Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan Kewarganegaraan juga mengajarkan bagaimana warga negara itu tidak

hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan bagaimana
sesungguhnya warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan ini membuat
setiap generasi baru memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga
pengembangan karakter publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang
lebih luas juga tecakup dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia diharapkan
mampu “memahami, menganalisa, dan menjawab masalah–masalah yang dihadapi
oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan
dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD
1945 “.
Selain itu kewarganegaraan bertujuan untuk menciptakan warga negara yg cinta tanah
air. Negara yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari
masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat
loyalitas yang tinggi.

Alasan mengapa diperlukan pendidikan kewarganegaraan

Sesungguhnya mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya menjadi hal


yang lebih utama di banding dengan pendidikan yang lainnya. Pendidikan Kewarganegaraan
lah yang mengajarkan bagaimana seseorang menjadi warga negara yang lebih bertanggung
jawab. Karena kewarganegaraan itu tidak dapat diwariskan begitu saja melainkan harus
dipelajari dan di alami oleh masing-masing orang. Apalagi negara kita sedang menuju
menjadi negara yang demokratis, maka secara tidak langsung warga negaranya harus lebih
aktif dan partisipatif. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harus memepelajarinya, agar
kita bisa menjadi garda terdepan dalam melindungi negara.

Pendidikan Kewarganegaraan juga mengajarkan bagaimana warga negara itu tidak


hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan bagaimana sesungguhnya
warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan ini membuat setiap generasi baru
memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga pengembangan karakter
publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas juga tecakup dalam
Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan tersebut bisa dipelajari tanpa
menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan lebih baik lagi jika Pendidikan ini di
manfaatkan untuk pengambangan diri seluas-luasnya.

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu


“memahami, menganalisa, dan menjawab masalah–masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita–cita dan tujuan
nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 “.

Dalam perjuangan non fisik, harus tetap memegang teguh nilai–nilai ini disemua aspek
kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial,
korupsi, kolusi, dan nepotisme; menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia agar memiliki daya saing; memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
dan berpikir obyektif rasional serta mandiri

Pendidikan kewarganegaraan sangat penting karena mempunyai tujuan untuk mewujudkan


warga negara akan sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan dan
kepekaan, mengembangkan jati diri dan moral bangsa.

Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PK n). pada dasarnya adalah belajar
tentang keindonesiaa, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia,
membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh karena itu,seorang
sarjana atau profesional sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang terdidik perlu
memahami tentang Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia,memiliki rasa kebangsaan
Indonesia, dan mencintai tanah air Indonesia. Dengan demikian, ia menjadi warga negara
yang baik dan terdidik (smart and good citizen) dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara yang demokratis.

Mencermati arti dan maksud pendidikan kewarganegaraan sebagaimana yang


ditegaskan dalam Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menekankan
pada pembentukan warga negara agar memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,pada
kurikulum 1975 pendidikan kewarganegaraan dimunculkan dengan nama mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila disingkat PMP. Demikian pula bagi generasi tahun 1960 awal,
istilah pendidikan kewarganegaraan lebih dikenal Civics. Adapun sekarang ini, berdasar
Kurikulum 2013, pendidikan kewarganegaraan jenjang pendidikan dasar dan menengah
menggunakan nama mata pelajaran PPKn. Perguruan tinggi menyelenggarakan mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara Republik Indonesia seperti
tercantum dalam alenia ke keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan
kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan
Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai wahana untuk


mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari
peserta didik baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional (Sidiknas)
Pasal 2 dan Pasal 3 dikatakan bahwa: “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berupaya mengantarkan warganegara


Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air; menjadi warga negara demokratis yang berkeadaban; yang memiliki daya saing:
berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai Pancasila. PPKn adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas
menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan
masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat (Zamroni, dalam ICCE, 2003)

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah bentuk
pengemblengan individu-individu agar mendukung dan memperkokoh komunitas politik
sepanjang komunitas politik itu adalah hasil kesepakatan. David Kerr,1999 mengindikasikan
PPKn Indonesia dan Pendidikan kewarganegaraan suatu negara akan senantiasa dipengaruhi
oleh nilai-nilai dan tujuan pendidikan sebagai faktor struktural utama. PPKn bukan semata-
mata membelajarkan fakta tentang lembaga dan prosedur kehidupan politik tetapi juga
persoalan jati diri dan identitas bangsa (Kymlicka, 2001).

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkontiribusi penting menunjang tujuan


bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. PPKn berkaitan dan berjalan
seiring dengan perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. PPKn
merupakan bagian integral dari ide, instrumentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara Indonesia (Udin Winataputra,2008) Pendidikan nasional pada
hakikatnya adalah PPKn untuk melahirkan warga negara Indonesia yang berkualitas baik
dalam disiplin sosial dan nasional, dalam etos kerja, dalam produktivitas kerja, dalam
kemampuan intelektual dan profesional, dalam tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan,
kemanusiaan serta dalam moral, karakter dan kepribadian (Soedijarto, 2008).

