Anda di halaman 1dari 3

Pesona Air Terjun Nglirip dan Legendanya

Legenda berawal dari salah satu adipati tuban dizaman sebelum Kerajaan Majapahit.
Kala itu adipati terpesona atas kecantikan perawan desa anak dari tokoh sakti desa tersebut.
Perawan tersebut akhirnya dipinang dan dijadikan istri kesekian dari adipati. Meski sudah
menjadi istri Adipati hingga memiliki anak perawan, tetapi ia tidak mau dibawa ke Pendopo
Kadipaten. Sang anak perawan tersebut dikenal dengan panggilan Putri oleh masyarakat.
Suatu hari sang putri anak Adipati tersebut meminta izin kepada Ayahanda dan Ibunda-
nya untuk pergi jalan-jalan di Pedesaan “ Ayahanda dan Ibunda saya ingin meminta izin keluar
dan berjalan-jalan di Pedesaan” kata sang Putri. Orang tua sang Putri mendengarnya pun lantas
tidak langsung menjawab, setelah cukup lama akhirnya sang ayah pun angkat suara “ Pergilah
tapi jangan terlalu lama nduk, dan harus ditemani dayang dan prajurit” kata sang ayah, sang Putri
yang mendengar pun senang bukan main “ Baiklah Ayahanda saya berjanji akan menjaga diri
dan tidak akan mengecewakan kepercayaan Ayahanda dan ibunda” kata Putri, Putri segera
meninggalkan Peradupan sang Ayah dan Ibu. Setelah pergi, Putri segera kembali Peradupan-nya
sendiri untuk menyiapkan barang dan pedsangon yang akan dibawa didesa nanti. Setelah merasa
persiapan sudah siap, sang Putri bergegas ke tempat kereta yang akan mengantar sang Putri
jalan-jalan di Pedesaan. Dia melihat orangtuanya yang sudah berada disana. Setelah sampai
didepan orang tuanya sang Putri memeluk mereka dan berkata, “ Ayahanda dan Ibunda saya izin
pamit terlebih dahulu” Ayah dan Ibundnya lantas membalas pelukan sang Putri dan berkata “ iya
nduk, hati-hati, jaga dirimu baik-baik, selalu bersama prajurit dan dayang-dayang jika ingin
kemana-mana, Ayah dan Ibumu menunggumu pulang cah ayu”, setelah itu Putri melepaskan
pelukannya dan brkata “ baiklah Ayahanda dan Ibunda” selepas itu sang Putri berbalik dan naik
kereta kencana yang sudah disiapkan untuk sang Putri berangkat jalan-jalan. Dipertrngahan
jalan, sang kusir kereta bertanya “ ampun Putri, tujun kita akan ke Desa mana ?” tanya kusir
kepada Putri, Putri lantas membalas” saya ingin ke Desa Jogogan ” balas Putri kepada kusir
tersebut.
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya rombongan sang Putri sampai di
Desa Jogogan. Sang Putri turun dari kereta dan langsung disambut dengan pemandangan yang
indah. Sang Putri mengamati sekeliling yang tampak indah dan mengagumkan. Sang Putri pun
akhirnya berbicara kepada para dayang dan prajuritnya untuk berkeliling ke daerah Jogogan”
mari kita berjalan-jalan, saya sangat ingin berjalan-jalan disekitar desa Jogogan, dan menikmati
keindahannya”kata Putri, para prajurit dan para dayang yang mendengar ucapan sang Putri pun
dengan serentak membalas” baik Putri ”kata mereka secara serentak. Setelah itu mereka
berjalan-jalan disekitar desa Jogogan dan sesekali menimpali jika ada warga Jogogan bertanya
atau menyapa. Lama berkeliling mereka merasa haus, tetapi mereka lupa membawa minuman
yang mereka bawa. Menyadari jika para dayang dan ptajuritnya merasa haus, lantas sang Putri
bertanya kepada pemuda desa yang kebetulan lewat, dengan sopan Putri bertanya” Akang boleh
saya numpang bertanya” sang pemuda melamun karna kecantikan sang Putri tapi tak
berlangsung lama pemuda itu menjawab” boleh neng, silakan ” sang Putri yang mendengarpun
lanhsung menjawab ” Para dayang dan prajuritku kehausan, dan lupa membawa minuman yang
mereka bawa” kata Putri sopan, sang pemuda lantasn berkata “ disekitar sini ada sungai
Grojogan, mari saya antar”sang Pemuda pun berjalan terlebih dahulu dan memimpin jalan untuk
rombongan sang Putri. Diperjalanan sang Putri dan pemuda terus berbicara banyak hal. Dihati
mereka berdua saling memuji dan tanpa mereka sadar, benih-benih cintapun tumbuh. Setelah
mengenal dengan waktu dekat dan mereka akhirnya menjalin hubungan sepasang kekasih.
