Anda di halaman 1dari 5

KISAH CINTA KODOK DAN RORO

Oleh : Hetty Indraswari (XII IPA 1)

Disebuah desa bernama Sekaralas hiduplah, seorang seniman bernama Eko. Ia biasa dipanggil
dengan sebutan kodok. Didesa tersebut ia hidup sendirian tanpa sosok istri ataupun anak.Rambutpanjang
yang sudah berwarna putih dengan blangkon yang selalu menghiasi kepalamenjadi identitasnya.

Pagi ini Kodok berpikiran untuk berkunjung ke hutan Ketangga yang berada di daerah Paron, Ngawi,
Jawa Timur. Dengan menggunakan sepeda motor tua dia berangkat sendirian menuju hutan Ketangga. Ia
berkunjung untukmembersihkan diri, karena bulan ini biasa di katakan oleh orang Jawa adalah bulan suro.
Perjalanan yang panjang ia tempuh untuk sekedar berkunjung ke hutan tersebut. Sesampainya ia disana,
entah kenapa tiba-tiba perutnya merasa tak enak dan ingin buang air besar. Lalu ia menemukan sebuah
sungai ditengah hutan dan memutuskan untuk buang air besar disungai tersebut. Tak berselang lama ia
buang air besar dan mendengar suara perempuan yang berkata.

“kenapa kau buang air besar diwilayahku?”tanya seorang perempuan.

“Aku hanya memberikan ikan ikan disini makanan” dengan spontan kodok menjawab.

Dengan terburu-buru dia segera pergi dari sungai tersebut. Dengan keadaan sedikit takut dirinya
bergegas kembali pulang ke rumah dan tidak melanjutkan niatnya untuk membersihkan diri dihutan tersebut.
Sepanjang perjalanan ia merasakan ada hal aneh yang terjadi. Ia seperti merasa membawa sesuatu di
motornya. Tapi ia tak terlalu memperdulikan hal itu dan akhirnya sampai dirumah ketika sore hari.

Malam ini dia merasakan seperti ada yg membuntuti nya terus sampai akhirnya dia tertidur dan
bermimpi bertemu sosok perempuan cantik dengan pakaian adat Jawa yang membungkus tubuhnya. Lalu dia
mengajak kenalan sesosok perempuan cantik tersebut. Dengan gagahnya kodok mengulurkan tangannya
untuk mengajak bersalaman dan berkenalan. Perempuan tersebut menanggapi kodok dengan lembut dan
berkata.

“Namaku adalah Roro Setyowati”

“Rumahmu dimana?” saut kodok.

“Rumahku dihutan Ketangga, aku mengikuti mu karena kelakuanmu tadi siang di sungai” ujar Roro.

“Apakah kau yang tadi bertanya ketika aku disungai?” tanya kodok.

“Iya, aku yang tadi menegurmu ” jawab Roro.

Kodok yang kaget dengan perkataan Roro langsung meminta maaf atas perbuatannya disungai tadi.
Dengan lemah lembut Roro memaafkan kodok. Lalu Roro menyuruh kodok bangun, dan kodok langsung
terbangun. Tanpa kodok sadari ternyata pagi telah menyambutnya. Setelah bangun dia berfikir apakah yang
dia impian tadi malam benar atau hanya sebuah mimpi biasa. Dan tak sengaja dia merasakan ada sesuatu
yang menyenggol dirinya. Sedikit ada ketakutan di dirinya karena dia hampir selalu mengalami hal aneh
setelah dia pulang dari hutan ketangga kemarin.

Pagi ini kodok mengalami hal aneh lagi. Segelas kopi hangat terletak di meja makan entah siapa yang
membuatnya. Sedangkan kodok dirumah hanya sendirian. Dengan sedikit ketakutan dia menyeruput kopi
hangat tersebut dan memikirkan hal-hal aneh yg dia alami.

“Apakah wanita di mimpiku benar-benar dari hutan ketangga?” gumam kodok.

Setelah puas memikirkan semua itu dan menghabiskan kopi tersebut, kodok melakukan rutinitas nya sehari-
hari yaitu pergi ke sawah untuk bertani.

Setelah lelah melihat keadaan sawahnya, ia memutuskan untuk tidur siang digubuk tengah sawahnya.
Ketika terlelap tidur ia kembali bermimpi sesosok perempuan bernama Roro yang sempat ia impikan malam
tadi. Didalam mimpi tersebut Roro dengan anggun menghampiri kodok yang sedang duduk disebuah sungai.
Roro yang sedang menghampiri kodok langsung bertanya.

“Apakah kopinya enak?” tanya Roro.

“Maksutnya?” saut kodok.

“Iya, kopi tadi pagi yang engkau minum, aku yang membuatnya” jawab Roro.

“Benarkah?” tanya kodok dengan sedikit tak percaya.

