Anda di halaman 1dari 2

Michelle Pabula XJ/25

Samuel Rygar Galih Purwoko XJ/27


Scarlett Gloria Thediono XJ/28
Valentina Leonnie Alexander XJ/34

1. Muhammad Yamin berpendapat bahwa Sriwijaya adalah kerajaan nasional pertama di


Indonesia karena pernah menguasai wilayah yang luas, bahkan hampir seluruh wilayah
nasional Indonesia sekarang. Kerajaan Sriwijaya berdiri di tepian Sungai Musi,
Palembang, Sumatera Selatan. Meski pusat pemerintahannya tidak secara langsung
dilewati jalur perdagangan internasional, tetapi jaraknya dari Selat Malaka juga tidak
terlampau jauh. Sriwijaya memiliki letak geografis yang strategi. Hasilnya, Kerajaan
Sriwijaya tumbuh menjadi kerajaan maritim yang masyhur setelah mengembangkan
perdagangan laut dan angkatan lautnya. Selain itu, sejak awal berdirinya kerajaan,
penguasa Sriwijaya merasa harus melancarkan politik perluasan wilayah, yang
dipandang dapat memaksimalkan potensi kemaritiman kerajaan. Misi ekspansi wilayah
Kerajaan Sriwijaya berhasil dilakukan karena pemimpinnya yang sering mengarungi
lautan dari satu pulau ke pulau lain. Dengan bantuan angkatan laut yang berkembang
pesat, wilayah kekuasaan Sriwijaya pun semakin luas. Kerajaan Sriwijaya dapat
menyatukan ribuan pulau yang terpisah dalam satu kekuasaan. Pada masa
kejayaannya, Sriwijaya merupakan negara maritim yang masyhur, yang mengontrol
perdagangan di jalur utama Selat Malaka dan menjadi pusat penyebaran agama
Buddha. Selain itu, Sriwijaya menguasai berbagai wilayah meliputi Thailand Selatan,
Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Pulau Jawa dan Kalimantan. Itulah
mengapa Moh Yamin menyebut Sriwijaya sebagai negara nasional pertama di
Indonesia, karena merupakan penjelmaan negara kesatuan yang pertama di Indonesia.

2. Pada zaman Mataram Kuno ini persebaran agama islam belum masuk ke Indonesia,
terkhusus pada periode waktu abad ke-8 Masehi. Kerajaan Mataram Kuno diisi dengan
keberagaman agama Hindu-Budha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan
terdapat beberapa tafsiran ahli yang dapat menjelaskan bagaimana toleransi beragama
pada Kerajaan Mataram tersebut:
a. Dinasti Syailendra , dan dinasti Sanjaya
Di dalam kerajaan Mataram Kuno (Medang) terdapat 2 dinasti yang
awalnya melakukan persaingan, yaitu dinasti Syailendra, dan dinasti
Sanjaya. Namun persaingan diantara keduanya tidak berlangsung lama.
Karena adanya pernikahan antara Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya
yang beragama Hindu dengan Pramodhawardhani dari dinasti Syalendra
yang beragama Budha, sehingga melahirkan suasana tolenransi agama
yang baik di dalam kerajaan Mataram, lewat perkawinan antar agama
tersebut.
b. Candi, dan Budha
Lewat prasasti yang ditemukan banyak dibangunnya berbagai candi dan
Budha yang tersebar di berbagai tempat di wilayah Mataram Kuno,
bahkan masih terjaga, dan terpelihara dengan baik sampai saat ini.
3. Beberapa alasan dari macam-macam aspek:
a) Politik: Menghindari serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
b) Ekonomi: Pu Sindok yang pada saat itu sedang memerintah ingin
mengembangkan sektor perdagangan, selain sektor pertanian.
c) Sosial: Rakyat menghindari kerja paksa pembangunan candi.
d) Religi: Tanah di Jawa Tengah sudah dianggap tidak suci karena banyaknya
peperangan yang terjadi.
e) Geografis: Bencana alam yang kala itu terjadi, gempa bumi.

4. Prasasti karang tengah berisi tentang raja pada saat itu yaitu raja Samaratungga yang
memiliki anak bernama Pramodhawardhani yang mendirikan bangunan suci Jinalaya
serta bangunan bernama Wewuna untuk menempatkan abu jenazah dewa indra. Melalui
isi prasasti ini, dapat dilihat bahwa perempuan dalam masa itu juga bisa memiliki peran
dan kedudukan. Seperti hal nya Pramodhawardhani yang dapat meresmikan atau
mendirikan sesuatu, yang Berarti perempuan tetap dipandang hormat, tidak dipandang
rendah dan diberikan kesempatan untuk berkuasa di dalam pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai