Anda di halaman 1dari 14

NASKAH TEATER

Jaka Tarub dan


7 Bidadari

Disusun oleh :
Salman, Kristian, Nabil

SMK CYBERMEDIA
SCENE 1
BACKSTORY JAKA TARUB
(Lokasi :Rumah Jaka)

Pada masa lalu hiduplah seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Dia merupakan pemuda desa
yang hidup bersama ibunya yang bernama Mbok Randa. Jaka Tarub merupakan anak yang
sopan, baik, dan rajin. Suatu hari saat ia sudah dewasa, ibunya ingin ia menikah, namun, Jaka
masih belum ingin beristri dan memutuskan untuk masih menjaga ibunya, Mbok Randa pun
memanggil Jaka Tarub untuk membujuknya untuk beristri.

MBOK RANDA
Anakku, Jaka Tarub, Mbok lihat kowe wis diwasa terus wis cukup umur buat menikah, cepatlah
menikah, mbok wis pengin duwe menimang cucu.

JAKA TARUB
Aku durung arep nikah mbok!..

MBOK RANDA
Terus kalo mbok wis mati, sopo sing ngopeni anakku?

JAKA TARUB
Ojo kuwatir mbok, aku bakal terus doain mbok supaya sehat lan panjang umur.

Tanpa seseorang mengetahui, Mbok Randa sempat sakit dikarenakan demam, lalu keesokannya
ibu Jaka Tarub dikabarkan meninggal. Setelah kehilang sang ibu, Jaka Tarub sekarang jadi lebih
sering terlihat sedih dan melamun sehingga sawah peninggalan ibunya menjadi terbengkalai dan
kering, kini dia lebih sering berburu untuk mengumpulkan makanan.

SCENE 2
JAKA TARUB BERBURU DI HUTAN
(Lokasi : Hutan)

Suatu hari dia merasa lapar dan berniat untuk berburu burung bersama teman-temannya di
tengah hutan, ia pun mulai bersiap dan langsung bergegas pergi.

JAKA TARUB
Semoga hari ini kita dapat banyak hasil buruan untuk kita makan!!

Selama seharian Jaka Tarub dan temannya belum menemukan hasil buruan sama sekali. Dia pun
semakin dalam memasuki hutan tersebut.

JAKA TARUB
Sial! Hari ini kita tidak mendapatkan hasil buruan sama sekali!
TEMAN 1
Yah gimana ini Jaka kita tidak menghasilkan apa apa?

TEMAN 2
Iya nih Jaka, kayaknya hari ini kita lagi sial banget deh

TEMAN 1
Yasudah kita pulang saja, hari sudah mulai gelap nih

JAKA TARUB
Kalian duluan saja, aku masih ingin berusaha untuk berburu

TEMAN 1
Kamu yakin Jaka, masih ingin berburu?

JAKA TARUB
Iya, aku masih belum puas sekali dengan hasil hari ini!

TEMAN 2
Yasudah kita berdua duluan ya? Kau jangan pulang terlalu larut malam!

JAKA TARUB
Iya hati hati, terimakasih ya untuk hari ini!

Mereka bertiga pun berpisah, Jaka Tarub masih melanjutkan perburuannya, dan sementara kedua
temannya pergi pulang.

SCENE 3
SELENDANG NAWANG WULAN HILANG
(Lokasi : Telaga dalam hutan)

Saat Jaka Tarub tengah sibuk mencari hasil buruan, tiba tiba terdengar suara kumpulan wanita
yang sedang berbincang

SUARA PARA WANITA


Waaah, air ini dingin sekali!

Suara perempuan itu beradu dengan suara air gemericik. Karena penasaran, Jaka Tarub mencari
sumber suara tersebut.

JAKA TARUB
Suara siapa itu? Apa yang para wanita itu lakukan dalam hutan
Betapa terkejutnya dia saat melihat ternyata ada sekelompok bidadari yang tengah mandi di
telaga. Paras para bidadari itu sangatlah cantik. Kemudian timbul sebuah ide nakal oleh Jaka
Tarub.

JAKA TARUB
Apa ini!? Apakah ini selendang milik para wanita itu? Apa yang akan mereka lakukan ya jika
aku mengambil salah satu selendang milik mereka?

Jaka Tarub mengambil salah satu selendang milik bidadari itu. Kemudian dia kembali
bersembunyi sambil membawa selendang itu.

Menjelang sore, saat para bidadari itu selesai mandi, mereka memakai pakaian dan selendang
mereka untuk kembali menuju khayangan. Namun, ada satu bidadari yang tertinggal dan tidak
ikut pulang. Sebab, dia kehilangan selendangnya.

