Anda di halaman 1dari 7

Kerajan Kalingga

Tahun Ajaran 2023/2024

Nama Kelompok :
1. I Gusti Ngurah Putu Dharma Ardhyana (10)
2. I Putu Nandana Wira Adnyana (16)
3. Ida Bagus Made Krisna Dwipayana (18)
4. Made Wiranatha Kusuma (20)
5. Oka Mahardhika Prabawa (34)
Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berada di Jawa


Tengah yang berdiri sekitar abad ke-6 Masehi. Pendiri Kerajaan Kalingga adalah Dapunta
Syailendra yang berasal dari Dinasti Syailendra. Kerajaan Kalingga dikenal juga dengan
nama Kerajaan Holing, Kerajaan Heling, dan Kerajaan Keling. Nama ini sekaligus menjadi
penanda Kerajaan Kalingga dekat dengan China dan India.
Kerajaan Holing yang letaknya berada di Jawa Tengah, nama Kalingga bukan berasal
dari nusantara. Kalingga berasal dari sebuah kerajaan di India bagian selatan, meskipun di
nusantara letaknya berada di sebelah utara dari Gunung Muria. Tepatnya di Kabupaten
Jepara.

Silsilah Kerajaan Kalingga:


Raja pertama Kalingga adalah Prabu Wasumurti, pemimpin di tahun 594 sampai 605
masehi, sebelum digantikan Prabu Wasugeni hingga 632 masehi. Prabu Wasugeni juga
merupakan ayah dari Ratu Shima atau juga dikenal dengan nama Dewi Wasuwari, sosok
yang berhasil membawa kerajaan Kalingga ke puncak kejayaannya.

Beberapa nama raja yang memimpin Kalingga sebelum takhta diduduki Ratu Shima,
antara lain Prabu Wasudewa, Prabu Wasukawi dan Prabu Kirathasingha. Hingga raja yang
paling terkenal pada masa kerajaan Kalingga adalah Ratu Shima resmi diangkat sebagai raja
pada 674 masehi. Sosoknya menggantikan sang suami, Prabu Kirathasingha yang
sebelumnya meninggal dunia.

 Prabu Wasumurti (594-605 M)


Pasca didirikan oleh Dapunta Syailendra pada abad ke-6 Masehi, Prabu Wasumurti
ditunjuk sebagai raja pertamanya dan berkuasa sekitar 11 tahun.

 Prabu Wasugeni (605-632 M)


Usai Prabu Wasumurti meninggal, takhta Kerajaan Kalingga diambil alih putranya
yaitu Prabu Wasugeni dengan masa jabatan 27 tahun.

  Prabu Wasudewa (632-652 M)


Meninggalnya Prabu Wasugeni membuat sang putra bernama Prabu Wasudewa
naik takhta dan mengisi kedudukan raja yang kosong.

 Prabu Kirathasingha (632-648 M)


Regenerasi raja penguasa Kalingga masih terus berlangsung sampai pada Prabu
Kirathasingha yang dipercaya menjadi pemimpin.
 Prabu Wasukawi (652 M)
Tidak banyak sejarah yang mengisahkan sosok Prabu Wasukawi. Namun, dia
diketahui pernah menjabat sebagai penguasa Kalingga.

 Prabu Kartikeyasingha (648-674 M)


Prabu Kartikeyasingha menikah dengan putri Prabu Wasugeni yaitu Dewi
Wasuwari (Ratu Shima). Kartikeyasingha pun mendapat jatah berkuasa di
Kalingga selama 26 tahun.

 Ratu Shima (674-695 M)


Saat suami Ratu Shima, Prabu Kartikeyasingha wafat, kekuasaannya digantikan
sang ratu yang mengembalikan keadaan membuat Kerajaan Kalingga berada di
masa kejayaan.

Kehidupan Politik

Oleh karena terbatasnya sumber sejarah mengenal Kerajaan Holing, maka tidak
banyak yang dapat diceritakan mengenal kehidupan sosial politik Kerajaan Holing
ini. Dalam berita Cina disebutkan pada tahun 674 M Kerajaan Holing diperintah
oleh seorang ratu yang bernama Sima. Ratu Sima memerintah dengan keras dan
adil. Di bawah pemerintahan Ratu Sima rakyat hidup aman dan makmur.
Sepeninggal Ratu Sima, Kerajaan Kalingga terbagi menjadi dua, yaitu Kalingga
Utara (dikenal dengan nama Bhumi Mataram) di bawah Sanaha (cucu Ratu Sima)
dan Kalingga Selatan (Bumi Sambara) di bawah Dewasinga. Sanaha menikah
dengan Bratasenawa atau Sanna (raja ketiga Kerajaan Galuh), yang kemudian
melahirkan Sanjaya. Sanjaya kelak menikahi putri dari Dewasinga yang bernama
Dewi Sudiwara, yang kemudian melahirkan Rakai Panangkaran.

