Anda di halaman 1dari 6

Awal mula kerajaan sriwijaya

Kerjaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia. Kerajaan yang terletak
di Palembang, Sumatera Selatan ini sudah berdiri sejak abad ke-7 Masehi. Pendirinya adalah
Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Berdirinya Kerajaan Sriwijaya berawal dari perjalanan suci
Dapunta Hyang. Kala itu, Dapunta Hyang menjalankan perjalanan suci atau siddhayatra
menggunakan perahu. Ia membawa 20.000 orang pasukan.
Bersama pasukannya, Dapunta Hyang akhirnya membangun kerajaan Sriwijaya di Sumatera
Selatan dan Jambi. Kemudian, ia mengembangkan kerajaan tersebut hingga ke daerah
Semenanjung Malaysia. Kerajaan Sriwijaya sukses menguasai daerah perairan yang penting,
yakni Selat Malaka dan Selat Sunda. Mereka juga menjalin kerja sama dengan saudagar
China, India, Kamboja, Filipina, Burma, Arab, hingga Afrika

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya berjaya pada era 9-10 Masehi dengan kuasai jalur perdagangan maritim di
Asia Tenggara. Sriwijaya sudah kuasai nyaris semua kerajaan Asia Tenggara, salah satunya,
Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya,Thailand, Kamboja, Vietnam, serta Filipina. Sriwijaya
jadi ingindali rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea cukai kepadaa tiap-tiap kapal
yang lewat. Hal semacam ini lantaran Sriwijaya jadi penguasa atas Selat Sunda serta Malaka.
Sejalan itu, Kerajaan Sriwijaya juga menyatukan kekayaannya dari layanan pelabuhan serta
gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok serta India.

Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya dapat diraih pada masa pemerintahan Raja
Balaputradewa. Kejayaan Sriwijaya dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang,
seperti bidang maritim dengan menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Selat
Sunda, dan Semenanjung Malaya. Rakyatnya pun hidup dengan makmur karena kerajaan
mendapatkan banyak pemasukan dari pajak kapal-kapal dagang yang melintas. Untuk
menjaga stabilitas kerajaan, dibangunlah armada laut yang kuat supaya dapat mengatasi
gangguan di jalur pelayaran. Sriwijaya juga menjalin menjalin hubungan perdagangan
dengan India, Cina, dan bangsa-bangsa lain. Selain menonjol di bidang maritim, Kerajaan
Sriwijaya juga maju di bidang politik, ekonomi, dan agama. Di bidang politik, Sriwijaya
dianggap sebagai kerajaan nasional pertama karena wilayah kekuasaannya sangat luas. Raja
Balaputradewa juga menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala yang kala itu
dipimpin oleh Raja Dewapala Dewa. Raja ini menghadiahkan sebidang tanah kepada
Balaputradewa untuk mendirikan asrama bagi para pelajar dan siswa yang sedang belajar di
Nalanda. Hal tersebut menandakan Balaputradewa memerhatikan ilmu pengetahuan bagia
generasi mudanya.

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya alami keruntuhan saat Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan
Cholamandala menyerang 2 x pada th. 1007 serta 1023 M yang sukses merebut bandar-
bandar kota Sriwijaya. Peperangan ini karena sebab Kerajaan Sriwijaya serta Kerajaan
Cholamandala berkompetisi pada bagian perdagangan serta pelayaran. Dengan hal
tersebut,maksud dari serangan Kerajaan Cholamandala bukan untuk menjajah tetapi untuk
meruntuhkan armada Sriwijaya. Hal semacam ini mengakibatkan ekonomi Kerajaan
Sriwijaya makin melemah lantaran sebagian pedagang yang umumnya berdagang di Kerajaan
Sriwijaya selalu menyusut. Bukan cuma itu, kemampuan militer Sriwijaya juga makin
melemah hingga banyak daerah bawahannya yang melepas diri. Pada akhirnya, Kerajaan
Sriwijaya roboh pada era ke-13.

