DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………….……..……... 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………..………….…….. 2
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………………………..…………..…… 3
a. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………….……………. 4
b. Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………………... 5
c. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………….. 6
c.Prosedur Kerja…………………………………………………………………………………………………………………..11
Bab IV Penutup……………………………………………………………………………………………………..…..………..14
a. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………..………….…………..15
b. Penutup ….……………………………………………………………………………………………………...………………16
Daftar Pustaka….………………………………………………………………………………………….……..………..…….17
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam sehari-hari,
kita mengenal berbagai zat yang digolongakan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam
sitrun, asam jawa, asam belimbing, serta “‘asam lambung”. Salah satu sifat asam adalah
rasanya masam. Kita juga mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebaga basa, misalnya
kapur sirih, kaustik soda, air sabun, serta air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat
melarutkan lemak. Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring.
Asam dan basa tentu memiliki sifat yang berbeda. Untuk menentukan sifat asam atau basa
terdapat beberapa cara. Yang pertama dapat menggunakan indikator bahan alam. Bahan-
bahan alam yang berwarna seperti bunga dapat digunakan sebagai indikator alami. Yang
kedua dapat menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan
dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam
larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Dapat
pula menggunakan indikator sintesis seperti fenolftalein, metil merah, bromtimol biru dan
masih dsb. Kemudian dengan mengukur pH. pH merupakan suatu parameter yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang
dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7.
B. Rumusan Masalah
• Bagaimana menentukan sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami?
C. Tujuan Praktikum
Praktikum Asam Basa dari bahan alami ini kami lakukan pada:
Hari : Jumat, 10 Feb 2023
Tempat : Laboratorium Sman 8 Gowa
Alat Bahan
• air sabun
• Aquades
Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam Praktikum Asam Basa antara lain:
• Gerus bunga agalmyla menggunakan lumpang dan alu, tambahkan aquades sebayak 10 ml.
• Pipet ekstrak bunga agalmyla, masukkan ke dalam tabung reaksi, masukkan ke dalam rak tabung
reaksi A.
• Pipet sebanyak 2 ml cuka, air jeruk, air sabun dan air kapur ke dalam tabung reaksi yang berbeda,
masukkan kedalam rak tabung reaksi B.
• Teteskan sebanyak 1 ml ekstrak bunga kedalam tiap tabung reaski pada rak B.
• Goyangkan tabung, amati perubahan warna yang terjadi dan catat pada tabel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun Hasil dalam Laporan Praktikum Asam Basa ini adalah sebagai berikut :
Perubahan Warna
Indikator
No
. (Nama Cuka Air NACl
HCl Air Jeruk NaOH
Bunga) CH3COOH sabun
Garam
(Asam) (Basa) (Basa)
(Asam) (Basa) Dapur
Ungu
2 Bunga kertas Pink Ungu Kekuningan Kuning Pink
Ungu Merah
3 Bunga sepatu Merah. Merah Hijau Lumut Keunguan
muda menyala
Bunga
4 Pink Pink Ungu Pink Kuning Abu-Abu
Terompet
BAB IV PENUTUP
A. Penutup
Pada praktikum kali ini membahas mengenai indikator asam basa dari bahan alami. Indikator
alami yang kami gunakan adalah ekstrak dari kembang sepatu, bunga terompet, agalmyla, dan
Bunga kertas untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu dijadikan indikator
asam basa. Ketikan kami mencampurkan indikator alami dengan larutan asam atau basa, terjadi
perubahan warna yang berbeda dari warna asli. Ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan
ketika ditembahan atau dikurangi ioin H+.
B. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
• Indikator alami dapat dibuat dengan cara mengambil ekstrak dari tanaman yang akan
dijadikan indikator asam basa, yakni Bunga agalmyla, terompet, kembang sepatu, dsb.
• Cuka dan air jeruk bersifat asam karena setelah ditetesi dengan indikator kembang sepatu
menghasilkan warna merah muda, dengan indikator bunga kertas memberikan warna kuning
muda, dan menghasilkan warna pink pekat ketika ditetesi dengan bunga terompet.
• Air sabun dan air kapur bersifat basa karena menghasilkan warna hijau setelah ditetesi
indikator kembang sepatu, berwarna keunguan dan kekuningan setelah ditetesi dengan semua
indikator bunga.
Daftar Pustaka
Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:
• Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J. (2010). Indikator titrasi asam-basa dari ekstrak
bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis). Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.
Www.detikBaliBerita.com//Larutanasambasa