Kehidupan Sosial

Berita Cina zaman dinasti Tang menyebutkan bahwa penduduk Kalingga membuat
benteng-benteng kayu dan rumah beratap dari daun kelapa. Adapun raja tinggal di
sebuah bangunan yang besar bertingkat, beratapkan daun palem, dan duduk di atas
bangku yang terbuat dari gading. Mereka mempunyai kebiasaan menggunakan
tangan. Menurut Prasasti Tuk Mas yang bertuliskan huruf Pallawa dalam bahasa
Sanskerta diperkirakan sebagian rakyat Kalingga pandai menulis huruf Pallawa dan
terampil berbahasa Sanskerta, serta telah mengenal ilmu perbintangan. Rakyat
Kalingga banyak yang menganut agama Hindu dan Buddha. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari kedatangan Hwining dari Cina untuk menerjemahkan kitab suci
agama Buddha Hinayana selama 3 tahun (664-667 M). Hwining dibantu
Jnanabhadra dalam menerjemahkan kitab tersebut.
Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Kalingga Perekonomian Kerajaan Kalingga bertumpu pada sektor


perdagangan dan pertanian. Letaknya yang berada di pesisir utara Jawa
menyebabkan sektor perdagangan maritim dapat berkembang pesat. Komoditas
perdagangan Kalingga antara lain, kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan
gading. Sementara itu, wilayah pedalaman yang subur dimanfaatkan untuk
mengembangkan kegiatan pertanian dengan hasil utama berupa padi. Selain itu,
sebagian penduduknya pandai membuat minuman dari bunga kelapa dan bunga
aren.
Masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Kalingga Salah satu raja terkenal
Kerajaan Kalingga adalah Ratu Shima, yang berkuasa antara 674-695 M.
Pemimpin Kerajaan Kalingga inilah yang berhasil membawa kerajaan mencapai
puncak kejayaan. Ratu Shima memerintah dengan sangat keras, tegas, tetapi juga
adil, sehingga rakyatnya hidup dengan aman, tertib, dan teratur. Pada masa
kejayaannya, Kerajaan Kalingga menjadi pusat agama Buddha di Jawa.
Sepeninggal Ratu Shima, Kerajaan Kalingga ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Kalingga kemudian dibagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Keling yang
diperkirakan di sekitar Magelang dan Kerajaan Medang yang diperkirakan di
sekitar Yogyakarta.

Jejak Peninggalan Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga memiliki sejumlah peninggalan. Berikut peninggalan Kerajaan


Kalingga:

1. Prasasti Tuk Mas

Prasasti Tuk Mas ditemukan di lereng barat Gunung Merapi yang berisi pesan
mengenai hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
2. Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Jawa Tengah dan bertuliskan


silsilah keluarga Dapunta Syailendra sebagai tokoh pencetus Kerajaan Kalingga.

3. Candi Angin

Candi Angin terletak di Kecamatan Keling yang menurut sejarah pernah menjadi
tempat penyembahan karena di bagian bangunan candi terdapat sebuah pusaran
angin.

4. Candi Bubrah
Candi Bubrah berlokasi di Desa Tempur, Jepara yang diduga menjadi pintu utama
atau gapura sebelum menuju Candi Angin karena jaraknya hanya sekitar 500
meter.

5. Situs Puncak Songolikur, Gunung Muria

Puncak Songolikur adalah puncak tertinggi Gunung Muria di Jawa Tengah,


peninggalan Kerajaan Kalingga. Di sana ditemukan banyak arca dan tempat
pemujaan.
Daftar Pustaka
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/kerajaan-kalingga/#:~:text=Raja%20pertama
%20Kalingga%20adalah%20Prabu,kerajaan%20Kalingga%20ke%20puncak
%20kejayaannya.
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20210603134030-574-649938/sejarah-kerajaan-
kalingga-dan-jejak-peninggalannya/amp
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20210308151419-574-615121/5-kerajaan-hindu-di-
indonesia-dan-sejarah-singkatnya

Anda mungkin juga menyukai