Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Oleh :
NAMA: 1.HAFIDUL HASAN (
2.M SYAIFUL HUDA (228720100141)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penelitian 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Pendidikan Psikologi 3
B. Hubungan Psikologi Pendidikan 3
C. Sejarah Para Tokoh Psikologi Pendidikan 4
D. Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Teori dan
Praktik Pendidikan 7
E. Metode Dalam Psikologi Pendidikan 9

DAFTAR PUSTAKA 12

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang
berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Adanya kaitan yang sangat kuat antara
psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila
beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi
pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan
perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar.
Untuk memperjelas pertimbangan-pertimbangan psikologi pendidikan yang melibatkan
peserta didik, berikut ini diketengahkan uraian tentang pengertian psikologi pendidikan dan
ruang lingkup pskikologi pendidikan, perkembangan psikologi pendidikan, aliran-aliran
psikologi pendidikan, metode-metode psikologi pendidikan dan hubungan psikologi
pendidikan dengan bimbingan konseling.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian psikologi pendidikan?

2. Bagaimana hubungan psikologi dengan pendidikan?

3. Bagaimana sejarah para tokoh psikologi pendidikan ?

4. Apa saja kontribusi psikologi pendidik bagi teori dan praktek pendidikan?

5. Apa saja metode dalam psikologi pendidikan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian dari psikologi pendidikan.
2. Mengetahui hubungan psikologi dengan pendidikan.

3. Mengetahui sejarah para tokoh psikologi pendidikan.

4. Mengetahui kontribusi psikologi pendidik bagi teori dan praktek pendidikan.

5. Mengetahui metode dalam psikologi pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Psikologi
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam
pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi
sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana
siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-
anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat.
Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin
psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan  ensiklopedia amerika, pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih
berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan-penemuan dan
menerapkan prinsip-prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Tardif (dalam Syah, 1997 : 13), juga mengatakan bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan
adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang
perilaku manusia untuk usaha-usaha  kependidikan. Sedangkan menurut  Witherington,
pengertian psikologi pendidikan adalah  studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

B. Hubungan Psikologi Pendidikan


Reber (1988), menyebut psikologi pendidikan sebagai subdisipllin ilmu psikologi yang
berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif.
5. Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Dengan batasan atau pengertian di atas, Rober tampaknya menganggap bahwa psikologi
pendidikan masuk dalam subdisiplin psikologi terapan (applicable). Meskipun demikian,
menurut Witherington (1991:12-13), psikologi pendidikan tidak dapat hanya dianggap
sebagai psikologi yang dipraktikkan saja. Psikologi pendidikan, katanya, adalah studi suatu
ilmu pengetahuan yang mempunyai hak hidup sendiri. Memang benar bahwa aspek-aspek
tertentu dari psikologi pendidikan nyata-nyata bersifat kefilsafatan, tetapi sebagai suatu ilmu
pengetahuan, sebagai sctence, psikologi pendidikan telah memiliki:
1. Susunan prinsip atau kebenaran dasar tersendiri,
2. Fakta-fakta yang bersifat objektif dan dapat diperiksa kebenarannya,
3. Teknik-teknik yang berguna untuk melakukan penyelidikan atau “research”nya sendiri,
termasuk dalam hal ini adalah alat-alat pengukur dan penilai yang sampai batas-batas
tertentu dapat dipertanggungjawabkan ketepatannya.

