Anda di halaman 1dari 4

KESENIAN MASYARAKAT SUNDA Oleh: Siti Kodariah NPM: 180720120504 Secara sederhana seni dapat diartikan merupakan pengungkapan

estetis dari pada kebudayaan sebagai manifestasi kreatifitas kehidupan manusia yang artistik. Dan juga seni sebagai perwujudan tingkahlaku manusia yang berkaitan dengan keindahan, baik keindahan lahir maupun keindahan batin. Berikut sekilas penjelasan mengenai kesenian masyarakat Sunda: 1. Seni Rupa, pakaian adat Sunda, arsitektur tradisional sunda terbuat dari kayu atau bambu misalnya rumah panggung dengan bebagai macam suhunan (atap); yaitu suhunan julang ngapak, badak heuay, tagog anjing, perahu kumereb, jolopong, capit gunting. Selain itu ada juga leuit (tempat menyimpan beras) dan Seni ukir pada keraton Cirebon.

2. Seni Suara a. Degung: keseninan khas Sunda yang penyajiannya menggunakan seperangkat gamelan degung yang ditampilkan oleh para pengrawit dengan menggunakan pakaian khas Sunda di tempat pentas, berupa panggung atau tempat pementasan kesenian-kesenian di gedung-gedung pertemuan. Gamelan degung terdiri atas 7 waditra pokok (bonang, saron panerus, saron cempres, jenglong, goong, kendang dan kulanter, suling degung). Para pemain waditra disebut nayaga. Laras atau tangga nada dalam kesenian degung ada tiga macam (pelog, salendro, madenda). Ada istilah-istilah pada musik degung misalnya sanggian, laras, surupan, rumpaka. b. Angklung: sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus dimainkan dengan cara digoyangkan. Angklung dipopulerkan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh Mang Ujo dan Erwin Anwar. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut Saung angklung Mang Ujo. Suara yang dihasilkan oleh angklung sangatlah merdu, bertangga nada doremi... sehingga dapat dipadukan dengan alat musik lainnya seperti; piano, organ, gitar, drum, dan lain-lain.

c. Calung: alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. cara menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu), bertangga nada pentatonik (da-mi-na-ti-la). d. Tembang sunda cianjuran: ptama dikembangkan oleh Bupati Cianjur R.A. Wiratanudatar VI (1776-1813). Disebut juga mamaos, merupakan perpaduan karawitan sekar gending dan olah vokal. Materi lagu dalam mamaos berasal dari beluk, pantunpantun sunda, degung, pupuh. Ada enam wanda dalam mamaos : Dedegungan, Jejemplangan, Rarancangan, Dadalangan atau kakawen, Papantunan, dan panambih e. Rampak kendang satu kreasi musik tradional yang dimainkan bersama-sama oleh sekitar dua sampai puluhan pemain. Ditabuh secara bersamaan sesuai musik yang dilantunkan. Tabuhannya memiliki efek suara yang keras sehingga menimbulkan perhatian para penonton. Dalam memainkannya, dapat berdiri sendiri, artinya dari rampak kendang itulah membentuk lantunan lagu sendiri, atau sebagai pengiring dari suatu tari Jaipongan 3. Seni Tari a. Tari klasik - Tari kandagan: Kandagan artinya wadah, tempat menyimpan perhiasan dan barangbarang berharga lainnya. Kandagan bisa juga dimaksudkan tempat kumpulan gerakgerak tari, termasuk tari putri yang gagah. Penari menggunakan sampur panjang. - Tari topeng cirebon: Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng dimainkan oleh satu penari (solo), atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. Jenis topengnya yaitu; Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja, salah satu maestro tari topeng adalah Mimi Rasinah dari Indramayu b. Tari kreasi baru - Tari merak: merupakan salah satu tarian yang dikreasikan oleh Raden TjetjepSomantri sekitar tahun 1950-an, yang kemudian direvisi kembali oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965. Pada tahun 1985 dra. Irawatai merevisi kembali koreografi tari merak dan mengajarkannya pada Romanita Santoso pada tahun 1993. Iringan lagu gendingnya yaitu lagu Macan Ucul. Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya tarian ini mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepad merak betina. c. Ketuk tilu: suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara. Pemunculan tari ini di masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Istilah ketuk tilu berasal dari salah satu alat pengiringnya yaitu boning yang dipukul tigakali sebagai isyarat bagi alat instrument lainnya seperti rebab, kendang besar dan kecil, goong untuk memulai memainkan sebuah lagu atau hanya sekedar instrumentalia saja. Lagu yang disajikan misalnya Kidung, Erang (lagu wajib), Cikeruhan, Prangprangtarik, Renggong Buyut, Awi Ngarambat, Kembang Beureum, Tari Ketuk Tilu juga memiliki