“Iya, aku kasihan denganmu” ujar Roro.

Kodok pun bertanya kepada Roro kenapa dia kasihan dengannya. Alasan Roro adalah karena kodok
yang hidup sendirian tanpa ditemani seseorang. Dan Roro juga menjelaskan bahwa Roro hanya bisa dilihat
lewat mimpi, tetapi Roro selalu berada disamping kodok untuk menemaninya.

Tak lama kodok terbangun dan kembali memikirkan mimpi nya. Entah mengapa kodok merasakan
getaran yang hebat pada dadanya setelah terbangun dari tidurnya. Dan kodok yang awalnya tak percaya kini
mulai percaya dengan apa yang dikatakan Roro lewat mimpinya. Setelah hari menjelang sore Kodok bergegas
pulang kerumah. Sesampainya dirumah Kodok langsung mandi dan ketika sesudah mandi dia kembali
dikejutkan oleh kelakuan Roro. Meja makan yang tadinya kosong tanpa ada sesuatu diatasnya, kini penuh
dengan makanan. Kodok yang terkejut melihatnya langsung berfikiran bahwa ini semua Roro yang melakukan
nya.

“Apakah ini semua kamu yang bikin?” tanya kodok pada Roro.

Kodok yang tak bisa melihat Roro dengan kasat mata hanya bisa merasakan senggolan Roro. Ketika
kodok bertanya seperti itu, kodok mendapatkan jawaban Roro melalui tangan Roro yang mengusap tangan
kodok.

Ketika itu kodok seperti kembali merasakan masa muda yaitu ketika kodok jatuh cinta. Kodok pun tak
menyangka kenapa dia memiliki rasa itu kepada Roro. Sedangkan Roro tak bisa dilihat dengan mata
telanjang.
Mulai saat itu kodok selalu merasa senang ketika Roro menyenggol kodok. Dan ketika kodok tertidur
Roro selalu datang pada mimpi kodok. Banyak yang mereka bincang kan didalam mimpi tersebut. Setiap
mereka bertemu, Roro selalu memberi semangat kepada kodok untuk terus menciptakan karya yang baik,
karena Roro tahu bahwa kodok seorang seniman. Ketikakodok dan Roro bertemu didalam mimpi, Roro
menggenggam tangan kodok dengan erat seperti ada yang ditakutkan oleh Roro. Dengan tatapan matayang
tajam dan penuh harapan kepada kodok, Roro berkata.

“bolehkah aku meminta sesuatu padamu?” tanya Roro.

“Apa yang kau minta dari pria tua ini?” tanya kodok.

“Aku meminta agar engkau tak menikah dengan perempuan lain, aku tidak mau kehilangan dirimu”
ujar Roro penuh harapan.

Kodok yang juga menggenggam tangan Roro seraya berkata.

“Aku berjanji tak akan meninggalkanmu” ujar Kodok.

Malam itu akan menjadi malam terindah buat kodok dan Roro. Setelah kodok berkata tersebut hati
Roro menjadi berbunga-bunga penuh kebahagiaan begitupun dengan kodok yang menatap mata Roro
dengan penuh cinta.Ditengah kebahagiaan mereka berdua muncul musik dansa yang entah darimana
datangnya. Kodok berfikir mungkin musik tersebut datang dari suara hati yang sedang dilanda cinta. Seketika
kodok mengajak Roro untuk berdansa.

Pagi ini kodok terbangun dengan perasaan yang begitu gembira. Dia menjalani hari-harinya dengan
begitu bersemangat. Entah apa yang dipikirkan oleh kodok sampai kodok begitu yakin akan menikahi Roro.
Sore hari ketika kodok sedang bersantai di teras rumahnya, kodok dengan sadar dan dengan sepenuh hati
bertanya kepada Roro.

“Roro, selama ini kamu sudah merawatku, dan kalau boleh jujur aku mempunyai perasaan kepadamu.
Kini aku sudah mantap untuk melmarmu” ujar kodok.

“Apa kamu mau menikah denganku?” tanya kodok.

Meskipun kodok yang tak bisa melihat Roro. Tetapi Roro memberikan jawabannya melalui jari jemari kodok yg
dipermainkan oleh Roro. Hal itu menandakan bahwa Roro menerima lamaran kodok.

Seketika itu, kodok dengan perasaan penuh harapan kepada Roro senang sekali dengan jawaban
Roro tersebut. Dengan rasa penuh kebahagiaan, Kodok segera menghubungi temannya yang seprofesi
dengannya yaitu sebagai seniman juga untuk membantunya mempersiapkan pernikahan kodok dengan Roro.
Awalnya teman Kodok yang diberitahu hal itu sempat kaget dengan apa yang dinyatakan oleh Kodok. Setelah
Kodok menjelaskan akhirnya temannya siap membantu proses pernikahannya.

