Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan belajar yang paling utama adalah apa yang dipelajari itu berguna
dikemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang
lebih mudah. Hal ini dikenal sebagai transfer belajar. Apa yang kita pelajari dalam
situasi tertentu memungkinkan kita untuk memahami hal-hal lain. Transfer inilah
yang menjadi inti dalam proses belajar.
Demikian pula dengan tujuan pembelajaran bukan hanya penguasaan prinsipprinsip yang fundamental, melainkan juga mengembangkan sikap yang positif
terhadap belajar, penelitian, penemuan, serta pemecahan masalah atas kemampuan
sendiri. Menyajikan konsep-konsep yang fundamental saja tidak dengan
sendirinya menimbulkan sikap demikian. Masih perlu penelitian dalam soal ini.
Namun dianggap proses menemukan sendiri akan menimbulkan sikap demikian.
Maka dari itu, penulisan makalah ini akan mengemukakan salah satu metode
belajar yakni teori belajar Jerome S. Bruner yang sekiranya mampu mengatasi
hal-hal diatas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud teori belajar menurut dasar pemikiran Jerome S.
2.
3.
4.
5.

Bruner?
Apa ciri-ciri belajar menurut Jerome S. Bruner?
Bagaimana alat-alat mengajar menurut Jerome S. Bruner?
Apa yang dimaksud dengan teori instruksi Jerome S. Bruner?
Bagaimana penerapan teori belajar penemuan Jerome S. Bruner?

1.3 Tujuan Masalah


1. Menjelaskan pengertian teori belajar menurut dasar pemikiran Jerome S.
2.
3.
4.
5.

Bruner.
Menejelaskan ciri-ciri belajar menurut Jerome S. Bruner.
Menyebutkan alat-alat mengajar menurut Jerome S. Bruner.
Menjelaskan pengertian teori instruksi Jerome S. Bruner.
Menjelaskan penerapan belajar penemuan Jerome S. Bruner.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan mampu membantu pembaca dalam
memahami teori belajar penemuan yang dikemukakan oleh Jerome S. Bruner.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Belajar Menurut Dasar Pemikiran Jerome S. Bruner.
Bruner dan Teorinya
Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli
psikologi belajar kognitif. Pendekatannya tentang psikologi adalah eklektik.
Penelitiannya yang demikian itu meliputi persepsi manusia, motivasi, belajar, dan
berpikir. Dalam mempelajari manusia, ia menganggap manusia sebagai pemroses,
pemikir, dan pencipta informasi.
Bruner rupanya tidak mengembangkan suatu teori belajar yang sistematis
yang penting baginya ialah cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan,
2

dan mentransformasi informasi secara aktif, dan inilah menurut Bruner inti dari
belajar. Oleh karena itu, Bruner memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang
dilakukan manusia dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang
dilakukannya sesudah memperoleh informasi yang diskrit itu untuk mencapai
pemahaman yang memberikan kemampuan padanya.
2.2 Ciri-Ciri Belajar Menurut Jerome S. Bruner.
Ada beberapa ciri-ciri belajar menurut Jerome S. Bruner, di antaranya adalah
empat tema tentang pendidikan, model dan kategori serta belajar sebagai proses
kognitif.
a. Empat Tema Tentang Pendidikan
Bruner mengemukakan empat tema pendidikan. Tema pendidikan tersebut
adalah struktur pengetahuan, kesiapan belajar, nilai intuisi pendidikan dan
motivasi belajar.
Tema pertama mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan. Hal ini
perlu karena dengan struktur pengetahuan kita menolong siswa untuk melihat
bagaimana fakta-fakta yang kelihatannya tidak memiliki hubungan, dapat
dihubungkan satu dengan yang lain, dan pada informasi yang telah mereka miliki.
Tema kedua adalah tentang kesiapan untuk belajar. Menurut Bruner (1996,29)
kesiapan terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana
yang dapat mengizinkan seseorang untuk mencapai kerampilan-ketrampilan yang
lebih tinggi.
Tema ketiga adalah menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan. Dengan
intuisi, teknik-teknik intelektual untuk sampai pada formulasi tentatif tanpa
melalui langkah-langkah analitis untuk mengetahui apakah formulasi itu
merupakan kesimpulan yang benar atau tidak.
Tema keempat adalah tentang motivasi atau keingianan untuk belajar dan caracara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu. Pengalamanpengalaman pendidikan yang merangsang motivasi ialah pengalaman di mana
para siswa berpartisipasi secara aktif dalam menghadapi alamnya.