Sudah beberapa hari sang Putri tidak kunjung kembali ke Kadipaten, kedua orang tuanya
sangat khawatir. Akhirnya sang Ayahpun menyuruh penjaga beyangan yang dia miliki untuk
memantau keberadaan sang Putri. Dipedesaan Jogogan sendiri sang Putri dan pemuda desa yang
diketahui bernama Joko Lelono. Mereka sedang bercanda ria sambil mengobrol dipinggir sungai
Grojogan. Dikadipaten orangtua sang Putri mengetahui jika anak mereka menjalin hubungan
dengan pemuda desa. Ayahanda dan Ibunda sangat amat murka, karena merasa hargadirinya
dijatuhkan karena sang Putri menjalin hubungan sepasang kekasih. Sang Ayah langsung
mengirim pasukan prajurit untuk menjemput sang Putri untuk kembali ke Kadipaten” cepat
jemput Putri di desa jogogan dan beritsahu kepadanya jika akan saya jodohkan dengan salah satu
putra dari kerajaan majapahit, jika dia menolak bunuh saja pemuda desa tersebut ” kata raja,
mendengar hal itu, para prajurit lantas membalas dengan serentak” baik yang mulia, akan kami
laksanakan perintah tersebut sesuai dengan arahan yang mulia ”. Setelah itu mereka langsung
bergegas ke desa Jogogan, setelah beberapa waktu mereka sampai dan segera bergegas ke sungai
Grojogan. Setelah sampai mereka langsung memberi salam kepada sang Putri” salam Putri ”kata
mereka serentak, sang Putri pun nampak kaget karena dia tahu yang memberi salam tadi adalah
prajurit Kadipaten. Prajurit tadi langsung menjelaskan maksud kedatangannya” maaf Putri, kami
diutus daru Adipati untuk mrnjrmput sanng Putri pulang ke Kadipaten karena sang Putri akan
dijodohkan dengan salaj satu putra dari kerajaan Majapahit ” kata salah satu prajurit dengan
sopan. Putri yang mendengar hal tersebut kaget dan langsung menjawab “ maaf, tetapi saya
menolak untuk dijodohkan, karena saya sudah memiliki kekasih yaitu kang Joko Lelono ” kata
Putri. Prajurit yang mendengar hal tersebut langsung mengeluarkan senjatanya dan berbicara
kepada Putri “ maaf Putri, jika anda menolak, maka saya akan langsung membunuh pemuda
tersebut ” kata prajurit. Sang putri yang mendengapun ingin membalas tapi pertarungan antara
satu prajurit dan satu pemuda. Sang Putri yang melihat itu berteriak “ berhenti saya mohon”
teriak sang Putri, tetapi prajurit tidak berhenti menyerang JokoLelono tersebut. Joko Lelono
sudah kelihatan akan kalah, karena satu lawan puluhan prajurit. Mata Joko Lelono kian
memberat karena terkena beberapa tusukan senjata, para prajurit yang melihat hal tersebut lantas
mengeluarkan keris dan menanacapkan didada Joko Lelono. Sang Putri yang melihat hal tersebut
lantas berteriak “ tidaaaaaaak......kang Joko, jangan tinggalkan aku ”, Joko Lelono yang masih
bisa mendengar hal tersebut tersenyum teramat manis kepada sang Putri, setelah itu Joko Lelono
menutup matanya untuk selama-lamanya. Prajurit yang melihat hal tersebut langsung menali
leher dan kakinya disebuah batu besar dan langsung membawa sang Putri pergi dengan paksa.
Sang Putri berontak dan lari, lalu menemukan goa di dekst air terjun Grojogan. Sang Putri masuk
dan membuat pelindung di pintu goa agar tidak ada siapapun yang masuk, setelah itu sang Putri
menangis dengan kuat di dalam Goa tersebut dan melaksanakan semedi sampai akhir hayatnya.
Dengan adanya peristiwa tersebut akhirnya para warga memberi nama air terjun “
Nglirip”, warga percaya bahwa sang Putri sampai sekarang sedang berduka dan menempati goa
dibalik air terjun Nglirip.
Janganlah menilai seseorang hanya dari kasta dan derajat karena itu akan memunculkan
bahaya dan konflik, dan janganlah memaksakan keinginan orang lain hanya karena tidak sesuai
dengan keinginan pihak lain. Pikirkan dahulu tindakan yang akan dilakukan dengan kepala
dingin, dan jangan mengambil tindakan dengan diri diselimuti amarah karena itu akan merugikan
pihak lain dan diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai