Anda di halaman 1dari 15

TEORI BELAJAR KOGNITIF DOMINAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen pengampu:
Suci Eryzka Marza, S.Psi. M.A

Disusun oleh: Muhammad Imran Revanza (NIM: 2021220020)


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI ALHAMIDIYAH
202
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta

hidayahnya, kepada kami semua. Shalawat dan salam kami ucapkan kepada Nabi

Muhammad S.A.W, yang telah membawa risalah kebenaran sehingga kami semua

dapat mengetahui yang haq dan yang batil. Kami besrsyukur atas terselesaikannya

makalah ini sebagai tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan judul “Teori

Belajar Kognitif Dominan”.

Kami menyadari bahwa tujuan dari makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan, dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan baik

teori maupun praktek. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat berarti bagi

penulis untuk perbaikan pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila terdapat

kekurangan dan kesalahan dalam penulisan pada makalah ini.

Depok, 11 Juni 2022

Muhammad Imran Revanza


(NIM:2021220020)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif Dominan 3

B. Tokoh dalam teori belajar kognitif dominan

C. Ruang lingkup teori belajar kognitif dominan 4

D. Penerapan dalam dunia pendidikan 7

BAB III PENUTUP 12

A. Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran harus sangat

diperhatikan karena akan memengaruhi kualitas dari siswa ketika sudah lulus

nanti. Selain itu, kualitas guru juga menjadi dilihat atau menjadi sorotan, apakah

sudah menerapkan pembelajaran dengan baik dan benar. Memang benar pada

kenyataannya penerapan belajar sangat tidak mudah apalagi setiap karakter murid

juga berbeda-beda, sehingga seorang guru harus pandai untuk memilih metode

pembelajaran yang tepat dan sesuai.

Tidak hanya itu, seorang guru juga harus membuat suasana kegiatan

pembelajaran menjadi nyaman dan menarik bagi para siswanya. Hal ini perlu

dilakukan agar para siswa tidak merasa bosan dan senang ketika mengikuti

kegiatan pembelajaran. Dalam membangun kegiatan belajar yang menarik dan

nyaman, seorang guru harus bisa melihat karakteristik dari para siswa atau peserta

didik. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik dari para siswa, maka

seorang guru bisa menentukan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai.

Dengan metode pembelajaran yang tepat akan menghasilkan kegiatan

belajar yang nyaman dan menarik. Apabila hal ini sudah terjadi, maka para siswa

akan mudah untuk memahami suatu materi pembelajaran yang diberikan oleh

seorang guru, sehingga kemampuan seorang murid akan bertambah. Seorang guru

1
pasti akan merasa senang dan bangga ketika melihat peserta didiknya

kemampuannya bertambah. Selain itu, seorang guru juga merasa senang karena

sudah menemukan dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat.

Teori belajar yang ada saat ini memang sangat banyak, sehingga

terkadang membuat sebagian guru merasa bingung harus memilih teori belajar

yang bisa diterapkan dengan maksimal. Teori belajar bisa membantu seorang guru

dalam menjalankan tugasnya terutama ketika melakukan kegiatan pembelajaran.

Oleh sebab itu, bagi seorang guru jangan terlalu lama dalam menentukan teori

belajar yang dapat diterapkan, sehingga kegiatan pembelajaran yang menarik dan

nyaman bisa segera diterapkan.

Salah satu dari teori belajar yang sering digunakan dalam kegiatan

pembelajaran adalah teori kognitif. Teori belajar ini memiliki pengaruh terhadap

kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. Dengan teori belajar kognitif, maka

seorang guru dapat melihat perubahan yang terjadi pada kognitif atau mental

seseorang. Oleh sebab itu, tak sedikit para guru yang menggunakan teori belajar

ini.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian teori belajar kognitif dominan?

2. Bagaimana konsep belajar kognitif dominan?

3. Siapakah tokoh teori belajar kognitif dominan?

4. Bagaimanakah ruang lingkup teori belajar kognitif dominan?

5. Bagaimana penerapan teori belajar kognitif dominan?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan masalah,

sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian teori belajar kognitif dominan.

2. Mengetahui konsep belajar kognitif dominan

3. Mengetahui tokoh belajar kognitif dominan

4. Mengetahui ruang lingkup belajar kognitif dominan

5. Mengetahui penerapan belajar kognitif dominan dalam dunia pendidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Kognitf Dominan

Secara etimologi cognitive berakar dari kata cognition yakni kognisi

yang berarti: penyusunan, perolehan dan pemakaian pengetahuan. Dalam skema

berikutnya, arti kognitif menjadi terkait dengan bidang psikologi manusia yang

memiliki konsep pembahasan dalam perilaku mental yang meliputi masalah

perhatian, pemahaman, keputusan, pemrosesan data, problem solving , analisis,

imajinasi, berpikir dan prediksi..

