Nama Kelompok :
1. I Gusti Ngurah Putu Dharma Ardhyana (10)
2. I Putu Nandana Wira Adnyana (16)
3. Ida Bagus Made Krisna Dwipayana (18)
4. Made Wiranatha Kusuma (20)
5. Oka Mahardhika Prabawa (34)
Kerajaan Kalingga
Beberapa nama raja yang memimpin Kalingga sebelum takhta diduduki Ratu Shima,
antara lain Prabu Wasudewa, Prabu Wasukawi dan Prabu Kirathasingha. Hingga raja yang
paling terkenal pada masa kerajaan Kalingga adalah Ratu Shima resmi diangkat sebagai raja
pada 674 masehi. Sosoknya menggantikan sang suami, Prabu Kirathasingha yang
sebelumnya meninggal dunia.
Kehidupan Politik
Oleh karena terbatasnya sumber sejarah mengenal Kerajaan Holing, maka tidak
banyak yang dapat diceritakan mengenal kehidupan sosial politik Kerajaan Holing
ini. Dalam berita Cina disebutkan pada tahun 674 M Kerajaan Holing diperintah
oleh seorang ratu yang bernama Sima. Ratu Sima memerintah dengan keras dan
adil. Di bawah pemerintahan Ratu Sima rakyat hidup aman dan makmur.
Sepeninggal Ratu Sima, Kerajaan Kalingga terbagi menjadi dua, yaitu Kalingga
Utara (dikenal dengan nama Bhumi Mataram) di bawah Sanaha (cucu Ratu Sima)
dan Kalingga Selatan (Bumi Sambara) di bawah Dewasinga. Sanaha menikah
dengan Bratasenawa atau Sanna (raja ketiga Kerajaan Galuh), yang kemudian
melahirkan Sanjaya. Sanjaya kelak menikahi putri dari Dewasinga yang bernama
Dewi Sudiwara, yang kemudian melahirkan Rakai Panangkaran.
Kehidupan Sosial
Berita Cina zaman dinasti Tang menyebutkan bahwa penduduk Kalingga membuat
benteng-benteng kayu dan rumah beratap dari daun kelapa. Adapun raja tinggal di
sebuah bangunan yang besar bertingkat, beratapkan daun palem, dan duduk di atas
bangku yang terbuat dari gading. Mereka mempunyai kebiasaan menggunakan
tangan. Menurut Prasasti Tuk Mas yang bertuliskan huruf Pallawa dalam bahasa
Sanskerta diperkirakan sebagian rakyat Kalingga pandai menulis huruf Pallawa dan
terampil berbahasa Sanskerta, serta telah mengenal ilmu perbintangan. Rakyat
Kalingga banyak yang menganut agama Hindu dan Buddha. Hal tersebut dapat
dibuktikan dari kedatangan Hwining dari Cina untuk menerjemahkan kitab suci
agama Buddha Hinayana selama 3 tahun (664-667 M). Hwining dibantu
Jnanabhadra dalam menerjemahkan kitab tersebut.
Kehidupan Ekonomi
Prasasti Tuk Mas ditemukan di lereng barat Gunung Merapi yang berisi pesan
mengenai hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
2. Prasasti Sojomerto
3. Candi Angin
Candi Angin terletak di Kecamatan Keling yang menurut sejarah pernah menjadi
tempat penyembahan karena di bagian bangunan candi terdapat sebuah pusaran
angin.
4. Candi Bubrah
Candi Bubrah berlokasi di Desa Tempur, Jepara yang diduga menjadi pintu utama
atau gapura sebelum menuju Candi Angin karena jaraknya hanya sekitar 500
meter.