Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEORI PEMBELAJARAN KIMIA


BELAJAR PENEMUAN

Dosen Pembimbing: 1.
2.

Disusun oleh:
Kelompok 1

Anggota:
1.
2.
3.
4.

Kelas: 2B

Program Studi Pendidikan Kimia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Bandar Lampung
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Teori Pembelejaran Kimia. Makalah ini
disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Teori Pembelajaran Kimia.
Makalah ini berjudul Belajar Penemuan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan
membantu dalam penulisan makalah mata kuliah Teori Pembelajaran Kimia. Makalah ini di buat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang didalamnya akan di bahas tentang Belajar
Penemuan.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Dengan
kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran untuk bisa dijadikan pegangan dalam
menghasilkan makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca.

Bandar Lampung, 4 Mei 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia
nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam grendel 1991 : 5 (Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan
Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya
memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang
saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan
kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian
yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan
diuji kebenarannya.
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak
terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan
atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau
pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi
pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi
dengan sumber belajar dan lingkungan.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan
di kelas maupun di luar kelas. Adapun contoh teori belajar yaitu teori belajar dari Jerome S. Bruner.
Teori belajar berguna untuk memudahkan seorang guru dalam proses belajar menngajar agar
membuat siswa lebih memahami pelajaran sehingga pelajaran itu lebih bermakna dan teori belajar
juga merupakan cara yang dilakukan peserta didik dan guru dalam memperoleh maupun
menyampaikan ilmu pengetahuan melalui proses belajar atau mengajar. Setiap manusia wajib untuk
belajar agar menjadi manusia yang memiliki derajat tertingggi dibandingkan makhluk lainnya, itu
sebab timbulnya perbedaan antara manusia dengan hewan. Teori belajar juga sangat bermanfaat
karena dengan teori belajar, guru juga lebih mengetahui bagaimana siswanya termasuk bagaimana
perilaku (sikap), pengetahuan, dan keterampilan siswanya dalam belajar. Sehingga dengan demikian
guru dapat mengevaluasi kesaahan-kesalahan yang terdapat dalam tingkat pemahaman siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Jerome S. Bruner?
2. Apa Teori Belajar Bruner?
3. Apa itu Teori Instruksi Bruner?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui siapa Jerome S. Bruner.
2. Mengetahui tentang Teori Belajar Bruner.
3. Mengetahui tentang Teori Instruksi Bruner.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bruner dan Teorinya


Jerome S Bruner dilahirkan di New York City pada tanggal 1 Oktober 1915. Ia berkebangsaan
Amerika. Bruner menyelesaikan pendidikan sarjana di Duke University di mana ia menerima gelar
sarjananya (B.A) pada tahun 1937. Selanjutnya, Bruner belajar psikologi di Harvard University dan
mendapat gelar doktornya pada tahun 1939 dan mendapat gelar Ph.D. Pada tahun 1939 dibawah
bimbingan Gordon Allport.
Jerome S. Bruner (1915) adalah seorang ahli Psikologi perkembangan dan psikologi belajar
kognitif. Pendapatannya tentang psikologi adalah eklektik. Penelitiannya meliputi persepsi manusia,
motivasi belajar dan berpikir. Mempelajari manusia ia menganggap manusia sebagai pemroses,
pemikir dan pencipta informasi. Bruner tidak mengembangkan suatu teori belajar yang sistematis
yang penting baginya ialah cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan
mentransformasi informasi secara aktif. Perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan manusia
dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh informasi
untuk mencapai pemahaman yang memberikan kemampuan padanya
Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan
atau informasi dan bukan ditentukan oleh umur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang telah
dimilikinya. proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru
beradaptasi dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika
materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki dan
telah terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Bruner memandang motivasi sebagai kekuatan internal dalam proses belajar. Belajar adalah
tujuan langsung, proses mengalami, menemukan pengetahuan. Pandangan lain Bruner yang
patutvdiketengahkan adalah dunia model. Ia mengkonstruksi dunia luar dalam bentuk dunia model.
Melalui model memungkinkan seseorang meramalkan dan melakukan intrapolasi dan ekstrapolasi
pengetahuan lebih lanjut. Intrapolasi adalah mencari posisi melalui penerapan pengetahuan baru,
sedangkan ekstrapolasi mencari bentuk lain dari informasi yang diberikan. Pengetahuan bukan
semata mata refleksi pesan dari luar tapi juga sebuah ide (konstruksi model) yang dapat menjelaskan
gejala dan peristiwadunia luar. Menurut model adalah pengharapan (ekspektasi) yang
keberadaannyamerupakan refleksi kecenderungan dari pengalaman-pengalaman yang telah
terorganisisr. Bahasa, ceritera, teori,pesan, diagram dan lain-lain adalah contoh dari dunia model
yang dibawa kedalam berbagai bentuk dan perbuatan manusia.
1. Empat tema tentang pendidikan
Bruner mengemukakan empat tema pendidikan meliputi:
1) Pentingnya arti struktur pengetahuan
2) Kesiapan untuk belajar
3) Menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan
4) Motivasi atau keinginan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia pada guru untuk
merangsang motivsi.