C. Sejarah Para Tokoh Psikologi Pendidikan


1. Plato & Aristoteles
Plato dan Aristoteles mengembangkan sistem pendiidkan berdasarkan prinsip-prinsip
psikologi. Aristoteles merupakan tohoh yang idenya berkembang menjadi Psikologi Daya.
Dalam Psikologi Daya terdapat 3 komponen yang didalamnya saling berkaitan satu sama
lain. Komponen tersebut antara lain:
a. Penalaran / Pengertian / Kognitif / cipta
b. Perasaan / emosi / Afektif / Rasa
c. Kehendak / Will / Konasi / Karsa
2. John Locke
John Locke seorang penganut paham empirisme mengatakan bahwa sewaktu individu
lahir didalam jiwanya belum terdapat apa-apa, dan secara potensial jiwa dalam individu itu
sentitif untuk melakukan impresi terhadap dunia luar dengan melalui belajar. Belajar
melalui pengalaman dan latihan merupakan sumbangan terbesar dari John Locke dan
tokoh-tokoh empirisme lainnya.
3. John Dewey ( 1859-1952)
Beberapa kajian yang darinya adalah pertama, kita mendapatkan pandangan tentang
anak sebagai pembelajar aktif ( active learning), di mana anak bukan pasif duduk diam
menerima pelerajan tetapi juga aktif agar proses belajar anak akan lebih baik. Pendidikan
harus difokuskan pada anak secara keseluruhan dan kemampuan anak untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak seharusnya tidak mendapatkan
pelajaran akademik saja,tetapi juga harus mempelajari cara untuk berfikir dan beradaptasi
dengan lingkunga luar sekolah, seperti mampu untuk memecahkan masalah dengan baik.
Ketiga, ia berpendapat bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang
selayaknya, mulai dari kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan, semua golongan etnis,
sampai pada semua lapisan ekonomi-sosial.
4. Sigmund Freud (1856-1939) 
Pada tahun 1900, Freud menerbitkan sebuah buku yang menjadi tonggak lahirnya
aliran psikologi psikoanalisa. Buku tersebut berjudul interpretation of dreams yang masih
di kenal sampai hari ini. Dalam buku ini freud memperkenalkan yang disebut “Unconse
Ious Mind” (alam ketidaksadaran). Selama periode 1901-1905 dia menerbitkan beberapa
buku, tiga diantaranya adalah The Psychopathology Of Everyday Life (1901), Three
Essays On Sexuality(1905), Dan Jokes And Their Relation To The Unconscious (1905).
Pada tahun 1905 ia mengejutkan dunia teori perkembangan psikoseksual (Theory Of
Psychosexual Development) yang mengatakan bahwa seksualitas adalah factor pendorong
terkuat untuk melakukan sesuatu dan bahwa masa balita pun anak-anak mengalami
ketretarikan dan kebutuhan seksual. Beberapa komponen teory freud yang sangat terkenal
adalah:
a. The Oedipal Complex, dimana anak menjadi tertarik pada ibunya dan mencoba
mengidentifikasi diri seperti sang ayahnya demi mendapatkan perhatian ibu.
b. Konsep Id, Ego, Dan Superego
c. Mekanisme pertahanan diri (Ego Defense Mechanisms)
Istilah psikonalisa yang dikemukakan freud sebenarnya memiliki bebrapa makna
yaitu:
1) Sebagai salah satu teori kepribadian dan psikopatologi,
2) Sebuah metode terapi untuk gangguan-gangguan kepribadian, dan
3) Suatu teknik untuk menginvestigasi pikian-pikiran dan perasaan-perasaan individu
yang tidak disadari oleh individu itu sendiri.

5. Jean Piaget (1896-1980) 


Piaget adalah seorang tokoh yang amat penting dalam bidang psikologi
perkembangan. Teori-teorinya dalam psikologi perkembangan yang mengutamakan unsure
kesadaran (kognitif) masih dianut oleh banyak oranbg sampai hari ini. Teori-teori, metode-
metode dan bidang-bidang penelitian yang dilakukanpiaget dianggap sangat orisinil, tidak
sekedar melanjutkan hal-hal yang sudah terlebih dahulu ditemukan orang lain. Selama
masa jabatannya sebagai professor di bidang psikologi anak, piaget banyak melakukan
penelitian tentang Genetic epistemology ( ilmu pengetahuan tentang genetic). Ketertarikan
piaget untuk menyelidiki peran genetic dan perkembangan anak. Akhirnya menghasilkan
suatu maha karya yang dikenal dengan nama theory of cognitive development (teory
perkembangan kognitif). Dalam teori perkembangan kognitif, piaget mengemukakan
tahap-tahap yang harus dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan
proses berfikir formal. Teory ini tidak hanya diterima secara luas dalam bidang psikologi
tetapi juga sangat besar pengaruhnya dibidang pendidikan.

D. Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Teori dan Praktik Pendidikan


1. Membantu Mengembangkan Peserta Didik
Psikologi Pendidikan berkontribusi dalam membantu Guru mengembangkan peserta
didik menjadi orang yang kreatif, produktif, inovatif dan dilandasi nilai-nilai rohaniah,
jasmaniah, inovatif sosial dan emosional. Anak dalam pandangan Islam memiliki potensi
yang disebut fitrah. Fitrah inilah yang harus dikembangkan sebaik-baiknya dalam keluarga,
sekolah madrasah dan masyarakat. Guru dapat menanamkan nilai-nilai tersebut diatas
sebagai landasan utama dalam pembelajaran.
Psikologi Pendidikan berkontribusi pula dalam memupuk nilai sosial pada anak. Sikap
sosial perlu dipupuk dalam proses pembelajaran sebagai implementasi manusia sebagai
makhluk sosial yang tidak terlepas dari orang lain. Seorang pendidik hendaknya
menanamkan sifat sosial seperti jangan mementingkan diri sendiri, bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan orang lain serta membantu orang yang membutuhkan. Ini penting
dalam proses pembelajaran guna menjadikan peserta didik aktif dan mampu menjaga
toleransi dalam proses belajar mengajar didalam kelas.
Nilai yang harus dipupuk dalam proses pembelajaran adalah nilai adat istiadat
dimasyarakat. Psikologi berkontribusi agar anak selalu memelihara identitas dirinya
sehingga suatu suku tidak punah. Jika ini dapat diimplementasikan maka adat itu selalu
dipelihara kemudia tidak punah ditelan oleh masa.
2. Mengetahui Potensi Belajar Siswa
Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada
yang sama antara siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru
harus memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari
perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing
potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya,
maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
3. Mengetahui Cara Belajar Anak
Sebagai sorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus
menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta
didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru dengan mempelajari psikologi
terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah
bisa disesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan
dengan maksimal.
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi
pendidikan dapat membantu pendidik dalam menentukan strategi atau metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan
keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang
dialami peserta didik.

4. Penyesuaian Sosial
Kontribusi Psikologi Pendidikan dalam proses pembelajaran adalah penyesuaian sosial
baik dengan lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Implikasi dari
pengembangan aspek ini adalah kepribadian yang mantap, mandiri dan bertanggungjawab.
Untuk mengembangkan kepribadian, anak harus bisa menyesuaikan diri dilingkungan
sosial yaitu rumah (keluarga), sekolah dan masyarakat secarakuat.
Pendidikan didalam keluarga sangat penting, sebab pendidikan dalam keluarga adalah
yang utama. Dapat dikatakan bahwa anak menjadi besar dalam segala situasi didalam
keluarga. Sejak bayi hingga menjadi manusia yang dewasa Anak di belajar didalam
keluarga, mulai dari berjalan, berbicara, makan, mengenal ayah ibu, mengenal perilaku
manusia, tertawa, sedih dan beraneka ragam lainnya. Psikologi memiliki kontribusi untuk
membantu anak dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
E. Metode Dalam Psikologi Pendidikan
1. Observasi
Observasi bahasa lainnya adalah pengamatan. Pengamatan ini biasanya dilakukan pada
seorang peserta didik atau sekelompok peserta didik dengan cara yang sistematis. 
2. Tes
Pada sebuah penelitian di dalam dunia pendidikan seringkali melibatkan metode tes. Pada
metode ini diajukan berbagai pertanyaan yang telah dirancang untuk dijawab oleh peserta
didik yang akan diamati kondisi psikologisnya. Tes dilakukan dengan kaidah-kaidah
tertentu. Biasanya tes dimanfaatkan untuk keperluan praktis.

3. Eksperimen
Pada suatu rentang waktu tertentu dapat dilakukan eksperimen untuk mengumpulkan data.
Pemberian perlakuan-perlakuan pada peserta didik atau siswa kemudian diamati hasilnya.
Apakah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Perlakuan mana yang menjadi
perlakuan terbaik atau paling efektif akan menjadi hasil akhir dari sebuah eksperimen.
Pengolahan data eksperimen biasanya dilakukan dengan statistik atau analisis kuantitatif.
Dengan demikian, hasil penenlitian melalui eksperimen ini biasanya lebih akurat
ketimbang metode-metode lainnya.

4. Kuisioner atau angket


Angket adalah suatu instrumen pengumpul data. Bentuknya biasanya berupa kumpulan-
kumpulan pertanyaan yang telah dirancang oleh peneliti psikologi pendidikan sesuai
dengan tujuan penelitian. Daftar pertanyaan yang tertulis pada kuisioner biasanya
diserahkan kepada peserta didik untuk dijawab mereka. Sebenarnya kuisioner mirip dengan
wawancara atau intervieu hanya saja pada wawancara pertanyaan berurutan diberikan
secara lisan.

5. Studi Kasus
Studi kasus adalah metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan di mana dilakukan
suatu studi atau penyelidikan  pada seorang anak didik atau siswa. Penyelidikan ini
dilakukan untuk mengetahui latar belakang peserta didik tersebut, baik berupa latar
belakang ekonomi, sosial, budaya, fisik, dan mental. Studi kasus mungkin memerlukan
waktu dan tenaga yang lebih besar untuk memperoleh data yang akurat. Bisa jadi sampai
bertahun-tahun. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan melihat dan menyelidiki catatan-
catatan perkembangan pada seorang anak didik yang ingin diteliti atau dipahami kondisi
psikologisnya.

6. Metode Klinis
Metode klinis merupakan suatu metode yang juga sangat sering digunakan dalam psikologi
pendidikan. Metode klinis dilakukan dengan menyelidi perilaku seorang peserta didik yang
banyak melakukan perilaku menyimpang yang dapat membuatnya kesulitan belajar atau
menghambat perkembangan belajarnya.

7. Proyeksi
Proyeksi adalah suatu metode di mana penelitian terhadap seorang anak didik dengan
memberikan gambar-gambar atau tulisan-tulisan atau bentuk khas seperti game sehingga
tanggapan terhadap gambar-gambar atau tulisan-tulisan dan game itu dapat diterjemahkan
untuk memproyeksikan perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik.

8. Instrospeksi
Ini adalah metode yang sebenarnya cukup rumit untuk diterapkan, di mana para ahlu
psikologi atau praktisi pendidikan melakukan introspeksi atau pengamatan terhadap apa
yang terjadi di dalam dirinya sendiri.

Demikian beberapa metode yang biasa digunakan di dalam penerapan dan pengembangan
psikologi pendidikan.
BAB III
PENUTUP

3.1      KESIMPULAN

a)      Apapun yang dikemukakan oleh para ahli tentang psikologi pendidikan, dapat
disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian
dan penelitiannya lebih menekankan pada sebuah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik
fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama
yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
b)      Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan konon pernah
dilakukan alakadarnya oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphi pada tahun 1929
dan Burt pada tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang  berkembang
diwilayah inggris (David, 1972). Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis
itu tidak dapat kita jadikan acuan bukan karena keterbatasan wilayah pengembangan saja,
melainkan juga telah kadaluarsanya karya-karya tulis tersebut.
c)      Menurut Muhibbin Syah objek psikologi pendidikan itu terbagi 2, yaitu:
1.   Siswa, yaitu orang-orang yang belajar, termasuk pendekatan strategi, faktor dan
memengaruhi, dan prestasi yang dicapai.
2.   Guru, yaitu orang-orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar termasuk metode,
model, strategi dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajian materi pelajaran.

3.2      Implikasi Materi untuk Jurusan


Jurusan pendidikan teknik arsitektur yang lulusannya ditujukan untuk menjadi pengajar
pastinya harus memenuhi syarat menjadi guru. Berdasarkan paparan diatas, guru sebagai
pengajar haruslah paham akan psikologi pendidikan dikarenakan psikologi pendidikan
merupakan wadah yang harus dipahami guru agar menjadi pendidik yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, B. Hubungan Psikologi dengan Pendidikan (diakses pada


https://planetsumsel.blogspot.co.id/2017/03/hubungan-psikologi-dengan-pendidikan.html),
Zainuddin, A. Pengertian Psikologi Pendidikan (diakses pada
https://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/download-power-point-disini-bab-i.html), Nanang,
W. Tokoh-Tokoh Psikologi pendidikan (diakses pada
http://wasispribadi.blogspot.co.id/2012/11/tokoh-tokoh-psikologi-pendidikan-1.html), Idrus, M.
Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Pendidikan (diakses pada
http://slideplayer.info/slide/1889686/)

Anda mungkin juga menyukai