BIDADARI TERTUA
Air terjun ini segar sekali ya, namun sayangnya hari sudah mulai sore, ayo kawan kawan, mari
kita segera pulang!

NAWANG WULAN
Hey! Dimana selendangku!? Aku tidak dapat menemukan selendangku!, apakah kalian bisa
membantuku mencarinya?

[Bidadari lain tampak membantu mencari pakaian Nawang Wulan]

~beberapa saat kemudian~

BIDADARI 3
Kami tidak dapat menemukan selendangmu

BIDADARI TERTUA
Matahari juga sudah mulai terbenam, kita harus segera kembali, kami tak bisa menunggumu
lebih lama lagi Wulan, aku minta maaf, mungkin ini memang sudah takdirmu untuk tetap tinggal
di mayapada.

Para bidadari pun mulai meninggalkan Nawang Wulan yang masih mencari selendang, saat
mereka terbang, mereka dapat melihat wajah Nawang Wulan yang mulai menangis.

Jaka Tarub yang saat itu baru tahu bahwa Nawang Wulan dan para wanita lainnya merupakan
bidadari pun muncul bak pahlawan dan menawarkan termpat tinggal. Bidadari bernama Nawang
Wulan itu lantas diajak pulang ke rumah Jaka Tarub.

[Nawang Wulan menangis]

NAWANG WULAN
Aku tidak bisa kembali ke tempat asalku…
JAKA TARUB
Hei Gadis Cantik, apa yang kau lakukan disini?

[Nawang Wulan yang terkejut karena mendengar suara laki-laki dari dekat bergegas

NAWANG WULAN
Hah!? Aku sedang mencari barangku yang hilang.

JAKA TARUB
Barang apakah itu?

NAWANG WULAN
Selendangku

JAKA TARUB
Hari sudah mulai gelap, apakah kamu ingin menetap sebentar dirumahku?

NAWANG WULAN
Hmmm, kebetulan saat ini aku tidak punya tempat untuk menetap, jadi, dengan senang hati jika
memang diperbolehkan

JAKA TARUB
Baiklah, ikut bersamaku kita keluar dari hutan ini.

JAKA TARUB
Jika boleh tau nama kamu siapa? Nama aku Jaka Tarub

NAWANG WULAN
Namaku Nawang Wulan

[Mereka berdua pun berjalan menuju rumah Jaka Tarub]

Sesampainya mereka di rumah Jaka Tarub, mereka semakin dekat dan munculah rasa cinta pada
kedua belah pihak. Nawang Wulan juga harus tinggal di tempat Jaka Tarub karena ia tidak bisa
pulang ke khayangan tanpa selendangnya, karena selendangnya adalah alat untuk pergi ke
khayangan
SCENE 4
KEHIDUPAN JAKA TARUB DAN NAWANG WULAN SETELAH
MENIKAH
(Lokasi : Rumah Jaka)

Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, mereka berdua kemudian menikah. Nawang Wulan
kini juga harus bekerja seperti layaknya manusia, seperti memasak dan mencuci.

NAWANG WULAN
Jaka Tarub! sebelum berangkat berburu, aku sudah menyiapkan makanan agar kamu
bersemangat dalam berburunya!

JAKA TARUB
Baiiikkk... Wah Makanan ini terlihat sangat lezat! Terima kasih istriku!

NAWANG WULAN
Sama-sama, suamiku

Namun, sebagai seorang bidadari dia memiliki kesaktian. Setiap hari dia hanya memasukkan
sehelai padi ke dalam periuk. Anehnya, hasilnya bisa menjadi nasi yang cukup dimakan
sekeluarga.

NAWANG WULAN
Aku harus memasak nasi lagi untuk makan malam nanti

Sehelai padi yang dia masukkan kedalam periuk pun seketika berubah menjadi nasi yang
berporsi banyak. Namun, kesaktiannya itu bisa hilang jika ada orang yang membuka periuk saat
dia memasak nasi. Dia selalu berpesan kepada Jaka Tarub untuk tidak membuka periuk itu.

NAWANG WULAN
*suara kecil Nawang Wulan* Aku harus memastikan bahwa Jaka tidak membuka periuk ini.
Jaka, apakah aku bisa memintamu suatu hal?

JAKA TARUB
Dengan senang hati istriku, memangnya kenapa?

NAWANG WULAN
Aku memintamu agar tidak pernah membuka periuk itu, dan aku mohon jangan pernah berpikir
untuk membukanya sekalipun!