2
2. Model dan Kategori
Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi, asumsi yang pertama yaitu
bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses efektif. Menurut Bruner, bahwa orang
yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif, perubahan tidak hanya terjadi
di lingkungan, tetapi juga dalam diri orang itu sendiri. Asumsi yang kedua ialah, bahwa orang
mengkontruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan
informasi yang disimpan yang diperoleh sebelumnya. Pendekatan Bruner terhadap belajar
dapat diuraikan sebagai suatu pendekatan kategorisasi. Bruner beranggapan, bahwa semua
interaksi-interaksi kita dengan alam melibatkan kategori-kategori yang dibutuhkan bagi
pemfungsian manusia. Selanjutnya menurut Bruner, bahwa kategorisasi dapat membawa kita
ketingkat yang lebih tinggi daripada informasi yang diberikan.
3. Belajar Sebagai Proses Kognitif
 Brunei mengemukakan bahwa belajar melibatkan 3 proses, yaitu:
1) Memperoleh informasi baru
2) Transformasi informasi
3) Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
 Brunei menyebutkan pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kogonitif
sebagai konseptualisme instrumental, berpusat pada dua prinsip yaitu:
1) Pengetahuan seorang tentang alam didasarkan pada model-model tentang
kenyataan yang dibangunnya.
2) Model-model semacam itu mula-mula diadopsi dari kebudayaan seseorang,
kemudian model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang
bersangkutan
 Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang, menurut
brunei adalah sebagai beriktu:
1) Pertumbuhan intelektual ditunjukan oleh bertambahnya ketidaktergantungan
respon dari sifat .
2) Pertumbuhan intelektual tergantung pada bagaimaana seseorang
menginternalisasi peristiwa menjadi suatu sistem simpanan yang sesuai
dengan lingkungan.
3) Pertumbuhan intelektual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang
untuk berkata pada dirinya sendiri atau pada orang-orang lain.
4. Belajar penemuan
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah modal dari Jerome
bruner 1966 yang dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning). Pengetahuan
yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan: Pengetahuan itu
bertahan lama atau lama dapat diingat atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan
pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain. Hasil belajar penemuan mempunyai efek
transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya. Secara menyeluruh belajar penemuan
meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas. Secara khusus
belajar penemuan melatih keterampilan keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan
memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selanjutnya dikemukakan bahwa belajar

3
penemuan membangkitkan keinginan tahuan siswa memberi motivasi untuk bekerja terus
sampai menemukan jawaban-jawaban