Teman Kodokyang bernama Budiono bersedia membantu kodok menggelar pernikahan tersebut.
Ketika Budiono yang akan berkunjung kerumah Kodok, dia merasa sedikit takut karena kodok menceritakan
bahwa akan menikahi seorang wanita yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Sesampainya Budiono
dirumah Kodok, dia semakin merasakan hal mistis yang sebelumnya ia rasakan. Kodok mempersilahkan
Budiono masuk kedalam rumah. Kodok menyuguhkan Budiono segelas kopi hangat dan mempersilahkan
Budiono untuk meminumnya.

“Silahkan diminum Bud.” Kodok yang menawarkan kopi pada Budiono.

“Iya dok, makasih ya.” Ujar Budiono.

“Mmmm.... Kopinya enak dok, sepertinya bukan buatanmu.” Lanjut Budiono.

“Memang bukan buatanmu.” Jawab kodok.

“la terus buatan siapa dong?, kamu kan disini sendirian.” Tanya Budiono penuh rasa penasaran.

“Itu buatan Roro, calon istriku” saut kodok dengan sedikit tersenyum.

“Haaaa.... “ jawab Budiono dengan terkejut.

Budiono kaget dengan jawaban Kodok bahwa kopi tersebut buatan Roro. Kodok yang tersenyum
melihat tingkah Budiono langsung menjelaskan bahwa hal tersebut tidak akan membawa dampak negatif.
Kodok juga menceritakan bahwa dia juga seperti Budiono ketika tahu Roro yang membuat kopi untuknya.
Budiono yang sempat terkejut akhirnya sedikit lega setelah kodok menjelaskannya. Setelah hal tersebut,
mereka lanjut membahas tentang pernikahan kodok dan Roro.

“Kamu mau konsep pernikahan seperti apa?” tanya Budiono.

“Aku ingin pernikahan ini digelar dengan sangat sakral.” Jawab Kodok.

“Oke akan aku buatkan konsepnya.” Ujar Budiono.

“Baiklah, semua aku pasrahkan kepadamu, aku percaya kamu pasti bisa membuat pernikahanku
menjadi pernikahan terbaik dalam hidupku.” Ujar Kodok.

Lalu Budiono menemukan konsep dan disetujui oleh kodok dan Roro. Berita bahwa akan adanya
pernikahan kodok dan Roro sudah tersebar melalui media sosial. Banyak yang mengira ini hanyalah rekayasa
belaka, tapi tak sedikit pula yang mempercayainya.

Sehari setelah Kodok membahas pernikahannya dengan Budiono, ia mengunjungi tetangganya yang
bernama Bramantyo untuk meminta ijin akan menyelenggarakan pernikahan dirumah Bramantyo.
Sesampainya dirumah Bramantyo, Kodok disambut hangat oleh Bramantyodan langsung mempersilahkan
duduk. Lalu Bramantyo dengan spontan bertanya kepada Kodok.

“Ada apa kamu kesini?, aku dengar kamu akan menikah dengan seseorang.” Tanya Bramantyo
dengan semangat,

“Iya Tyo, aku memang akan menikah dengan wanita pilihanku, makanya aku datang kesini untuk
meminta bantuanmu.” Jawab Kodok.

“Ohhh, memangnya kamu mau minta tolong apa?” tanya Bramantyo.

“aku kesini ingin meminjam tempatmu untuk pernikahanku nanti, apakah boleh?” tanya Kodok penuh
harapan.
“Wahh... Boleh-boleh saja jika kamu membutuhkannya.” Jawab Bramantyo.

“Iya, terima kasih ya atas bantuannya.” Ujar Kodok.

Kodok juga memberitahu bahwa pernikahannya akan dilaksanakan pada Minggu depan.

Sehari sebelum pernikahan yaitu ketika malam Midodareni, banyak yang datang untuk melihat
pernikahan sensasional tersebut. Kodok banyak mengundang tokoh-tokoh penting disekitar lingkungannya.
Tetapi tak sedikit pula yang datang dari luar kota bahkan luar provinsi. Wartawan juga banyak yang meliput
pernikahan kodok dan roro.

Pernikahan Kodokdan Roro diselenggarakan dengan sangat sakral, layaknya pernikahan biasa,
Kodok dirias sebagai pengantin laki-laki sedangkan disampingnya hanya terdapat kebaja putih dan sebuah
konde tergeletak di kursi.

Pernikahan antara Kodok dan Roro membuat seluruh Indonesia gempar, karena kodok yang berasal
dari kalangan manusia menikah dengan seorang wanita bernama Roro yang berasal dari kalangan bukan
manusia. Hal tersebut tak membuat keyakinan Kodok untuk menikahi Roro hilang, sampai akhirnya Kodok dan
Roro mempunyai seorang anak kembar.

Anda mungkin juga menyukai