Dahulu kala di Riau, tinggallah seorang anak bernama Dang Gedunai. Dia tinggal
bersama dengan ibunya. Dang Gedunai adalah anak yang keras kepala. Ibunya sedih sekali
melihat hal itu. Dang Gedunai adalah satu-satunya anak tapi dia tidak pernah membuatnya
bahagia. Suatu hari, Dang Gedunai pergi ke sungai untuk menangkap ikan. Ibu, aku ingin
pergi ke sungai. Aku ingin pergi memancing, kata Dang Gedunai kepada ibunya. Hari ini
mendung di luar. Hujan akan segera turun. Mengapa kau tidak tinggal di rumah? Kata
ibunya. Seperti biasa Dang Gedunai mengabaikannya.
Dia kemudian pergi ke sungai.Langit pun sudah berawan gelap ketika ia tiba di
sungai. Segera turunlah gerimis, tetapi Dang Gedunai masih sibuk memancing. Kemudian
hujan pun turun dengan derasnya. Dang Gedunai akhirnya menyerah. Namun tepat sebelum
dia pergi, dia melihat sesuatu yang berkilauan di sungai. Apakah itu?
Itu adalah sebutir telur yang sangat besar. Dang Gedunai pun kemudian membawa pulang
telur itu. Ibunya terkejut melihat dia membawa sebutir telur besar. Telur apa itu? Di mana
kau menemukannya? Ia bertanya. Aku menemukannya di sungai, Ibu, jawab Dang
Gedunai. Hati-hati dengan telur itu. Itu bukan milikmu. Kamu harus mengembalikannya,
saran ibunya. Seperti biasa, Dang Gedunai mengabaikan nasihat ibunya. Ia berencana untuk
makan telur walaupun ibu sudah melarangnya.
Pada suatu pagi, ibunya sudah siap untuk pergi ke sawah. Sekali lagi, ia menyarankan
Dang Gedunai untuk meletakkan telur itu kembali ke sungai. Dang Gedunai tidak
mengatakan apa-apa. Tapi ketika ibunya meninggalkan rumah, ia segera merebus telur itu.
Lalu ia memakannya. Wah.. sangat lezat rasanya. Dia begitu kekenyangan dan kemudian ia
jatuh tertidur. Dia pun bermimpi. Ada seekor naga Raksasa datang kepadanya dalam
mimpinya. Manusia, kau mencuri telur! Untuk hukuman, maka kau akan menjadi seekor
naga.
Dang Gedunai pun terbangun ketakutan. Dia berkeringat. Dia merasa sangat
kehausan. Ketika ibunya pulang. Dia melihat anaknya panik. Apa yang terjadi? Ia bertanya.
Aku tidak tahu, Ibu. Tiba-tiba aku merasa sangat haus. Tenggorokanku seperti terbakar,
kata Dang Gedunai. Ibunya kemudian memberinya segelas air. Tidak cukup. Dia minum
segelas, lalu segelaslagi dan lagi sampai tidak ada air yang tersisa di rumah. Ibunya
menyuruhnya pergi ke kolam. Dang Gedunai minum semua air sampai kolam itu hingga
kering. Tapi itupun tidak cukup meredakan hausnya. Kemudian mereka pergilah ke sungai.
Sekali lagi itu tidak cukup. Ia tetap merasa haus sekali. Dang Gedunai tahu mimpinya
akan menjadi kenyataan. Ia akan menjadi seekor naga. Ibu, maafkan aku. Aku mengabaikan
nasihat mu. Aku makan telur itu. Itu adalah telur naga. Dan Aku akan berubah menjadi naga.
Aku tidak bisa hidup bersama Ibu lagi. Aku akan hidup di laut. Jika Ibu melihat gelombang
besar di laut, itu berarti aku sedang makan. Tetapi jika gelombang menjadi tenang, maka itu
berarti saya sedang tidur, kata Dang Gedunai.
Dang Gedunai kemudian meninggalkan ibunya. Ia menuju laut. Ibunya tidak bisa
berbuat apa-apa lagi untuk menghentikannya. Dia hanya menangis. Sampai saat nelayan tidak
ingin untuk pergi memancing di laut ketika muncul ombak yang besar. Mereka tahu bahwa
saat itu naga sedang makan. Mereka hanya menunggu sampai naga itu selesai makan dan
ombak menjadi kembali tenang.
SEKIAN
Menganilisis unsur intrinsik cerita rakyat :
Tema yang digunakan cenderung kaku, dan bersifat istanasentris, dan berupa mistis
1. Tema
2.
3.
-
Latar
Tempat :
Di rumah ketika dang gedunai merasa tenggorokannya sangat panas, dan haus
Ketika di danau Dang Gedunai menghabiskan seluruh air yang ada di danau tersebut
Waktu :
Ibu Dang Gedunaii terus menangis siang dan malam karena ia merasa terpukuk dengan
kepergian anaknya tersebut
Suasana :
Dang Gedunai merasa gelisah karena kerongkongannya bagaikan terbakar, ditambah
lagi ia sudah minum air yang sangat banyak, namun itu tidak cukup baginya
4. Tokoh :
-
Dang Gedunai
5.
-
Penokohan ;
Dang Gedunai :
6. Amanat :
-
Dang Gedunai menjadi Naga, : Dang Gedudnai berubah menjadi naga ,ia menemukan
telurnya di sungai. Ia mengira bahwa ia mendapatkan telur badak, namun ia salah sangka,
karena badak bukanlah bertelur namun beranak satu, dan ia temukan itu ialah telur naga
(sesuai seperti yang dikatakan oleh ibunya)
Ibu Dang Dang Gedunai: Emak selalu bersabar dan menyayangi anaknya(Dang Gedunai).
Ini dibuktikan ketika anaknya sudah menjadi naga namun ia tetap menunggu anaknya
tersebut siang dan malam.
Hal yang menarik dari latar :
-
Ketika di danauu Dang Gedunai menghabiskan seluruh air yang ada di danau tersebut (
latar tempat )
Ibu Dang Gedunaii terus menangis siang dan malam karena ia merasa terpukuk dengan
kepergian anaknya tersebut ( Latar waktu )
Ketika dang gedunai mencari ikan bersama teman-temannya di Sungai dia menemikan
sebuah telur yang sangat besar dan mengkilap.