b. Model dan Kategori


Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi. Asumsi
pertama ialah, bahwa perolehan pengetahuan merupakan sustu proses interaktif.
Asumsi kedua ialah bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya dengan
menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan dan
diperoleh sebelumnya suatu model awal, model bruner ini mendekati sekali
struktur kognitif Ausubel.
Pendekatan Bruner terhadap belajar dapat diuraikan sebagai suatu pendekatan
kategorisasi. Bruner beranggapan bahwa semua interaksi kita dengan alam
melibatkan kategori-kategori yang dibutuhkan bagi pemfungsian manusia.
Kategori menyederhanakan kekompleksan dalam lingkungan kita.
Karena kategori kita dapat mengenal objek-objek baru. Selanjutnya yang
penting menurut Bruner ialah kategori-kategori dapat membawa kita ketingkat
yang lebih tinggi daripada informasi yang diberikan. Ringkasnya, Bruner
beranggapan bahwa belajar merupakan pengembangan kategori-kategori dan
pengembangan suatu sistem pengodean.
c. Belajar Seabagi Proses Kognitif
Bruner mengemukakan, bahwa belajar melibatkan tiga proses yang
berlangsung hamper bersamaan. Ketiga proses itu ialah :
1. Memproduksi informasi baru;
2. Transformasi informasi; dan
3. Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Informasi baru dapat merupakan penghalusan informasi sebelumnya yang
dimiliki seseorang atau informasi itu dapat bersifat demikian rupa, hingga
berlawanan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang. Informasi
baru dapat merupakan penghalusan dan informasi sebelumnya yang dimiliki
seseorang.

Dalam

transformasi

pengetahuan

seseorang

memperlakukan

pengetahuan agar cocok atau sesuai dengan tugas baru. Jadi, transformasi
menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan.
Dalam transformasi pengetahuan seseorang memperlakukan pengetahuan agar
cocok atau sesuai dengan tugas baru. Jadi, transformasi menyangkut cara kita
memperlakukan pengetahuan. Apakah dengan cara ekstrapolasi atau dengan
mengubah menjadi bentuk lain. Kita menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan
dengan menilai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan itu cocok dengan
tugas yang ada.
Bruner menyebut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif
sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada dua prinsip :
1. Pengetahuan seseorang tentang alam didasarkan pada model-model tentang
kenyataan yang dibangunnya.
2. Model-model semacam itu mula-mula diadopsi dari kebudayaan seseorang,
kemudian model-model iyu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang
bersangkutan.
Menurut Bruner pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan
kognitif seseorang adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan intelektual ditunjukan oleh bertambahnya ketidaktergantungan
respons dari sifat stimulus.
2. Pertumbuhan
intelektual

tergantung

pada

bagaimana

seorang

menginternalisasi peristiwa-peristiwa menjadi suatu simpanan yang sesuai


dengan lingkungan.
3. Pertumbuhan intelektual menyagkut peningkatan kemampuan seseorang
untu berkata pada dirinya sendiri atau pada orang lain dengan pertolongan
kata-kata dan symbol-simbol, apa yang telah dilakukan atau akan dilakukan.
Hampir semua orang dewasa melalui penggunaan tiga system keterampilan
untuk menyatukan kemampuan-kemampuannya secara sempurna. Ketiga cara itu
ialah :
1. Cara penyajian enaktif aialah melalui tindakan, jadi bersifat manifulatif.
5

Dengan cara ini seseorang mengetahui suatu aspek kenyataan tanpa


menggunakan pikiran atau kata-kata. Jadi, cara ini terdiri atas penyajian
kejadian-kejadian masa lampau melalui respon-respon motorik. Dengan
cara ini dilakukan satu set kegiatan untuk mencapai hasil tertentu.
2. Cara penyajian ikonik didasarkan atas pemikiran internal.
Penyajian disajikan oleh sekumpulan gambar yang mewaikili suatu konsep,
tetapi tidak mendefenisikan sepenuhnya konsep itu.
3. Cara penyajian simbolik dengan menggunakan kata-kata atau bahasa.
Penyajian simbolis dibuktikan oleh kemampuan seseorang yang lebih
memperhatikan suatu proporsi atau pernyataan daripada objek, memberikan
struktur hierarkis pada konsep-konsep, dan memperhatikan kemungkinankemungkinan alternatif adalah suatu cara yang bersifat kombinasi.
d. Belajar Penemuan
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model
dari Jerome Bruner yang dikenal dengan nama belajar penemuan. Bruner
menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan
secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling
baik.
Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui partisipasi
secara aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk
memperoleh

pengalaman

dan

melakukan

eksperimen-eksperimen

yang

mengijinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Pengetahuan


yang diperoleh dengan belajar penemuan

menunjukan beberapa kebaikan,

diantaranya :
1. Pertama, kebaikan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, atau lebih
mudah diingat.
2. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang kebih baik
darpada hasil belajar lainnya.
3. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa
dan kemampuan berfikir secara bebas.

Bruner menyadari bahwa belajar penemuan yang murni memerlukan waktu,


sehingga Bruner menyarankan agar penggunaan belajar penemuan ini hanya
diterapkan sampai batas-batas tertentu, yaitu dengan mengarahkan pada struktur
bidang studi.
2.3 Alat-alat Menurut Jerome S. Bruner.
Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam 4 macam menurut
fungsinya.
a

Alat untuk menyampaikan pengalaman vicarious. Yaitu menyajikan


bahan-bahan kepada murid-murid yang sedianya tidak dapat mereka
peroleh dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah. Ini dapat
dilakukan melalui film, TV, rekaman suara dll.

Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau


prinsip suatu gejala, misalnya model molekul atau alat pernafasan, tetapi
juga eksperimen atau demonstrasi, juga program yang memberikan
langkah-langkah untuk memahami suatu prinsip atau struktur pokok.

Alat dramatisasi, yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa


atau tokoh, film tentang alam yang memperlihatkan perjuangan untuk
hidup, untuk memberi pengertian tentang suatu ide atau gejala.

Alat automatisasi seperti teaching machine atau pelajaran berprograma,


yang menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur dan memberi
ballikan atau feedback tentang responds murid.

2.4 Teori Intruksi Jerome S. Bruner.


Dalam bagian ini akan kita bahas bagaimana pengajaran atau instruksi
dilaksanakan sesuai dengan teori yang telah dikemukakan tentang belajar.
Meliputi :
1. Pengalaman-pengalaman Optimal untuk Mau dan Dapat Belajar.

Belajar dan permecahan masalah tergantung pada penyelidikan alternatif.


Penyelidikan alternatif membutuhkan aktivasi, pemeliharaan, dan pengarahan.
Kondisi untuk aktivasi ialah adanya suatu tingkatan ketidaktentuan yang optimal.
Setelah penyelidikan teraktifkan situasi itu dipelihara dengan membuat resiko
seminim mugkin dalam penyelidikan itu.
2. Penstrukturan Pengetahuan untuk Pemahaman Optimal.
Struktur suatu domain pengetahuan mepunyai tiga ciri dan setiap ciri itu
mempengaruhi kemampuan siswa untuk menguasainya. Ketiga ciri iti ialah: cara
penyajian, ekonomi dan kuasa. Cara penyajian, ekonomi dan kuasa berbeda bila
dihubungkan dengan usia, gaya para siswa dan maca bidang studi.
Makin banyak jumlah informasi yang harus dipelajari siswa untuk memahami
sesuatu atau untuk menangani suatu masalah, makin banyak langkah yang harus
ditempuh dalam memproses informasi untuk mencapai suatu kesimpulan.
3. Perincian Urutan-urutan Penyajian Materi Pelajaran Secara Optimal.
Dalam mengajar, siswa dibimbing melalui urutan pertanyaan-pertanyaan dari
suatu masalah atau sekumpulan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menerima, mengubah, dan mentransfer apa yang telag dipelajari.
Jadi, urutan materi pelajaran dalam suatu doamain pengetahuan mempengaruhi
kesulitan yang diahadapi siswa dalam mencapai penguasaan.
4. Bentuk dan Pemeberian Reinforcement.
Dalam teorinya Bruner mengemukakan, bahwa bentuk hadiah atau pujian dan
hukuman harus difikirkan. Demikian pula bila pujian atau hukuman itu diberakan
selama proses belajar mengajar.
2.5 Penerapan Teori Belajar Penemuan Jerome S. Bruner.
Penerapan teori belajar penemuan Jerome S. Bruner ada beberapa, yaitu :
1. Metode dan Tujuan

Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya seiring. Tujuan
belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuaan saja. Tujuaan belajar
sebenarnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat
melatih kemampuan-kemampuan intelektual para siswa dan merangsang
keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud
dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.
2. Peranan Guru
Dalam belajar penemuan, peran guru dapat dirangkum sebagai berikut :
a. Merencanakan pelajaran yang tepat untuk diselidiki para siswa.
b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan.
c. Guru harus memperhatikan cara penyajian.
d. Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru
hendaknbya berperan sebagai seorang pembingbing atau tutor.
e. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan
seperti kita ketahuitujuan-tujuan tidak dapat dirumuskan secara mendetail
dan tujuan-tujuan itu tidak diminta sama untuk berbagai siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Teori belajar menurut dasar pemikiran Jerome S. Bruner adalah caracara bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasi
informasi secara aktif, dan inilah menurut Bruner inti dari belajar. Oleh
karena itu, Bruner memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang
dilakukan manusia dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang
dilakukannya sesudah memperoleh informasi yang diskrit itu untuk
mencapai pemahaman yang memberikan kemampuan padanya.
2. Ciri-ciri belajar menurut Jerome S. Bruner adalah empat tema tentang
pendidikan, model dan kategori serta belajar sebagai proses kognitif.
3. Teori instruksi Jerome S. Bruner meliputi pengalaman-pengalaman
optimal untuk mau dan dapat belajar, penstrukturan pengetahuan untuk
pemahaman

optimal,

perincian

urutan-urutan

penyajian

materi

pelajaran secara optimal, bentuk dan pemeberian reinforcement.


4. Penerapan belajar penemuan Jerome S. Bruner perlu memperhatikan
metode dan tujuan serta peranan guru.

3.2 Saran
Kepada pembaca, sebaiknya menambahkan keterangan-keterangan tentang
teori belajar penemuan yang dikemukakan Jerome S. Bruner melalui literatur
lainnya.

10

Anda mungkin juga menyukai