Disusun oleh
Kelompok 3: -Faisal Mahesa
-Aksan
-Kartini
-Nabila
-Sandra
Segenap Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
BAB III PROSEDUR EKSPERIMEN
3.1 Alat
3.2 Bahan
3.3 Cara Kerja
3.4 Data hasil eksperimen
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.3 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menggunakan bahan bahan yang bersifat
asam dan basa. Asam basa merupakan golongan zat kimia yang sangat penting bagi
kehidupan. Produk-produk kebutuhan rumah tangga dibuat dengan bahan yang
mengandung asam, basa, dan garam. Akan tetapi, produk hasil teknologi yang kita
nikmati saat ini tentang manfaat dari asam dan basa tidak terlahir begitu saja,
melainkan melalui tahapan penelitian para ahli kimia dalam kurun waktu yang sangat
panjang (Yusnita, 2020).
Senyawa asam dan basa memiliki peran penting dalam proses kimia di alam. Istilah asam
(acid) berasal dari kata “acidum” yang berarti asam. Contoh, air aki mengandung asam sulfat
(H2SO4). Adapun basa (alkali) berasal dari bahasa arab al-qali yang berarti abu. Contoh,
sabun yang terbuat dari natrium hidroksida (NaOH) atau kalium permanganat (KMnO4),
(Devita,2020).
Sifat yang erat kaitannya dengan asam ialah rasanya asam, rasa seperti ditusuk
jarum apabila terkena kulit, kemampuannya melarutkan sebagian besar logam, dan
kemampuannya melarutkan batu kapur dan mineral karbonat lainnya. Sedangkan basa
bersifat memiliki rasa pahit dan licin, sifat dasar basa banyak ditemukan pada sabun
dan zat pembersih peralatan rumah tangga lainnya.
Sifat asam dan basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur nilai pH
nya. pH (power of Hydrogen) merupakan suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki nilai pH < 7. Larutan basa
memiliki nilai pH > 7. Sedangkan larutan netral memiliki nilai pH = 7. Mempelajari cara
menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahui apakah larutan itu
bersifat asam atau basa.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam
ataupun basa yaitu dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator asam basa
merupakan suatu zat yang dapat memberikan warna berbeda pada larutan asam dan
larutan basa.
1.2 Tujuan
Siswa mampu mengidentifikasi sifat asam basa suatu larutan dengan menggunakan
kertas lakmus, indikator alami dan indikator buatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
Laju reaksi dipengaruhi beberapa faktor antara lain
a. Kertas Lakmus
Untuk mengidentifikasi suatu larutan yang bersifat asam, basa, atau netral secara
sederhana dapat digunakan kertas lakmus. Dalam larutan yang bersifat asam, kertas
lakmus berwarna merah, sedangkan dalam larutan yang bersifat basa, kertas lakmus
berwarna biru. Artinya larutan asam dapat memerahkan kertas lakmus biru,
sedangkan larutan basa dapat membirukan kertas lakmus merah.
BAB III
PROSEDUR EKSPERIMEN
3.1 Alat dan Bahan
Alat : - Tabung porselin
- Pelat tetes porselin
- Lumpang dan alu porselin
- Gelas kimia
- Pipet tetes
- Saringan teh
- Spatula nikel
- Set penagas air
Bahan : - Kertas lakmus merah
- Kertas lakmus biru
- Indikator alami (kembang sepatu merah)
- Larutan HCl
- Larutan NaOH
- Larutan cuka
- Larutan kapur
- Larutan detergen
- Air PAM
- Air jeruk
- Larutan gula
- Larutan garam
- Larutan urea
sepatu merah
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi asam basa suatu larutan dengan
menggunakan kertas lakmus dan indikator buatan. Maka dari hasil pengamatan, kami
peroleh :
a. Menggunakan kertas lakmus
- Larutan cuka tidak mengubah kertas lakmus merah, tapi mengubah kertas lakmus
biru menjadi merah. Sehingga larutan bersifat asam.
- Larutan kapur mengubah kertas lakmus merah menjadi warna biru, namun tidak
mengubah kertas lakmus biru. Sehingga larutan bersifat basa.
- Larutan detergen mengubah kertas lakmus merah menjadi biru dan tidak
mengubah kertas lakmus biru. Sehingga larutan bersifat basa.
- Larutan gula tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun kertas lakmus
biru. Sehingga larutan bersifat netral.
- Larutan garam tidak mengubah warna kertas lakmus merah dan mengubah warna
kertas lakmus biru menjadi ungu. Namun larutan masih bersifat netral.
- Larutan urea tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun kertas lakmus
biru. Sehingga larutan bersifat netral.
- Air PAM tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun kertas lakmus biru.
Sehingga larutan bersifat netral.
- Air jeruk tidak mengubah warna kertas lakmus merah, tapi mengubah kertas
lakmus biru menjadi merah. Sehingga larutan bersifat asam.
- Larutan HCl mengubah warna kertas lakmus merah, tapi mengubah kertas lakmus
biru menjadi merah. Sehingga larutan bersifat asam.
- Larutan NaOH mengubah kertas lakmus merah menjadi warna biru, namun tidak
mengubah kertas lakmus biru. Sehingga larutan bersifat basa.
Dari hasil pembuatan kertas lakmus, dapat disimpulkan bahwa larutan bersifat asam bila
diuji dengan indikator kertas lakmus merah/biru maka kertas lakmus tetap/menjadi
berwarna merah. Larutan bersifat basa bila diuji dengan indikator kertas lakmus merah/biru
maka kertas lakmus menjadi berwarna biru/tetap. Larutan bersifat netral apabila diuji
dengan indikator kertas lakmus merah, maka kertas lakmus warnanya tetap merah dan bila
diuji dengan kertas lakmus biru maka kertas lakmus warnanya tetap biru.
Dari hasil praktikum menggunakan indikator kembang sepatu, dapat disimpulkan bahwa
larutan asam dapat mengubah warna indikator menjadi lebih terang. Sedangkan, larutan
basa mengubah warna indikator menjad lebih gelap.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan praktikan yaitu :
- Sebelum membuat larutan hendaknya bertanya terlebih dahulu jika kurang paham,
agar tidak terjadi kesalahan saat mencampur dan tidak ada larutan yang masih
dibutuhkan terbuang sia-sia.
- Praktikan harus menguasai langkah-langkah sesuai prosedur yang benar sehingga
tidak terjadi kesalahan.
- Dalam pembuatan kertas lakmus dan menguji indikator asam basa, sebaiknya
memahami dasar teorinya terlebih dahulu agar pembuatan kertas lakmus mudah
terselesaikan.
5.3 Dokumentasi