B. Teori Istruksi Bruner


Menurut Bruner suatu teori instruksi (Bruner) meliputi:
1. Pengalaman-pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar Menurut Bruner,
belajar dan pemecah masalah tergantung pada penyelidikan alternatif-alternatif. Oleh karena
itu, pengajaran atau instruksi harus mempelancar an mengatur penyelidikan alternatif-
alternatif, ditinjau dari segi siswa. Penyelidikan alternatif-alternatif membetuhkan sesuatu
untuk dapat dimulai; sesudah dimulai keadaan itu harus dipelihara atau dipertahankan;
kemudian dijaga agar tidak kehilangan arah. Kondisi untuk aktivasi ialah adanya suatau
tingkat ketidaktentuan yang optimal. Keingintahuan merupakan suatu respon terhadap
ketidaktentuan dan kesangsian. Arah penyelidikan tergantung pada dua hal yang saling
berkaitan, yaitu tujuan dari tugas yang diberikan sampai batas-batas tertentu harus diketahui,
dan sampai seberapa jauh tujuan itu telah tercapaipun harus diketahui.
2. Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal Struktur suatu domain pengetahuan
mempunyai tiga ciri dan setiap ciri itu mempengaruhi kemampuan siswa untuk
menguasainya. Ketiga ciri itu ialah; cara penyajian (mode of representation), ekonomi, dan
kuasa (power). Cara penyajian, ekonomi, dan kuasa, berbeda bila dihubungkan dengan usia,
“gaya” paar siswa, dan jenis bidang studi. Ekonomi dalam penyajian pengetahuan
dihubungkan dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran, dan diproses
untuk mencapai pemahaman. Kuasa dai suatu penyajian dapat juga diterangkan sebagai
kemampuan penyajian itu untuk menghubunghubungkan hal-hal yang kelihatannya sangat
terpisah-pisah.
3. Perincian urutan-urutan penyajian materi pelajaran secara optimal Urutan materi pelajaran
dalam suatu domain pengetahuan mempengaruhi kesulitan yang dihadapi siswa dalam
mencapai penguasaan. Dikemukakan oleh Bruner, bahwa perkembangan intelektual bergerak
dari penyajian enaktif,melalui penyajian ekonik ke penyajian simbolik. Karena itu urutan
optimum materi pelajaran juaga mengikuti arah yang sama.
4. Bentuk dan pemberian reinforsemen
Bruner mengemukakan, bahwa bentuk hadiah atau pujian dan hukuman harus dipikirkan.
Secara intuiti f,bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, ada suatu ketika hadiah
ekstrinsik bergeser ke hadiah intrinsik. Sebagai hadiah ekstrinsik misalnya, berupa pujian dari
guru, sedangkan hadiah intrinsik timbul karena berhasil memcahkan masalah. Tujuan
mengajar ialah untuk menjadikan siswa merasa puas. Umpan balik berupa perbaikan-
perbaikan apapun juga membawa bahaya bagi siswa, karena siswa bersangkutan menjadi
tetap bergantung pada guru atau tutor.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori belajar Bruner merupakan salah satu teori belajar yang sangat mengedepankan proses belajar.
Dengan melakukan proses belajar yang tersistematika tentunya akan menghasilkan kualitas belajar
yang baik. Melalui proses belajar enaktif, ikonik, dan simbolik yang ditawarkan Bruner, peserta
didik lebih mudah melalui proses belajar bermaknanya sehingga peserta didik dapat mencapai hasil
belajar kognitifnya. Dengan penerapan teori belajar Bruner akan membantu dengan cepat bagaimana
hasil belajar dapat dengan mudah dicapai meski banyak mengalami gangguan dalam kondisi belajar,
proses seperti inilah yang dimaksud dengan revolusi kognitif. Hasil belajar yang sangat
diprioritaskan oleh teori perilaku (behavioural theory) ternyata dapat terbantu oleh penerapan teori
belajar bruner. Berdasarkan kajian teori dan implementasi PTK yang telah dilakukan maka dengan
jelas tergambarkan bahwa teori belajar bruner mampu menjadikan revolusi kognitif dan dapat
menyempurnakan pendekatan perilaku (behavioural approach).

B. Saran
Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan tuntutan hidup manusia untuk
menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin maju dan
kompleks. Dunia pendidikan juga dituntut untuk peka terhadap perubahan dan perkembangan sekecil
apa pun dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil.
Guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus
mengembangkanpengetahuan, kemampuan serta keterampilannya. Oleh karena itu disaran kepada
semua yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan khususnya guru dapat membaca dan
memahami Teori-teori pembelajaran.

5
DAFTAR PUSTAKA

Iceu Lisa (2016). Desain Pembelajaran Berbasis Teori Belajar Bruner Pada Mata Pelajaran
Ekonomi. Respository Skripsi Unswagati.

Fatimah Ibda (2015). Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jurnal INTELEKTUALITA,Vol 3 No.1.

Siti Rahmi (2015). Pengaruh Perilaku Kognitif. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling.Volume 1
No. 1.

Lestari, D. (2014). Penerapan Teori Belajar Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik
Pada Mata Pelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02.

Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara. Jurnal Kreatif tadulako Online, Volume 3 No. 2,
http://jurnal.untad.ac.id. 11 Januari 2017.

Budiningsih, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Haryanto dan Suyono. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suciati dan Irawan, P (2005). Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : PAU-PPAI- UT

Anda mungkin juga menyukai