Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir
bersamaan. Ketiga proses itu adalah (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi
dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Menurut Bruner, perkembangan kognitif juga melalui tiga tahapan yang ditentukan cara melihat
lingkungan, yaitu enaktif , ikonik , dan simbolik.
1. Tahap enaktif Pada tahap enactive pengetahuan diperoleh melalui responrespon motorik.
Anak mulai memahami lingkungannya. Atau belajar melalui tindakan (learning by doing)
Pada tahap ini anak memulai memahami lingkungannya melalui gerakan atau aksi. Anak
mulai melakukan berbagai gerakan atau aksi untuk memahami lingkungannya. Mereka
mungkin membolak-balik buku seakan-akan membaca isi buku tersebut. Mereka akan
lebih mampu menunjukkan hasil belajar dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik
dari hasil belajar yang bersifat non fisik.
2. Tahap ikonik seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar
dan visualisasi verbal. Pada tahap iconic, pengetahuan lebih banyak berasal dari gambaran
iamjinatif. Anak membawa informasi yang didapatnya melalui imajineri. Karakteristik
tunggal pada obyek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada akhirnya anak
mengembangkan memori visual. Misalnya anak-anak melihat gambar orang. Berdasarkan
pengamatannya orang memiliki bagian-bagian tubuh. Informasi ini dibawa ke dalam alam
imajinasinya, sehingga dia dapat memiliki gambaran visual bahwa orang terdiri dari
berbagai bagian tubuh. Pada saat peserta didik belajar diberi informasi baru, Bruner
sebaiknya informasi tersebut disajikan dengan bantuan gambar atau diagram.
3. Tahap simbolik seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami
dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan
sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak sistem simbol.
Semakin matang seseorang dalam proses pemikirannya, semakin dominan sistem
simbolnya. Meskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi sistem enaktif dan ikonik.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bukti masih
diperlukannya sistem enaktif dan ekonik dalam proses belajar.
Belajar Penemuan
Pada prinsipnya teori kognitif Bruner adalah pengembangan dari teori kognitif Jean Piaget dan
Bruner lebih menekankan bagaimana individu mengeksplorasi potensi yang ada pada dirinya.
Dari situlah terlahir teori belajar penemuan atau discovery learning dimana siswa secara aktif
mencari pemecahan masalah melalui tiga tahapan perkembangan kognitif yang terintegrasi,
kemudian menghasilkan pengetahuan baru yang benar-benar bermakna.
Saat siswa memanfaatkan pengetahuan yang ada dan pengetahuan baru untuk menemukan ide-
ide tentang suatu topik, artinya mereka menjalankan prinsip pembelajaran penemuan.
discovery learning adalah proses pencarian pengetahuan yang dilakukan oleh siswa untuk
menemukan suatu pemecahan masalah atau fakta. Dengan kata lain, siswa berusaha sendiri untuk
mencari pengetahuannya demi menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Dalam model
pembelajaran ini, guru tidak mengajarkan materi dengan cara hafalan tetapi memfasilitasi proses
pembelajaran. Artinya, kita merancang pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan
hubungan antara potongan-potongan informasi.
2. Peran guru
Bruner menjelaskan peran guru dalam belajar penemuan diantaranya:
(1) guru sebagai fasilitator dan tidak begitu mengendalikan proses pembelajaran;
(2) guru harus pandai menstimulasi atau memunculkan masalah, siswa memecahkan sendiri
solusinya;
(3) dan membimbing dan memotivasi siswa untuk menemukan konsep, menemukan hubungan
antar bagian struktur materi dan membuat kesimpulan.