Kehadiran kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berupaya menanamkan


sikap kepada warga negara Indonesia umumnya dan generasi muda bangsa khususnya
agar: (1)Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air sebagai
perwujudan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa
dan negara; (2)Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keanekaragaman masyarakat
Indonesia sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka meperkuat integrasi nasional;
(3)Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak, kewajiban,
tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara yang cerdas, trampil dan berkarakter;
(4)Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta kewajiban
dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga negara secara adil dan tidak
diskriminatif;(5)Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang demokratis
dengan berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi yang bersumber pada Pancasila;
(6)Memiliki pola sikap, pola pikir dan pola perilaku yang mendukung ketahanan nasional
Indonesia serta mampu menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perkembangan zaman demi
kemajuan bangsa.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara
berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan
moral bangsa dalam perikehidupan bangsa. Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang
dimana pada masanya nanti bibit ini akan melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah
diperlukan pendidikan moral dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa.
Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses
pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara,
masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya
pendirian suatu Negara.

Negara yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat,
membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi.
Negara didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan
kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan
dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya,
kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat
agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan Negara
kita.Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan gambaran
secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada
mahasiswa.

Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003: " Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Tujuan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan di perguruan tinggi (Menurut SKep Dirjen Dikti No.
38/DIKTI/Kep./2002. Agar mahasiswa:

1. Memiliki motivasi menguasai materi Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan

2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan kedudukan


serta kepentingannya, sebagai individu, anggota keluarga/masyarakat dan
warganegara yang terdidik.

3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai berbangsa


dan bernegara untuk menciptakan masyarakat madani.
Setiap kali kita mendengar kata kewarganegaraan, secara tidak langsung otak merespon dan
mengaitkan kewarganegaraan dengan pelajaran kewarganegaraan pada saat sekolah, dan mata
kuliah kewarganegaraan pada saat kita kuliah. Bisa jadi kata kewarganegaraan di dalam
memori otak tersimpan kuat karena setiap tahun dari sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas ada pelajaran kewarganegaraan yang harus dipelajari, dan ternyata saat kuliah juga ada.
Dan di dalam bangku perkuliahan kita akan mempelajari lebih dalam seberapa pentingnya
pendidikan kewarganegaraan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran setelah terpecah dari PPKn ataupun
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada awalnya di gabung menjadi satu, karena
isi dari Pendidikan Kewarganegaraan sendiri besumber dari Pancasila itu sendiri. Selanjutnya
di pecah menjadi mata pelajaran sendiri karena Pendidikan Kewarganegaraan dianggap
penting untuk di ajarkan kepada siswa dan dalam Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan
materi kewarganegaraan yang lebih luas dan tidak hanya bersumber langsung dari Pancasila.
Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan bagi sebagian mahasiswa tidak ubahnya
mempelajari Pancasila tahap dua, atau bahkan tidak jauh berbeda dengan Pendidikan Moral
Pancasila dan Sejarah Bangsa. Beberapa materinya memang berkaitan ataupun sama. Itulah
mengapa Pendidikan kewarganegaraan selalu “dianak tirikan” dalam percaturan dunia
pendidikan. Menurut orang kebanyakan, lebih penting belajar matematika daripada PKn.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara
berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan
moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.

Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang di mana pada masanya nanti bibit ini akan
melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan pendidikan moral dan akademis yang
akan menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring
dengan waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya
pemutusan prinsip diri. Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk
dapat mendukung kokohnya pendirian suatu Negara.

Negara yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat,
membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi.
Negara didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan
kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan
dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya,
kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat
agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan Negara kita.
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan gambaran secara
langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada mahasiswa.

Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia, pendidikan


kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap menghargai
keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu mengajarkan nilai-nilai
kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.
Seperti yang pernah diungkapkan salah satu rektor sebuah universitas, “tanpa pendidikan
kewarganegaraan yang tepat akan lahir masyarakat egois. Tanpa penanaman nilai-nilai
kewarganegaraan, keragaman yang ada akan menjadi penjara dan neraka dalam artian
menjadi sumber konflik. Pendidikan, lewat kurikulumnya, berperan penting dan itu terkait
dengan strategi kebudayaan.”

Beliau menambahkan bahwa ada tiga fenomena pasca perang dunia II,yaitu :

 Fenomena pertama, saat bangsa-bangsa berfokus kepada nation-building atau


pembangunan institusi negara secara politik. Di Indonesia, itu diprakarsai mantan
Presiden Soekarno. Pendidikan arahnya untuk nasionalisasi.
 Fenomena kedua, terkait dengan tuntutan memakmurkan bangsa yang kemudian
mendorong pendidikan sebagai bagian dari market-builder atau penguatan pasar dan
ini diprakarsai mantan Presiden Soeharto.
 Fenomena ketiga, berhubungan dengan pengembangan peradaban dan kebudayaan.
Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia sudah menampakkan fenomena tersebut
dengan menguatkan pendidikannya untuk mendorong riset, kajian-kajian, dan
pengembangan kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai