Anda di halaman 1dari 6

KI JOKO BUDUG

Oleh: Teguh Susanto (XII IPA 3)

Seorang pangeran dari kerajaan Majapahit bernama Ki Joko atau yang dikenal dengan Ki Joko
Budug. Disebut budug Karena dia memiliki penyakit kulit budug atau gudig. Suatu hari dia pergi dari kerajaan
Majapahit untuk berpetualang.Setelah berjalan sekian lama Ki Joko menemukan desa yaitu desa Bayem yang
berada dilereng gunung Lawu. Sesampainya di desa Bayem, Ki Joko memutuskan untuk beristirahat dan tidur
di desa itu karena hari sudah beranjak petang. Ketika tengah malam dia terbangun karena dia merasa ada
yangmembangunkannya. Ketika membukamata Ki Joko dikejutkan oleh seorang kakek tua yang berdiri
dihadapannya. Lalu Ki Joko dengan rasa kaget dan bertanya kepada kakek tua tersebut.

“Siapa kamu?” tanya Ki Joko.

“Saya mbah Sarman warga desa sini juga.” saut mbah Sarman.

“Apa maksudmu membangunkanku? “ tanya Ki Jokodengan rasa gugup.

“Maksudkumembangunkanmu untuk mengajak beristirahat digubukku daripada kamu kedinginan disini.” ujar
mbah Sarman.

“Dimana gubukmu?” saut Ki Joko.

“Tak jauh dari sini, marilah ikut denganku.”ujar mbah Sarman.

“Baiklah aku akan ikut denganmu.”jawabKi Joko sambil berdiri.

Mbah Sarman yang merasa kasihan melihatkiJoko tidur dibawah pohon beringin mengajak
beristirahat digubuknya yang tak jauh dari tempat tersebut. Sesampainyadidepan gubuk, KiJoko terkejut
karena didepan pintu berdiri dua ekor anjing yang menatap tajam kepadanya.Setelah dipersilahkan masuk,
mbahSarman membuatkan minuman hangat dan menyuguhkan singkong bakar. Dengan rasa lapar,Ki Joko
memakan singkong bakar sampai habis. Tidak berselang lama dia merasakan sakit pada perutnya. Kemudian
mbah Sarmanmembuatkan jamu. Lalu dia meminum jamu tersebut, Akhirnya Ki Joko tidak merasakan sakit
lagi. Dan melanjutkan tidur.

Keesokan harinya KiJoko pamit kepada mbah Sarman untuk melanjutkan petualangannya. Sebelum
berangkat, mbah Sarmanberpesan bahwa Ki Joko akan memenangkan sayembara.Setelah beberapa langkah
dari gubuk, langkah Ki Joko terhenti karena mbah Sarman memanggilnya.

“Ki Joko.” panggil mbah Sarman.

KiJokokembali menghampiri mbah Sarman.

“Ada apa mbah Sarman memanggilku?” tanya Ki Joko.

“Simpanlah pemberianku ini.“ ujar mbah Sarman.

“Untuk apa kamu menyuruhku menyimpannya? “ tanya Ki Joko dengan rasa penasaran.

“Suatu saat pemberianku ini bisa membantumu. “ ujar mbah Sarman.


“Baiklah aku akan menyimpannya” saut Ki Joko.

Kemudian Ki Joko melanjutkan perjalanannya.Ditengahperjalanan , KiJokomenjumpai seorang wanita


tua yang sedang mencari kayu bakar ditengah hutan.Dia dengan rasa penasaranlalu mendekati wanita tua itu
dan bertanya.

“Bolehkah saya membantumu?” tanya Ki Jokomenawarkan bantuan.

“Siapa kau wahai pemuda?” wanita tua bertanya.

“Saya Ki Joko mbok” sautKi Joko.

“Mengapa kau berada dihutan seperti ini?” wanitatua kembali bertanya.

“Hanya sekedar berjalan-jalan saja.” jawabKi Joko sambil tersenyum.

“Ada-ada saja kamu ini,jalan-jalan kok ditengahhutan.”jawab wanita tua sembari tertawa.

“Sudah-sudah mbok jangan bercanda terus mari saya bantu mencari kayu bakar.” sautKi Joko.

“Ini sudahlumayan banyak. Mari kita pulang saja.”ujarwanita tua.

“Baiklah, kalau begitu saya bantu bawakan kayunya.” Saut Ki Joko.

Ki Joko membawakan kayu bakar menuju gubuk wanita tua. Ditengah perjalanan Ki Joko berkenalan
dan menanyakan namanya. Diketahuilah nama wanita tua itu adalah Sumiyem atau yang dikenal mbok rondo
Dadapan. Disebut mbok rondo Dadapan karena tinggalnya didesa Dadapan. Sesampainya digubuk mbok
rondo, dia meletakkan kayu bakar disamping gubuk itu. Lalu mbok rondo mempersilahkan masuk. Melihat
Kijoko yang kelelahan, mbok rondo menyuguhkan makanan yang dibuatnya tadi pagi sebelum mencari kayu
bakar. Lalu memakannya bersama mbok Rondo. Setelah makan Ki Joko bertanya kepada mbok Rondo.

“Bolehkah saya tinggal beberapa hari disini mbok?” tanyaKi Joko dengan penuh harapan.

“Tentu boleh, saya merasa senang jika ada yang menemani dirumah.” jawab mbok Rondo.

“Benarkah mbok?” saut Ki Joko.

“Iya,tentusaja.” ujar mbok rondo.

Saat itu musim kemarau panjang melanda kerajaan Pohan,mengakibatkan taman yang ditanami
pohon pisang Cinde Mas kesayangan raja layu,hal ini membuat hati raja sedih dan gelisah. Tidak berpikir
panjang raja dari kerajaan Pohan membuat sayembara siapa yang bisa mengalirkan air ke taman, jika laki-laki
akan dijadikan menantu, dan apabila perempuan akan dijadikan anak angkat. Raja memerintahkan prajurit
untuk mengumumkan ke seluruh desa yang berada di sekitar kerajaan Pohan. Pengumuman terdengar
sampai telingaKi Joko, sehingga Ki Joko memikirkan tentang sayembara tersebut dan akhirnya dia meminta
ijin kepada mbok Rondo untuk mengikuti sayembara. Tetapi permintaan ijin itu ditolak karena daerah kerajaan
itu sedang dilanda musim kemarau panjang, sehingga sulit untuk mendapatkan air untuk dialirkan ketaman. Ki
Joko tetap bersikeras untuk mengikuti sayembara tersebut karena keinginannya sangat kuat. Akhirnya mbok
Rondo mengijinkanKi Joko untuk mengikuti sayembaradan bertanya.
“Apakah kamu benar-benar yakin mengikuti sayembara tersebut?” tanya mbok Rondo sambil menatap tajam
mata Ki Joko.

“Saya sangat yakin mengikuti sayembara ini mbok.” jawabKi Joko dengan suara pelan dan menundukkan
kepala.

“Jika kamu sudah yakin, cobalah pergi ke balik bukit Teletubbies yang berada di barat desa Dadapan, di sana
terdapat aliran sungai sawur yangtidak pernah kering.” saut mbok Rondo sambil menunjuk arah bukit
Teletubbies.

“Baik mbok besok pagi saya akan menuju sungai sawur yang berada disebelah bukit Teletubbies tersebut.
ujarKiJoko.

Keesokan harinya Ki Joko penuh semangat berpamitan dengan mbok Rondo untuk menuju sungai
sawur. Mbok Rondomengijinkan dan berpesan agar hati-hati dijalan. Kemudian Ki Joko berangkat,
disepanjang perjalananKi Joko memikirkan bagaimana cara mengalirkan air dari sungai sawur menuju taman
kerajaan. Sesampainya di sungai sawurKi Joko teringat tongkat pemberian Mbah Sarmandan dia berfikir
menggunakan tongkat itu untuk membuat terowongan bawah tanah yang dapat mengalirkan air sungai
menuju taman kerajaan. Ki Joko memulai menggali tanah menggunakan tongkat,dengan kekuatan tongkat
pemberian mbah SarmanKi Joko dapat menyelesaikan terowongan bawah tanah itu dalam waktu
semalam.Kerajaan gempar karenaKi Joko dapat mengalirkan air sampai taman kerajaan Pohan yang ditanami
pohon pisang Cinde Mas, akhir KiJoko memenangkan sayembara tersebut.

Akan tetapi raja kerajaan Pohan tidak mau menerimaKi Joko karena kulitnya dipenuhi penyakitbudug.
Hal itu membuat hati Ki Joko sedih dan kecewa karena raja mengingkari janjinya sendiri bahwa yang
memenangkan sayembara laki-laki akan dijadikan menantu tetapi raja tidak mau menjadikan Ki Joko Budug
sebagai menantu. Raja berpikir kembali dan menemukan cara agar penyakit kulit KiJoko sembuh. Kemudian
raja memanggil patih dan menyuruhnya.