Memasuki abad ke-11, kerajaan Sriwijaya mengalami masa-masa kemunduran.


Kemunduran terjadi diakibatkan beberapa faktor. Berikut adalah faktor-faktor
yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Sriwijaya:

Diserang Cholamandala dari India

Pada tahun 1017 dan 1025, dinasti Cholamandala dari India Selatan menyerang
kerajaan Sriwijaya.

Disebutkan pada prasasti Tanjore bertarikh 1030, Kerajaan Cholayang dipimpin


Rajendra Chola menaklukkan koloni Sriwijaya, yakni wilayah Nikobar dan
berhasil menahan raja Sriwijaya, Raja Sanggrama Wijayotunggawarman.

Adanya desakan dari Kerajaan Thailand dan Kerajaan Singasari

Sriwijaya mengalami kelemahan pemerintahan pada abad ke-13, hal ini


dimanfaatkan oleh Kerajaan Sukhodaya dari Thailand di bawah kekuasaan raja
Kamheng.

Raja Kamheng berhasil merebut wilayah Sriwijaya di Semenanjung Malaysia,


sehingga Selat Malaka lepas kendali dari Sriwijaya.

Banyak raja taklukan yang melepaskan diri

Sriwijaya mulai kehilangan keseimbangan politik dan pemerintahan, sehingga


banyak raja-raja tawanan yang berhasil melepaskan diri dari tawanan kerajaan.
Hal ini memicu pemberontakan dari raja-raja yang bergabung dan membalas
dendam untuk menghancurkan kerajaan Sriwijaya.

Kemunduran di bidang ekonomi dan perdagangan

Akibat adanya perebutan wilayah Selat Malaka, perlahan Sriwijaya mengalami


kemunduran. Tidak hanya di bidang pertahanan dan juga keamanan, bahkan hal
ini juga mempengaruhi perekonomian dan perdagangan Sriwijaya yang kian hari
kian menyusut.

Raja-raja Kerajaan Sriwijaya

1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa


2. Sri Indravarman
3. Rudra Vikraman
4. Maharaja WisnuDharmmatunggadewa
5. Dharanindra Sanggramadhananjaya
6. Samaragrawira
7. Samaratungga
8. Balaputradewa
9. Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
10. Hie-tche (Haji)
11. Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
12. Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
13. Sumatrabhumi
14. Sangramavijayottungga
15. Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
16. Rajendra II
17. Rajendra III
18. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
19. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
20. Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya meninggalkan sebagian prasasti, salah satunya :

1. Prasasti Kedukan Bukit


Prasati ini diketemukan di Palembang pada th. 605 SM/683 M.Isi dari prasasti itu yaitu
ekspansi 8 hari yang dikerjakan Dapunta Hyang dengan 20. 000 tentara yang sukses
mengalahkan banyak daerah hingga Sriwijaya jadi makmur.

2. Prasasti Talang Tuo


Prasasti yang diketemukan pada th. 606 SM/684 M ini diketemukan di samping barat
Palembang. Berisi mengenai Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang membikin Taman Sriksetra
untuk kemakmuran semuanya makhluk.

3. Prasasti Kota Kapur


Prasasti ini bertuliskan th. 608 SM/686 M yang diketemukan di Bangka.Isiny tentang
permintaan pada Dewa untuk keselamatan Kerajaan Sriwijaya bersama rakyatnya.

4. Prasasti Karang Birahi


Prasasti yang diketemukan di Jambi ini berisi sama juga dengan prasasti Kota Kapur
mengenai permintaan keselamatan. Prasasti Karang Birahi diketemukan pada th. 608 SM/686
M.

5. Prasasti Talang Batu


Prasasti ini diketemukan di Palembang,tetapi bukan ada angka tahunnya. Prasasti Talang
Batu diisi mengenai kutukan pada pelaku kejahatan serta pelanggar perintah raja.

6. Prasasti Palas di Pasemah


Prasasti ini dapat tak berangka th.. Diketemukan di Lampung Selatan yang diisi mengenai
kesuksesan Sriwijaya menempati Lampung Selatan.
7. Prasasti Ligor
Diketemukan pada th. 679 SM/775 M di tanah genting Kra.Bercerita kalau Sriwijaya
dibawah kekuasaan Darmaseta.

corak kerajaan
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan pertama Indonesia yang bercorak Buddha. Sriwijaya
menjadi pusat pengajaran Buddha Vajrayana. Sriwijaya menarik perhatian para cendekiawan
dan agamawan Budha dari negara-negara di Asia, bahkan Sriwijaya pun menjadi rumah dan
pusat pembelajaran bagi para Buddhist.

Di sisi lain, kerajaan ini juga banyak memberikan pengaruh di bidang maritim dan menjadi
pusat perdagangan. Dan kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India. Dengan
berdagang, para raja turut mengembangkan bahasa Melayu di Nusantara.

Kondisi ekonomi kerajaan sriwijaya

Sriwijaya menurut sebuah catatan Cina pada 1225 M Palembang ibukota Sriwijaya
telah dikuasai oleh Kerajaan Melayu. Namun dikarenakan letaknya yang strategis
yaitu di persimpangan jalur perdagangan internasional membuat hasil bumi menjadi
modal utama untuk memulai kegiatan perdagangan dan pelayaran. Kemudian masa
ketika masyarakat menikmati suasana yang tenang.

Sriwijaya adalah sebuah negara maritim yang mempunyai hubungan perdagangan


internasional. Pemindahan kekuasaan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur
memiliki arti yang strategis dalam bidang ekonomi. Kerajaan yang dikenal dengan
kekuatan maritimnya tersebut berhasil menguasai pulau Sumatra Jawa Pesisir
Kalimantan Kamboja Thailand Selatan dan Semenanjung Malaya yang kemudian
menjadikan Kerajaan.

Perkembangan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya 2018-02-09 2018-02-09 Perkembangan


dalam bidang ekonomi pada zaman Kerajaan Sriwijaya megalami peningkatan hal ini
dikarenakan strategisnya tempat Kerajaan Sriwijaya yang menjadi jalur lalulintas
pelayaran perdagangan India China. Kerajaan Medang memangterkenal sebagai
negara agraris sedangkan saingannya yaitu Kerajaan Sriwijaya merupakan negara
maritim. Pada umumnya masyarakatnyaadalah petani pedagang dan peternak.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya Karena letak Kerajaan Sriwijaya yang


stategis membuat banyak pedangang dari kancah internasional berkecimpung
didalamnya. Kehidupan Sosial dan Budaya Kerajaan Sriwijaya. Kehidupan Sosial
Ekonomi Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-Cina.

Perkembangan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya- Pada mulanya penduduk Sriwijaya


hidup dengan bertani. Sebagian besar penduduk Sriwijaya hidup dari hasil
perdagangan dan pelayaran. Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Sriwijaya.
Kehidupan Politik Sosial Budaya. Artikel dan Makalah tentang Sistem Kehidupan
Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Sriwijaya – Sriwijaya adalah sebuah negara
maritim yang mempunyai hubungan perdagangan internasional. Sriwijaya diserang
oleh raja Rajendracola Colamandala pada tahun 1023 Raja Sriwijaya dapat ditahan.

Kapal-kapal asing yang berlabuh di pelabuhan Sriwijaya akan dikenakan pajak bea
cukai. Dari berbagai sumber sejarah seperti diungkap sebelumnya dapatlah ditafsirkan
bahwa kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Sriwijaya mengalami dinamika yang
tinggi. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya Pada awalnya kehidupan ekonomi
masyarakat Sriwijaya bertumpu pada bidang pertanian.

Video singkat tentang Keadaan Politik Sosial Ekonomi dan Agama Kerajaan
Sriwijaya. Hal ini lambat laun membuat terdorongnya pola pikir masyarakat Sriwijaya
dalam hal Perekonomiannya. Para pedagang dari berbagai bangsa seperti Cina anak
benua India Gujarat Urdu-Pakistan dan Tamil Sri Lanka dan Campa datang ke
Sriwijaya.