warna tertentu yaitu: gembira, romantis, merangsang, horitis, cerah, Iincah, akrab, dan penuh penjiwaan. d. Tari modern; Jaipongan: Tari ini diciptakan oleh seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat. Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru, jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng. 4. Seni Drama (Teater Rakyat) - Longser: Longser adalah salah satu jenis teater rakyat tatar Sunda yang hidup di daerah Priangan Jawa Barat. Sebagai teater rakyat, Longser dipentaskan di tengah-tengah penonton. Sebuah pergelaran Longser dilengkapi nayaga (penabuh musik), pemain, bodor (pelawak), dan ronggeng (penari merangkap penyanyi) yang berfungsi daya tarik tersendiri bagi penonton. Pertunjukan Longser memainkan sebuah lakon yang diambil dari kehidupan seharian atau sebuah legenda. - Sendatari: Merupakan gabungan antara seni sadiwara dan seni tari. - Sintren: diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Dalam perkembangannya tari sintren sebagai hiburan budaya, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan bodor (lawak). pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci (perawan). Sintren mempunyai keunikan tersendiri yaitu terlihat dari panggung alat-alat musiknya yg trbuat dari tembikar atau gembyung dan kipas dri bambu yangg ketika ditabuh dengan cara tertentu menimbulkan suara yang khas. - Seren taun: Upacara adat khas tradisional Jawa Barat dimana upacara adat ini intinya adalah mengangkut padi (ngangkut pare) dari sawah ke leuit (lumbung padi) dengan menggunakan pikulan khusus yang disebut rengkong dengan diiringi tabuhan musik tradisional. Selanjutnya diadakan riungan (pertemuan) antara sesepuh adat/pemuka masyarakat dengan para pejabat pemerintah setempat. Salah satu tujuan upacara adat ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dan perlindungan selama masa tani serta sebagai sebuah permohonan agar di masa kedepanya dapat memperoleh hasil tani yang lebih baik lagi. 5. Seni Sastra - Pantun adalah cerita tutur dalam bentuk sastra Sunda lama yang disajikan secara paparan (prolog), dialog, dan seringkali dinyanyikan. Seni Pantun itu dilakukan oleh seorang juru pantun (tukang pantun) sambil diiringi alat musik kecapi yang dimainkannya sendiri. - Sisindiran adalah salah satu bagian dari seni bertutur (lisan) yang digunakan untuk berbagai tujuan bisa kritik atau sindiran , Sisindiran berasal dari kata sindir, artinya berkata secara tidak langsung atau tidak terus terang. Sisindiran adalah bentuk puisi semacam pantun di dalam sastra Melayu. Sisindiran tumbuh dan berkembang pada masyarakat bahasa Sunda umumnya. Sisindiran berasal dari kata sindir sindir, menyindir, artinya berkata secara tidak langsung atau tidak terus-terang. Sisindiran ialah suatu bentuk puisi sastra tradisional Sunda yang mempunyai sampiran dan isi.

- wawacan cerita dalam bentuk dangding, ditulis dalam puisi pupuh. Karena bersifat naratif, teks (wacana) wawacan itu umumnya panjang; sering berganti pupuh, biasanya menyertai pergantian episode. Wawacan biasanya dibaca dengan cara dilantunkan atau ditembangkan pada pagelaran seni beluk (wawacan panji wulung, 1876) - dongeng - jangjawokan (jampi-jampi). 6. Seni Bela Diri, Pencak Silat: Pada tahun 1975 Pengurus Besar Persatuan pencak Silat Indonesia (IPSI) mendefinisikan Pencak Silat sebagai Berikut Pencak silat adalah hasil hasil budaya manusia Indonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi dan integritas terhadap lingkungan hidup, alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pencak silat menitik beratkan pada teknik penguncian, berjalan atau mengayun, menjatuhkan, pukulan dan tendangan dari sudut dan arah yang tidak terduga-duga.Sedangkan dalam permainan senjata, silat juga memegang peranan penting dalam pertarungan dan latihan silat. Senjata-senjata yang sering digunakan misalnya; golok, tombak, tongkat, sarung dan lain-lain. 7. Wayang Golek: suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu. Pertunjukkan wayang golek diiringi gamelan Sunda (Salendro), yang terdiri dari dua buah saron, sebuah peking, sebuah salentem satu perangkat boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkat kenong, sepasang gong, seperangkat kendang dan rebab. Selain itu juga diiringi oleh tembang yang dinyanyikan oleh Sinden. Selain sebagai media hiburan, pertunjukkan wayang golek juga memiliki fungsi lain yang sangat penting bagi masyarakat setempat, yakni ngaruat. Ngaruat adalah membersihkan segala marabahaya. 8. Seni Helaran, - Sisingaan: Suatu jenis kesenian tradisional atau seni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran. Didalam seni sisingaan terdapat unsur-unsur seperti; seni tari, olah raga (Pencak Silat dan Jaipongan), seni karawitan, seni sastra dan seni busana. Semua unsur tersebut berpadu dan bersinerji membentuk suatu tari dan lagu dan acapkali ditambah dengan gerak akrobat yang membentuk formasi seperti standen. Menurut catatan akhli seni (seniman), seni sisingaan pertamakali muncul pada tahun 1957 di Desa Ciherang sekitar 5 Km ke arah selatan Kota Subang. Kemudian berkembang ke daerah Cigadung dan daerah lainnya di sekitar Kota Subang. Tokoh-tokoh yang mempopulerkannya antara lain Ki Demang Ama Bintang, Ki Rumsi, Lurah Jani Mama Narasoma, dan Ki Alhawi. - Kuda renggong: merupakan seni atraksi berupa pertunjukan dimana seekor kuda yang terlatih melakukan gerakan menari dan berjalan mengikuti hentakan musik tradisional sunda yang disebut kendang pencak. Seekor kuda dilatih dengan baik untuk membuat gerakan seperti menari atau kadang juga melakukan gerakan seperti berkelahi melawan pelatihnya dengan gaya pencak silat. Mulai tahun 1910 kuda renggong secara tradisional sering dipertontonkan pada acara khitanan. Sebelum seorang anak dikhitan, sang anak diarak mengelilingi kota di atas punggung kuda renggong diikuti oleh anggota keluarga dan kerabat dekat yang ikut menari di depanya dan berkeliling dari satu desa ke desa lainya.

Anda mungkin juga menyukai