JAKA TARUB
Baik istriku, aku tidak akan membukanya

Beberapa bulan setelah Nawang Wulan meminta perjanjian tersebut kepada Jaka Tarub, Jaka
Tarub dan Nawang Wulan dikaruniakan anak yang bernama Nawangsih
SCENE 5
JAKA TARUB MELANGGAR JANJI
(Lokasi : Rumah Jaka)

Pada suatu hari Nawang Wulan bermaksud untuk mencuci pakaian. Dia berpesan kepada Jaka
Tarub untuk mengasuh Nawangsih, anak mereka berdua yang baru lahir.

NAWANG WULAN
Jaka, aku ingin mencuci pakaian, apakah kau bisa mengasuh Nawangsih terlebih dahulu?

JAKA TARUB
Dengan senang hati istriku, ayo Nawangsih main sama ayah dulu!

Di saat Jaka Tarub sedang asyik bermain bersama nawangsih, tiba lah rasa penasaran Jaka Tarub
untuk membuka periuk yang selalu di larang oleh istrinya itu. Betapa terkejutnya saat dia melihat
ternyata selama ini Nawang Wulan hanya memasak sehelai padi untuk makan sekeluarga.

JAKA TARUB
Apa!? Kenapa di periuk ini hanya ada sehelai padi saja!?

[Nawang Wulan melihat Jaka Tarub yang sedang membuka periuk tersebut]

NAWANG WULAN
Apa yang kau lakukan!!? aku sudah memberitahumu untuk tidak membuka periuk itu!

Rasa penasaran itu mengakibatkan masalah yang sangat besar. Kini, kesaktian Nawang Wulan
pun lenyap.

Sekarang dia harus memasak beras untuk bisa menyiapkan makan bersama keluarganya tanpa
menggunakan kesaktiannya. Persediaan beras di lumbung yang selama ini tidak pernah
berkurang, lama-kelamaan semakin terkikis.

[Nawang Wulan terlihat sedih karena kesaktiannya hilang]

NAWANG WULAN
Mulai sekarang kita hanya akan memasak beras untuk menyiapkan makanan

JAKA TARUB
Maafkan aku istriku karena telah melanggar perintahmu, aku janji tidak akan mengulangi
kesalahanku lagi!

NAWANG WULAN
Sudahlah! Aku tidak menyangka kamu dapat melanggar perjanjian yang sudah kita buat

JAKA TARUB
Maafkan aku!
NAWANG WULAN
Baiklah, aku akan memaafkanmu asal kau tidak akan mengulanginya lagi!

SCENE 6
KEHIDUPAN NAWANG WULAN SETELAH KESAKTIANNYA
HILANG
(Lokasi : Depan rumah Jaka)

Karena kesaktian Nawang Wulan hilang, Ia pun jadi hidup normal dan sering pergi ke pasar
untuk berbelanja, tetangganya pun banyak memuji kecantikan Nawang Wulan.

TETANGGA 1
Hei, apakah kau tahu istri jaka tarub yang cantik nan rupawan itu?

TETANGGA 2
Aku sudah melihatnya kemarin sore, sesuai omongamu, dia benar benar sangat cantik

TETANGGA 1
Apa yang Jaka Tarub lakukan ya sehingga bisa memiliki istri secantik itu?

TETANGGA 2
Aku setuju, padahal Jaka Tarub selalu berangkat setiap pagi untuk berburu, sehingga ia tidak
punya waktu untuk mencari pasangan.

TETANGGA 1
Apakah dia memakai ilmu hitam?

TETANGGA 2
Mungkin saja.

[Saat tetangganya itu membicarakan kecantikan Nawang Wulan dari belakang, kebetulan
Nawang Wulan melewati tetangga tersebut untuk menuju ke pasar]

TETANGGA 1
Hey liat itu si cantik sedang pergi ke pasar

TETANGGA 2
Iya, Hai Wulan kau ingin kemana?

NAWANG WULAN
Aku ingin belanja kebutuhan rumah di pasar
TETANGGA 2
Ohh, hati hati ya.. banyak laki laki disana yang suka mengganggu, takutnya kamu diganggu juga

NAWANG WULAN
Iya terimakasih aku akan berhati hati!

SCENE 7
NAWANG WULAN DIGODA PENJUAL
(Lokasi : Pasar)

Tampaknya, wajah rupawan Nawang Wulan menghipnotis semua orang yang ada di pasar, tidak
terkecuali para penjual yang berada di pasar, para penjual itu terus menggoda Nawang Wulan.