Di samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi
perdagangan di Asia Tenggara menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan
nasional dan internasional. Kerajaan Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai
negara maritim yang pernah menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan
internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka Selat Sunda dan
Laut Jawa. Kehidupan ekonomi Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya adalah salah
satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa silam.

Negara taklukkanya melepaskan diri seperti Ligor Tanahkra Tahang dll 2. 2


Bagaimana kehidupan politik sosial ekonomi dan agama kerajaan Sriwijaya 3 from
WRIGHT WAY 123 at St. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar
yang ada di nusantara.

Hal ini didukung dengan letak yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan
Internasional. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya meliputi kegiatan pertanian
hasilnya kemudian diperjual belikan kepada para pedagang asing yang singgah.
Perdagangan yang berlangsung dapat berjalan aman sehingga rakyatnya dapat hidup
aman dan makmur

Kehidupan sosial

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Sriwijaya mengalami dinamika


yang tinggi. Ada saatnya ketika rakyat terlibat dalam berbagai penaklukkan
dan perluasan wilayah Sriwijaya. Kemudian, masa ketika masyarakat
menikmati suasana yang tenang. Terakhir, sebuah masa ketika
masyarakat Sriwijaya mengalami goncangan karena sejumlah
penyerangan yang dilakukan pesaing-pesaing Sriwijaya, baik yang berasal
dari Jawa maupun India. Dalam suasana yang stabil, Sriwijaya dan
masyarakatnya tampil menjadi pusat pengajaran Buddha di kawasan Asia
Tenggara. Tersebutlah nama-nama guru besar agama Buddha, seperti
Dharmapala dan Sakyakirti. Dari situ, jelaslah bagaimana gambaran
kehidupan sosial masyarakat Sriwijaya.

Kehidupan budaya
Tonggak kehidupan budaya masyakarat Sriwijaya yang sangat
dibanggakan adalah pada saat Sriwijaya menjadi pusat pengajaran ajaran
Buddha di Asia Tenggara. Para pendeta yang berasal dari wilayah sebelah
timur Sriwijaya, seperti Cina dan Tibet banyak yang menetap di Sriwijaya.
Tujuan mereka adalah belajar ajaran Buddha sebelum mereka belajar di
tanah asal lahirnya ajaran itu (India). Pada tahun 1011– 1023, datang
seorang pendeta Buddha dari Tibet untuk memperdalam pengetahuannya
tentang agama Buddha di Sriwijaya. Pendeta itu bernama Atisa dan
menerima bimbingan langsung dari guru besar agama Buddha di Sriwijaya,
yaitu Dharmakitri.
Hal lain yang berkaitan dengan itu ialah mengenai adanya pemberitaan
bahwa pada tahun 1006, Raja Sriwijaya, Sanggrama Wijayatunggawarman
mendirikan sebuah wihara di India Selatan, yaitu di Nagipattana. Wihara ini
dilengkapi dengan asrama yang dikhususkan bagi tempat tinggal para
biksu yang berasal dari Sriwijaya yang tengah memperdalam ajaran
Buddha di India. Secara budaya, hal ini jelas menunjukkan bahwa raja-raja
Sriwijaya memiliki perhatian yang besar pada pengembangan budaya dan
pendidikan, khususnya mengenai pendidikan pengajaran agama Buddha.

Kerajaan Sriwijaya : Sejarah, Peninggalan dan Masa Kejayaan (romadecade.org)

Sejarah Kerajaan Sriwijaya Singkat dan Lengkap ~ Kumpulan Mata Pelajaran


(zalfatazkira.blogspot.com)

Bagaimana Kehidupan Sosial Ekonomi Kerajaan Sriwijaya (pojokkita.com)

Kehidupan Sosial dan Budaya Kerajaan Sriwijaya - ASTALOG

Kerajaan Sriwijaya, Awal Berdiri, Para Raja dan Peninggalan (sampoernaacademy.sch.id)

Anda mungkin juga menyukai