“Patih tolong kamu mbilasi Ki Joko. perintah raja kepada patih.

“Baiklah baginda raja saya akan melaksanakan perintahmu itu.” jawab Patih kepada raja sambil
menganggukkan kepalanya.

“Silahkan berangkat karena hari mulai petang.” ujar raja Pohan.

“Maaf Baginda rajadimana saya akan melaksanakan.” tanya Patih kembali.

“Di sendang gamping yang berada di sebelah selatan desa bayem, ditempat itu jarang dijamah.” jawab raja
dengan suara pelan.

“Baiklah Baginda raja saya berangkat sekarang.” sautpatih.

“Jika sudah, cepat bawa Ki Joko dihadapanku. hati-hatidijalan.” ujar raja Pohan.

Karena Patih mengalami gangguan pendengaran perintah raja untuk mbilasi (membersihkan dengan
air) didengar patih untuk nelasi (menghabisi), karena kesalahpahaman patih akhirnya Ki Joko dihabisi
nyawanya oleh patihdisamping sendang Gamping tersebut. Setelah patih membunuh, jasad Ki Joko dibawa ke
hadapan raja Pohan. Dengan rasa terkejut raja Pohan bertanya.

“Kenapa Ki Joko beginiii......?” tanya raja Pohan dengan Nada tinggi dan lantang.

“Maaf Baginda raja tadi perintahnya nelasi, ini saya sudah nelasiKi Joko Baginda raja.” jawabpatih kepada raja
dengan nada pelan dan halus.

“Patihhhhhhhhh..........! telinga kamu apa sudah tidak berfungsi lagi, saya tadi menyuruh kamu mbilasi bukan
nelasi.” ujar raja Pohan dengan penuh kemarahan.

“Maaf baginda raja saya tadi mendengarnya nelasi.” ucap patih sambil menundukkan kepala dan memelas
suaranya.

“Saya benar-benar kecewa denganmu patih. Mulai sekarang kamu pergilah dari kerajaan pohanini.” ucap raja
Pohan dengan nada tinggi sambil menunjuk pintu keluar.

“Tapi baginda...” ujar patih.

“tidak ada tapi-tapian karena ini adalah harga diri saya. Saya adakan sayembaraini bertujuan untuk mencari
seorang yang sakti dan ingin saya nikahkan dengan putriku sekaligus pemegang kekuasaan di kerajaan
inimenggantikanku.” ucapan raja pohan sambil menatap langit-langit istana kerajaan pohan.

“Maaf baginda saya mau dihukum apa saja asalkan tidak diusir dari kerajaan.” ujar patih dengan suara
terpatah-patah.

“Tidak, pergilah.” ucap raja pohan sembari mendekati jasad ki Joko.

Patih tersebut beranjak pergi meninggalkan istana tersebut dengan langkah yang sangat berat.
Kemudian raja Pohanmendekati jasad Ki Joko sambil meneteskan air mata. Setelah itu raja Pohan
memerintahkan prajurit untuk membuatkan liang lahatdidekatpohon pisang CindeMas.Sebelum itu kabar
kematian Ki Joko terdengar sampai desa Bayemsehingga mbah Sarman kaget mendengar kabar itu. Mbah
Sarman dengan terburu-buru langsung menuju kerajaan Pohan. Sesampainya di kerajaan Pohan mbah
Sarman melihat KiJoko yang sudah tak bernyawa lagi diletakan di meja istana kerajaan. Kemudian mbah
Sarman meminta ijin kepada raja Pohan untuk memakamkannya di gunung Lir-Liran yang berada di desa
Bayem. Awalnya raja menolaknya karena ki Joko berperan besar di kerajaan Pohan yang bisa mengalirkan air
sampai taman. Tetapi mbah Sarman terus meminta ijin kepada raja Pohandan berkata.

“Maaf raja biarkan jasad , Joko dimakamkan di gunung Lir-Liran saja karena Ki Joko bukanlah keturunan dari
kerajaan Pohan. Dan apabila kabar kematian KiJoko terdengar sampai ke Majapahit pasti akan terjadi
pertumpahan darah, karena kematiannya ditelasi di kerajaan ini.” ucap mbah Sarman dengan penuh
kesedihan.

“Baiklah kalau begitu biar prajuritku saja yang membawa dan memakamkannya.” jawab raja Pohandengan
rasa kecewa.