[Nawang Wulan berjalan di pasar dan membuat para pembeli dan penjual di pasar diam
sejenak karena kecantikannya]

PENJUAL 1
Hei wanita cantik, apakah kamu tertarik dengan hasil panenku?

PENJUAL 2
Buah yang ku jual terasa lebih enak

PENJUAL 3
Wanita itu pelanggan setiaku loh!

PENJUAL 4
Sayuranku lebih murah daripada milik mereka wahai wanita cantik.

NAWANG WULAN
Maaf, namun aku tidak tertarik untuk membeli itu semua.

PENJUAL 2
Aku akan menurunkan harganya khusus untukmu

NAWANG WULAN
Maaf saya tidak tertarik!

[Nawang Wulan langsung bergegas membeli keperluan yang dia perlu agar dia bisa cepat
pulang]

Ternyata ada sekelompok preman di pasar itu dan preman pasar itu datang mendekati Nawang
Wulan yang sedang berbelanja
PREMAN 2
Pemasukan kita lagi berkurang nih

PREMAN 1
Kita harus mencari mangsa lagi!

PREMAN 3
Hey lihat ada wanita Cantik sekali, bisa nih kita ganggu!

[Mereka berjalan mendekati Nawang Wulan]

PREMAN 2
Hey wanita cantik, apa kabar?... Jawab dong, jangan hanya diam saja!

PREMAN 3
Ayo ikut dengan kami, kami akan mengajakmu bersenang senang loh!

[Salah satu preman memegang pundak Nawang Wulan]

Saat pundak Nawang Wulan dipegang oleh preman tersebut, Nawang Wulan reflek langsung
menepis tangan preman tersebut dengan muka terkejut, saat ittu emosi preman langsung tidak
terkendali.

PREMAN 1
Hey, beraninya kau menepis tanganku

PREMAN 2
Beraninya kau menepis tangan bos kami!!

PREMAN 3
Oh berani ya wanita sepertimu melawan kami, sudahlah, ayo kita paksa ikut saja!

[Mereka mulai menarik tangan Nawang Wulan dengan kasar, namun Nawang Wulan tetap
mencoba melawan tarikan para preman]

SCENE 8
TEMAN JAKA MELAPORKAN KEJADIAN DI PASAR
(Lokasi : Rumah Jaka)

Tampaknya kericuhan yang ditimbulkan oleh paras cantik Nawang Wulan di pasar disadari oleh
teman-teman dari Jaka Tarub yang sedang melewati pasar, mereka segera bergegas melaporkan
hal itu kepada Jaka Tarub. Jaka Tarub yang baru mendengar hal itu langsung bergegas dari
rumahnya yang kebetulan tak jauh dari pasar untuk menemui Nawang Wulan di Pasar.
TEMAN 3
Jaka! Kami melihat istrimu diganggu oleh preman dan beberapa penjual di pasar

TEMAN 4
Iya, Jaka, Istrimu juga terlihat sangat tidak nyaman!

JAKA TARUB
Aku akan bergegas kesana, namun tolong jaga anakku selagi aku pergi

TEMAN 3 dan 4
Baik bos, dengan senang hati

[Jaka Tarub berlari ke pasar]

SCENE 9
JAKA TARUB MENYUSUL NAWANG WULAN YANG
DIGANGGU PREMAN
(Lokasi : Pasar)

Jaka Tarub yang saat itu sangat cemas terhadap istrinya mulai berlari ke pasar dengan sekuat
tenaga, sesampainya Ia di pasar, Ia langsung mencari istrinya, dan benar saja seperti yang
temannya katakan, istrinya sedang diganggu oleh para preman, seketika, amarah Jaka Tarub pun
meluap dan langsung berkelahi dengan sekelompok preman tersebut.

JAKA TARUB
Hey! apa yang kalian lakukan terhadap istriku?!?

PREMAN 1
Kami hanya bersenang senang dengannya, tidak usah ikut campur, memangnya siapa kau?

JAKA TARUB
Aku suaminya! singkirkan tangan kotormu dari istriku

PREMAN 3
Bagaimana jika kami tidak mau?

JAKA TARUB
Aku bersumpah jika kalian tidak ingin menyingkirkan tangan kalian, kalian akan kubuat
menemui ajal kalian

Seketika, amarah Jaka Tarub pun meluap dan langsung menghajar para Preman satu persatu

[ADEGAN BERANTEM]
Jaka Tarub yang memang sudah pernah menekuni bela diri sejak kecil, dapat mengalahkan para
preman dengan mudah.

