Anda di halaman 1dari 2

Alur cerita JAKA TARUB

NAMA:WAHYU ADI W.
KELAS:9B
ABSEN:33
Legenda Jaka Tarub memiliki banyak versi, tetapi versi yang "standar", sebagaimana tertera pada
Babad Tanah Jawi, memiliki alur sebagai berikut.
Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang memiliki kesaktian. Ia sering keluar masuk hutan
untuk berburu di kawasan gunung keramat. Di gunung itu terdapat sebuah telaga. Tanpa sengaja, ia
melihat dan kemudian mengamati tujuh bidadari sedang mandi di telaga tersebut. Karena terpikat,
Jaka Tarub mengambil selendang yang tengah disampirkan milik salah seorang bidadari. Ketika
para bidadari selesai mandi, mereka berdandan dan siap kembali ke kahyangan. Salah seorang
bidadari, karena tidak menemukan selendangnya, tidak mampu kembali dan akhirnya ditinggal pergi
oleh kawan-kawannya karena hari sudah beranjak senja. Jaka Tarub lalu muncul dan berpura-pura
menolong. Bidadari yang bernama Nawangwulan itu bersedia ikut pulang ke rumah Jaka Tarub
karena hari sudah senja.
Singkat cerita, keduanya lalu menikah. Dari pernikahan ini lahirlah seorang putri yang
dinamai Nawangsih. Sebelum menikah, Nawangwulan mengingatkan pada Jaka Tarub agar jangan
pernah menanyakan rahasia kebiasaan dirinya kelak setelah menjadi isteri. Rahasia Nawangwulan
adalah ia selalu menanak nasi menggunakan hanya sebutir beras dalam penanak nasi tetapi
menghasilkan nasi yang banyak. Jaka Tarub yang penasaran tidak menanyakan kepada
Nawangwulan, tetapi langsung membuka tutup penanak nasi. Akibat tindakan ini, kesaktian
Nawangwulan hilang. Sejak itu ia menanak nasi seperti wanita pada umumnya. Akibat hal ini,
persediaan gabah di lumbung menjadi cepat habis. Ketika persediaan gabah tinggal sedikit,
Nawangwulan menemukan selendangnya, yang ternyata disembunyikan suaminya di dalam
lumbung.
Nawangwulan marah saat mengetahui kalau suaminya yang telah mencuri benda tersebut. Ia
mengancam meninggalkan Jaka Tarub. Jaka Tarub memohon istrinya untuk tidak kembali ke
kahyangan. Namun, tekad Nawangwulan sudah bulat. Hanya saja, pada waktu-waktu tertentu ia rela
datang ke marcapada untuk menyusui bayi Nawangsih.

Pernikahan Dewi Nawangsih

Jaka Tarub kemudian menjadi pemuka desa bergelar Ki Ageng Tarub dan bersahabat
dengan Brawijaya, raja Majapahit. Pada suatu hari Brawijaya mengirimkan keris pusaka Kyai
Mahesa Nular supaya dirawat oleh Ki Ageng Tarub.
Utusan Brawijaya yang menyampaikan keris tersebut bernama Ki Buyut Masahar dan Bondan
Kejawan, anak angkatnya. Ki Ageng Tarub mengetahui kalau Bondan Kejawan sebenarnya putra
kandung Brawijaya. Maka, pemuda itu pun diminta agar tinggal bersama di desa Tarub.
Sejak saat itu Bondan Kejawan menjadi anak angkat Ki Ageng Tarub, dan diganti namanya
menjadi Lembu Peteng. Ketika Nawangsih tumbuh dewasa, keduanya pun dinikahkan. Setelah
Jaka Tarub meninggal dunia, Lembu Peteng alias Bondan Kejawan menggantikannya sebagai Ki
Ageng Tarub yang baru. Nawangsih sendiri melahirkan seorang putra, yang setelah dewasa
bernama Ki Getas Pandawa. Ki Ageng Getas Pandawa kemudian memiliki putra bergelar Ki Ageng
Sela, yang merupakan kakek buyut Panembahan Senapati, pendiri Kesultanan Mataram.

SUMBER: https://id.wikipedia.org/wiki/Legenda_Jaka_Tarub

Anda mungkin juga menyukai