Anda di halaman 1dari 14

KERAJAAN HINDU

BUDDHA DI C

INDONESIA (2)
Sejarah Wajib Kelas X
Kerajaan Hindu Buddha di
Indonesia
• Kerajaan Kutai Martapura • Kerajaan Kediri
• Kerajaan Tarumanegara • Kerajaan Singosari
• Kerajaan Kalingga • Kerajaan Majapahit
• Kerajaan Mataram Kuno • Kerajaan Tulang Bawang
• Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Mataram Kuno

Pendirinya adalah Sri Sanjaya, Candi Peninggalan Kerajaan


Kerajaan Mataram Kuno generasi ketiga dari pemimpin Mataram Kuno menjadi salah
terletak di Jawa Tengah, Bhumi Mataram yang satu peninggalan kerajaan
tepatnya di sekitar kaki mendeklarasikan Wangsa yang paling penting.
gunung Merapi atau wilayah Sanjaya dan Kerajaan Mataram
Magelang saat ini. Kuno. Namun karena pada dasarnya
kerajaan ini terdiri dari dua
Wilayah ini merupakan bagian Dinasti yang terbagi menjadi
dari Bhumi Mataram yang Kerajaan ini memilik dua corak keluarga Hindu dan Buddha,
diberikan kepada salah satu utama, yaitu Wangsa Sanjaya peninggalannya pun terbagi
putra Ratu Shima dari yang beragama Hindu dan menjadi candi Hindu dan
Kalingga. Wangsa Syailendra yang candi Buddha.
beragama Buddha Mahayana..
Peninggalan Kerajaan Mataram
Kuno
1. Prasasti Sojomerto (Abad ke-7). Isi Prasasti menjelaskan bahwa Syailendra
merupakan penganut agama Budha.
Candi Hindu 2. Prasasti Canggal (732 M). Isi prasasti menyatakan peringatan pembuatan
• Candi Gatotkaca Lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
• Candi Arjuna 3. Prasasti Kalasan (778 M). Isi dari prasasti ini adalah mengenai kabar Raja
• Candi Bima Syailendra yang membujuk Rakai Panangkaran untuk mendirikan bangunan
• Candi Puntadewa suci untuk Dewi Tara yang merupakan vihara bagi para pendeta Buddha.
• Candi Semar 4. Prasasti Kelurak (782 M). Isinya menceritakan pembangunan arca Manjusri
• Candi Prambanan sebagai wujud sang Budha, Dewa Wisnu dan Sanggha. Prasasti ini juga
menyebutkan mengenai Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya
Candi Buddha sebagai raja yang berkuasa saat itu.
• Candi Mendut 5. Prasasti Ratu Boko (856 M). Menceritakan tentang kekalahan
• Candi Ngawen Balaputradewa dalam perang melawan kakaknya yaitu Rakai Pikatan atau
• Candi Pawon Pramodhawardani dalam perebutan kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno.
• Candi Borobudur 6. Prasasti Mantyasih (907 M). Prasasti berisi silsilah raja-raja Mataram Kuno
Keadaan Kerajaan Mataram Kuno

Kehidupan Sosial
Kehidupan Politik
Wangsa Sanjaya yang beragama
Kerajaan Mataram Kuno Kehidupan Ekonomi
Hindu dan Wangsa Syailendra
merupakan pewaris sah kekuasaan Masyarakat umumnya bercocok
yang beragama Buddha Mahayana
atas tanah Jawa menggantikan tanam dan beternak, mereka
dapat berdampingan tanpa
Kerajaan Kalingga. Sehingga melakukan perdagangan dengan
konflik, itu pula yang
kelanjutan kekuasaan tersebut berbagai wilayah di Jawa. Tidak
mengakibatkan masyarakat tetap
berlangsung tanpa adanya banyak banyak ditemukan informasi
dapat hidup meskipun kebanyakan
konflik. Meski begitu, sejak mengenai kegiatan
diantaranya menganut agama
adanya dua wangsa dalam perekonomian, namun jika
leluhur mereka.
kekuasaan Mataram, perebutan melihat dari pusat kerajaannya
Rakyat Mataram juga diduga
kekuasaan akan selalu mengintai. sangat kecil kemungkinan
terikat kuat dengan kerajaan
Kerajaan Mataram Kuno juga Mataram terbiasa berdagang
mengingat banyaknya candi-candi
memiliki sistem birokrasi yang melalui laut.
besar yang dibangun oleh
cukup rapih.
Mataram Kuno.
Masa Kejayaan Kerajaan Mataram
Kuno
Pada dasarnya, Kerajaan Mataram Kuno tidak memiliki raja atau masa tertentu yang merupakan masa
kejayaannya. Meskipun begitu, raja-raja yang memiliki pencapaian besar ketika berkuasa adalah sebagai
berikut:

1. Sanjaya sebagai pemimpin pertama Mataram Kuno membangun pondasi kerajaan yang mampu
menerima berbagai kalangan agama.
2. Rakai Panangkaran mampu menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya, dan melanjutkan iklim
toleransi antar agama yang baik. Ia membuat pemukiman khusus penduduk beragama tertentu
sehingga menghindarkan konflik.
3. Rakai Pikatan merupakan penerus tahta dari wangsa Sanjaya, ia berhasil mengalahkan kandidat dari
wangsa Syailendra yaitu Balaputradewa. Rakai Pikatan memulai pembangunan komplek percandian
Hindu terbesar yaitu Candi Prambanan.
4. Dyah Balitung dianggap sebagai raja yang berhasil dalam hal ekspansi kekuasaan. Ia menguasai
banyak wilayah di timur dan menguasai jalur perdagangan melalui Sungai Brantas dan Bengawan Solo.
Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno

Sesudah pemerintahan Balitung


berakhir, Kerajaan Mataram mulai
Kerajaan Siwijaya tak henti
mengalami kemunduran. Raja yang
menyerang Mataram Kuno hingga
berkuasa setelah Balitung adalah
Mpu Sindok terpaksa memindahkan
Daksa, Tulodong, dan Wawa.
ibu kota kerajaan dari Medang ke
Beberapa faktor yang menyebabkan
Daha (Jawa Timur) dan mendirikan
kemunduran Mataram Kuno antara
dinasti baru yaitu Dinasti
lain adanya bencana alam dan
Isyanawangsa.
ancaman dari musuh yaitu
Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya
(Abad VII–XII Masehi)

Kedukan Bukit
Sumber Talang Tuo
Telaga Batu

Prasasti Kota Kapur


Ligor
Karang Berahi
Palas Pasemah
Berita
Tiongkok I-Tsing

George Coedes menyatakan letak


Pada masa kejayaannya, Sriwijaya berkembang sebagai Kerajaan Sriwijaya berada di tepi
kerajaan maritim yang memiliki pengaruh luas dan Sungai Musi atau sekitar Bukit
juga menjadi pusat perkembangan agama dan Siguntang dan Kota Palembang,
kebudayaan Buddha di Asia Tenggara. Kondisi ini tidak Sumatra Selatan. Dari daerah ini
terlepas dari letak Sriwijaya yang strategis di jalur Kerajaan Sriwijaya berkembang
perdagangan internasional. menjadi kerajaan maritim terbesar di
Asia Tenggara.
Kerajaan Sriwijaya
(Abad VII–XII Masehi)

Daerah kekuasaan berdasarkan peta


membentang dari
Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa, dan Pesisir
Kalimantan
Kerajaan Sriwijaya
(Abad VII–XII Masehi)

Prasasti Peninggalan
1. Prasasti Kota Kapur
Ditemukan oleh J.K. van der Meulen di Bagian Barat
Pulau Bangka. Prasasti ini berisi tentang kutukan
bagi siapa saja yang membantah perintah serta
kekuasaan kerajaan akan terkena kutukan.

2. Prasasti Kedukan Bukit


Ditemukan oleh Batenburg di Kampung Kedukan
Bukit, Kelurahan 35 Ilir.
Prasasti ini berisi tentang seorang utusan kerajaan
yang bernama Dapunta Hyang yang melakukan
perjalanan suci atau sidhayarta dengan
menggunakan perahu. Dengan diiringi 2000
pasukan, perjalanannya membuahkan hasil.
Kerajaan Sriwijaya
(Abad VII–XII Masehi)

Prasasti Peninggalan
3. Prasasti Talang Tuwo
Louis Constant Westenenk menemukan prasasti
pada 17 November 1920. Prasasti ini ditemukan di
kaki Bukit Seguntang di sekitar tepian utara Sungai
Musi. Isi dari prasasti ini berisi doa-doa dedikasi dan
menunjukkan berkembangnya agama Buddha di
Sriwijaya.

