Anda di halaman 1dari 4

Nama :

NIM :

Kelas :

Mata Kuliah :

Apresiasi & Analisis Wayang Kulit

Menurt KBBI Edisi Keempat, wayang merupakan sebuah boneka tiruan yang dibuat dengan
pahatan kulit atau kayu yang memiliki fungsi untuk memerankan tokoh dalam sebuah
pertunjukan drama tradisional di beberapa daerah diantaranya Bali, Jawa, Sunda, dsb. Umumnya
dimainkan oleh seseorang yang biasa disebut dalang. Fungsi wayang ialah sebagai pengatur
ataupun pemandu jalannya pertunjukan secara keseluruhan. Adapun menurut Kamus Umum
Bahasa Sunda, wayang memiliki definisi sebagai boneka atau penjelmaan dari manusia yang
tebat dari kulit maupun kayu. Selain itu ada pula yang mendefinisikan bahwa wayang berasal
dari bahasa jawa yang artinya perwajahan yang mengandung penerangan.

Seni wayang merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang paling tua di Indonesiaa.
Pada masa raja Belitung, pertunjukan wayang sudah ada, hal tersebut dibuktikan dengan
ditemukannya prasasti Belitung tahun 907 Masehi. Sejarah perkembangan seni wayang di
Indonesia, dimulai pada abad ke 4 pada saat orang Hindy dating ke Indonesia melalui jalur
perdagangan. Pada saat itu, orang orang Hindu membawa ajaran kitabnya weda dan epos cerita
maha besar India atau sering disebut dengan Mahabharata dan Ramayana dalam bahasa Sanskrit.
Kemudian pada abad ke 9, mulai bermunculan cerita – cerita dengan berbahasa Jawa kuno dalam
bentuk kakawin yang bersumber dari Mahabharata ataupun Ramayana yang telah diadaptasi.

Wayang memiliki berbagai jenis, diantaranya yaitu wayang kulit, wayang khilitik, wayang
golek, wayang beber, wayang suket, dan wayang orang. Penampilan wayang ditampilkan di
dalam sebuah drama yang khas. Dalam pertunjukan wayang tentu saja mengandung pesan-pesan
moral, agama, pendidikan, dan kritikan terhadap pihak yang disampaikan melalui tokoh
perwayangan. Selain itu, dengan adanya pertunjukan wayang dapat membantu kita memahami
sejarah.

Dengan demikian wayang juga berfungsi sebagai media pendidikan, media informasi, juga
media hiburan tentunya. Wayang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan terutama
pendidikan mental, karena didalamnya banyak tersirat unsur-unsur pendidikan mental dan juga
watak. Adapun wayang sebagai media informasi, karena dari segi penampilannya sengat
komunikatif dalam masyarakat sehingga dapat digunakan untuk memahami dan mengenali suatu
tradisi, dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan pendekatan terhadap masyarakat, serta
memberikan informasi mengenai berbagai konflik kehidupan. Selain itu wayang sebagai media
hiburan, dikarenakan ayang dipakai sebagai pertunjukan di dalam berbagai macam keperluan
dunia hiburan.

Apresiasi terhadap pertunjukan wayang dapat dilakukan dengan cara menontonnya. Tidak
hanya sekedar menonton, tetapi juga harus diresapi dan dihayati setiap cerita yang disajikannya.
Melestarikan kesenian wayang salah satunya dengan mengajarkan kepada generasi kita secara
turun temurun. Menjadi dalang tidaklah mudah, itulah salah satu alasan mengapa kita harus
mengapresiasi pertunjukan wayang.

Apresiasi & Analisis Tari Jaipong

Tari jaipong ataupun jaipongan ialah suatu tarian daerah yang sangat popular dan tentu saja
dikenali oleh masyarakat Indonesia. Jenis tarian ini ialah tarian tradisional yang berasal daro
Bandung, kabupaten Jawa Barat. Tari jaipong juga merupakan sebuah tarian yang lahir dari
budaya sunda. Tarian jaipong ini pertama kali diciptakan oleh Gugum Gumbira dan juga Haji
Suanda. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari jaipong merupakan gabungan dari beberapa
kesenian tradisional diantaranya ialah wayang golek, pencak silat, juga ketuk tilu.

Karakteristik tarian ini ialah sangat enerjik juga unik. Karena dalam setiap pementasannya
akan diiringi oleh music-musik tradisional yang dinamakan degung. Selain itu pula tarian ini
dilakukan dengan secara enerjik, ceria dan juga humoris sehingga membuat para penonton yang
melihatnya terhibur.

Music pengiring dalam pertunjukan juga diambil dari berbagai macam alat music tradisional
seperti gendang, gong, alat music ketuk, dll. Adapun vocal yang menyertainya dilakukan oleh
seorang perempuan yang disebut dengan sinden.

