pohon karena lelah.

C. Melihat Para Bidadari di Telaga

Setelah beberapa waktu tertidur, Jaka Tarub seperti mendengar suara perempuan. Dia pun
bangun dan mencari sumber suara itu.
Pandangannya tertuju pada telaga, secara takjub dia melihat tujuh perempuan cantik yang
sedang asyik bermain air dan bercanda.
Sambil memperhatikan perempuan tersebut, Jaka Tingkir melihat ada selendang yang
tergeletak di tepi telaga. Dia diam-diam mengambil satu selendang dan menyembunyikannya.
Ketika waktu menjelang senja, bidadari mengambil selendang masing-masing untuk
terbang ke kahyangan. Tiba-tiba salah satu bidadari kebingungan mencari selendangnya.
“Dimana selendangku, kenapa tidak ada. Bagaimana Kakang Mbok?”
Para bidadari yang lain segera membantu mencarinya, namun matahari hampir terbenam
dan bidadari harus kembali ke kahyangan segera.
“Nawang Wulan, maafkan kami tidak bisa terlalu lama menunggu. Mungkin inilah
takdirmu untuk tinggal di Mayapada.”
Kata bidadari tertua. Setelah itu Nawang Wulan ditinggal para bidadari lainnya yang
terbang kembali ke kahyangan.

D. Menikahi Nawang Wulan dan Bahagia

Nawang Wulan hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya. Jaka Tarub memperhatikan
dan akhirnya keluar dari persembunyiannya. Dia mencoba mendekati sang bidadari dan
menyapanya.
Kemudian memberikan tawaran untuk tinggal sementara di rumahnya. Setelah Nawang
Wulan tinggal dirumah Jaka Tarub, hidupnya diliputi dengan kebahagiaan.
Selendang yang dia curi disembunyikan di dalam lumbung padi. Mereka pun akhirnya
menikah. Hidup mereka sungguh bahagia, apalagi setelah satu tahun lahirlah seorang bayi
perempuan yang lucu.
Bayi itu diberi nama Nawangsih. Jaka Tarub sangat bersyukur mendapatkan istri cantik
dan anak yang lucu.

E. Kesaktian Nawang Wulan Hilang

Sebagai seorang bidadari, Nawang Wulan memiliki banyak kesaktian yang memudahkan
kehidupan rumah tangganya. Contohnya adalah menanak nasi.
Namun Nawang Wulan tidak pernah bercerita kepada suaminya, Jaka Tarub. Pagi itu
Nawang Wulan hendak pergi ke sungai. Diapun berpesan kepada suaminya “Kang, tolong
jagakan apinya ya.
Aku mau ke kali. Tapi ingat kukusannya jangan pernah dibuka sampai aku kembali.”
Pesan ini pun diiyakan oleh Jaka Tarub. Sambil menjaga api, lama-lama Jaka tarub penasaran
kenapa istrinya melarangnya.
Dia pun nekat membuka kukusan tersebut. Jaka tarub pun kaget ketika melihat hanya
terdapat setangkai padi di dalam kukusan tersebut. Dia menjadi tahu kenapa lumbung padi
tidak habis-habis.
Apa yang dilakukan Jaka Tarub ternyata menjadi petaka untuk Nawang Wulan. Ketika
kembali dari sungai, dia tahu bahwa suaminya membuka kukusan tersebut. hal itu
mengakibatkan Nawang Wulan kehilangan kekuatannya.
F. Penemuan Selendang

Setelah kehilangan kekuatannya, Nawang Wulan berubah menjadi wanita biasa. Untuk
bisa menanak nasi, dia harus menumbuk padi dan memasak seperti pada umumnya.
Tanpa disadari padi di lumbung semakin menipis. Pada suatu hari, dia pergi ke lumbung
untuk mengambil padi. Tidak sengaja dia melihat selendang miliknya.
Akhirnya dia tahu bahwa selama ini yang menyembunyikan selendangnya adalah
suaminya sendiri. Nawang Wulan marah dan sangat kecewa kepada Jaka Tarub.
Dia merasa dibohongi dan dihianati oleh suaminya sendiri. Dia lalu pergi menemui
suaminya dengan membawa selendang tersebut.