4. Prasasti Telaga Batu


Prasasti ini ditemukan di sekitar kolam Telaga Biru,
Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.
Isi dari prasasti ini adalah mengenai kutukan bagi
mereka yang berbuat jahat di Sriwijaya. Keberadaan
prasasti ini sama seperti prasasti Kedukan Bukit,
yaitu disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Kerajaan Sriwijaya
(Abad VII–XII Masehi)

Prasasti Peninggalan
5. Prasasti Ligor
Prasasti yang ditemukan di Thailand Selatan ini
memiliki dua sisi, yaitu sisi A dan sisi B. Pada sisi A
menjelaskan tentang gagahnya raja Sriwijaya.
Sedangkan untuk sisi B atau yang disebut prasasti
ligor B berisi mengenai pemberian gelar Visnu
Sesawarimadawimathana.

6. Prasasti Palas Pasemah 7. Prasasti Karang Birahi


Ditemukan di desa Palas Pasemah, Lampung Kontrolir L.M. Berkhout menemukan prasasti
Selatan. Isi dari prasasti ini berisi tentang kutukan Karang Birahi pada tahun 1904 di sekitar tepian
terhadap orang yang tidak tunduk pada kekuasaan Batang Merangin, Jambi. Isi dari prasasti ini yaitu
Sriwijaya. Diperkirakan, prasasti ini berasal dari mengenai kutukan bagi mereka yang tidak tunduk
abad ke-7 Masehi. terhadap Sriwijaya.
Keadaan Kerajaan Sriwijaya
Kehidupan Sosial
Dengan banyaknya pedagang yang
singgah di Sriwijaya
Kehidupan Agama
memungkinkan masyarakatnya Kehidupan agama masyarakat Kehidupan Ekonomi
dapat mengembangkan Sriwijaya dipengaruhi oleh Awalnya, penduduk Sriwijaya
kemampuan berkomunikasi datangnya pedagang India. kebanyakan hidup dengan
dengan pedagang. Pertama adalah agama Hindu, lalu bertani. Akan tetapi, karena
Kemungkinan bahasa Melayu Kuno agama Buddha. Agama Buddha lokasi Sriwijaya yang terletak di
telah digunakan sebagai bahasa dikenalkan di Sriwijaya pada tepi Sungai Musi yang
pengantar terutama dengan para tahun 425 Masehi. I Tsing terhubung ke pantai,
pedagang dari Jawa Barat, melaporkan bahwa Sriwijaya perdagangan menjadi cepat
Bangka, Jambi dan Semenanjung menjadi rumah bagi sarjana berkembang.
Malaysia. Buddha sehingga menjadi pusat Kemudian, perdagangan akhirnya
I-tsing menerangkan bahwa pembelajaran agama Buddha, menjadi mata pencaharian pokok
banyak pendeta yang datang ke khususnya aliran Mahayana.Selain Sriwijaya. Letaknya tepat
Sriwijaya untuk belajar bahasa itu ajaran Buddha aliran Buddha berada di persimpangan jalur
Sanskerta dan menyalin kitab Hinayana juga turut berkembang perdagangan internasional.
kitab suci agama Buddha. di Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya
(Abad VII–XII Masehi)

Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya


harus berakhir sekitar tahun 1007 dan
1023 Masehi. Bermula ketika Raja
Rajendra Chola, seorang penguasa
Kerajaan Cholamandala berhasil
menyerang Sriwijaya dan berhasil
merebut bandar-bandar kota
Sriwijaya.

Tidak hanya itu, kekuatan militer


kerajaan juga melemah dan membuat
prajurit Sriwijaya melepaskan diri dari
kerajaan. Hingga, masa kejayaan
Kerajaan Sriwijaya berakhir sekitar
abad ke-13.

Anda mungkin juga menyukai