DISUSUN OLEH :
Nama anggota:
1. Citra clodya
2. Deden syuhada
3. Diah ayuningtias
4. Doni damara
5. Dhafi Naufal hakim
KELAS VIII C
SMPN 2 BANJARHARJO
Jl. Pramuka No.2, Banjarharjo, Banjarharjo, Kec. Banjarharjo, Kabupaten Brebes,
Jawa Tengah 52265
BAJU ADAT YOGYAKARTA BLUDRU HITAM
Keris merupakan senjata tajam golongan belati yang memiliki ragam fungsi
budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah.
Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena
tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, sering kali bilahnya
berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene),
yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah.
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel atau
peperangan,[6] sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada
penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman)
dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda
koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.
Keris telah terdaftar dan diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya
Dunia Non-Bendawi Manusia yang berasal dari Indonesia sejak 2005.
Karapan sapi
Teknik seni kain yang mirip batik dapat ditemukan pada berbagai
kebudayaan di dunia seperti di Nigeria, Tiongkok, India, Malaysia, Sri
Lanka dan daerah-daerah lain di Indonesia. Batik pesisir Indonesia dari
pulau Jawa memiliki sejarah akulturasi yang panjang, dengan corak
beragam yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, serta paling berkembang
dalam hal pola, teknik, dan kualitas pengerjaan dibandingkan batik dari
daerah lain.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak
digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada
kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.[butuh rujukan]
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman
Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan
bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini
saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.[butuh rujukan]
Tari Pendet
Tari Putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang
yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya
ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap
ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-
masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen
lainnya
Tari Saman