Teori ini berasal dari pernyataan psikolog pendidikan Jean Piaget, beliau

percaya bahwa pengetahuan merupakan sesuatu yang secara aktif dikonstruksikan

oleh siswa berdasarkan struktur kognitif mereka.

B. Konsep belajar kognitif dominan

Teori belajar kognitif menjelaskan bagaimana faktor internal dan

eksternal mempengaruhi proses mental individu untuk melengkapi pembelajaran.

Keterlambatan dan kesulitan belajar terlihat ketika proses kognitif tidak bekerja

secara teratur. Proses-proses ini seperti perhatian, observasi, pengambilan dari

memori jangka panjang, dan kategorisasi.

5
Beberapa peneliti telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

teori ini. Jerome Bruner berfokus pada bagaimana proses mental dikaitkan dengan

pengajaran.

Peneliti lain bernama Jean Piaget menyadari bahwa lingkungan

memainkan peran besar dan juga berfokus pada perubahan yang terjadi dalam

struktur kognitif internal.

C. Tokoh belajar kognitif dominan

1. Jean Piagget

Jean Piaget bisa dibilang sebagai seseorang yang menemukan psikologi

kognitif atau penemu dari teori belajar kognitif. Ia lahir pada tanggal 9 Agustus

1896, di Neuchatel, Swiss. Beliau sangat mengidolakan ayahnya yang merupakan

seorang akademisi. Jean Piaget meninggal dunia pada tanggal 16 September 1980.

Jean Piaget beranggapan bahwa suatu perkembangan kognitif adalah

sebuah proses yang terjadi secara genetik. Oleh sebab itu, proses genetik diyakini

berdasarkan dari kondisi biologis seseorang. Dalam hal ini, kondisi biologis dapat

dilihat melalui adanya perkembangan atau pertumbuhan yang terjadi pada sistem

saraf. Misalnya, seseorang yang bertambah usia, maka susunan susunan sistem

sarafnya semakin kompleks, bahkan akan kemampuan yang dimiliki akan semakin

bertambah.

6
Jean Piaget mengatakan bahwa kemampuan berpikir dan kekuatan

mental dari seorang anak yang berbeda usia, maka perkembangan intelektual

secara kualitatif juga berbeda. Oleh sebab itu, Jean Piaget mengklasifikasikan

perkembangan kognitif yang terjadi pada seseorang secara kuantitatif ke dalam

empat tahap.

2. David Ausubel

David Paul Ausubel lahir pada tanggal 25 Oktober 1918 dan dibesarkan

di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Ia merupakan seorang psikolog dan

berkontribusi terhadap psikologi pendidikan, ilmu kognitif, dan berperan dalam

pembelajaran pendidikan sains yang terjadi pada pengembangan dan penelitian

tentang Advance Organizer. Beliau meninggal dunia pada tanggal 9 Juli 2008.

David Paul Ausubel atau lebih dikenal dengan nama David Ausubel

pernah menempuh pendidikan di University of Pennsylvania, Amerika Serikat.

Bahkan, ia lulus pada tahun 1939 dengan prestasi cumlaude dan memperoleh gelar

sarjana psikologi. Ia juga melanjutkan ke sekolah kedokteran di Universitas

Middlesex dan lulus pada tahun 1943.

Kecintaannya pada dunia psikologi membuat dirinya sempat menggeluti

profesi psikiater pada tahun 1973 dan pada tahun 1976, ia diberikan sebuah

penghargaan Thorndike atas “Kontribusi Psikologis Terhadap Dunia Pendidikan”.

Penghargaan itu berasal dari American Psychological Association.

7
Teori belajar kognitif David Ausubel bisa dikatakan dipengaruhi oleh

teori kognitif Jean Piaget. David Ausubel selalu mengaitkan konsep atau skema

konseptual Jean Piaget terhadap cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Dengan kata lain, David Ausubel selalu meyakini bahwa penalaran deduktif bisa

digunakan untuk mencapai suatu pemahaman konsep, ide atau gagasan, dan

prinsip.

Konsep teori kognitif David Ausubel mengutamakan kegiatan

pembelajaran yang bermakna. Ia membagi “belajar yang bermakna” ke dalam dua

jenis, yaitu belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar menghapal (rote

learning).