JAKA TARUB
Hanya segini kemampuan kalian!? Jangan pernah lagi kalian menemui kami! Kalian masih
beruntung masih ku beri nafas..

SCENE 10
KEADAAN SETELAH BERKELAHI
(Lokasi : Pasar, Tempat Kopi)

Nawang Wulan yang melihat Jaka Tarub mendapat banyak luka pun tampak khawatir

NAWANG WULAN
Jaka! apa kau baik-baik saja??

JAKA TARUB
Syukurlah, aku baik-baik saja, Apa kau sudah selesai berbelanjanya?

NAWANG WULAN
Iya aku sudah selesai, aku akan mengobati luka mu nanti

JAKA TARUB
Tidak apa apa, ini belum seberapa, mari kita pergi dari sini, apa kau ingin kopi?

NAWANG WULAN
Tapi lukamu…?

JAKA TARUB
Luka sekecil ini belum ada apa apanya tenang saja.

[Nawang Wulan dan Jaka Tarub berjalan ke penjual kopi langganannya]

JAKA TARUB
Halo pak, saya ingin membeli 2 kopi

PENJUAL KOPI
Baik, seperti biasa ya? akan segera saya buat, jarang sekali kau jalan berdua, siapa perempuan
yang kau bawa bersamamu itu?

JAKA TARUB
Oh, kau belum mengenalinya ya..? Ini adalah istriku, Nawang Wulan
PENJUAL KOPI
Oh aku baru tahu, selamat ya atas pernikahannya! Istrimu terlihat cantik sekali

JAKA TARUB
Tentu saja dia terlihat cantik, dia kan istriku

[Nawang Wulan terlihat malu karena omongan suaminya]

Setelah selesai minum kopi bersama, mereka berdua kembali ke rumahnya dan menemui
Nawangsih yang sedang dijaga oleh kedua teman Jaka Tarub sekaligus mengobati luka Jaka
Tarub.

SCENE 11
JAKA TARUB KETAHUAN MENYEMBUNYIKAN SELENDANG
(Lokasi : Rumah Jaka)

~ Pada suatu hari ~

Setiap hari sejak kesaktiannya hilang, Nawang Wulan mengambil persediaan beras di lumbung.
Saat persediaan menipis, dia ternyata justru menemukan sehelai selendang di lumbung.
Selendang itu merupakan kepunyaannya yang hilang saat mandi di telaga.

NAWANG WULAN
Apa ini? apakah ini selendangku yang hilang di telaga beberapa bulan lalu? Kenapa selendangku
ada disini!?

Nawang Wulan baru sadar bahwa selendang itu memang sengaja dicuri dan disembunyikan oleh
Jaka Tarub. Dia lantas segera mengenakan selendang itu kembali dan berubah menjadi bidadari.

NAWANG WULAN
Apakah ini adalah hasil perbuatan Jaka?

NAWANG WULAN
Aku harus segera kembali berubah menjadi bidadari!

[Nawang Wulan dengan wajah kecewa pergi menemui Suaminya dan Nawangsih]

NAWANG WULAN
Jaka, apakah ini selendangku, dan apakah kau yang mengambilnya?!?

JAKA TARUB
AKU BISA MENJELASKANNYA ISTRIKU!!

Nawang Wulan yang sangat amat kecewa terhadap suaminya memulai pertengkaran dengan
suaminya, dan pada akhirnya mereka saling menyepakati satu hal
NAWANG WULAN
Baiklah, sudah cukup, karena kau telah melakukan perbuatan itu, aku akan kembali ke tempat
asalku, dan aku minta agar kau tetap mengurus Nawangsih dengan baik sampai ia dewasa.

JAKA TARUB
Apakah kau tidak bisa memaafkanku, apakah kau tidak bisa tetap tinggal di sini??

NAWANG WULAN
Aku sudah memaafkanmu, tetapi karena kau sudah berbuat jahat terhadapku, inilah konsekuensi
yang kau dapatkan.

[Jaka Tarub menangis dengan kencang karena tidak rela ditinggalkan Nawang Wulan]

JAKA TARUB
Baiklah, Aku akan menjaga amanahmu, Aku akan mengurus Nawangsih sampai akhir hayat ku.

NAWANG WULAN
Baiklah, aku harus segera kembali.

Setelah berpesan kepada Jaka Tarub untuk terus merawat anak mereka, Nawangsih, dan akhirnya
- TAMAT -

Anda mungkin juga menyukai