G. Kembali ke Kahyangan

Jaka Tarub terkejut melihat isterinya memakai selendang tersebut, apalagi dia berkata
hendak kembali ke kahyangan. “Kakang, tolong jaga Nawangsih, aku akan kembali ke
kahyangan.
Buatkan juga danau di dekat rumah. Setiap malam bawa Nawangsih ke danau tersebut,
aku akan menyusuinya.”
“Tapi ingat kakang jangan mendekat!” lanjut Nawang Wulan. Sedetik kemudian, dia
telah terbang kembali ke kahyangan.
Jaka Tarub menyesali perbuatannya dan menuruti permintaan istrinya. Dia membuat
danau dan setiap malam membawa Nawangsih.
Dia tidak pernah mendekat, hanya melihat dari jauh ketika anaknya bermain dengan
ibunya. Nawang Wulan akan kembali ke kahyangan ketika Nawangsih telah.
Nawang Wulan selalu melindungi dan memberikan bantuan saat sulit. Jaka Tingkir
percaya bahwa bantuan itu dari Nawang Wulan.
A. Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Jaka Tarub

Dalam Cerita Rakyat Jaka Tarub dan Nawang Wulan tersebut, tersimpan banyak
unsur yang bisa digali.
Salah satunya adalah unsur intrinsik atau unsur utama yang membangun keutuhan
sebuah cerita.
Berikut adalah beberapa unsur intrinsik dalam kisah Jaka Tarub.
1. Tema
Tema Cerita
Kisah tentang Jaka Tarub ini memiliki tema atau inti cerita tentang seorang bidadari
bernama Nawang Wulan yang terpaksa tinggal di dunia manusia. Pada akhirnya dia memiliki
kesempatan untuk kembali ke kahyangan.

2. Latar
Latar dalam Cerita
Legenda Jaka Tarub ini mengambil beberapa latar, contohnya telaga yang terletak di
dalam hutan, rumah Jaka Tarub, lumbung padi tempat selendang di sembunyikan, serta danau
dekat rumah. Untuk latar waktu yang digunakan adalah pagi, siang, serta malam hari.

3. Tokoh
- Penokohan
A. Jaka Tarub
Tokoh ini digambarkan sebagai orang yang egois, tamak, gegabah, dan memiliki
pemikiran pendek.
Sifat ini dilihat ketika dia menemukan selendang Nawang Wulan dan justru
memutuskan untuk menyembunyikannya.
Kejadian lainnya adalah ketika dia gegabah membuka kukusan nasi, padahal sudah
diberitahu untuk tidak membukanya selama dimasak.
Namun dibalik sifatnya itu, Jaka Tarub adalah orang yang baik, pekerja keras, dan
sangat berbakti. Sebenarnya dia termasuk orang yang menepati janji.
Hal ini terbukti ketika Nawang Wulan sudah kembali ke kahyangan, dia membuatkan
danau sesuai dengan permintaan istrinya.

B. Nawang Wulan
Adalah sosok bidadari yang memiliki sifat penyayang, pemaaf, serta bertanggung jawab.
Ketika dia tahu bahwa suaminya berbohong, dia masih terus berusaha mengurus anaknya
dengan baik.

C. Bidadari Lainnya
Dalam cerita ini muncul juga tokoh lain yaitu para bidadari kahyangan, Mbok Randa
Tarub, dan juga Nawangsih. Walaupun kemunculan mereka tidak terlalu banyak, namun
memberikan keutuhan sebuah cerita.

4. Alur
Alur Cerita
Cerita Rakyat Jaka Tarub ini menggunakan alur maju. Alasannya adalah kisah ini
diceritakan mulai dari awal Jaka Tarub mencuri selendang Nawang Wulan hingga mereka
menikah, memiliki anak, dan berakhir dengan kepulangan Nawang Wulan ke kahyangan.

5. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerita
Kisah ini menggunakan sudut pandang orang ketika, sebab menggunakan kata dia,
mereka, dan dirinya.

6. Amanat/Pesan Moral
Pesan yang dapat di petik
Hubungan yang terjalin dengan orang yang kita sayang, tidak akan bisa bahagia jika
didasarkan pada kebohongan.
Jadilah orang yang pemaaf dan maafkanlah orang yang telah melakukan kesalahan
pada kita.
Jagalah selalu amanah yang diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya.
7. Majas
Analisis Majas
Majas Parabel yaitu majas yang terdapat nilai atau falsafat yang mendalam tentang
kehidupan yang tertuang pada cerita.
“Akhirnya dia tahu bahwa selama ini yang menyembunyikan selendangnya adalah
suaminya sendiri. Nawang Wulan marah dan sangat kecewa kepada Jaka Tarub. Dia merasa
dibohongi dan dihianati oleh suaminya sendiri

Anda mungkin juga menyukai