D. Ruang lingkup Belajar Kogniif

Ruang Lingkup Psikologi Kognitif. Psikologi kognitif terus mengalami

perkembangan. Perspektif psikologi kognitif menjelaskan bahawa proses belajar

adalah sebuah peristiwa yang merujuk pada tindakan behavioral atau bersifat

jasmani. Psikologi kognitif mempunyai ruang lingkup studi yang sangat luas, dari

proses kognitif yang paling sederhana sampai proses kognitif yang paling

kompleks. M.S. Suharman menjelaskan bahwa ruang lingkup psikologi kognitif

meliputi :

8
a) Persepsi (perseption), yaitu sebuah proses untuk mendeteksi dan

menginterpretasikan stimulus yang diterima oleh alat indera yang dimiliki

manusia. Persepsi merupakan proses paling awal dalam keseluruhan

pemrosesan informasi yang dilakukan manusia.

b) Pengambilan pola (pattern recognition), yaitu proses mengenali stimulus

yang tersusun secara kompleks yang diterima melalui sistem alat indera

manusia.

c) Perhatian (attention), yaitu pemusatan pikiran terhadap suatu obyek atau

tugas tertentu dan pada saat yang sama mengabaikan obyek atau tugas

yang lain.

d) Ingatan (memory), yaitu penyimpanan pengetahuan di dalam sistem

pikiran dan otak manusia.

e) Imajeri (imagery), yaitu proses membayangkan kembali di dalam pikiran

mengenai obyek atau peristiwa yang telah dipersepsi, biasa juga disebut

sebagai sebuah fiksi yang dialami oleh otak dan pikiran manusia.

f) Bahasa (language), yaitu kata yang dituliskan atau diucapkan melalui

lesan, yang merupakan cara universal untuk menyampaikan informasi baik

itu dalam bentuk lisan maupun tulisan.

g) Penalaran (reasoning), yaitu sistem penarikan kesimpulan menurut aturan

logika, yang biasanya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu penalaran

indiktif dan penalaran deduktif.

9
h) Pembuatan keputusan (decision making), yaitu suatu proses saat seseorang

sedang memilih diantara dua alternatif atau lebih, menaksir frekuensi suatu

kejadian atau memprediksi situasi di depan berdasarkan informasi yang

terbatas.

i) Pemecahan masalah (problem solving), yaitu proses mencari dan

menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah dan kesulitan.

j) Pembentukan konsep (concept formastion or learning), yaitu penggunaan

aturan tertentu dalam melakukan klasifikasi obyek yang memiliki

kemiripan di dalam struktur dan fungsinya.

k) Perkembangan kognitif (cognitive development), yaitu suatu tahap

perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak hingga dewasa, mulai

dari berfikir secara konkrit atau melibatkan konsep konkrit sampai dengan

yang lebih tinggi yaitu konsep yang abstrak dan logis.

l) Inteligensi manusia (human intelligence), yaitu kemampuan manusia dalam

memahami bahasa secara umum, mengikuti instruksi, mengubah deskripsi

verbal dalam tindakan nyata, dan berperilaku menurut aturan budaya.

m) Emosi dan proses kognitif (emotion and cognitive prosesses), yaitu suatu

hal yang mempelajari peran atau pengaruh emosi dan suasana hati terhadap

efektivitas pikiran manusia ketika memproses atau mengerjakan tugas

kognitif yang lain.

10
E. Penerapan belajar kognitif dalam dunia pendidikan

Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi

dengan terpatah-patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir

dan menyeluruh. Hal yang ditekankan pada teori belajar kognitif adalah proses

dari belajar bukan hasil belajar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif

dalam proses belajar mengajar. :

a) Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika

sederhana dan kompleks.

b) Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam

berpikir. Oleh karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai

dengan usia murid atau peserta didik.

c) Setiap kegiatan pembelajaran harus memiliki makna.

d) Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan

yang ada pada setiap murid.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori belajar kognitif memiliki

peranan penting dalam mengubah mental dari peserta didik. Maka dari itu, teori

belajar kognitif lebih mengutamakan proses pembelajaran daripada hasil dari

pembelajaran itu sendir. Seorang guru yang menerapkan teori belajar kognitif

selalu percaya bahwa proses belajar bisa mengubah mental dan cara berpikir

yang cukup kompleks. Sederhananya, teori belajar kognitif tidak harus dilihat

dari perubahan tingkah laku peserta didik, tetapi lebih mementingkan yang

dimiliki oleh peserta didikan dalam melihat atau menilai suatu hal.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-kognitif/

https://legalstudies71.blogspot.com/2018/12/ruang-lingkup-kelebihan-dan-

kelemahan.html

https://adminpublik.uma.ac.id/2021/02/05/pembelajaran-kognitif/

#:~:text=Pembelajaran%20kognitif%20adalah%20gaya%20belajar,memori

%20dan%20kapasitas%20retensi%20Anda.

https://www.tripven.com/teori-belajar-kognitif/

13

Anda mungkin juga menyukai