Anda di halaman 1dari 3

Batu Belah Batu Betangkup

Dahulu, hiduplah suami istri bersama kedua anaknya Melu dan Pekan. Suatu hari sang
suami pergi ke sungai untuk mencari ikan. Setelah berhasil menangkap satu ekor ikan
tembakulm iapun pulang kerumah. Sesampainya dirumah sang istri meminta anaknya
membersihkan ikan. Sang istri pun bertanya dimana suami menangkap ikan dan sang suami
berkata bahwa dia memancing di Sungai Binjai dekat Bukit Berbatu Belah. Sang istri
penasaran apakah terdapat puake (hantu) di Batu tersebut. Sang Suami pun menceritakan
kisahnya,bahwa pada zaman dulu ada Pohon Binjai besar yang berhantu. Suatu hari ada
seorang Bugis bernama Dayang Perkasa, dia pergi untuk mengusir hantu itu. Dia dan orang-
orang kampung datang ke pohon itu. Dayang perkasa pun membelah pohon menjadi dua dan
hantu itu terbebas dari pohon. Dayang perkasa mengutuk hantu itu dan mengubahnya
menjadi buah binjai. Hantu itu memohon untuk dibebaskan dan berkata dia membutuhkan 40
jiwa dan hanya perlu mendapatkan satu jiwa lagi. Dayang dan penduduk desa berjalan dan
sampai pada batu besar, di batu itulah hantu akan dikurung. Batu besar pun terbuka dan hantu
yang masih berada di buah binjai dilemparkan di dalam batu itu setelah itu batu besar itu
kembali tertutup, begitulah kisahnya. Selesai suami bercerita, ikannya pun selesai dibersihkan
dan tidak terdapat telur ikan. Sang istri sedih karena mengidamkan telur ikan tembakul,
akhirnya sang suami kembali pergi memancing. Hari pun berganti malam dan suami belum
pulang juga. Istri yang khawatir pergi menyusul untuk mencari suami dan kaget menemukan
suami sudah meninggal.
Waktu pun berlalu, saat bekerja, jari sang istri tidak sengaja luka, malam harinya ia
bermimpi bahwa luka itu karna ia mengidamkan telur ikan tembakul dan memintanya untuk
pergi mencari ikan di sungai Binjai besok. Besoknya sang istri pergi mencari ikan, setelah
menemukannya, dia membelah perut ikan tersebut dan mendapatkan telur. Di rumah, saat
selesai memasak ikan, dia berpesan pada Melu untuk menyisakan telur ikan untuknya karna
dia akan pergi ke makam sang suami. Pekan merengek-rengek ingin makan telur ikan. Melu
akhirnya memberi separuh namun Pekan mengambil semua telurnya. Saat sang istri pulang
dan hendak makan betapa sedihnya saat mengetahui bahwa sudah tidak ada lagi telur ikan.
Melu menangis minta pengampunan namun karena sedih sang istri tidak mengampuninya.
Pada malam hari, sang istri pergi keluar rumah, Melu dan Pekan yang mengetahui hal
tersebut berlari menyusulnya. Sang istri berlari menuju ke arah batu besar sambil berkata
batu belah batu betangkup tangkaplah aku, aku komponan telur tembakul, batu itu pun
terbuka dan ia masuk ke dalam batu tersebut lalu batu tersebut tertutup. Melu dan Pekan
menunggu, saat tidur, Melu mendapat mimpi bahwa dia harus menuju Kerayung dan tinggal
di sana, jika suatu saat salah satu dari mereka ada masalah datanglah kebatu dan temui emak.
Keesokan paginya, sesuai pesan, mereka menuju Kerayung. Saat berisitirahat, seorang nenek
menghampiri mereka dan membawanya kerumah. Melu dan Pekan pun tinggal bersama
nenek yang dipanggil Kebayan tersebut, dia membuat obat, parfum, dan bunga.
Keesokan harinya, Pekan mengikut nenek mencari obat di dalam hutan. Di dalam
hutan nenek menjelaskan mengenai pohon bernama ipoh yang getahnya dapat dipakai untuk
membuat racun. Setelah itu nenek mengambil batang rebung, membuatkan sumpitan lalu
mengajarkan cara menggunakannya, yaitu menaruh jarum di dalam lubang kemudian ditiup
dan jarum tersebut akan keluar di sisi lubang satunya. Setelah itu pekan pun pergi bermain
ketempat lain namun tidak sengaja menembak seorang anak bernama Mamat. Pekan dan
Mamat pun berteman baik hingga mereka dewasa.
Saat dewasa, sepulangnya Mamat dan Pekan bermain, mereka pun bercanda ria
dengan Melu. Tidak lama kemudian nenek pulang mengantarkan minyak wangi Rindu
Malam untuk Putri Mayang Mengurai. Mamat bertanya kenapa disebut Rindu Malam. Pekan
menjawab barang siapa yang menggunakannya, siapapun yang menciumnya akan
merindukannya. Setelah itu mereka berdua pergi mencari seseorang yang mempunyai ayam
untuk diadu dengan ayam Pekan. Mereka mencari di daerah kerajaan, ayam Pekan pun lepas.
Pekan masuk ke dalam taman kerajaan dan menemukan ayamnya namun saat menemukan
ayam dia mendengar suara, karena penasaran, dia pun mencari asal suara tersebut, saat
dilihatnya putri sedang mandi sambil bernyanyi bersama dayang. Namun nyanyian mereka
terhenti karena mndengar suara ayam Pekan, salah satu dayang mencari dan menemukan
Pekan. Putri marah dan hendak memberitau ayahnya. Pekan memohon untuk tidak dihukum
dan berkata bahwa dia akan menjadi pelayan putri dan mengisi kolam dengan parfum. Putri
pun bertanya darimana dia tau tentang parfum. Pekan pun berkata bahwa dia diajarkan oleh
neneknya, neneknya sering datang untuk membawakan parfum Rindu Malam. Mendengar
itu, putri mengurungkan niatnya untuk memberitahu ayahnya. Putri pun menanyakan nama
dan menanyakan cara membuatnya, Pekan menjawab kita harus mengumpulkan 7 macam
bunga yang diambil pada 7 malam jumat, kemudian dicampur dengan minyak buah Mahligai
setelah itu direndam dalam air Pohon Palem selama 7 minggu. Tidak lama kemudian, seorang
dayang datang dan berkata bahwa raja datang, lalu Pekan pergi namun putri meminta Pekan
untuk datang lagi besok. Pekan pun bercerita pada Mamat bahwa dia bertemu putri dan jatuh
cinta padanya. Mamat pun berkata bahwa itu hal yang mustahil.
Di dalam istana, raja berkata bahwa dia akan memilih salah seorang rakyat untuk
dijadikan putra mahkota dan meminta saran dari pengawal. Karena tidak menemukan saran
yang tepat, raja pun menyarankan untuk mengadakan adu ayam dalam 7 hari kedepan.
Setelah itu, pengawal pun memberitahu warga. Saat pekan bertemu dengan putri. Putri
berkata bahwa mereka seharusnya tidak usah betemu lagi. Mereka pun berpisah. Pekan pun
merasa galau. Lalu mamat datang dan menghibur pekan yang sedih, lalu berkata bahwa 3 hari
lagi raja akan memilih putra mahkota dan menyarankan pekan untuk mengikutinya. Pekan
yang awalnya ragu akhirnya mengikuti komepetisi tersebut. Bersama nenek, mereka
membuat racun.
Pada saat hari kompetisi, pemuda dari Desa Mata Seluang bernama Dato Hitam
Pahlawan mengalahkan ayam raja. Pekan pun datang dengan ayamnya yang cekernya sudah
dilumuri racun. Ayam Pekan pun mengalahkan ayam Dato Hitam Pahlawan dan Pekan
diangkat menjadi putra mahkota dan akan dilantik besok. Pekan pun akan dinikahkan dengan
putri. Dato Hitam Pahlawan melakukan balas dendam dengan mengirim dua orang ahli
pedang namun mereka dapat dikalahkan oleh Pekan. Dato Hitam Pahlawan pergi rumah
dukun, dukun pun menyarankan untuk menunggu saat hari perkawinan. Saat hari perkawinan,
dukun menjampi-jampi mereka berdua. Acara perkawinan terpaksa dihentikan, dan tidak ada
yang bisa menyembuhkannya. Melu meminta raja untuk membawa mereka berdua ke Batu
Belah Batu Betangkup. Sesampainya di sana Melu berkata mamak tolonglah, Melu datang
membawa Pekan, Pekan dan isrinya sakit karena pengaruh jahat, tolonglah mak Batu besar
itu terbuka lalu mereka berdua sembuh. Dato Hitam Pahlawan muncul dan Pekan menantang
Dato Hitam Pahlawan untuk bertarung. Mereka berdua pun bertarung dan Pekan berhasil
mengalahkan Dato Hitam Pahlawan.

Anda mungkin juga menyukai