“Baik raja saya juga mau menemani sampai peristirahatan terakhir Ki Joko di gunung Lir-Liran.” saut mbah
Sarman.
Selanjutnya mbah Sarman dan prajurit membawa jasad kiJoko menuju tempat pemakamannya yang
berada di gunung Lir-liran, sesampainya disitu prajurit langsung menggali tanah untuk membuat liang lahat.
Liang lahattersebut dibuat berukuran normal, akan tetapi ketika jasad ki Joko dimasukkan ke dalam liang
lahatjasadnya tidak bisa masuk karena kurang panjang. Hingga akhirnya liang lahattersebut berukuran kurang
lebih 11 meter belum juga bisa masuk jasadnya. Kemudian mbah Sarman berfikir mengapa bisa terjadi seperti
ini, dan mbah Sarman baru teringat bahwa Ki Joko harus ditemani oleh calon istrinya. Mbah Sarman
memberitahukan kepada prajurit.

“Wahai prajurit jasad Ki Joko tidak bisa masuk liang lahat jika tidak ditemani oleh calon istrinya.”ujar mbah
Sarman kepada seluruh prajurit.

“Ada-ada saja kamu ini, mana mungkin orang yang sudah meninggal meminta seperti itu mbah.” jawab salah
satu prajurit.

“Hey kakek tua kamu gila apa bagaimana, apa hubungannya pemakaman dengan calon istri.” saut prajurit lain
sambil mengejek.

“Tapi ada benarnya juga kata mbah Sarman itu, karena KiJoko ingin diantarkan oleh seseorang yang spesial.”
saut prajurit yang sedang menggali liang lahat.

Seorang prajurit kembali ke kerajaan untuk menjemput putri raja, prajurit tersebut meminta ijin kepada
raja untuk menemani pemakaman ki Joko, lalu raja mengijinkanmenemani pemakaman. tidak berselang lama
calon istri Ki Joko datang, kemudian calon istri Ki Joko membantu memasukkan jasad KiJokokedalam liang
lahat. Akhirnya jasad KiJoko bisa masuk ke dalam liang lahat tersebut. Sesudah pemakamanselesai Mbah
Sarman dan prajurit beserta calon istri KiJoko pulang ke tempatnya masing-masing.

Tidak berselang lama kabar kematian KiJoko juga terdengar sampai kerajaan Majapahit, kabar itu
pertama kali didengar oleh seorang prajurit. Kemudian kabar disampaikan kepada raja majapahit. Dengan
tergesa-gesa prajurit tersebut mendekati raja dan berkata.

“Rajaaa... Rajaaa.. Ki Joko....” panggil prajurit dengan suara terpatah-patah.

“Ada apa prajurit, kenapa kamu tergesa-gesa seperti ini? “ tanya raja Majapahit dengan gugup.

“Ada apa dengan anakku Ki Joko?” lanjut raja Majapahit.

“Saya mendapatkan kabar dari kerajaan Pohan bahwa pangeran Ki Joko dibunuh setelah memenangkan
sayembara yang diadakan di kerajaan tersebut.” jawab prajurit dengan suara tersedu-sedu sambil mengusap
air mata.

“Apaaaaaaaaaaaaa........ Jangan bercana kamu.” saut raja Majapahit dengan rasa kaget.

“Tidak baginda raja, saya mendengar sendiri kabar tersebut langsung dari kerajaan Pohan.” ucap prajurit
dengan gemetar.

Raja Majapahit yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi menyuruh prajurit untuk mencari dimanaKiJoko
dimakamkan.
“Segeralah cari informasi dimanaKi Joko dimakamkan. Jika kamu sudah menemukannya pindahkan
makamnya ke kerajaan Majapahit!” ujar raja Majapahit dengan rasa sedih.

“Baiklah baginda raja saya segera berangkat dengan pasukan untuk mencari dimana makam Ki Joko.” saut
prajurit.

Paraprajurit segera bergegasmenuju kerajaan Pohan. Setelah sampai kerajaan Pohan prajurit
mencari informasi mengenai dimanaKi Joko dimakamkan. Kemudian prajurit mendapatkan informasidimana
makamKi Joko dari raja Pohan. Pasukan dari kerajaan Majapahit diantarkan oleh raja Pohan ke makam Ki
Joko. Sesampainya di makam prajurit langsung menggali makam Ki Joko dan jasadnya dibawa ke kerajaan
Majapahit untuk dimakamkan disana.

Anda mungkin juga menyukai