Makalah diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat pada Mata Kuliah Analisis
Psikologi Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Program
Pasca Sarjana IAIN Bone Tahun 2021
Oleh:
FITRIANI
NIM: 86108202021
PASCA SARJANA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang maha pencipta, menghidupkan dan
mematikan, serta yang telah menciptakan manusia dengan berbagai potensi.
Alhamdulillah, segala syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Teori-teori Belajar dalam Psikologi.”
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Analisis
Psikologi Pendidikan Islam. Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami
banyak hambatan. Namun, berkat bimbingan dan dorongan semangat dari berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, selain itu penulis
juga menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Makalah
ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Belajar 3
A. Simpulan 15
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam proses belajar dan mengajar ada berbagai kendala. Kendala tersebut
yang bandel. Bagi guru semua peristiwa tersebut adalah peistiwa yang sangat
menjengkelkan, sehingga guru menganggap kelas tersebut menjadi kelas yang bandel,
Guru yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai guru yang bijak karena hal-
hal yang membosankan pada proses pembelajaran dikelas dipicu oleh guru tersebut
Ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang
telah diajarkannya telah dipahami siswa atau belum. Ketika proses belajar dan
pembelajaran guru tidak berusaha mengajak siswa untuk berpikir. Komunikasi terjadi
hanya pada satu arah, yaitu dari guru kesiswa. Guru berpikir bahwa materi pelajaran
guru menganggap peserta didik sebagai tong kosong yang harus diisi dengan sesuatu
yang dianggap penting. Hal-hal demikian adalah kekeliruan guru dalam mengajar.
Oleh karena itu makalah yang membahas mengenai teori belajar ini disusun agar para
1
Mudjiono Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.34.
1
2
peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran sehingga proses belajar tersebut
bisa berjaalan secara maksimal berdasarkan tujuan awal pembelajaran itu sendiri.2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
C. Tujuan penulisan
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2006), h. 51.
BAB II
PEMBAHASAN
belajar sehingga membantu kita memahami proses yang kompleks dari belajar. Terori
belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
fakta-fakta tersebut.3
Berawal dari kesulitan tersebut muncullah beberapa persepsi berbeda dari para
psikolog, sehingga menghasilkan dalil-dalil yang memiliki inti bahwa teori belajar
teori yang mereka kemukakan merupakan konklusi dan pengalaman mereka ketika
berinteraksi dengan kegiatan belajar, baik sebagai peserta didik maupun pendidik.
catatan, proposisi yang mereka buat merujuk pada madzhab masing-masing yang
3
Asri C. Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 98.
4
melandasi pola pikirnya. Jadi secara umum, teori adalah pendapat, dan pendapat itu
1. Teori behavioristik
Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama
dianut oleh para pendidik. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan model
yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan
atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih
stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Inti
hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input
yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja
yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi
antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon,
oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh
siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi
dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran
6
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: UHAMKA Press, 2000), h.
42.
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Pesrpekstif (Yogykarta: Ar-Ruzz Media,
7
2012), h. 265.
6
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil
belajar.
biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut
jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai
dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan
tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari
e. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.
1) Edward LeeThorndike
8
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Pesrpekstif, h. 269.
7
seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat
indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar,
juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini sering
2) John Watson
atau Biologi yang berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh
mana dapat diamati dan diukur. Belajar merupakan proses interaksi antara
stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat diamati dan diukur.
3) Edwin Guthrie
diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.9
2. Teori kognitivistik
Teori belajar kognitif berasal dari pandangan Kurt Lewin, seorang Jerman
perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui
9
Muhammad Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 232.
8
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan
dibangun di sekitar struktur kognitif siswa. Struktur kognitif ini bisa dilihat
paling efektif apabila mereka dianggap atau dilihat sebagai orang yang
sehingga dalam banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang paling
berpengaruh.
10
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 180.
11
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, h. 185.
9
3. Teori Konstruktivistik
akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangu atas dasar realitas
siswa dalam memahami materi dari guru. Evaluasi menjadi saran untuk
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang
berasal dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini
12
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
h. 87.
13
Sudarwan Denim, Psikologi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 66.
14
Sudarwan Denim, Psikologi Pendidikan, h. 70.
10
manusia atas realitas yang dihadapinya. Dalam perkembangan kemudian, teori ini
mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi kognitif Piaget yang
berikut:
a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini dipengaruhi
seumur hidup.
d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungan siswa.
15
Max Daarsono, Belajar dan pembelajaran (Semarang: IKIP Semarang Press, 2001), h. 98.
11
Dalam konteks yang demikian, belajar yang bermakna terjadi melalui refleksi,
dengan realitas baik realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial. Proses
adalah proses yang aktif dan dinamis. Beberapa faktor seperti pengalaman,
psikologi kognitif, sehingga dalam batas tertentu aliran ini dapat disebut juga
neokognitif.
bahwa stressing point teori ini bukan terletak pada berberapa konsep psikologi
Tanti Nur Indah Sari, Perbedaan Aliran Psikoanalisa, Humanistik, dan Behavior (Bandung:
16
pemaknaan terhadap realitas adalah berlajar itu sendiri. Dengan asumsi seperti ini,
pertanyaan
4. Teori Humanistik
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
17
Tanti Nur Indah Sari, Perbedaan Aliran Psikoanalisa, Humanistik, dan Behavior, h. 147.
13
unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka.18
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari
pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
adalah pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial
dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan
strategi berpikir produktif Pendekatan sistem bisa dapat di lakukan sehingga para
peserta didik dapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka dapat
pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-
18
Kartono Kartini dan Gulo, Kamus Psikologi (Bandung: CV Pioner Jaya, 200), h. 120.
14
hal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan
tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
memperoleh cara
19
Djaali, Psikologi Pendidikan (Cet. III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 77.
15
h. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
20
Djaali, Psikologi Pendidikan, h. 78.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang dikira, dalam prosesnya teori
kecerdasan siswa.
a. Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama
b. Teori kognitivisme yakni teori yang memiliki perspektif bahwa para peserta
pengamatnya.
B. Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik.
Untuk memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan saran agar
DAFTAR PUSTAKA
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks, 2008.
Darsono, Max. Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press, 2001.
Sari, Tanti Nur Indah. Perbedaan Aliran Psikoanalisa, Humanistik, dan Behavior.
Bandung: CV Pioner Jaya, 2000.
Kartini, Kartono dan Gulo. Kamus Psikologi. Bandung: CV Pioner Jaya, 2000.
Djaali. Psikologi Pendidikan (Cet. III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 77.