Adapun kostum yang dikenakan dalam sebuah pementasan tari jaipong sangat banyak dan
beragam. Meskipun terdapat perbedaan corak antara tari jaipong tradisional dan gaya baru akan
tetapi pada umumnya property busana yang dipakai oleh penari jaipong merupakan pakaian
tradisional. Diantaranya yaitu, sinjang, apok, sampur.

Gerakan tari jaipong dilakukan cukup sederhana oleh para penari yakni berjumlah 4 ragam.
Adapun keempat ragam gerakan yang signifikan dilakukan ialah gerakan bukaan, pencungan,
ngala, dan mincit. Meskipun tarian tersebut hanya dimainkan oleh seorang wnita namun tarian
ini juga dilakukan secara berpasangan maupun kelompok. Kekompakkan juga persamaan dari
gerakan antara penari satu dengan yang lainnya dpat menambah keunikan gerakan tari jaipong
dalam penyajian sebuah pentas.

Apresiasi terhadap Tari jaipong boleh disebut sebagai salah satu khas kesenian jawa barat, hal
ini terlihat pada beberapa acara penting yang berkenaan dengan tamu dari manca negara yang
datang ke ajwa barat kemudian disambut dengan pertunjukan tari jaipong jawa barat. Demikian
pula dengan misi-misi kesenian manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari jaipong. Selain
itu tari jaipong banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang terdapat di masyarakat jawa
barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring terbangan, kacapi jaipong, juga
hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada music modern yang dikolobarsikan degan tari
jaipong jawa barat khususnya dangdut maka menjadi kesenian Pong-Dut.

Apresiasi & Analisis Reog Ponorogo

Reog ialah sebuah kesenian budaya berbentuk teater yang dilakukan oleh sekelompok pemain
drama tari dengan berbagai karakter juga perwatakan perlaku. Kesenian reog berasal dari daerah
Jawa Timur tepatnya di ponorogo. Reog juga merupakan salah satu budaya daerah di Indonesia
yang masih kental dengan bau mistik juga ilmu kebatinan lainnya.

Pada zaman modern reog dimainkan oleh kurang lebih tujuh orang pria dengan tubuh gagah
memakai topeng berwarna merah dengan jambang juga kumis panjang dalam kesenian reog ini
mereka disebut dengn Warok. Kemudain ada kurang lebih enam pria yang berpenampilan seperti
perempuan. Masing-masing menunggangi seekor kuda akan tetpi dengan seiring berkembang
zaman, banyak teater yang mengganti peran tersebut oleh wanita asli. Reog mereka sering
disebut dengan Jathilan, sepasang pemgawal raja yang disebut bujang anom, dan ada seorang
raja yang berpenampilan layaknya sebuah pemimpin lalu ada seekor singa yang bernama singo
barong yang ditunggangi seekor merak yang disebut Singo Barong dan disini keunikan dari Reog
yaitu Singo Barong yang memiliki berat 50 – 60 kg hanya di bawakan dan ditarikan
menggunakan gigi dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang terlatih.

Reog ponorogo memiliki 5 pemeran utama yang selalu bermain, yaitu singgo barong,
pujangga anom, raja klono sewandono, sekelompok jathilan, dan warok sebagai Pembina
sesepuh. Adapun Musik pengiring ini di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penyanyi
yang terdiri dari dua penyanyi yang menyanyi lagu daerah seperti Jathilan Jonorogo apabila
diadakan di kabupaten Ponorogo dan apabila di Surabaya para aguyuban reog di Surabaya sering
menggantinya dengan Semanggi Surabaya atau Jembatan Merah yang merupakan lagu khas
Surabaya dengan bahasa jawa.

Apresiasi terhadap reog ponorogo

fungsi pertunjukan reog di zaman dahulu sebagai upacara adat akan tetapi dengan seiring
waktu berubah menjadi kesenian tradisional. Keunikan pertunjukan reog ponorogo ialah singo
barong yang memiliki berat sekitar 50 hingga 60kg yang dibawakan dan ditarikan menggunakan
gigi, kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh orang yang sudah terlatih. Selain itu, keunikan
music reog ponorogo ialah bentuk perpaduan irama yang berlainan antara ketuk kenong dan
gong yang berirama selendro dengan bunyi slompret yang berirama pelog sehingga memberikan
irama yang terkesan magis.
Adapun pendapat saya mengenai seni tari dan teater reog ialah sebuah kesenian yang memiliki
nilai budaya yang tinggi dan berbentuk tari maupun teater yang mana seharusnya kita jaga dan
lestarikan agar tidak luntur bahkan hilang dimakan globalisasi dan modernisasi dunia.

Anda mungkin juga menyukai