Anda di halaman 1dari 2

Name : Farhan Athalah

NIM : 33210145
Class : 33.3B.01

Jaka Tarub dan Tujuh Peri

Alkisah, hiduplah seorang pemuda tampan dan gagah bernama Jaka Tarub. Dia

tinggal sendirian di gubuk kecilnya di dekat hutan. Hari demi hari dia mengolah sawahnya dan

mencari kayu bakar di hutan.

Suatu hari, ketika dia melewati danau peri dari mencari kayu api di hutan dia melihat

tujuh wanita cantik sedang mandi di danau. Dia penasaran, dia mengintip mereka melalui

semak-semak. Secara tidak sengaja, ada selendang merah muda milik salah satu peri melayang di
dekatnya semak-semak. Dia langsung mengambil dan menyembunyikannya

Tidak lama setelah itu, peri selesai mandi mereka ingin kembali kesurga. Mereka menemukan dan
mengenakan syal mereka sendiri. Namun, satu peri tidak dapat menemukan syalnya. Dia adalah
Nawangwulan, peri termuda. Enam peri terbang ke langitmengikuti jalan pelangi meninggalkan
Nawangwulan sendirian di bumi. Nawangwulan melihat mereka pergi sambil menangis. Dia tidak
bisa terbang dan kembali ke surga karena dia tidak bias menemukan syal merah mudanya.

Selanjutnya, Jaka Tarub, muncul dari balik semak-semak. Dia memberi kain untuk menutupi
tubuhnya dan menawarkan untuk pulang bersamanya. Awalnya, Nawangwulan menolak tawaran
tersebut. Sejak dia melakukannya tidak tahu harus kemana, Nawangwulang memutuskan untuk
mengikuti Jaka Tarub. Dan Nawangwulan tinggal di gubuk Jaka Tarub bersamanya.

Setelah tinggal bersama selama hampir sebulan di gubuk, mereka memutuskan untuk menikah. Dan
setelah setahun mereka memiliki seorang putri cantik bernama Kumalasari. Mereka hidup bahagia
dandamai di pondok. Hari demi hari Jaka Tarub bekerja di ladangnya menanam padi dan
lainnyabercocok tanam sedangkan Nawangwulan mengerjakan pekerjaan rumah sambil menjaga
Kumalasari

Suatu hari, Jaka Tarub tidak pergi ke lapangan. Dia tinggal di rumah. Dia ingin menjaga Kumalasari
pada hari itu. Nawangwulan ingin mencuci pakaiannya di sungai. Dia bertanya suaminya untuk
mengawasi Kumalasari dan menyuruhnya untuk tidak membuka penutup panci di dalam dapur
sebelum nasi selesai. Hal itu membuatnya penasaran hingga membuat Jaka Tarub tidak jadi
melakukannya menuruti apa yang dikatakan Nawangwulan. Dia membuka penutup panci. betapa
terkejutnya dia melihat istrinya itu dimasak hanya beras tunggal. Dan sejak itu beras di lumbung pun
perlahan berkurang karena kecerobohan Jaka Tarub.
Bulan demi bulan gudang itu benar-benar kosong. Nawangwulan melangkah perlahan ke dalam
lumbung untuk mendapatkan nasi untuk dimasak. Dia menemukan hanya beberapa sawah yang
tersisa. Dan tiba-tiba dia sangat terkejut untuk menemukan syalnya yang hilang ketika dia
mengambil salah satu sawah. Dan setelah makan malam Nawangwulan menunjukkan syal yang dia
temukan di gudang. Dia memberi tahu Jaka Tarub bahwa dia harus pergi ke surga. Jaka Tarub merasa
sangat menyesal dan meminta maaf, tapi sudah terlambat. Nawangwulan terbang ke surga dengan
selendangnya meninggalkan Jaka Tarub dan Kumalasari.

Anda mungkin juga menyukai